• Pengembangan industrialisasi kopi di Indonesia sangat prospektif
untuk dilakukan baik untuk kopi arabika maupun kopi robusta. Disamping pasar domestik. potensi pasar internasional masih sangat terbuka. karena permintaan kopi dunia terus menunjukkan trend meningkat. Kopi spesialti asal Indonesia mempunyai kekuatan ”brand image” yang sangat tinggi sehingga mampu memberikan nilai ekonomi yang sangat tinggi. • Sebagai negara produsen kopi ke tiga terbesar dunia setelah Brasil dan Vietnam. kopi Indonesia masih dihadapkan pada banyak masalah. baik untuk bahan baku. produksi. pemasaran dan infrastruktur. Pengembangan industrialisasi kopi Indonesia dapat dilakukan melalui peningkatan produktivitas tanaman dan mutu produk. peningkatan ekspor dan nilai tambah. pemberdayaan petani kopi serta perbaikan infrastruktur pada agribisnis kopi. Negara Produsen kopi di dunia (2016-2017) Negara ton • 1. Brasil 55,000,000 • 2. Vietnam 25,500,000 • 3. Kolombia 14,500,000 • 4. Indonesia 11,491,000 • 5. Etiopia 6,600,000 • Sumber: International Coffee Organization • Pada saat ini, perkebunan kopi Indonesia mencakup total wilayah kira-kira 1,24 juta hektar, 933 hektar perkebunan robusta dan 307 hektar perkebunan arabika. Lebih dari 90% dari total perkebunan dibudidayakan oleh para petani skala kecil yang memiliki perkebunan relatif kecil sekitar 1-2 hektar, masing-masing. Berlawanan dengan pesaing seperti Vietnam, Indonesia tidak memiliki perkebunan kopi yang besar dan oleh karena itu menemukan lebih banyak kesulitan untuk menjaga volume produksi dan kualitas yang stabil, sehingga daya saing kopi Indonesia di pasar internasional kurang kuat. • Menurut data dari Asosiasi Eksportir Kopi Indonesia (AEKI), para petani Indonesia bersama dengan kementerian-kementerian terkait berencana untuk memperluas perkebunan-perkebunan kopi Indonesia, sambil meremajakan perkebunan-perkebunan lama melalui program intensifikasi. Dengan meningkatkan luas perkebunan, produksi kopi Indonesia dalam 10 tahun ke depan ditargetkan untuk mencapai antara 900 ribu ton sampai 1,2 juta ton per tahun. • Disebabkan oleh meningkatnya permintaan global dan domestik, dibutuhkan investasi di sektor kopi negara ini. Selain meningkatkan kuantitas biji kopi, kualitas juga diprediksi akan meningkat karena inovasi- inovasi teknologi. Kendati begitu, produksi kopi per hektar Indonesia masih rendah dibandingkan dengan negara-negara utama penghasil kopi lainnya. Di 2015, Indonesia memproduksi 741 kilogram biji robusta per hektar dan 808 kilogram biji arabika per hektar. Di Vietnam, angka ini mencapai 1.500 kilogram per hektar di di Brazil mencapai 2.000 kilogram per hektar. Spesifik kopi sumatera barat • Kopi Minang Solok semakin dikenal setidaknya sejak 2-3 tahun terakhir. Karakternya yang unik membuat kopi jenis ini cepat digemari dan, tidak heran, kalau single origin ini pun segera melesat menjadi primadona baru di kelas kopi-kopi Sumatera. • Wilayah tumbuh: dataran tinggi Kabupaten Solok, Sumatera Barat yang dekat dengan lereng gunung Talang. Ketinggian daerah ini berkisar antara 1,200 – 1,900 mdpl. • Tasting profile: Kopi Minang Solok cenderung memiliki rasa yang lebih ringan dibandingkan dengan tipikal kopi-kopi Sumatera lainnya. Body- nya diantara rendah-sedang, sweetness cukup banyak dengan notes seperti buah-buahan tropis dan aroma floral sehingga secara umum, kopi Minang Solok cenderung mirip dengan tipikal kopi-kopi Afrika.