Anda di halaman 1dari 8

Bul.

Agrohorti 5(3) : 393 – 399 (2017)

Pengelolaan Pemangkasan Jeruk Keprok (Citrus sp.) Di Kebun Blawan, Bondowoso, Jawa Timur

Pruning Management of Orange Keprok (Citrus sp.) in Blawan Estate, Bondowoso, East Java

Cucun Yuliana, Diny Dinarti*, dan Winarso D. Widodo

Departemen Agronomi dan Hortikultura, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor


(Bogor Agricultural University), Jl. Meranti, Kampus IPB Darmaga, Bogor 16680, Indonesia
Telp.&Faks. 62-251-8629353 e-mail agronipb@indo.net.id
*Penulis untuk korespondensi: wantamadsari@yahoo.co.id

Disetujui 6 November 2017/Published online 14 November 2017

ABSTRACT

The research programe was conducted at Blawan Estate, Bondowoso, East Java for three months
from February 13th until May 13th 2012. The purpose of this internship program is to improve technical and
managerial skill. This research programe was conducted using direct and indirect method, by followed all of
the practices in the field, field plantation observation, and discussion with staf (direct method). The
information were collected including primary and secondary data. Pruning criteria, plant condition, labour
achievement, pruning time, and bud growing rapidity was collected as primary data. Pruning could decrease
the intensity and severity of antracnose. However, management pruning of orange could not implementable
as SOP (Standart Operating Prosedure).

Keywords : intensity, orange, pruning, severitas

ABSTRAK

Program penelitian dilakukan di Blawan Estate, Bondowoso, Jawa Timur selama tiga bulan mulai
tanggal 13 Februari sampai 13 Mei 2012. Tujuan program penelitian ini adalah untuk meningkatkan
keterampilan teknis dan manajerial. Program penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode
langsung dan tidak langsung, dengan mengikuti seluruh praktik di lapangan, observasi lapangan
perkebunan, dan diskusi dengan staf (metode langsung). Informasi yang dikumpulkan termasuk data primer
dan data sekunder. Kriteria pemangkasan, kondisi tanaman, prestasi kerja, waktu pemangkasan, dan
pertumbuhan tunas meningkat sebagai data primer. Pemangkasan bisa menurunkan intensitas dan tingkat
keparahan antraknosa. Namun, pengelolaan pemangkasan jeruk tidak dapat diimplementasikan sebagai
SOP (Standart Operating Prosedure).

Kata Kunci : intensitas, jeruk, keparahan, pemangkasan

Pengelolaan Pemangkasan Jeruk . . . 392


Bul. Agrohorti 5(3) : 393 – 399 (2017)

PENDAHULUAN (Penicillium spp. Phytophtora citriphora,


Botryodiplodia theobromae), ulat penggerek
Buah jeruk umumnya digemari oleh bunga dan puru buah (Prays sp.), busuk akar
masyarakat dunia, termasuk Indonesia. Jeruk pangkal batang (Phyrophthoranicotianae),
mengandung vitamin C yang cukup tinggi dan antraknosa (Colletotrichum gloeosoprioides
dapat dikonsumsi dalam bentuk segar maupun Penz.), jamur upas (Upasia salmonicolor), dan
sebagai olahan (juice). Setiap 100 g bagian jeruk kanker (Xanthomonas campestris Cv. Citri)
yang dapat dimakan mengandung energi 28.00 (Sutopo, 2012). Namun daerah tropis memiliki
kal, protein 0.5 g, lemak 0.1 g, karbohidrat 7.20 g, keunggulan yaitu, waktu yang diperlukan untuk
kalsium 18 mg, phospor 10 mg, serat 0.2 g, besi pertumbuhan dan masaknya buah lebih pendek
0.1 mg, vitamin A 160 RE, vitamin B1 0.06 cg, (Pracaya, 2002).
vitamin B2 0.03 mg, vitamin C 29 mg, dan niacin Pemangkasan diperlukan untuk
0.30 g (Wirakusumah dalam Departemen mengurangi kelembaban yang dapat menurunkan
Pertanian, 2004). Konsumsi buah jeruk pada tahun risiko serangan OPT (Organisme Pengganggu
2008 sebesar 3.59 kg/kapita/tahun (Kuntarsih, Tanaman). Selain itu pemangkasan dapat
2012). Kondisi ini memungkinkan jeruk sebagai merangsang tumbuhnya tunas-tunas produktif,
komoditias buah yang berpotensi untuk dan menghilangkan tunas-tunas tidak produktif
dikembangkan. atau tunas-tunas yang mengarah ke dalam,
Pada tahun 2010, produksi jeruk nasional memudahkan pemeliharaan tanaman serta
sebesar 2 028 904 ton dengan impor buah jeruk membentuk tajuk pohon (tanaman muda). Sukses
segar mencapai 31 344 ton dan ekspornya 2.737 usaha budidaya tanaman jeruk salah satunya
ton (Badan Pusat Statistik, 2010). Kondisi seperti bergantung pada pemangkasan yang baik (Badan
ini mengharuskan kita untuk mengembangkan Penelitian dan Perkembangan Pertanian, 2005).
produksi buah lokal dengan meningkatkan Oleh karena itu manajemen atau pengelolaan
pengelolaan serta budidaya yang baik, sehingga pemangkasan perlu dipelajari untuk
dapat mengimbangi impor. pengembangan usaha jeruk. Tujuan dari kegiatan
Jeruk merupakan buah yang bukan berasal penelitian ini meliputi mempelajari aspek
dari Indonesia, melainkan berasal dari Cina manajerial dan teknis budidaya jeruk, termasuk
Selatan, India Timur Laut dan Burma. Secara pemangkasan, mempelajari proses pemangkasan
spesifik jeruk keprok (Citrus nobilis L.) berasal dan hal-hal yang mempengaruhi pemangkasan
dari timur laut China. Tanaman jeruk dapat (jenis, waktu dan umur), mempelajari pengaruh
tumbuh di daerah subtropis dan tropis, pada pemangkasan terhadap intensitas dan serangan
daerah tropis seperti di Indonesia jeruk dapat hama penyakit pada tanaman jeruk.
tumbuh dengan baik, tetapi produktivitas dan
kualitasnya lebih rendah bila dibandingkan METODE PENELITIAN
dengan daerah subtropis. Hal ini karena di daerah
tropis memiliki suhu dan kelembaban yang tinggi Kegiatan penelitian dilaksanakan di
sepanjang tahun (Spiegel-Roy dan Goldschmidt, Kebun Blawan, Bondowoso, Jawa Timur, dengan
2003). Kelembaban yang tinggi sepanjang tahun ketinggian tempat berkisar antara 900 – 1 500 m
mengakibatkan serangan hama dan penyakit pada dari permukaan laut. penelitian dilakukan selama
tanaman jeruk di daerah tropis lebih banyak, serta tiga bulan mulai dari 13 Februari 2012 sampai
pertumbuhan yang relatif lebih cepat sehingga dengan 13 Mei 2012. Metode penelitian yang
pertumbuhan tajuk pun menjadi lebih cepat. Hama digunakan terdiri atas tiga tahap yaitu bekerja
dan penyakit yang umum menyerang pertanaman aktif secara langsung di lapang, pengumpulan data
jeruk di Indonesia adalah ulat peliang daun atau pengamatan, dan pengkajian data. Penelitian
(Phyllocnistis citrella), kutu loncat (Diaphorina yang dilakukan selama tiga bulan ini mempunyai
citri.), kutu daun (Toxoptera citridus aurantii, kegiatan yaitu : sebagai karyawan harian lepas
Aphis gossypii.), tungau (Tenuipalsus sp. , (KHL) selama tiga minggu, sebagai pendamping
Eriophyes sheldoni Tetranychus sp.), penggerek mandor selama tiga minggu, dan sebagai
buah (Citripestis sagittiferella.), thrips pendamping asisten selama enam minggu
(Scirtotfrips citri.), kutu dompolon (Planococcus pengamatan tetap dilakukan disamping mengikuti
citri.), lalat buah (Dacus sp.), kutu sisik kegiatan seperti yang terdapat di atas.
(Lepidosaphes beckii Unaspis citri.), Citrus Vein Pengumpulan data dilakukan dengan
Phloem Degenertaion (Bacterium like organism), metode langsung dan tidak langsung. Metode
tristeza (Citrus tristeza), diplodia (Diplodia langsung dilakukan dengan cara bekerja langsung
natalensis), embun jelaga (Odidium sp.), kudis di lapangan, wawancara dan diskusi dengan staf,
(jamur Sphaceloma fawcetti), busuk buah karyawan dan pekerja. Hasil dari pengumpulan

393 Cucun Yuliana, Diny Dinarti, dan Winarso D. Widodo


Bul. Agrohorti 5(3) : 393 – 399 (2017)

data dengan metode langsung ini merupakan data Blawan sebanyak 41 731 pohon, dengan populasi
primer. Pengumpulan data secara tidak langsung di Afdeling Besaran 663 pohon dan produksi
diperoleh dari laporan menejemen dan studi bulan Juni 2011 sampai April 2012 sebanyak 1.6
pustaka, data ini merupakan data sekunder. ton/ha.
Pengamatan pengelolaan pemangkasan
dilakukan dengan mengambil tanaman contoh Pemangkasan
secara acak sebanyak ≥ 5% di tiga blok (Blok
Strawberry, Blawan Ulangan, dan Lorong Anyar). Teknik Pemangkasan. Pemangkasan di
Jumlah tanaman contoh di Blok Strawberry Afdeling Besaran mencakup pemangkasan bentuk
dengan Varietas Terigas sebanyak 15 tanaman, dan pemangkasan pemeliharaan serta wiwil.
Varietas Pulung sebanyak 10 tanaman dan Pemangkasan bentuk dilakukan pada TBM
Varietas Batu 55 sebanyak 10. Tanaman contoh di (Tanaman Belum Menghasilkan), pemangkasan
Blok Blawan dan di Blok Lorong Anyar Ulangan pemeliharaan dilakukan pada TM (Tanaman
sejumlah 20 tanaman dengan Varietas Batu 55. Menghasilkan) serta wiwil dilakukan pada TBM
Parameter yang diamati pada kegiatan penelitian dan TM.
pengelolaan pemangkasan jeruk adalah kriteria 1. Pemangkasan bentuk
pangkasan, kondisi tanaman, prestasi kerja untuk Pemangkasan bentuk mulai diterapkan
tenaga kerja pemangkasan, waktu pemangkasan, pada tanaman tahun pertama yang tingginya sudah
dan kecepatan tumbuh tunas. melebihi 75 cm. Pucuk akan dipangkas menjadi
Pengolahan data dilakukan dengan setinggi ± 60cm yang kemudian akan dipelihara 4-
menggunakan nilai rata-rata, persentase, atau 5 tunas. Tunas yang dipelihara tersebut akan
perhitungan matematis sederhana yang kemudian menjadi cabang yang kemudian akan dipilih 3
dibandingkan dengan standar kerja kebun. cabang utama baik yang akan dipertahankan.
Hasil dari pemangkasan bentuk di Afdeling
HASIL DAN PEMBAHASAN Besaran (pada tanaman TM) tidak semua tanaman
mengikuti pola 1-3-9, hal ini disesuaikan dengan
Kondisi Umum keadaan dan kondisi tanaman.
2. Pemangkasan pemeliharaan
Lokasi Kebun Blawan masuk wilayah Pemangkasan pemeliharaan hanya
Desa Kalianyar, Kecamatan Sempol, Kabupaten dilakukan pada pohon produktif. Pemangkasan
Bondowoso, Propinsi Jawa Timur. Jarak dari pemeliharaan pohon jeruk produktif bertujuan
Sempol sekitar 8 km, dari kota Bondowoso 60 untuk menyeimbangkan pertumbuhan vegetatif
km, Banyuwangi 47 km, Surabaya 298 km. tanaman dan untuk melaksanakan sanitasi kebun.
Ketinggian tempat berada pada kisaran 900 – 1 Dalam pemangkasan pemeliharaan bagian
500 m dari permukaan laut. Areal konsesi Kebun tanaman yang dibuang adalah cabang yang tidak
Blawan total seluas 4 751 ha. Seluruh areal produktif, seperti cabang balik, tangkai bekas
tersebut terbagi dalam 9 wilayah Afdeling, yaitu buah, dan cabang atau ranting yang sakit.
Besaran, Plalangan, Kalisengon, Kaligedang, Pemangkasan pemeliharaan dilakukan setelah
Girimulyo, Sumberejo, Gunung Blau, Watu Capil, panen.
Gending Waloh. Pada tahun 2008, Kebun Blawan 3. Wiwil
mulai mengusahakan tanaman jeruk sebagai Pemangkasan wiwilan atau wiwil
tanaman sela kopi. Luas areal yang digunakan dari dilakukan juga pada TBM selain dari
tahun 2008 sampai dengan tahun 2012 yaitu pemangkasan bentuk. Wiwil dilakukan untuk
144.64 ha. Seluruh areal tersebut terbagi kedalam membuang tunas-tunas air yang tumbuh di batang
tujuh Afdeling, yaitu Afdeling Besaran seluas bawah, karena petumbuhan tunas batang bawah
20.56 ha, Adeling Plalangan seluas 96.54 ha, lebih cepat dari pada batang atas. Wiwil juga
Afdeling Kali Sengon 1.20 ha, Afdeling Kali dilakukan untuk menghindari cabang batang
Gedang seluas 3.12 ha, Afdeling Giri Mulyo bawah lebih besar dari pada batang atas, yang
seluas 7.19 ha, Afdeling Gunung Blau 5.20 ha dan dikhawatirkan akan mengganggu pertumbuhan
Afdeling Sumberejo seluas 10.83 ha. dan perkembangannya.
Iklim di Kebun Blawan menurut Schmidt Pengelolaan Pemangkasan. Pemangkasan
dan Fergusson termasuk D sampai E. Jenis tanah diartikan membuang sebagian bagian tanaman
umumnya adalah seri Andosol. Suhu rata-rata untuk maksud tertentu. Pemangkasan didalam
maksimum 23 0C dan minimum 10 0C. Rata-rata budidaya jeruk mempunyai dua tujuan utama,
curah hujan berkisar antara 1 000-2 200 yaitu pemangkasan bentuk dan pemangkasan
mm/tahun. Kelembaban di Kebun Blawan antara pemeliharaan. Pemangkasan bentuk bertujuan
57-70 %. Populasi tanaman jeruk di Kebun untuk membentuk arsitektura pohon sehingga

Pengelolaan Pemangkasan Jeruk . . . 394


Bul. Agrohorti 5(3) : 393 – 399 (2017)

akan mempunyai luas permukaan bidang produksi Setiap pohon memiliki tingkat kriteria pangkasan
buah yang optimal. Pemangkasan pemeliharaan yang berbeda, data jumlah cabang dan ranting
dilakukan untuk memelihara keseimbangan fase yang dibuang dalam pemangkasan terdapat pada
vegetatif generatif tanaman sehingga selain Tabel 1.
meningkatkan produksi dan mutu buah sesuai
potensinya, menghindari terjadinya fluktuasi Tabel 1. Jumlah cabang dan ranting yang dibuang
pembuahan tahunan, dan juga sekaligus dalam pemangkasan
melaksanakan sanitasi kebun (Supriyanto, 2003).
Jumlah
Namun kegiatan pemangkasan di Afdeling cabang dan
Besaran, Kebun Blawan mencakup kegiatan Jenis Variet Tahun ranting
No. Lokasi
pangkasan as tanam yang
pemangkasan bentuk, pemeliharaan, dan wiwil.
1. Kriteria pangkasan dibuang
Pemangkasan dilakukan jika keadaan 1 Bentuk
wiwil
dan Batu 55 2010 10
Blawan
ulangan
pohon sudah terlihat rimbun. Pada kegiatan Pemeliharaa Strawberr
pemangkasan bentuk, pemangkasan dilakukan 2 Pulung
n dan wiwil 2008 26 y
agar diperoleh tajuk yang kuat serta mempunyai 3
Bentuk dan
Batu 55
Strawberr
bentuk yang baik. Arsitektura pohon atau bentuk wiwil 2010 26 y
tajuk atau kanopi pohon sangat menentukan Pemeliharaa Strawberr
4 Terigas
n dan wiwil 2008 32 y
produktivitas tanaman jeruk maupun mutu
buahnya. Bentuk tajuk pohon yang baik mampu
menampung sebaran cahaya matahari dan Varietas Terigas memiliki jumlah cabang
menjaga sirkulasi udara disekitar pohon sehingga dan ranting yang dibuang lebih banyak dari
memberikan iklim mikro yang optimal Varietas Pulung, hal ini diduga karena spesies
(Supriyanto, 2003). Pelaksanaan kegiatan keduanya berbeda sehingga memiliki ukuran tajuk
pemangkasan bentuk yaitu cabang pertama akan yang berbeda. Sedangkan Varietas Batu 55 di
dipotong dan dibiarkan tumbuh cabang baru, Blok Blawan Ulangan lebih banyak daripada di
cabang baru yang tumbuh kemudian dipilih 3 Blok strawbery, hal ini diduga karena pertanaman
cabang yang paling bagus, cabang ini kemudian di Blok Strawberry dipupuk secara teratur dengan
akan dipelihara. Jika tunas baru tumbuh di menggunakan pupuk daun komplit dan costombio
samping cabang yang dipilih tersebut, maka tunas setiap satu bulan sekali. Pupuk daun yang
tersebut harus dibuang atau dipangkas. diaplikasikan mengandung unsur N, P2O5, K2O,
Pemangkasan pemeliharaan merupakan MgO, Ca, Mn, Zn, S, Fe, Cu, B, Mo, dan Co yang
kegiatan membuang tunas-tunas yang tidak berfungsi untuk pertumbuhan dan perkembangan
produktif, seperti tunas air atau tunas liar yang tanaman, sehingga pertumbuhan tunas lebih baik.
tumbuhnya tegak lurus ke atas dan ke dalam, 2. Kondisi tanaman
cabang atau ranting yang sakit, tangkai bekas Pemangkasan diperlukan untuk
pendukung buah, dan cabang/ ranting yang terlalu mengurangi kelembaban mikro. Kelembaban
rimbun. Pemangkasan pemeliharaan dilakukan mikro dapat dikurangi dengan dilakukannya
setelah panen ataupun pada kondisi yang pemangkasan secara teratur pada tanaman jeruk.
memungkinkan untuk pemangkasan, seperti Menurut Departemen Pertanian (2004), salah satu
tanaman yang serangan hama atau penyakitnya tujuan pemangkasan yaitu mengurangi resiko
tinggi, agar mencegah menyebarnya penyakit atau serangan OPT (Organisme Penggangu Tanaman).
hama tersebut (Supriyanto, 2003). Aplikasi Data perkembangan kondisi kesehatan tanaman
kegiatan di lapangan, pemangkasan bentuk berupa tingkat severitas dan intensitas sebelum
dilakukan tidak hanya pada tanaman dan sesudah pemangkasan dapat dilihat pada
menghasilkan, TBM III juga dilakukan Tabel 2 dan Tabel 3.
pemangkasan pemeliharaan. Kegiatan pemangkasan TM dilakukan
Wiwil merupakan kegiatan membuang pada saat minggu pengendalian hama, sehingga
tunas air. Pemangkasan tunas air yang terlambat hasil pengamatan tersebut menunjukan bahwa
menyebabkan dominasi pertumbuhan yang kuat. pemangkasan dapat mengurangi intensitas dan
Tunas air akan membentuk cabang kipas, lambat severitas penyakit antraknosa. Namun untuk
berbunga, tetapi pada saat berbunga akan banyak intensitas dan serangan trips dan kutu sisik
menghasilkan buah yang bergerombol. Tunas air cenderung meningkat, serta hama dan penyakit
akan menutup permukaan tajuk sehingga pohon lainnya cenderung berfluktuatif. Sebelum
terlihat lebih rindang dan cahaya matahari yang pemangkasan, ranting yang terserang antraknose
masuk ke dalam tajuk akan terhalang (Balai rata-rata per pohon sejumlah 6 ranting dan setelah
Penelitian dan Pengembangan pertanian, 2005). pemangkasan sejumlah 2, ini berarti bahwa

395 Cucun Yuliana, Diny Dinarti, dan Winarso D. Widodo


Bul. Agrohorti 5(3) : 393 – 399 (2017)

pemangkasan dapat menurunkan intensitas agar tidak terlalu rapat sehingga sinar matahari
antraknose sebesar 33 %. dapat masuk sampai ke bagian dalam tajuk.
Pemangkasan pemeliharaan selama
Tabel 2. Perkembangan tingkat severitas hama pelaksanaan magang dilakukan sebanyak dua kali
dan penyakit (pemangkasan setelah panen). Sedangkan
Hama dan Tingkat Intensitas (%)*
pemangkasan pemeliharaan yang dilakukan pada
No Penyakit saat kondisi tertentu atau pemangkasan untuk
0 1 2 3 4
....Minggu Setelah Pangkas...... membuang bagian tanaman yang sakit (kering) /
1 Tungau 8 16 13 14 24 pemangkasan sebagai salah satu cara
2 Trips 3 6 6 9 14 pengendalian penyakit secara kultur teknis
3 Kutu sisik 31 44 42 47 46
4 Lalat buah 0 2 2 2 2
dilakukan beberapa kali (lebih dari dua kali).
5 Kutu daun 0 0 0 1 4 Kegiatan pemangkasan bentuk ini juga
6 Ulat daun 0 0 13 9 16 dapat mengurangi kelembaban mikro tanaman
Ulat peliang sehingga dapat mengurangi serangan hama dan
6 5 5 6 11
7 daun penyakit (Supriyanto, 2003). Perkembangan
8 Antraknosa 6 2 2 3 8
9 Embun Jelaga 14 13 13 13 19 kondisi kesehatan tanaman berupa tingkat
10 Kanker 0 1 4 1 1 severitas dan intensitas sebelum dan setelah
Keterangan : * Tingkat severitas (%) kecuali antraknose, ulat pemangkasan pada TBM dapat dilihat pada Tabel
daun dan kutu daun (pucuk) 4 dan Tabel 5.

Tabel 3. Perkembangan tingkat intensitas hama Tabel 4. Perkembangan tingkat severitas hama
dan penyakit dan penyakit pada TBM
Tingkat Serangan (%)* Tingkat Intensitas (%)*
Hama dan
No 0 1 2 3 4 Hama dan
Penyakit No Penyakit 0 1 2 3 4
........Minggu Setelah Pangkas.........
1 Tungau 73 80 53 60 60 ....Minggu Setelah Pangkas....
2 Trips 87 87 93 100 100 1 K.daun 0 0 0 0 0
3 Kutu Sisik 100 100 100 100 100 2 Ulat Peliang 20 17 18 15 14
4 Lalat Buah 0 73 67 87 73 3 Ulat Daun 0 0 3 3 8
5 Kutu Daun 0 0 0 7 7 4 Antraknosa 5 7 3 5 2
6 Ulat Daun 0 0 27 87 80 Keterangan : * Tingkat severitas (%) kecuali antraknose, ulat
daun dan kutu daun (pucuk
7 Ulat Peliang 100 100 100 100 100
8 Antraknosa 87 40 53 60 53
9 Embun Jelaga 93 93 93 100 100 Tabel 5. Perkembangan tingkat intensitas hama
10 Kanker 0 7 27 87 67 dan penyakit pada TBM
Keterangan : * Tingkat severitas (%) kecuali antraknose, ulat
Tingkat Serangan (%)*
daun dan kutu daun (pucuk
Hama dan
No 0 1 2 3 4
Penyakit
Kegiatan pemangkasan TM dilakukan
...Minggu Setelah Pangkas...
pada saat minggu pengendalian hama, sehingga 1 Kutu daun
hasil pengamatan tersebut menunjukan bahwa 2 Ulat Peliang 100 100 100 100 100
pemangkasan dapat mengurangi intensitas dan 3 Ulat Daun 50 75 70
severitas penyakit antraknosa. Namun untuk 4 Antraknosa 50 50 40 60 40
intensitas dan serangan trips dan kutu sisik Keterangan : * Tingkat severitas (%) kecuali antraknose, ulat
cenderung meningkat, serta hama dan penyakit daun dan kutu daun (pucuk
lainnya cenderung berfluktuatif. Sebelum
pemangkasan, ranting yang terserang antraknose Tabel 4 dan 5 menunjukan adanya
rata-rata per pohon sejumlah 6 ranting dan setelah kecenderungan penurunan serangan dan intensitas
pemangkasan sejumlah 2, ini berarti bahwa penyakit antraknose. Pada saat pemangkasan
pemangkasan dapat menurunkan intensitas dilakukan pengendalian hama, sehingga
antraknose sebesar 33 %. pemangkasan dapat menurunkan serangan dan
Severitas dan intensitas kutu sisik serta intensitas penyakit antraknose baik pada TM
trips cenderung meningkat. Intensitas trips ataupun TBM. Hal ini karena penyakit antraknose
meningkat 300 % dan kutu sisik meningkat 48 % dapat dikendalikan secara kultur teknis, yaitu
dari sebelum dilakukan pemangkasan sampai 4 pemangkasan. Penurunan intensitas antraknose
MSP (Minggu Setelah Pangkas). Intensitas trips setelah dipangkas sebesar 60 %.
dan kutu sisik yang terus meningkat mendorong 3. Tenaga kerja pemangkasan
untuk lebih menjaga lingkungan tajuk tanaman Prestasi kerja berdasarkan SOP untuk

Pengelolaan Pemangkasan Jeruk . . . 396


Bul. Agrohorti 5(3) : 393 – 399 (2017)

kegiatan pemangkasan pemeliharaan 1 HOK (Hari tahun. Namun pada kenyataanya TBM 2 tidak
Orang Kerja) mampu memangkas 10 pohon. hanya dilakukan pemangkasan bentuk, wiwil juga
Realisasi di lapangan, 1 HOK dapat mengerjakan dilakukan pada tahap pertumbuhan tanaman ini,
sekitar 9-10 pohon, hal ini menunjukan prestasi karena tunas air masih tumbuh pada pertautan
kerja karyawan sudah tercapai. Namum dalam batang atas dan batang bawah, serta tunas air
kegiatan ini penulis hanya mampu melakukan tumbuh pada batang utama atau primer.
pangkasan sebanyak 7-8 pohon, hal ini Pemangkasan bentuk dan wiwil di lapangan
dikarenakan pemangkasan merupakan kegiatan dilakukan secara bersamaan untuk
yang membutuhkan keterampilan serta latihan. mengefisienkan tenaga kerja dengan selang waktu
Wiwil untuk TM dalam SOP 1 HOK mampu dua bulan. TBM 3 dilakukan pemangkasan
melaksanakan sebanyak 500 pohon, namun dalam pemeliharaan pada bulan Januari dan September,
fakta dilapangan kegiatan wiwil tidak dilakukan namun dalam realisasi di lapangan pemangkasan
secara terpisah tetapi bersamaan dengan dilakukan pada bulan Februari.
pemangkasan pemeliharaan. 5. Kecepatan tumbuh tunas
Kegiatan pemangkasan bentuk Menurut Supriyanto (2003) tunas-tunas
berdasarkan SOP, 1 HOK mampu melaksanakan akan mulai tumbuh pada 2-3 minggu setelah
125 pohon, namun dalam pelaksanaan di lapangan pemangkasan. Hasil pengamatan menunjukan
pemangkasan bentuk dilakukan bersamaan dengan bahwa pemangkasan pertama pada Varietas
wiwil, sehingga standar prestasi kerja yang Terigas, Pulung dan Batu 55 mulai tumbuh tunas
ditetapkan adalah 100 pohon per HOK. Pekerja setelah 3 MSP. Namun, pemangkasan kedua pada
mampu melakukan pemangkasan ini sebanyak 96- jeruk Varietas Terigas tidak ada tunas yang
98 pohon per HOK, nilai ini sudah mendekati tumbuh sampai minggu ke 4 MSP, sedangkan
nilai standar yang sudah ditetapkan. Penulis dalam Varietas Batu 55, tunas baru tumbuh setelah 4
hal ini hanya mampu melaksanakan pangkasan MSP. Perbedaan waktu tumbuh tunas ini
sebanyak 80-90 pohon, hal ini dikarenakan dikarenakan adanya perbedaan curah hujan yang
pemangkasan memerlukan keterampilan serta disebabkan oleh waktu pengamatan yang berbeda.
latihan. Kegiatan pemangkasan bentuk ataupun Pengamatan di Blok Blawan Ulangan dilakukan
pemeliharaan yang dilakukan secara bersamaan pada bulan Februari-April, di Blok Strawberry
bertujuan untuk mengefisienkan tenaga kerja. Bulan Februari-Maret ,sedangkan pengamatan di
Tanaman yang terdapat pada blok selain Blok Lorong Anyar berlangsung dari bulan April
blok strawbery dengan posisi tanaman di ujung sampai awal Mei. Pertumbuhan tunas di Blok
blok, beberapa memiliki batang bawah yang lebih Lorong Anyar hanya teramati satu kali. Rata-rata
besar dari batang atas. Pengawasan pada saat panjang tunas yang mulai tumbuh sekitar 0,6 cm.
pemangkasan perlu lebih ditekankan atau Pertumbuhan tunas baru pada pemangkasan
diperhatikan, karena ada beberapa tanaman pertama dapat dilihat pada Gambar 1.
mempunyai cabang batang bawah yang lebih
besar dari pada batang atas.
4. Waktu pemangkasan
Pemangkasan pemeliharaan pada TM
dapat dilakukan setelah panen. Pemangkasan
dilakukan setelah panen ditujukan agar
menyeimbangkan pertumbuhan vegetatif-generatif
tanaman serta untuk melaksanakan sanitasi kebun.
Selain dilakukan setelah panen pemangkasan
pemeliharaan ini dapat dilakukan kapan saja
sesuai dengan kondisi tanaman, karena
pemangkasan merupakan salah satu cara
pengendalian hama dan penyakit secara kultur
teknis.
Pemangkasan bentuk berdasarkan SOP Gambar 1. Pertumbuhan tunas setelah
dilakukan pada TBM 1 (Varietas Garut) dan TBM pemangkasan
2 (Varietas Batu 55). Pemangkasan bentuk
dilakukan dua kali dalam setahun, untuk TBM 1 Gambar 1 menunjukan pertumbuhan
pemangkasan bentuk dilakukan pada Bulan Maret tunas setelah pemangkasan pada jeruk Varietas
dan Oktober, serta untuk TBM 2 dilakukan pada Terigas paling rendah dan jeruk Varietas Batu 55
Bulan Januari dan September. Wiwil hanya lokasi Blok Blawan Ulangan paling tinggi. Jeruk
dilakukan pada TBM 1 sebanyak 6 kali dalam satu Varietas Terigas merupakan TM dan ditanam

397 Cucun Yuliana, Diny Dinarti, dan Winarso D. Widodo


Bul. Agrohorti 5(3) : 393 – 399 (2017)

secara monokultur, sedangkan jeruk Varietas Batu Tabel 6 menunjukan jumlah tunas rata-
55 di lokasi Blok Blawan merupakan TBM dan rata yang tumbuh pada bekas pangkasan yang
jeruk ditanam tumpangsari dengan kopi. Menurut sama. Hal ini diduga karena terbatasnya waktu
Zukarnain (2009), fase reproduktif juga pengamatan, sehingga jumlah tunas yang tumbuh
membutuhkan suplai karbohidrat. Karbohidrat belum terlihat perbedaannya. Pemangkasan
yang diperoleh tidak seluruhnya digunakan untuk bentuk TBM 1 belum dilakukan karena tinggi
pertumbuhan dan perkembangan organ-organ tanaman belum mencukupi tinggi minimal, yaitu
vegetatif (batang, daun, dan akar), namun 75-100 cm. Pemangkasan yang dilakukan pada
sebagian digunakan untuk perkembangan organ- TBM 1 pada saat kegiatan magang berlangsung
organ reproduktif (bunga, buah, dan biji) serta hanya pemangkasan wiwilan atau wiwil. Menurut
organ-organ penyimpanan. Pertumbuhan tunas di Zulkarnain (2009), pemangkasan yang dilakukan
Blok Blawan Ulangan lebih cepat dibandingkan terhadap ujung batang menyebabkan aktifnya
dengan pertambahan panjang tunas di Blok tunas-tunas aksilar yang biasanya terdapat
Strawberry, meskipun waktu pengamatan yang langsung dibawah pangkasan. Hal ini sebagai
dilakukan berlangsung sama. Hal ini diduga akibat dari hilangnya meristem penghasil auksin
karena tanaman jeruk yang diamati di Blok sehingga konsentrasi auksin yang turun ke bawah
Blawan Ulangan merupakan tanaman jeruk yang menjadi berkurang. Akibatnya, terjadi rangsangan
tumpang sari dengan tanaman kopi, sehingga untuk inisiasi pertumbuhan tunas-tunas aksilar,
kelembaban di Blok Blawan Ulangan lebih tinggi sehingga pemangkasan dengan membuang ujung
yang mendukung untuk pertumbuhan tunas. batang dapat menghasilkan bentuk baru sebagai
Pemangkasan TBM menurut SOP yang rusaknya dominasi apikal.
berlaku terbagi ke dalam tiga kelompok, yaitu
pemangkasan TBM 1, pemangkasan TBM 2 dan KESIMPULAN
pemangkasan TBM 3. Pemangkasan pada TBM 1
yaitu pangkas bentuk dan wiwil, pada TBM 2 Kegiatan magang telah memberikan
yaitu pangkas bentuk dan pada TBM 3 yaitu pengetahuan, pengalaman, serta keterampilan
pangkas pemeliharaan. kerja mengenai aspek manajerial dan teknis
Pemangkasan bentuk harus dilakukan budidaya jeruk, khususnya pemangkasan, baik
pada TBM karena akan mempengaruhi keadaan pemangkasan bentuk maupun pemeliharaan.
tanaman selanjutnya (TM). Bentuk tajuk atau Pemangkasan yang dilakukan di Kebun Blawan
kanopi pohon sangat menentukan produktivitas belum sepenuhnya dilaksanakan sesuai dengan
tanaman jeruk maupun mutu buahnya. Bentuk SOP kebun, seperti tenaga kerja dan waktu
tajuk pohon yang baik mampu menampung pemangkasan, sedangkan kriteria pangkasan dan
sebaran cahaya matahari dan menjaga sirkulasi kondisi tanaman sudah sesuai dengan SOP.
udara disekitar pohon sehingga memberikan iklim Pemangkasan TM dan TBM pada
mikro yang optimal (Supryanto, 2003). tanaman jeruk dapat menurunkan severitas
Tunas yang tumbuh dari cabang yang penyakit antraknosa (Colletotrichum
dipangkas tidak hanya tumbuh satu tunas, gloeosoprioides Penz.). Pemangkasan dapat
melainkan ada beberapa tanaman yang tumbuh menurunkan severitas antraknose pada TM
lebih dari satu tunas dalam satu bekas cabang sebesar 33%, sedangkan pada TBM sebesar 60%.
pangkas. Jumlah tunas yang tumbuh dalam bekas Pada TM severitas dan intensitas hama dan
cabang pangkas dapat dilihat pada Tabel 6. penyakit ulat peliang daun (Phyllocnistis citrella),
kutu daun (Toxoptera citridus aurantii, Aphis
Tabel 6. Jumlah tunas yang tumbuh gossypii.), tungau (Tenuipalsus sp.), Eriophyes
sheldoni Tetranychus sp.), thrips (Scirtotfrips
Rata rata
Jenis Tahun jumlah citri.), lalat buah (Dacus sp.), Ulat daun (Papilio
No. Varietas Lokasi demolion), kutu sisik (Lepidosaphes beckii
pangkasan tanam tunas yang
tumbuh Unaspis citri.), embun jelaga (Odidium sp.), dan
Bentuk
1 dan wiwil Batu 55 2010 2 Blawan kanker (Xanthomonas campestris Cv. Citri)
ulangan cenderung meningkat sampai 4 MSP.
Pemelihar
2 aan dan Pulung 2008 2 Strawberry
Pemangkasan pada TBM menurunkan severitas
wiwil ulat peliang daun (Phyllocnistis citrella) sebesar
Bentuk 15%, namun intensitas serangan tetap. Severitas
3 Batu 55 2010 2 Strawberry
dan wiwil dan intensitas ulat daun (Papilio demolion)
Pemelihar cenderung meningkat.
4 aan dan Terigas 2008 2 Strawberry
wiwil Pola pangkas di Kebun Blawan sudah
benar yaitu menerapkan pola (1-3-9). Namun,

Pengelolaan Pemangkasan Jeruk . . . 398


Bul. Agrohorti 5(3) : 393 – 399 (2017)

pemangkasan tidak dilakukan terhadap cabang 0.html.


balik yang mulai masuk fase generatif.
Spiegel-Roy, P dan Goldschmidt E.E. 2003.
DAFTAR PUSTAKA Biology of Citrus. New york (US):
Cambridge University Press. USA. 221
Badan Pusat Statistika. 2011. Produksi, impor, page.
dan ekspor buah jeruk. [Internet]
[Diunduh pada 22 Nov 2011]. Tersedia Supriyanto, A., Setiono, Suhariyono. 2003.
pada http://www.bps.go.id. Pembentukan arsitektura pohon dan
pemangkasan pada tanaman jeruk.
Balai Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Citrusindo 02.
2005. Pemangkasan. [Internet] [Diunduh
pada 01 Mei 2011]. Tersedia pada Sutopo. 2012. Lingkungan ideal kunci masuk
http://pfi3pdata.litbang.deptan.go.id. meraih sukses usaha tani jeruk. [Internet]
[Diunduh pada 11 Sept 2012]. Tersedia
Departemen Pertanian. 2004. SOP Jeruk. pada
[Internet] [Diunduh pada 01 Mei 2011]. balitjestro.litbang.deptan.go.id/id/484.htm
Tersedia pada l.
www.deptan.go.id/pesantren/ditbuah/Kom
oditas/spojeruk,htm. Wirakusumah, E.S. 2004. Panduan teknologi
pasca panen dan pengolahan jeruk, hal 4.
Pracaya. 2002. Jeruk Manis. Catakan ke 10. Dalam Departemen Pertanian (Ed). Buah
Jakarta(ID): Penebar Swadaya. 157 hlm. dan sayur untuk terapi. Jakarta (ID):
Penebar swadaya.
Kuntarsih, S. 2012. Program rehabilitasi agribisnis
jeruk keprok. [Internet] [Diunduh pada 04 Zulkarnain. 2009. Dasar-dasar Hortikultura.
Okt 2012]. Tersedia pada Cetakan pertama. Jakarta (ID): Bumi
http://balitjestro.litbang.deptan.go.id/id/53 Aksara. 336 hal.

399 Cucun Yuliana, Diny Dinarti, dan Winarso D. Widodo

Anda mungkin juga menyukai