ILMU GULMA
NO BP : 1710213012
KELOMPOK : II ( DUA )
KELAS ASAL :A
KELAS NYISIP :B
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS ANDALAS
PADANG
2019
i
LEMBAR PENGESAHAN
1610211004 Asisten
1610212039 Kelas
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan atas kehadirat Allah SWT karena atas berkah
dan taufiq-Nyalah, penulis dapat menyelesaikan Laporan Praktikum Ilmu Gulma.
Salam dan salawat tak pula kita kirimkan kepada junjungan kita Rasulullah Saw,
kepada keluarga, sahabat, dan kaumnya yang masih menggengam risalah beliau.
Penulis
iii
DAFTAR ISI
Halaman
LEMBAR PENGESAHAN…………………………….………… i
B. Tujuan …………………………………………………………. 3
A. Hasil …………………………………………………………… 9
B. Pembahasan ……………………………………………………. 9
A. Kesimpulan ……………………………………………………… 10
B. Saran …………………………………………………………….. 10
LAMPIRAN ………………………………………………………... 12
A. Dokumentasi ……………………………………………………….. 14
B. Tujuan ………………………………………………….……….. 17
B. Pembahasan ………………………………………………………. 24
A. Kesimpulan …………………………………………………….. 25
B. Saran ……………………………………………………………. 25
LAMPIRAN ……………………………………...……………….. 26
A. Dokumentasi ……………………………………………………….. 27
B. Tujuan ……………………………………………………………… 31
B. Pembahasan ………………………………………………………. 37
A. Kesimpulan ………………………………………………………. 39
B. Saran ……………………………………………………………… 39
B. Tujuan ……………………………………………………………… 44
A. Kesimpulan ………………………………………………………… 51
B. Saran ………………………………………………………………. 51
LAMPIRAN …………………………………………………………. 52
B. Tujuan ………………………………………………………........ 57
A. Hasil ………………………………………………………………. 63
B. Pembahasan ……………………………………………………….. 63
A. Kesimpulan ……………………………………………………….. 65
vii
B. Saran ………………………………………………………………. 65
LAMPIRAN …………………………………………………………. 67
A. Latar Belakang
Kemajuan dan perkembangan pertanian di Indonesia menunjukkan
kemajuan yang semakin pesat. Kemajuan ini dapat memberikan dampak yang
positif, tetapi ada juga dampak negatifnya. Contohnya semakin banyaknya gulma
di Indonesia. Gulma dapat didefinisikan sebagai tumbuhan yang tidak
diinginkan manusia dan tumbuh pada temapat dan waktu yang tidak
diinginkan manusia.
Gulma merupakan tumbuhan yang tidak dikehendaki
keberadaannya padalahan budidaya pertanian dan dapat berkompetisi dengan
tanaman budidaya sehingga berpotensi untuk menurunkan hasil tanaman budidaya
tersebut. Tanaman budidaya yang tumbuh secara liar di lahan produksi yang
diperuntukkan untuk jenis tanaman lainnya juga digolongkan sebagai gulma.
Kompetisi antara gulma dan tanaman dapat berupa kompetisi antara tajuk dalam
memanfaatkan cahaya matahari.
Benih benih gulma telah lama dikenal mempunyai kemampuan tumbuh
yang sangat tinggi dibandingkan dengan tanaman budidaya dan tetap dapat
tumbuh setelah bertahun-tahun, dormasinya terkenal sangat lama. Hal ini
disebabkan mungkin karena terdapatnya mekanisme khusus adaptasi pada benih
gulma. Gulma adalah tumbuhan yang mudah
tumbuh pada setiap tempat yang berbeda-beda, mulai dari tempat yang msikin
nutrisi sampai yang kaya nutrisi. Sifat inilah yang membedakan antara gulma
dengan tanaman budidaya. Kemampuan gulma mengadakan regenerasi besar
sekali, khususnya pada gulma parenial. Gulma parenial dapat menyebar dengan
cara vegetatif. Luasnya penyebaran karena daundapat dimodifikasikan, demikian
pula pada bagian-bagian lain, hal inilah yang membuat gulma unggul dalam
persaingan dengan tanaman budidaya. Gulma juga dapat membentuk biji yang
jumlahnya banyak yang memungkinkan gulma untuk cepat berkembang biak .
Faktor di lapangan diantaranya faktor air (termasuk kandungan air tertentu
dalam benih) biasanya memegang peranan penting dalam berkecambahnya benih
gulma, disamping faktor-faktor lainnya seperti faktor kedalaman tanah (adanya
benih dalam tanah), cahaya matahari dan sebagainya. Biji yang dihasilkan gulma
2
sebagian besar jatuh ke tanah dan berada pada lapisan olah tanah atau
rhizosfer sehingga terakumulasi (Seed Bank). Biji gulma mempunyai viabilitas
yang tinggi dalam waktu yang lama meskipun biji belum sempurna atau masih
muda. Biji gulma hanya akan menimbulkan masalah bila tumbuh menjadi
individu dewasa. Seed bank dilahan pertanian, ditimbulkan oleh banyak spesies,
meskipun dalam suatu saat ciri infestasigulma akan didominasi oleh spesies
tertentu saja. Faktor yang paling penting dalam suatu populasi gulma di suatu
daerah pertanian atau habitat-habitat lainnya adalah biji-biji gulma yang berada
dalam tanah yang dihasilkan olehgulma yang tumbuh sebelumnya. Pada
kebanyakan lahan pertanian terdapat biji-biji gulma yang sewaktu-waktu dapat
berkecambah dan tumbuh bila keadaan lingkungan menguntungkan. Banyaknya
biji-biji gulma dalam tanah (seed bank) merupakan gabungan dari biji-biji yang
dihasilkan oleh gulma sebelumnya dan biji-biji yang masuk dari luar dikurang
dengan biji yang mati dan berkecambah serta biji yang terbawa ke luar. daerah
sumbangannya tidak berarti dalam menentukan ukuran seed bank, dibandingkan
dengan biji-biji yang dihasilkan oleh gulma sebelumnya.
B. Tujuan
3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
5
Daun gulma daun lebar dibentuk pada meristem apikal yang sangat sensitif
pada senyawa kimia. Stomata pada daun gulma daun lebar banyak terdapat pada
daun bagian bawah yang memungkinkan cairan herbisida dapat masuk. Gulma
daun lebar memiliki bentuk daun yang lebih luas, sehingga luas permukaan daun
yang kontak dengan senyawa limbah sagu lebih besar. Gulma daun sempit
berkedudukan vertikal dan memiliki luas permukaan daun lebih kecil. Analisis
vegetasi gulma menunjukkan bahwa gulma daun sempit merupakan gulma yang
dominan dibandingkan gulma daun lebar. Hal ini disebabkan karena gulma daun
sempit umumnya bereproduksi secara vegetatif dengan stolon dan rhizome yang
mampu bertahan di dalam tanah dan akan tumbuh kembali jika kondisi sudah baik
(Habibah, 2016).
6
informasi kuantitatif tentang struktur dan komposisi suatu komunitas tumbuhan
(Adriadi dkk, 2013).
Weed survey atau survey gulma merupakan cara yang digunakan dalam
menganalisis gulma. Survey gulma dapat dilakukan dengan berbagai metode, di
antaranya metode pendugaan atau estimasi visual, metode kuadrat, metode garis,
dan metode titik. Metode estimasi visual dilakukan dengan cara melihat dan
menduga parameter gulma yang akan diamati. Bentuk kuadrat dalam metode
kuadrat adalah bermacam-macam seperti lingkaran, segitiga, persegi panjang, dan
bujur sangkar. (Meilin,2013)
7
BAB III METODE PRAKTIKUM
Adapun alat yang dibutuhkan dalam praktikum ini adalah sprayer, alat
tulis dan kamera untuk dokumentasi, sementara bahan yang dibutuhkan adalah 1
kg sampel tanah yang sudah dikering anginkan, plastik mika ukuran besar dan air.
C. Cara Kerja
8
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil
Tabel . 1
B. Pembahasan
Dari data di atas dapat disimpulkan bahwa seed bank dalam pertumbuhan
gulma memiliki peranan penting dalam penyebarannya. Dapat dilihat bahwa
ada perbandingan simpanan seed bank gulma pada kedalaman tertentu.
Simpanan seed bank dapat kita lihat dan banyak kita temui pada kedalaman
0-10 cm dibandingkan keladalam 10-20 cm hal ini karena simpanan biji
gulma banyak tersebar pada kedalam 0-10. Hal ini dapat kita lihat sewaktu
praktikum yang mana tanah yang kita ambil dalam berbagai kedalaman yang
kita simpan dalam plastic mika yang mana akan tumbuh setelah 2-3 minggu
setelah pemberian perlakuan seperti air, cahaya dan lain sebagainya.
9
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan
Seed bank mempunyai peranan penting dalam penyebaran benih gulma, seed
bank sangat banyak pada kedalaman tanah 0-10 hal ini merupakan lapisan
tanah yang sangat mudah di tembus oleh biji gulma untuk tumbuh.
B. Saran
Adapun saran pada praktikum kali ini adalah praktikum yang dilakukan lebih
serius .
10
DAFTAR PUSTAKA
Adriadi, Ade, Chairul dan Solfiyeni. 2013. Analisis Vegetasi Gulma pada
Perkebunan Kelapa Sawit (Elais quineensis jacq.) di Kilangan, Muaro
Bulian, BatangHari. Laboratorium Riset Ekologi Tumbuhan, Jurusan
Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas
Andalas. Padang.
Anwar, P., Abdul S. J., Adam P., Ahmad S., Azmi M. and Abdul H.
2011. Seeding method and rate influence on weed suppression in aerobic
rice. African Journal of Biotechnology Vol. 10(68), pp. 15259-15271
Azizah, C., Susanto D., dan Hendra M. 2015. Potensi Cadangan Biji Pada
Kedalaman Tanah 0-15 cm di Area yang Berbeda Pada Hutan Sekunder di
Kebun Raya Unmul Samarinda. Prosiding Seminar Sains dan Teknologi
1(1). Universitas Mulawarman. Samarinda.
Fatonah, S. dan Herman. 2013. Simpanan Biji Gulma Dalam Tanah Di
Perkebunan Kelapa Sawit Desa Tambang, Kampar. Universitas Riau.
Pekanbaru.
Hidayat, A., Tyasrini A., Haska A., Adiwasa B., Satgada C. D., dan Putri D. D.
2014. Dormansi Biji Gulma. Universitas Lampung. Bandar Lampung.
11
Pane, H. dan S. Y. Jatmiko. 2016. Pengendalian Gulma pada Tanaman Padi.
Balai Besar Penelitian Tanaman Padi.
Siahaan, M. P., Purba E., dan Irmansyah T. 2014. Komposisi dan Kepadatan Seed
Bank Gulma Pada Berbagai Kedalaman Tanah Pertanaman Palawija Balai
Benih Induk Tanjung Selamat. Jurnal Online Agroekoteknologi 2(3):
1181-1189. Universitas Sumatera Utara. Medan.
Sulvetri, Bonna, Zuhri Syam, dan Sulfiyebi. Analisa Vegetasi Gulma pada
Pertanaman Jagung (Zea mays L) pada Lahan Olah Tanah Maksimal
di Kabupaten Lima Puluh Kota. Laboratorium Ekologi, Jurusan
Biologi, FMIPA Universitas Andalas. Padang.
Utomo, W., Riry J., dan Wattimena A. Y. 2013. Komunitas Gulma Pada
Pertanaman Pala (Myristica fragrans H) Belum Menghasilkan dan
Menghasilkan di Desa Hutumuri Kota Ambon. Universitas Pattimura.
Ambon.
12
13
LAMPIRAN
A. Dokumentasi
NO Gambar Keterangan
1 Tanah dihaluskan dan
dibersihkan dari batu dan
potongan akar tumbuhan
14
MATERI II
A. Latar Belakang
Gulma mudah tumbuh pada setiap tempat atau daerah yang berbeda-beda,
mulai dari tempat yang miskin nutrisi sampai tempat yang kaya nutrisi, dapat
bertahan hidup pada daerah kering, lembab bahkan tergenang, mampu
beregenerasi atau memperbanyak diri besar sekali, dapat berkembang biak dengan
cepat, mempunyai zat berbentuk senyawa kimia seperti cairan berupa toksin
(racun) yang dapat mengganggu atau menghambat tanaman pokok, bagian-bagian
tumbuhan gulma yang lain dapat tumbuh menjadi individu gulma yang baru,
seperti akar, batang, umbi dan lain sebagainya, sehingga memungkinkan gulma
unggul dalam persaingan (berkompetisi) dengan tanaman budidaya, dapat
16
dibedakan menjadi beberapa golongan atau kelompok berdasarkan bentuk daun,
daerah tempat hidup (habitat), daur atau siklus hidup, sifat botani dan morfologi,
serta cara perkembangbiakan.
Dalam kurun waktu yang panjang, kerugian akibat gulma dapat lebih besar
daripada kerugian akibat hama atau penyakit. Oleh karena itu, untuk menangani
masalah gulma, maka diperlukan identifikasi gulma yang dimaksudkan untuk
membantu para petani dalam usaha menentukan program pengendalian gulma
secara terarah sehingga produksi dapat ditingkatkan sebagaimana yang
diharapkan. Adapun pengendalian gulma dapat dilakukan dengan berbagai cara,
diantaranya dengan cara preventif (pencegahan), secara fisik, pengendalian gulma
dengan sistem budidaya, secara biologis, secara kimiawi dan secara terpadu.
Dalam penekanan populasi gulma yang terdapat pada suatu areal lahan
budidaya dapat dilakukan dengan tepat diawali dengan melakukan identifikasi
terhadap jenis gulma yang terdapat pada areal lahan tersebut. Identifikasi adalah
usaha yang dilakukan untuk mengenali ataupun mengetahui informasi mengenai
suatu materi yang sedang diamati dimana materi yang dimaksud adalah gulma.
Jenis gulma yang tumbuh biasanya sesuai dengan kondisi lahan budidaya.
Misalnya pada perkebunan yang baru diolah, maka gulma yang dijumpai
kebanyakan adalah gulma semusim, sedangkan pada perkebunan yang telah lama
ditanami, gulma yang banyak terdapat adalah dari jenis tahunan. Keadaan suhu
yang relatif tinggi, cahaya matahari yang melimpah, dan curah hujan yang cukup
untuk daerah tropik juga mendorong gulma untuk tumbuh subur. Akibatnya
gulma menjadi masalah dalam budidaya tanaman pangan, perkebunan
hortikultura, perairan dan lahan non pertanian lainnya. Melaui faktor-faktor
tersebut, upaya yang dilakukan dalam menekan populasi gulma pada suatu areal
dapat dilakukan dengan baik dan benar.
B. Tujuan
17
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
19
dihubungkan dengan sulur-sulur dan apabila sulur terputus maka umbi yang
terpisah akan tumbuh menjadi individu baru (Sembodo, 2010).
20
disebabkan oleh sifat daun yang dapat bermodifikasi, yaitu tumbuh menjadi
tumbuhan baru seperti bada daun cocor bebek (Calanchoe SP). Demikian juga
dengan bagian-bagian gulma yang lain dapat pula tumbuh menjadi individu gulma
yang baru seperti akar, batang, umbi, dan lain sebagainya. Inilah yang
memungkinkan gulma unggul dalam persaingan (berkompetisi) dengan tanaman
berbudidaya (Raharja,2011).
21
BAB III METODE PRAKTIKUM
C. Cara Kerja
22
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil
Tabel 2 Klasifikasi Gulma
NO Gambar Nama Latin Klasifikasi
1 Imperata cylindrica Gulma berdaun sempit
23
B. Pembahasan
Dari praktikum yang telah dilakukan dapat dilihat bahwasanya banyak sekali
gulma yang umunya sangat banyak di temui di sekitar kita. Gulma ini mempunyai
klasifikasi mulai dari berdaun lebar,berdaun sempir, teki-tekian ini merupakan
klasifikasi gulma yang mana menjadi identic gulma tersebut tumbuh di
lingkungan tertentu. Eleusine indica merupakan salah satu gulma yang banyak
kita temui di lingkungan dimanapun.pertumbuhan gulma ini tidak terlepas dari
adanya peranan gulma tersebut dan lingkungan, dimana pertumbuhan gulma yang
cepat membuat jumlah gulma yang ada sangat beragam.
24
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang dapat kita ambil yakni bahwa kita harus
mengetahui klasifikasi gulma tersebut dimana gulma merupakan tanaman
yang keberadaannya tidak di inginkan hal ini menjadi dasar penting untuk
mengetahui klasifikasi gulma guna untuk pengendalian gulma tersebut.
B. Saran
25
DAFTAR PUSTAKA
Alfredo, N., N. Sriyani, dan D.R.J. Sembodo. 2012. Efikasi Herbisida Pratumbuh
Metil Metsulfuron tunggal dan kombinasinya dengan 2,4-D, Ametrin, atau
Diuron terhadap Gulma pada Pertanaman Tebu (Saccaharum officinarum
L.) Lahan Kering. Jurnal Agrotropika. 17(1):29-34.
Lubis, R.E. dan Widanarko, Agus. 2011. Buku Pintar Kelapa Sawit. Opi,
Nofiandi; Penyunting. Agro Media Pustaka. Jakarta.
26
LAMPIRAN
A. Dokumentasi
NO Gambar Keterangan
1
Imperata cylindrica
Eleusine indica
Cyperus rotundus
Cyperus difformis
27
28
MATERI III
REPRODUKSI GULMA
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Masalah gulma timbul pada saat suatu jenis tumbuhan atau sekelompok
tumbuhan mulai mengganggu aktivitas manusia baik kesehatannya maupun
kesenangannya. Istilah gulma bukanlah istilah yang ilmiah, melainkan istilah
sederhana yang sudah merupakan milik masyarakat. Masyarakat secara
keseluruhan mempunyai konsepsi yang sangat luas akan apa yang dikenal sebagai
gulma atau tumbuhan pengganggu. Yang termasuk dalam kelompok gulma tidak
saja tumbuhan yang merugikan manusia dalam beberapa hal, tetapi juga semua
tumbuhan yang tidak bermanfaat atau yang belum diketahui manfaatnya.
Gulma adalah suatu tumbuhan lain yang tumbuh pada lahan tanaman
budidaya, tumbuhan yang tumbuh di sekitar tanaman pokok (tanaman yang
sengaja ditanam) atau semua tumbuhan yang tumbuh pada tempat (area) yang
tidak diinginkan oleh petani sehingga kehadirannya dapat merugikan tanaman
lain yang ada di dekat atau di sekitar tanaman pokok tersebut. Pendapat para ahli
30
gulma yang lain ada yang mengatakan bahwa gulma disebut juga sebagai
tumbuhan pengganggu atau tumbuhan yang belum diketahui manfaatnya, tidak
diinginkan dan menimbulkan kerugian. Batasan gulma bersilat teknis dan plastis.
Teknis, karena berkait dengan proses produksi suatu tanaman pertanian.
Keberadaan gulma menurunkan hasil karena mengganggu pertumbuhan tanaman
produksi melalui kompetisi. Plastis, karena batasan ini tidak mengikat suatu
spesies tumbuhan. Pada tingkat tertentu, tanaman berguna dapat menjadi gulma.
Sebaliknya, tumbuhan yang biasanya dianggap gulma dapat pula dianggap tidak
mengganggu. Contoh, kedelai yang tumbuh di sela-sela pertanaman monokultur
jagung dapat dianggap sebagai gulma, namun pada sistem tumpang sari keduanya
merupakan tanaman utama. Meskipun demikian, beberapa jenis tumbuhan
dikenal sebagai gulma utama, seperti teki dan alang-alang. Beberapa jenis gulma
lahan pertanian mempunyai sifat sebagai pioner yang dapat dengan cepat
menguasai tempat tetapi banyak pula yang tidak mempunyai sifat-sifat ini.
Sebaliknya, banyak jenis gulma yang mempunyai sifat di atas tetapi sampai saat
ini belum menjadi gulma yang dapat menimbulkan gangguan. Oleh karenanya,
adalah lebih tepat lagi jika gulma didefinisikan sebagai tumbuhan yang telah
beradaptasi dengan habitat buatan dan menimbulkan gangguan terhadap segala
aktivitas manusia.
B. Tujuan
Tujuan dari praktikum vegetasi gulma antara lain adalah untuk memahami
cara yang digunakan dalam analisis vegetasi gulma dengan pengamatan petak
contoh, menghitung nilai SDR dari identifikasi petak contoh, mengetahui metode
31
analisis vegetasi gulma dengan metode kuadrat, dan mengetahui cara pengolahan
lahan dengan vegetasi gulma.
32
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Seed bank viabel (biji yang mampu berkecambah) paling banyak terdapat
pada permukaan hingga kedalaman 5 cm. Pada kedalaman 5 sampai 10 dan
kedalaman 10 sampai 15 terjadi penurunan seed bank viabel. Semakin dalam
kedalaman tanah maka banyaknya seed bank semakin berkurang. Tingginya seed
bank pada kedalaman 0 sampai 5 cm menunjukkan biji gulma lebih banyak
terakumulasi pada permukaan tanah hingga kedalaman 5 cm (Fatonah, 2013).
Seed bank adalah propagul dorman dari gulma yang berada di dalam tanah
yaitu berupa biji, stolon dan rimpang, yang akan berkembang menjadi individu
gulma jika kondisi lingkungan mendukung. Seed bank umumnya paling banyak
berada dipermukaan tanah, tetapi adanya retakan tanah dapat menyebabkan
perubahan ukuran seed bank (seed bank size) menurut kedalaman tanah (Azizah
dkk, 2015).
33
Keberadaan gulma yang ada saat ini ditentukan oleh simpanan biji gulma
dalam tanah (weed seed bank). Weed seed bank merupakan sumber utama gulma
di lahan pertanian. Sebagian besar gulma memulai siklus hidupnya dari biji
tunggal dalam tanah. Kemudian biji-biji tersebut tumbuh hingga menghasilkan
biji dalam jumlah banyak. Biji-biji tersebut kembali ke tanah sebagai seed bank
dan menjadi sumber populasi gulma untuk masa yang akan datang (Fatonah,
2013).
34
berkeping dua). sedangkan pembiakan melalui biji banyak dilakukan oleh gulma
semusim dan beberapa gulma dwi tahunan. Pada kondisi yang tidak
menguntungkan biji akan mengalami dormansi yang merupakan sifat penting
untuk mempertahankan dan melestarikan hidup gulma Dalam keadaan dormansi,
biji dapat bertahan untuk jangka waktu yang cukup lama dengan melakukan
aktifitas metabolisme yang minimal. Peranan biji khususnya gulma semusim, biji
berperan penting dalam kaitannya dengan keberhasilan usaha-usaha pencegahan
dan pengendalian (Azizah, 2015).
35
BAB III METODE PRAKTIKUM
Alat dan yang dibutuhkan dalam praktikum ini adalah 2 Pot steroform,
tanah steril, pupuk kandang, arang sekam, serbuk gergaji, sprayer, air, alat tulis,
kamera dan dokumentasi.
C. Cara Kerja
36
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil
Tabel III Pengamatan Perkembangbiakan Gulma Cyperus rotundus
Bobot
Bobot Kering Tajuk/pot
Bobot Bobot
Tinggi Gulma (Minggu Ke)Jumlah Umbi/pot
Segar Tajuk/pot (g) SegarKering Umbi/pot
Kelompok
No dan Perlakuan
(g) Umbi/pot (g)
2 4 6 (g)
1
1 17,96 24,32 37,07 6,14 3.11 1,02 2,39 0,94
(T.steril)
2
2 (Pasir+T. 11,9 24,3 38,33 6,16 3,78 0,83 1,66 0,65
steril)
3
3 (T.steril+ 24,78 37,22 46,33 9 5,64 1,24 3,23 0,79
A.sekam)
3
3 (T.steril+ 3,28 5,9 7,64 14 1,75 2,14 0,64 1,73 0,69
A.sekam)
B. Pembahasan
37
Begitu juga dengan tahapan perkembangbiakan gulma Eleusine indica.
Tampaknya gulma ini juga lebih akan tumbuh lebih subur pada kondisi tanah
steril..
38
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari praktikum yang dilakukan reproduksi gulma pada lahan sangat banyak
di pengaruhi oleh beberapa factor yang mana reproduksi gulma di lahan
sangat banyak.
B. Saran
Adapun saran pada praktikum kali ini yakni praktikan lebih serius lagi dalam
melakukan praktikum
39
DAFTAR PUSTAKA
Azizah, C., Susanto D., dan Hendra M. 2015. Potensi Cadangan Biji Pada
Kedalaman Tanah 0-15 cm di Area yang Berbeda Pada Hutan Sekunder di
Kebun Raya Unmul Samarinda. Prosiding Seminar Sains dan Teknologi
1(1). Universitas Mulawarman. Samarinda.
Hidayat, A., Tyasrini A., Haska A., Adiwasa B., Satgada C. D., dan Putri D. D.
2014. Dormansi Biji Gulma. Universitas Lampung. Bandar Lampung.
Pane, H. dan S. Y. Jatmiko. 2016. Pengendalian Gulma pada Tanaman Padi. Balai
Besar Penelitian Tanaman Padi
Siahaan, M. P., Purba E., dan Irmansyah T. 2014. Komposisi dan Kepadatan Seed
Bank Gulma Pada Berbagai Kedalaman Tanah Pertanaman Palawija Balai
Benih Induk Tanjung Selamat. Jurnal Online Agroekoteknologi 2(3):
1181-1189. Universitas Sumatera Utara. Medan.
40
MATERI IV
A. Latar Belakang
Alelopati berasal dari bahasa Yunani, allelon yang berarti “satu sama
lain” dan pathos yang berarti “menderita”. Alelopati didefinisikan sebagai suatu
fenomena alam dimana suatu organisme memproduksi dan mengeluarkan suatu
senyawa biomolekul (disebut alelokimia)kelingkungan dan senyawa tersebut
memengaruhi perkembangan dan pertumbuhan organisme lain di sekitarnya.
Sebagian alelopati terjadi pada tumbuhan dan dapat mengakibatkan tumbuhan
di sekitar penghasil alelopati tidak dapat tumbuh atau mati.
42
ada gulma pada tanaman, dan jenis gulma. Dalam kenyataannya sangat sulit bagi
kita untuk menjelaskan faktor mana yang terlibat atau berperan dalam peristiwa
kompetisi tersebut.
Gulma merupakan tumbuhan yang tumbuh disekitar tanaman yang
dibudidayakan dan kehadirannya tidak diinginkan karena dapat merugikan
tanaman yang dibudidayakan. Istilah lain yang digunakan untuk gulma adalah
herba, tanaman liar atau tumbuhan pengganggu. Gulma dikenal sebagai tumbuhan
yang mampu beradaptasi pada ritme pertumbuhan tanaman budidaya.
Pertumbuhan gulma cepat, daya regenerasinya tinggi apabila terluka, dan mampu
berbunga walaupun kondisinya dirugikan oleh tanaman budidaya.
43
Senyawa-senyawa kimia yang mempunyai potensi alelopati dapat
ditemukan di semua jaringan tumbuhan termasuk daun, batang, akar, rizoma,
bunga, buah dan biji.Senyawa alelopati akan lebih banyak dihasilkan pada
keadaan dengan kondisi kekurangan air. Kemampuan tanaman budidaya
berkompetisi dengan gulma ditentukan oleh spesies gulma, kepadatan gulma, saat
dan lama kompetisi, cara budidaya dan jenis tanaman budidaya serta tingkat
kesuburan tanah. Teki (Cyperus rotundus L.) yang digolongkan sebagai gulma
yang mempunyai kemampuan menghasilkan alelokimia untuk berkompetisi
dengan tanaman budidaya. Senyawa alelokimia menyebabkan pertumbuhan
terhambat. Alelokimia dapat mengganggu pembelahan sel, respirasi, penutupan
stomata, dan sintesis protein.
Pelepasan alelokimia oleh rumput teki akan meningkat pada kondisi yang
ekstrim. Salah satu kondisi yang kurang menguntungkan tersebut adalah pada
tanah kering. Makin tinggi persaingan memperebutkan hara makin banyak
mensekresikan alelopati. Cekaman kekeringan meningkatkan chlorogenic acid ,
fenolat, monoterpen, dan hydroxamic acid. Selain itu, hara yang terbatas dapat
menambah efek alelopati. Teki sering ditemukan tumbuh di sekitar tanaman cabai
maupun tomat. Gulma ini pun bersaing dengan tanaman yang dibudidayakan dan
aleleokimia pun tercuci di dalam tanah dan menyebabkan toxisitas bagi tanaman.
B. Tujuan
44
Praktikum vegetasi gulma bertujuan untuk memahami cara reproduksi
gulma secara vegetatif dan generatif dan mengetahui berbagai macam alat
perkembangbiakan gulma.
45
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Gulma adalah suatu tumbuhan lain yang tumbuh pada lahan tanaman
budidaya, tumbuhan yang tumbuh disekitar tanaman pokok (tanaman yang
sengaja ditanam) atau semua tumbuhan yang tumbuh pada tempat (area) yang
tidak diinginkan oleh sipenanam sehingga kehadirannya dapat merugikan tanaman
lain yang ada di dekat atau disekitar tanaman pokok tersebut. Pendapat para ahli
gulma yang lain ada yang mengatakan bahwa gulma disebut juga sebagai
tumbuhan pengganggu atau tumbuhan yang belum diketahui manfaatnya, tidak
diinginkan dan menimbulkan kerugian (Herianto. 2013).
Kompetisi dapat terjadi jika salah satu dari dua atau lebih lebih organisme
yang hidupnya bersama-sama membutuhkan faktor lingkungan yang sangat
terbatas persediaannya dan tidak mencukupi untuk kebutuhan bersama. Dalam
keadaan seperti ini, kedua organisme akan saling berinteraksi. Dengan membatasi
definisi hanya terhadap persaingan ada beberapa faktor lingkungan yang berada
dalam keadaan terbatas jumlahnya, maka kompetisi dapat dibedakan dengan
gangguan yang termasuk didalamnya alelopati kecuali pada beberapa keadaan
seperti yng dijumpai pada jenis umbi-umbian, kompetisi ruang yang sebenarnya
tidak ditemui melainkan kompetisi akan sesuatu yang terdapat didalam ruang
seperti hara, air, cahaya, CO2, dan O2 (Tim. 2014).
48
BAB III METODE PRAKTIKUM
Adapun alat dan bahan yang diperlukan dalam praktikum ini adalah cup
sterofoam,gulma alang alang,benih jagung dan tanah steril.
C. Cara Kerja
Cup sterofoam dilubangi dan diisi dengan tanah steril 2/3 bagian,lalu
ditanam gulma alang alang dengan berbagai dan benih kedelai secara bersamaan
didalam satu pot, lalu diamati perkecambahan benih kedelai selama
2-3 minggu.
49
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil
Table . 4
Tinggi Kedelai (Minggu Ke) Jlh Daun Jlh Cabang Jlh Polong BS Tajuk Bs Akar Bk Tajuk Bk Akar
No Kelompok
2 4 6 2 4 6 2 4 6
1 1 (3 gr) 22,1 31,27 42,37 7,42 14 22,29 1,86 3,71 5,71 3,14 5,71 2,1 2.04 0.93
2 2 (6 gr) 11,4 20,8 34,3 2,3 8,8 15,2 2 2,5 3,8 2,4 6 2,3 1,96 1,15
3 3 (9 gr) 19,42 42,03 75,76 6,1 7,4 8,1 1,8 2,9 4,8 4,5 4,6 2,35 1,32 0,57
B. pembahasan
Dari table di atas dapat kita lihat bahwasanya kompetisi antara tanaman kedelai
dan alang-alang yang ditanami di sterofom yang paling tinggi pada tanaman di
beri alang-alang 9g. dibandingkan dengan pemberian 3g,hal ini bisa terjadi karena
pada perlakuan ketiga tanaman mampu bertahan dan berkompetisi dengan
senyawa alelopati yang dikeluarkan oleh rhizome gulma sehingga tidak
menggangunya pertumbuhan pada tanaman dan daya hambat dari senyawa
alelopati ini menurun.pada awal pertumbuhan tanaman tidak terlalu tinggi
dibandingkan dengan yang lain ini dikarenakan adaptasi tanaman pada lingkungan
.
50
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan
Kompetisi adalah interakksi antar individu yang muncul akibat kesamaan
kebutuhan akan sumberdaya yang bersifat terbatas.Gulma adalah suatu
tumbuhan yang merugikanbagitanamanbudidaya.Gulma merupakan tempat
tinggal bagi inang penyakit maupun insek yang berukuran kecil. Faktor yang
di persaingkan antar tumbuhan ialah hara, cahaya, CO2, cahaya dan ruang
tumbuh.
B. Saran
Adapun saran dalam pelaksanaan praktikum hendaknya dipersiapkan dahulu
bahan dan alat yang akan digunakan dalam praktikum supaya praktikum bisa
berjalan sesuai dengan prosedurnya, serta pengamatan harus dilakukan
dengan ulet supaya mendapatkan hasil yang bagus.
51
DAFTAR PUSTAKA
52
53
MATERI V
A. Latar Belakang
55
petani dengan cepat menerima penggunaan herbisida dalam kegiatan
pengendalian gulma
56
herbisida tersebut. Apabila hal hal tersebut sudah dilaksanakan dengan baik maka
aplikasi herbisida juga dilapangan diharapkan dapat baik pula.
B. Tujuan
57
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
58
Dalam pengendalian hama terpadu (PHT), herbisida digunakan sebagai
alternatif terakhir jika masih ada cara lain yang lebih efektif dan aman digunakan.
Pada tingkat tertentu herbisida merupakan senyawa beracun, sehingga pemakaian
herbisida haruslah secara arif bijaksana dan memerlukan pendidikan konsumen
dalam hal teknik aplikasi, pemakaian, dan keselamatan (Rambe, 2010).
Secara umum herbisida dapat dibagi dalam dua golongan, yaitu herbisida
kontak (tidak ditranslokasikan) dan sistemik (ditranslokasikan). a. Herbisida
59
kontak dapat mengendalikan gulma dengan cara mematikan bagian gulma yang
terkena/kontak langsung dengan herbisida karena sifat herbisida ini tidak
ditranslokasikan atau tidak dialirkan dalam tubuh gulma. Semakin banyak organ
gulma yang terkena herbisida akan semakin baik daya kerja herbisida tersebut.
Oleh sebab itu, herbisida kontak umumnya diaplikasikan dengan volume semprot
tinggi sehingga seluruh permukaan gulma dapat terbasahi. Daya kerja herbisida
tersebut kurang baik bila diaplikasikan pada gulma yang memiliki organ
perkembangbiakan dalam tanah. b. Herbisida sistemik merupakan suatu herbisida
yang dialirkan atau ditranslokasikan dari tempat terjadinya kontak pertama
dengan herbisida ke bagian lainnya, biasanya akan menuju titik tumbuh karena
pada bagian tersebut metabolisme tumbuhan paling aktif berlangsung. Herbisida
ini dapat diaplikasikan melalui daun /pasca tumbuh atupun melalui
tanah/pratumbuh (Sjahril dan Syam’un, 2011).
60
lebih mudah diterapkan apabila penyemprotan herbisida dilakukan dengan
menggunakan boom sprayer atau dengan traktor (Nanik,2012).
Salah satu alat semprot yang digunakan, antara lain Knapsack Sprayer.
Alat ini merupakan alat semprot yang sangat meluas digunakan. Alat ini hanya
bisa untuk bahan cair dengan bahan pelarut air. Kapasitas tangki antara 15-20
liter dioperasikan secara manual dengan pompa tangan dan daya jangkaunya
sangat terbatas yaitu 2 meter. Dalam melakukan kalibrasi hal yang diperhatikan
adalah kecepatan jalan harus konstan, tekanan semprot sprayer tetap, ukuran/tipe
nozzel, ketinggian nozzel di atas permukaan tanah (Nanik,2012).
61
BAB III METODE PRAKTIKUM
C. Cara Kerja
62
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil
B. Pembahasan
Atradex 550 SC adalah Herbisida selektif pra dan purna tumbuh untuk
mengendalikan gulma pada tanaman jagung tanpa merusak tanaman utama.
Gulma yang bisa dikendalikan Synedrela nudiflora, Richardia brassiliensis,
Ageratum conizoides, Digataria cillaris, Eleusin indica, Euphorbia hirta. Dosis
rekomendasi 1.5 L / Ha ditambah Surfaktan 2 ML / L .
64
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari hasil pengamatan diatas maka dapat ditarik kesimpulan bahwa Kalibrasi
pada dasarnya adalah suatu kegiatan untuk mencari hubungan antara nilai
yang ditunjukkan oleh alat ukur dengan nilai-nilai yang sudah diketahui, yang
berkaitan dengan besaran yang diukur dalam kondisi tertentu, factor utama
yang dapat menyebabkan aplikasi pestisida kurang tepat dalam aplikasi
adalah kalibrasi
B. Saran
65
DAFTAR PUSTAKA
Nanik, Dkk. 2012. Panduan Praktikum Ilmu dan Teknik Pengendalian Gulma.
Jurusan Budidaya Fakultas Pertanian Universitas Lampung. Bandar
Lampung
Rambe, T. D., L. Pane, Sudharto, dan Caliman. 2010. Pengelolaan Gulma pada
Perkebunan Kelapa Sawit di PT. Smart Tbk. Jakarta. 152 hal.
66
LAMPIRAN
A. Perhitungan
67