LAPORAN PRAKTIKUM
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS PADJADJARAN
2019
2
I. Pendahuluan
Tubuh serangga terdiri atas kepala, dada dan perut. Pada bagian kepala terdapat
mulut dan sepasang antena, sedangkan pada thoraks terletak tiga pasang tungkai dan sayap.
Aspek susunan bagian-bagian tubuh serupa ini sudah khas pada insekta, oleh karena itu
dinamakan juga hexapoda (hewan berkaki enam) (Brotiwijoyo, 1994).
1.2 Tujuan
- Mengidentifikasi dan mengklasifikasikan preparat serangga berdasarkan karakter
Morfologinya
3
Praktikum dilaksanakan pada pukul 15.00 WIB Hari Jumat, 13 September 2019.
Adapun tempat dilaksanakannya praktikum adalah Laboratorium Hama di Gedung Ex FTIP
Universitas Padjadjaran.
III. Hasil
N HASIL GAMBAR
O
1 Tonggeret tahunan
Klasifikasi
4
9 Kutu Beras
Nama umum : Kutu Beras
Ordo : Coleoptera
Famili : Curculionidae
Morfologi
Tipe mulut : Menggigit-mengunyah
Karakterisitik sayap :
Tipe tungkai : Cursorial
Tipe antenna : Capitate (menggada)
Warna tubuh : Hitam
Peranan umum : Hama
IV. Pembahasan
Serangga ini dapat hidup pada daerah dengan iklim sedang sampai tropis. Panjang
badan serangga ini bervariasi antara 0,8-6,5 cm. Bentuk kepalanya pendek, melebar dan
letaknya melintang. Sayapnya besar, kokoh, dan tembus pandang, sehingga semua venasi
atau pertulangannya terlihat jelas. Ketika istirahat, sayap direntangkan ke belakang sepanjang
abdomennya sehingga mirip seperti atap. Sayap yang panjang menutupi sayap yang lebih
pendek. Imago tonggeret memiliki badan yang tebal dengan dua pasang sayap yang
berukuran 2,5-15 cm. Abdomennya terdiri dari 9-10 segmen.
Tonggeret digolongkan sebagai salah satu hama hutan pertanian (Kahono 1992)
karena nimfa dan imago tonggeret menghisap cairan atau sari makanan dari pohon dengan
menggunakan stiletnya sehingga menyebabkan pertumbuhan pohon menjadi terhambat.
Umumnya tonggeret berwarna hijau muda atau coklat.
Anjing tanah adalah hewan yang agak jarang terlihat karena lebih ssering
bersembunyi dalam lubang dan aktif pada malam hari untuk mencari makan. Habitat yang
disukai adalah pekarangan dan lapangan rumput. Siklus metamorfosisnya yaitu
paurometabola yaitu telur-nimfa-imago.
` Jangkrik merupakan serangga atau insekta berukuran kecil sampai besar yang
berkerabat dekat dengan belalang dan kecoa karena diklasifikasikan ke dalam ordo
Orthoptera. Jangkrik juga merupakan hewan yang aktif pada malam hari dan berdarah dingin.
Jangkrik termasuk serangga yang mengalami metamorfosis tidak sempurna. Siklus hidupnya
dimulai dari telur kemudian menjadi jangkrik muda (nimfa) dan melewati beberapa kali
stadium instar terlebih dahulu sebelum menjadi jangkrik dewasa (imago) yang ditandai
dengan terbentuknya dua pasang sayap (Borror et al., 1992).
4. Kumbang Hitam
8
Lalat buah adalah hewan jenis serangga hama yang termasuk ke dalam ordo Diptera,
famili Tephritidae. Siklus hidup lalat buah termasuk yang mengalami perkembangan
sempurna atau holometabola. Lalat buah akan melalui tahap telur, larva, pupa, dan lalat
dewasa dalam satu siklus kehidupannya. Pada fase larva tipe alat mulutnya adalah menggigit-
mengunyah, sedangkan pada fase imago tipe alat mulutnya adalah menusuk-menghisap. Lalat
buah merusak dengan gejala awal ditandai dengan noda titik bekas tusukan ovipositor (alat
peletak telur) lalat betina saat meletakkan telur ke dalam buah. Selanjutnya karena aktivitas
hama di dalam buah, noda tersebut berkembang menjadi meluas. Larva akan makan daging
buah sehingga menyebabkan buah busuk sebelum masak. Sifat khas lalat buah adalah hanya
dapat bertelur di dalam buah, larva (belatung) yang menetas dari telur tersebut akan merusak
daging buah, sehingga buah menjadi busuk dan gugur.
Sebagai anggota ordo diptera, lalat buah hanya mempunyai dua sayap. Sayap yang
berkembang adalah sayap bagian depan. Sayap belakang mengecil dan berubah menjadi alat
keseimbangan yang disebut halter. Pada permukaannya terdapat bulu-bulu halus yang
berfungsi sebagai indera penerima rangsang dari lingkungan, terutama kekuatan aliran udara.
Lalat buah berwarna menarik, dengan kombinasi warna hitam keabu-abuan, kuning, dan
oranye kecoklat-coklatan. Kepala lalat buah terbentuk bulat agak lonjong, dan merupakan
tempat melekat antena dengan tiga ruas
6. Lebah
7. Ngengat
Secara fisik seluruh permukaan tubuh Anggang – anggang dilapisi oleh rambut -
rambut halus yang hidrofobik. Rambut ini berfungsi untuk mencegah percikan atau tetesan
air pada tubuhnya. Tubuh anggang-anggang terbagi menjadi tiga bagian yaitu kepala, thorax,
9
dan abdomen. Pada bagian kepala terdapat beberapa organ luar seperti sepasang antena
dengan empat segmen pada setiap antenanya. Keempat segmen tersebut biasanya tidak lebih
dari panjang kepala anggang - anggang, sepasang mata majemuk (mata faset).
Morfologi Sitophilus oryzae L. imago muda berwarna coklat merah dan umur tua
berwarna hitam. S. oryzae dikenal dengan nama bubuk beras atau rice weevil karena
merupakan hama utama pada beras dan gabah. Imago berbentuk bulat memanjang dengan
kepala dan alat mulut memanjang dan meruncing ke depan membentuk moncong atau
rostrum (snout). Tipe alat mulut ini disesuaikan/dikhususkan untuk menggerek/melubangi
bebijian yang keras seperti beras, jagung pipilan dan lain-lain. Tubuh berwarna hitam, sayap
depan (elytra) masing-masing memiliki dua bercak berwarna kuning agak pucat. Bagian
pronotum mempunyai lekukan lekukan yang kecil dan bundar.
V. Daftar Pustaka
Borror, D.J., Charles A.T., dan Norman, F.J.1992. Pengenalan Pelajaran Serangga.
Yogyakarta: Gajah Mada University Press.
Kahono S. 1992. Beberapa Aspek Perilaku, Perbandingan Jenis Kelamin dan Populasi
Tonggeret Dewasa Dundubia mannifera (Linn) (Cicadidae) di KRB. Buletin Kebun
Raya Indonesia 7(3): 71-74.
Little, V.A. 1963. General and Applied Entomology 2nd Edition. New York: Harper and Row.
Manueke, J., Tulung, M., & Mamahit, J.,M.,E. 2015. Biologi Sitophilus oryzae dan Sitophilus
zeamais (Coleoptera: Curculionidae) Pada Beras dan Jagung Pipilan. Eugenia Volume
21 No. 1
11
Oramahi, H.A, & Wulandari, S.R. 2017. Identifikasi Morfologi Serangga Berpotensi Sebagai
Hama dan Tingkat Kerusakan Pada Bibit Meranti Merah. Jurnal Hutan Lestari
Volume 5 No.3 Halaman 644-652.
VI. Lampiran