Anda di halaman 1dari 25

BAB I PENDAHULUAN

A.Latar Belakang

Jagung (Zea mays L.) merupakan salah satu tanaman pangan dunia yang
terpenting, selain gandum dan padi. Sebagai sumber karbohidrat utama di Amerika
Tengah dan Selatan, jagung juga menjadi alternatif sumber pangan di Amerika Serikat.
Penduduk beberapa daerah di Indonesia (misalnya di Madura dan Nusa Tenggara) juga
menggunakan jagung sebagai pangan pokok. Selain sebagai sumber karbohidrat,
jagung juga ditanam sebagai pakan ternak (hijauan maupun tongkolnya), diambil
minyaknya (dari bulir), dibuat tepung (dari bulir, dikenal dengan istilah tepung jagung
atau maizena), dan bahan baku industri (dari tepung bulir dan tepung tongkolnya).
Tongkol jagung kaya akan pentosa, yang dipakai sebagai bahan baku pembuatan
furfural. Jagung yang telah direkayasa genetika juga sekarang ditanam sebagai
penghasil bahan farmasi.

Jagung merupakan tanaman semusim (annual). Satu siklus hidupnya diselesaikan


dalam 80-150 hari. Paruh pertama dari siklus merupakan tahap pertumbuhan vegetatif
dan paruh kedua untuk tahap pertumbuhan generatif. Tinggi tanaman jagung sangat
bervariasi. Meskipun tanaman jagung umumnya berketinggian antara 1m sampai 3m,
ada varietas yang dapat mencapai tinggi 6m. Tinggi tanaman biasa diukur dari
permukaan tanah hingga ruas teratas sebelum bunga jantan. Meskipun
beberapavarietas dapat menghasilkan anakan (seperti padi), pada umumnya jagung
tidak memiliki kemampuan ini.

Jagung merupakan tanaman biji-bijian yang berasal dari dataran Amerika dan
menyebar ke dataran Asia dan Afrika melalui jalur perdagangan yang dilakukan oleh
bangsa Eropa. Menurut catatan sejarah jagung masuk ke Indonesia sekitar abad ke- 16.
Penyebaran jagung ke seluruh pelosok dunia tidak terlepas dari besarnya manfaat yang
diberikan kepada manusia dan hewan. Di Indonesia jagung menempati posisi nomor 2
sebagai komoditi paling dibutuhkan setelah padi.
Budidaya tanaman jagung dilakukan dengan pertama melakukan pengolahan tanah
dengan cara mencangkul, membuat bendengan, menampurkan tanah dengan kapur
dolomit dengan dosis 1 ton per 2 hektar lahan. Selanjutnya dilakukan pemupukan dasar
menggunakan campuran kotoran ayam dengan kotoran kambing atau sapi. Lalu
membuat lubang tanam sedalam 4-5cm dengan jarak antar lubang tanam antara 60-
75cm, dua benih jagung di setiap lubangnya dan menutupnya kembali dengan tanah
yang sudah dicampur pupuk. Setelah tanaman jagung berusia 2 minggu, lakukan proses
penyiangan. Ini dilakukan proses penjarangan dengan cara mencabut tanaman dengan
kondisi kurang sehat dan menggatinya dengan tanaman yang baik.

Gandum (Triticum spp.) adalah sekelompok tanaman serealia dari suku padi-
padian yang kaya akan karbohidrat. Gandum biasanya digunakan untuk memproduksi
tepung terigu, pakan ternak, ataupun difermentasi untuk menghasilkan alkohol. Pada
umumnya, biji gandum (kernel) berbentuk opal dengan panjang 6–8 mm dan diameter
2–3 mm. Seperti jenis serealia lainnya, gandum memiliki tekstur yang keras. Biji
gandum terdiri dari tiga bagian yaitu bagian kulit (bran), bagian endosperma, dan
bagian lembaga (germ).

Masyarakat prasejarah sudah mengenal sifat-sifat gandum dan tanaman biji-bijian


lainnya sebagai sumber makanan. Berdasarkan penggalian arkeolog, diperkirakan
gandum berasal dari daerah sekitar Laut Merah dan Laut Mediterania, yaitu daerah
sekitar Turki, Siria, Irak, dan Iran. Sejarah Tiongkok menunjukkan bahwa budidaya
gandum telah ada sejak 2700 SM

Badan Litbang Pertanian telah melakukan beberapa penelitian yang menghasilkan


beberapa varietas gandum yang bisa dan cocok untuk ditanam di Indonesia. Cara
menanam bibit bisa dilakukan dengan menyemaikan benih-benih gandum hingga daun
tumbuh terlebih dahulu di lahan persemaian ataupun menanam langsung bibit-bibit
gandum di atas bedengan dengan jarak ideal 25 cm x 25 cm. Baik cara tanam dengan
disemaikan terlebih dahulu maupun dengan langsung sama-sama baik, tinggal kita
menyesuaikan dengan keadaan saja.
Sorgum (Sorghum spp.) adalah tanaman serbaguna yang dapat digunakan sebagai
sumber pangan, pakan ternak dan bahan baku industri. Sebagai bahan pangan, sorgum
berada pada urutan ke-5 setelah gandum, jagung, padi, dan jelai. Sorgum merupakan
makanan pokok penting di Asia Selatan dan Afrika sub-sahara. Sorgum (Sorghum
bicolor L. Moench) merupakan tanaman asli tropis Ethiopia, Afrika Timur, dan
dataran tinggi Ethiopia dianggap sebagai pusatutama domestikasi sorgum .Tanaman
ini sudah lama dikenalsebagai penghasil bahan pangan dan dibudidayakan di daerah
kering dibeberapa negara Afrika. Dari Ethiopia sorgum menyebar ke Afrika Timurdan
Afrika Barat, kemudian menyeberang ke Sudan, pertama kali ditanamoleh kelompok
masyarakat Mande yang berasal dari Niger.Penyebaransorgum di Afrika Timur
dilakukan oleh kelompok masyarakat Nilotic (Nilotes) dan Bantu (Bantu people).Dari
benua Afrika, sorgum kemudian menyebarke daerah tropis dan subtropis seperti
India dan China

Budidaya nya diawali dengan pengolahan tanah untuk sorgum lama dengan
jagung, yaitu dibajak satu atau dua kali, digaru lalu diratakan. Pada waktu menanam,
benih ditanam 2 - 3 biji perlubang. Penjarangan menjadi 2 tanaman perlubang,
dilakukan pada umur 2 minggu setelah tanam. Penyulaman dapat dilakukan dengan biji
atau dengan pemindahan tanaman yang lama umurnya (trans planting) dengan cara
putaran. Sealnjutnya dilakukan pemupukan kemudian hal yang paling penting adalah
pembumbunan. Tidak lupa pemeliharaan agar terhindar dari serangan OPT. kemudian
melakukan teknik panen dan pasca panen yang benar.

Ubi jalar (Ipomoea batatas L.) atau dalam bahasa Inggrisnya sweet potato adalah
sejenis tanaman budidaya. Bagian yang dimanfaatkan adalah akarnya yang membentuk
umbi dengan kadar gizi (karbohidrat) yang tinggi. Di Afrika, umbi ubi jalar menjadi
salah satu sumber makanan pokok yang penting. Di Asia, selain dimanfaatkan
umbinya, daun muda ubi jalar juga dibuat sayuran. Terdapat pula ubi jalar yang
dijadikan tanaman hias karena keindahan daunnya.

Ubi jalar atau ketela rambat atau “sweet potato” diduga berasal dari Benua
Amerika. Para ahli botani dan pertanian memperkirakan daerah asal tanaman ubi jalar
adalah Selandia Baru, Polinesia, dan Amerika bagian tengah. Nikolai Ivanovich
Vavilov, seorang ahli botani Soviet, memastikan daerah sentrum primer asal tanaman
ubi jalar adalah Amerika Tengah. Ubi jalar mulai menyebar ke seluruh dunia, terutama
negara-negara beriklim tropika pada abad ke-16. Orang-orang Spanyol menyebarkan
ubi jalar ke kawasan Asia, terutama Filipina, Jepang, dan Indonesia.

Ubi jalar dapat dibudidayakan melalui stolon/batang rambatnya. cara menanamnya


cukup mudah, dengan mencangkul lahan yang mau ditanami sehingga stolon/batang
rambat ubi jalar mudah dimasukkan dalam tanah. pemeliharaannya cukup mudah. ubi
jalar akan tumbuh baik bila lahan terkena matahari langsung, pemeliharaan dari gulma
untuk menghindari persaingan unsur hara disekitar tanaman. pemberian pupuk urea
atau Organik akan menambah hasil panen yang lebih bagus. Panen ubi jalar yaitu
dengan mencangkuli sekitar tanaman,ini untuk mempermudah ubi rusak karena terkena
cangkul atau alat pertanian.

B.Tujuan

Adapun tujuan dari praktikum ini adalah untuk mengetahui dan memahami
karakteristik dari tanaman pangan serta mampu melakukan budidaya tanaman pangan
jenis tertentu. Secara khusus tujuan dari praktikum dengan komoditi sorghum ini
adalah untuk mengetahui dan memahami karakteristik dari tanaman sorghum dan
mampu melakukan budidaya tanaman sorghum secara baik dan maksimal.

C.Manfaat

1.Mengetahui pengolahan tanah secara minimun olah.

2.Mengetahui pengaruh pupuk kendang terhadap pertumbuhan tanaman.

3.Mengetahui pertumbuhan produksi tanaman dengan pola tanam dan jarak tanam.

4.Mengetahui pengaruh letak tanaman di dalam barisan terhadap hasil dan


pertumbuhan tanaman.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A.Olahan Lahan

Tanah sebagai media tumbuh bagi tanaman tanah merupakan sumberdaya alam
yang utama bagi menunjang usaha pertanian yang menjadi andalan dalam
mempertahankan kelanjutan kehidupan manusia di biosfer ini. Tanah juga sebagai
benda alam yang rumit, tanah yang mempunyai berbagai macam ragam tentunya
memerlukan pola pengolahan yang beragam juga, Kerusakan tanah dapat terjadi karena
salah dalam pengelolaan. Banyak usaha yang dapat dilakukan untuk mempertahankan
produktivitas tanah, salah satu diantaranya adalah melalui modifikasi cara dan
intensitas pengolahan tanah. (Lumbanraja, 2013).

Intensifikasi merupakan pengolahan lahan pertanian yang ada dengan sebaik-


baiknya untuk meningkatkan hasil pertanian dengan menggunakan berbagai sarana.
Sapta usaha tani dalam bidang pertanian meliputi kegiatan sebagai berikut : pengolahan
tanah yang tepat, pengairan yang teratur, pemilihan bibit unggul, pemupukan,
pemberantasan hama dan penyakit tanaman, pengolahan pasca panen dan pemasaran.
Keadaan fisik yang baik akan dapat diperoleh dengan melakukan pengolahan tanah
yang efektif, guna mempertahankan kondisi tanah yang baik untuk pertumbuhan
tanaman. (Intara, 2011).

Pengolahan tanah merupakan usaha manipulasi tanah dengan menggunakan


tenaga mekanis untuk menciptakan kondisi tanah yang sesuai bagi pertumbuhan
tanaman. Salah satu usaha dalam pengolahan tanah tersebut adalah pembajakan tanah.
Setiap daerah mempunyai ciri-ciri dan bentuk bajak yang berbeda-beda. Penelitian ini
bertujuan mengetahui pengaruh perbedaan bentuk system pola tanam dan kecepatan
maju terhadap beberapa sifat fisik tanah dan mengetahui kualitas yang baik untuk
tanah. (Latiefuddin, 2013).

B. Minimum Tillage
Pengolahan minimum (minimum tillage) merupakan suatu pengolahan lahan yang
dilakukan seperlunya saja (seminim mungkin), disesuaikan dengan kebutuhan
pertanaman dan kondisi tanah. Pengolahan minimum bertujuan agar tanah tidak
mengalami kejenuhan yang dapat menyebabkan tanah sakit (sick soil) dan menjaga
struktur tanah. Selain itu, dengan pengolahan minimum dapat menghemat biaya
produksi. Dalam sistem pengolahan minimum, tanah yang diolah hanya pada spot-spot
tertentu dimana tanaman yang akan dibudidayakan tersebut ditanam. Pengolahan tanah
biasanya dilakukan pada bagian perakaran tanaman saja (sesuai kebutuhan tanaman),
sehingga bagian tanah yang tidak diolah akan terjaga struktur tanahnya karena agregat
tanah tidak rusak dan mikroorganisme tanah berkembang dengan baik. (Sitanala, 2009)

Pengolahan tanah adalah setiap manipulasi mekanik terhadap tanah untuk


menciptakan keadaan tanah yang baik bagi pertumbuhan tanaman. Tujuan pokok
pengolahan tanah adalah untuk menyiapkan tempat tumbuh bagi bibit, menciptakan
daerah perakaran yang baik, membenamkan sisa-sisa tanaman dan memberantas
gulma. Pengolahan tanah minimum adalah teknik konservasi tanah dimana gangguan
mekanis terhadap tanah diupayakan sesedikit mungkin. Dengan cara ini kerusakan
struktur tanah dapat dihindari sehingga aliran permukaan dan erosi berkurang. Teknik
ini juga mengurangi biaya dan tenaga kerja untuk pengolahan tanah dan mengurangi
biaya / tenaga kerja untuk penyiangan secara mekanik. Pengolahan tanah minimum
cukup efektif dalam mengendalikan erosi, dan biasa dilakukan pada tanah-tanah yang
berpasir dan rentan terhadap erosi. (Sitanala, 2009)

Pengolahan tanah minimum hanya dapat dilakukan pada tanah yang gembur.
Tanah gembur dapat terbentuk sebagai hasil dari penggunaan mulsa secara terus
menerus dan / atau pemberian pupuk hijau / pupuk kandang / kompos dari bahan
organik yang lain secara terus menerus. Penerapan teknik pengolahan tanah minimum
selalu perlu disertai pemberian mulsa. (Sitanala, 2009)

C.Sorgum
Tanaman sorgum memiliki taksonomi sebagai berikut (USDA, 2012):
Kingdom : Plantae – Plants
Subkingdom : Tracheobionta – Vascular plants
Superdivision : Spermatophyta – Seed plants
Division : Magnoliophyta – Flowering plants
Class : Liliopsida – Monocotyledons
Subclass : Commelinidae
Order : Cyperales
Family : Poaceae – Grass family
Genus : Sorghum Moench – sorghum
Species : Sorghum bicolor (L.) Moench
Sorgum adalah tanaman biji berkeping satu dan tidak membentuk akar tunggang
melainkan hanya akar lateral. Sistem perakaran terdiri atas akar-akar seminal (akar-
akar primer) pada dasar buku pertama pangkal batang, akar-akar koronal (akar-akar
pada pangkal batang yang tumbuh ke arah atas) dan akar udara (akar-akar yang
tumbuh di permukaan tanah). Tanaman sorgum membentuk perakaran sekunder 2 kali
lipat lebih banyak dibanding tanaman jagung (Rismunandar, 2009).
Secara umum biji sorgum tersusun dari 3 komponen utama yaitu 6 % seed coat
(pericarp), 10 % germ (embrio), dan 84 % endosperm (jaringan cadangan makanan).
Komposisi nutrisi biji sorgum mirip dengan biji jagung. Secara umum kandungan
lemaknya 1 % lebih rendah dibanding biji jagung dan kandungan lilinnya lebih tinggi.
Kandungan protein biji sorgum lebih bervariasi dibandingkan biji jagung dan biasanya
selalu 1-2 % lebih tinggi dibandingkan biji jagung (Anas, 2011)

Curah hujan yang dibutuhkan tanaman ini adalah 600 mm/tahun. Tanaman
sorgum akan tumbuh baik di Indonesia pada ketinggian 1-500 mdpl. Kondisi tekstur
tanah yang dikehendaki tanaman sorgum adalah berteksur tanah sedang. Tanaman
sorgum mampu hidup hampir di seluruh kondisi lahan karena tanaman sorgum dapat
hidup pada tanah dengan pH berkisar 5,50 sampai 7,50 (Jayanegara, 2011).

D.Setaria
Rumput Setaria berasal dari Afrika, yang mempunyai nama-nama spesifik
diwilayahnya. Dalam bahasa latin Setaria dikenal dengan nama Setaria sphacelata,
sedangkan dalam bahasa Inggris cukup dikenal dengan Setaria, Malaysia mengenal
dengan sebutan Sekoi, Filipina mengenal dengan nama Bunga-bunga, sedangkan
Vietnam mengenal rumput ini dengan sebutan Coduoi cho. Rumput Setaria pertama
kali dibudidayakan sebagai tanaman pakan di Kenya, sehingga penanamannya meluas
sampai kedaerah subtropika terutama Afrika, Asia, dan Australia, di Asia Tenggara
tumbuhan ini banyak ditanam di Indonesia dan Malaysia (Rismunandar,2009).

Rumput Setaria merupakan salah satu pakan yang sangat penting untuk
dikembangkan karena penggunaannya sebagai padang pengembalaan dan rumput
potong serta kandungan gizinya yang sangat baik bagi kebutuhan ternak. Kadar
nitrogen yang terdapat pada Rumput Setaria bervariasi tergantung pada umur
tanaman. Pada tanaman muda kadar nitrogen diatas 3% dan pada tanaman dewasa
dibawah 1%. Kadar nutrisi antara satu kultivar dengan kultivar lainnya berbeda, hal
ini disebabkan perbedaan waktu berbunga. Rumput Setaria merupakan rumput yang
dapat beradaptasi baik terhadap tanah asam dengan kesuburan rendah dan tahan yang
terkena genangan air (Rismunandar,2009).

Rumput Setaria biasanya menghasilkan ratusan batang, pertumbuhan kembali

(regrowth) setelah dipotong sangat cepat namun dengan bertambahnya umur rasio

batang dan daun cepat meningkat akan dibarengi oleh menurunnya nilai nutrisi.

Produksi berat segar Rumput Setaria mencapai 100-110 ton/ha/tahun. Nilai gizi yang

terkandung dalam Rumput Setaria adalah protein kasar 6-7 %, serat kasar 42,0 %,

Bahan Ekstrak Tanpa Nitrogen (BETN) 36,1% dan lemak 2,8%. Di samping sebagai

rumput potong untuk pakan, juga digunakan sebagai rumput untuk padang

penggembalaan, karena tahan injakan (Prawiradiputra, 2010).

E.Gandum
Gandum termasuk keluarga besar Gramineae genus Triticum yang pernah
dikenal di dataran tinggi Indonesia ( Tengger, Dieng dan Pangalengan ) sejak abad
ke-19. Tanaman gandum merupakan tanaman sub tropis dengan iklim sedang,
sehingga di daerah tropis areal tanaman gandum hanya terdapat di daerah
pegunungan dimana suhu udara kurang lebih menyamai suhu udara di daerah sub
tropis dengan iklim sedang.(Anas, 2011)

Di Indonesia gandum ditanam penduduk pada ketinggian 800 m dpl. Benih


gandum berkecambah baik bila suhu relatif rendah. Adapun suhu optimum bagi
pertuimbuhan adalah berkisar antara 20-25°C sedangkan kebutuhan akan curah hujan
berkisar antara 640-890 mm/th (Anas, 2011)

Pada umumnya, kernel berbentuk ofal dengan panjang 6–8 mm dan diameter 2–3
mm. Seperti jenis serealia lainnya, gandum memiliki tekstur yang keras. Biji gandum
terdiri dari tiga bagian yaitu bagian kulit (bran), bagian endosperma, dan bagian
lembaga (germ). Bagian kulit dari biji gandum sebenarnya tidak mudah dipisahkan
karena merupakan satu kesatuan dari biji gandum tetapi bagian kulit ini biasanya dapat
dipisahkan melalui proses penggilingan. (Anas, 2011)

Tipe perkecambahan pada tanaman gandum adalah Hipogeal adalah pertumbuhan


memanjang dari epikotil yang meyebabkan plumula keluar menembus kulit biji dan
muncul di atas tanah. Kotiledon relatif tetap posisinya. Sedangkan penyerbukannya
dilakukan dengan bantuan angin (Anemogami) . (Anas, 2011)

Tanaman gandum tumbuh baik pada ketinggian > 800 m dpl, curah hujan 254
mm sampai 762 mm/tahun, dan suhu optimum 20 – 25oC.Jenis tanah yang sesuai untuk
tanaman gandum yaitu andosol, regosol kelabu, latosol dan alluvial dengan pH tanah
berkisar antara 6 – 7, tidak ada zat toksit, kelembaban mendekati kapasitas lapang, dan
suhu tanah rata – rata berkisar 15 – 28o C. (Anas, 2011)

F.Ubi Kayu

Tanaman ubi kayu banyak diusahakan di lahan kering dengan berbagai jenis
tanah terutama Ultisol, Alfisol, dan Inceptisol. Provinsi Lampung merupakan sentral
produksi ubi kayu utama di Indonesia. Untuk dapat berproduksi dengan optimal,
tanaman ubi kayu memerlukan curah hujan 150 - 200 mm pada umur 1 - 3 bulan, 250
- 300 mm pada umur 4 - 7 bulan, dan 100 - 150 mm pada fase panen (Wargiono dkk.,
2009).

Tanaman ubi kayu dapat tumbuh dengan baik pada ketinggian 0 - 800 m dpl. Di
atas ketinggian lebih dari 800 m dpl, pertumbuhan akan lambat, daunnya kecil, dan
umbinya pun kecil dan sedikit. Drainase harus baik, tanah tidak terlalu keras dan curah
hujan 760 – 2.500 mm tahun-1, dengan bulan kering tidak lebih dari 6 bulan
(Antarlina, 2009).

Sumber bibit ubi kayu berasal dari pembibitan tradisional berupa stek yang
diambil dari tanaman yang berumur lebih dari 8 bulan dengan kebutuhan bibit untuk
sistem budidaya ubi kayu monokultur adalah 10.000 - 15.000 stek ha-1. Untuk satu
batang ubi kayu hanya diperoleh 10 - 20 stek sehingga luas areal pembibitan minimal
20% dari luas areal yang akan ditanami ubi kayu. Asal stek, diameter bibit, ukuran
stek, dan lama penyimpanan bibit berpengaruh terhadap daya tumbuh dan hasil ubi
kayu. Bibit yang dianjurkan untuk ditanam adalah stek dari batang bagian tengah
dengan diameter batang 2-3 cm, panjang 15-20 cm, dan tanpa penyimpanan (
Antarlina, 2009 )

Tanah sebaiknya diolah dengan kedalaman sekitar 25 cm, kemudian dibuat


bedengan dengan lebar bedengan dan jarak antar bedengan disesuaikan jarak tanam
ubi kayu, yaitu 80-130 cm x 60-100 cm. Pada lahan miring atau peka erosi, tanah perlu
dikelola dengan sistem konservasi, yaitu : (1) tanpa olah tanah; (2) olah tanah minimal;
dan (3) olah tanah sempurna sistem guludan kontur. Pengolahan minimal (secara larik
atau individual) efektif mengendalikan erosi tetapi hasil ubi kayu seringkali rendah
dan biaya pengendalian gulma relatif tinggi ( Antarlina, 2009)

G.Ubi Jalar

Ubi jalar merupakan tanaman yang potensial dikembangkan di Indonesia. Ubi jalar
merupakan sumber karbohidrat yang dapat digunakan untuk subtitusi beras. Dua hal
yang menjadi kelebihan ubi jalar dibandingkan dengan padi adalah potensi hasil per
hektar yang lebih tinggi dan kemampuan tanaman untuk tumbuh di lahan yang kering.
Pengembangan tanaman ubi jalar harus dilakukan di daerah-daerah yang sesuai
dengan syarat tumbuh tanaman sehingga potensi hasil yang didapatkan akan lebih
tinggi. Umumnya, syarat tumbuh tanaman berkaitan dengan kondisi tanah dan iklim
mikro yang berada pada suatu daerah .(Novianti, devi. 2016)
Ubi jalar dapat tumbuh dengan baik pada tanah dengan derajat keasaman 5,5-7,5.
Namun demikian, tanah yang optimal untuk pertumbuhan ubi jalar adalah dengan
kemasaman 6,1-7,7. Tanaman ubi jalar dapat tumbuh pada daerah dengan kisaran suhu
antara 10 sampai dengan 40 C. suhu optimal untuk pertumbuhan ubi jalar adalah 21
sampai dengan 27 C. Ubi jalar dapat tumbuh dengan subur pada kondisi lingkungan
yang panas dan lembab. Dibutuhkan paling sedikit empat bulan musim panas untuk
mendukung pertumbuhan ubi jalar. Ubi jalar membutuhkan cahaya matahari penuh
dengan durasi penyinaran 11-12 jam per hari. Untuk pertumbuhan vegetatif, ubi jalar
membutuhkan750-1500 mm air hujan. Sementara untuk pembentukan ubi dibutuhkan
kondisi yang kering. (Novianti, Devi. 2016)
Tanah yang cocok untuk dijadikan sebagai lahan tanaman adalah tanah dengan pH
5,5-7,5 dan tanaman ini dapat dapat tumbuh dengan baik di tegalan sawah, lakukan
saat musim kemarau. Untuk pengolahan tanah, tidak perlu membutuhkan pupuk yang
banyak.( Novianti, devi. 2016)
Tanaman ubi jalar cocok ditanamn di tempat dengan ketinggian 500 mdpl namun
saat ini dapat ditanamkan di ketinggian 1000 mdpl dengan waktu budidaya yang lebih
lama. (Permanasari, 2017)
Ubi jalar dapat ditanam di tepat dengan suhu sekitar 21-27oC dan di daerah tropis
dengan curah hujan sekitar 750-1500 mm/tahun. Hal tersebut dikarenakan sinar
matahari perlu untuk pertumbuhan tanaman yaitu 11-12 jam sehari (Permanasari, 2017)
H.Sagu
Sagu (Metroxylon sagu Rottb.) termasuk tanaman monokotil dari famili
Palmae, genus Metroxylon dan ordo Spadiciflorae merupakan jenis tanaman yang
menyimpan pati pada bagian batangnya (Johan, 2011).
Tanaman sagu secara botani digolongkan menjadi dua, yaitu tanaman sagu
yang berbunga dan berbuah satu kali (Hapaxanthic) dan tanaman sagu yang berbunga
dan berbuah dua kali atau lebih (Pleonanthic). Golongan yang pertama sangat penting
nilai ekonominya karena kandungan patinya tinggi (Johan, 2011).
Bagian yang terpenting dari sagu adalah batang. batang merupakan tempat
untuk menyimpan cadangan makanan berupa karbohidrat. Batang sagu berbentuk
silinder dengan kulit luar yang keras dan bagian dalam berupa empulur yang
mengandung serat-serat dan pati. Sagu memiliki daun sirip, menyerupai daun kelapa
yang tumbuh pada tangkai daun. Bunga sgu majemuk yang keluar dari ujung batang
sagu, berwarna merah kecoklat-coklatan seperti karat.(Bintoro et al,2010)
Sagu merupakan palma penting penghasil tepung dan pati yang secara alami
tanaman sagu tersebar dari Melanesia di Pasifik Selatan di sebelah Timur sampai ke
India di sebelah Barat (90º-180º BT) dan dari Mindanau di sebelah Utara sampai di
Pulau Jawa di sebelah Selatan (10º LU- 10ºLS) (Johnson dalam Djoefrie, 1999).
Sagu umumnya tumbuh baik di daerah 10o LS- 15o LU dan 90º-180º BT pada
ketinggian 0-700 m dpl. Pertumbuhan optimum sagu terjadi pada ketinggian 400 m dpl
ke bawah (Manan dan Supangkat, 1984). Hutan sagu ditemukan di lahan-lahan di
sepanjang dataran rendah tepi pantai hingga ketinggian 1000 m di atas permukaan laut
(m dpl), di sepanjang tepi sungai, dan di sekitar danau atau rawa (Djoefrie, 1999). Jika
ketinggian tempat lebih dari 400 m dpl maka pertumbuhannya akan terhambat dan
produksinya rendah (Bintoro et al., 2010).
Suhu udara terendah bagi pertumbuhan tanaman sagu yaitu 15o C dan
pertumbuhan terbaik terjadi pada suhu 25o C dengan kelembaban udara sekitar 90%
tanaman tersebut dapat tumbuh dikawasan tanaman lain tidak dapat tumbuh ( Bintoro,
2010)
BAB III BAHAN DAN METODE

A.Waktu dan Tempat


Praktikum ini dilaksanakan setiap Hari Sabtu mulai dari tanggal 16 Februari 2019
sampai dengan 4 Mei 2019 pukul 07.30 WIB atau 16.15 WIB. Praktikum dilaksanakan
di UPT Kebun Percobaan Fakultas Pertanian Universitas Andalas, Padang.

B.Alat dan bahan


Alat yang digunakan pada praktikum ini adalah cangkul, sabit, parang, pancang,
dan meteran. Bahan yang digunakan yaitu benih Jagung (zea mays). Bahan yang
lainnya yaitu pupuk buatan jenis urea, KCL dan SP36.

C.Cara kerja
Praktikum Ini diawali dengan pengolahan lahan, yang terdiri dari pembukaan
lahan dan olah tanah. Pembukaan lahan adalah kegiatan membersihkan lahan dari
gulma yang ada menggunakan sabit,cangkul dan parang. Setelah lahan dibersihkan
selanjutnya tanah digemburkan dengan menggunakan cangkul dengan cara tanah
dibalik-balikkan untuk memperbaiki aerase dan drainase ke dalam tanah. Kegiatan ini
dilanjutkan dengan mencangkul membuat barisan atau minimum tillage.. Selanjutnya
dibuat drainase disekeliling lahan agar lahan nantinya tidak tergenang. Kemudian
diberi pupuk kandang diatas tanah yang di gemburkan yang sudah digemburkan tadi
dan kemudian di inkubasi selama satu minggu.
Setelah itu benih jagung ditanam, diawali dengan dibuatnya lubang tanam dengan
pengukuran jarak tanam menggunakan meteran dan pancang yaitu 75 x 25 cm. setelah
itu benih dimasukkan ke dalam lubang tanam sebanyak satu benih per lubang.
Selanjutnya tanaman dipelihara dengan disiram dan dipupuk. Penyiraman dilakukan
minimal satu kali dalam tiga hari. Pupuk diberikan saat 15 HST. Pemeliharaan rutin
tiap minggu yaitu gulma di bedengan disiangi dengan bersih. Kegiatan setiap minggu
yaitu tanman diamati dengan parameter tinggi tanaman, lebar daun, jumlah daun, dan
panjang daun terpangjang dengan 2 sampel.
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

A.Hasil
Data Minggu Tinggi Jumlah daun Panjang Lebar
tanaman tanaman daun daun
Rafi 1 29 5 22 2,5
2 62 6 43,5 6,5
3 102 9 76 9
4 149 11 86 11
5 189 12 89 11.5
6 230 12 91 12
Yudi 1 33 5 25,5 3,4
2 69,5 6 53 6
3 112 9 82 8,6
4 149 11 91 11
5 200 11 93 11
6 236 12 94 11,5
Elsya 1 36 5 28 3,5
2 73 8 56 8
3 113 11 70 10
4 168 13 100 11
5 226 13 101 11
6 253 13 107 11,5
Mifta 1 33 4 28 3
2 75 7 58 6
3 120 11 91 8
4 175 11 101 10
5 220 10 105 10
6 253 10 108 10
Radist 1 33 5 25 3,5
2 71 8 54 7
3 114 11 75 10
4 175 12 91 11
5 237 12 95 11
6 258 10 105 10
Ginta 1 35 5 27 3,7
2 75 7 54 7,7
3 114 9 72 10,5
4 169 11 93 11,5
5 226 11 100 12
6 255 10 108 12
Sandra 1 30 7 22,5 3
2 73 8 57 5
3 127 11 84 10,5
4 186 11 99 11,5
5 232 10 107 11,5
6 242 10 118 12
Akbar 1 22 5 20 2
2 57 7 51 6
3 101 8 69 6
4 150 9 90 7
5 160 9 90 7
6 207 10 92 8
Kalil 1 37 6 21 3
2 56 7 52 6
3 111 11 68 8,9
4 153 11 91 9,3
5 192 10 108 10,5
6 214 10 111 11
Yuli 1 36 5 28 3,5
2 73 8 56 8
3 113 11 70 10
4 168 13 96 11
5 226 10 100 10
6 228 10 102 10

Nama Rata-rata
Tinggi Jumlah daun Panjang daun Lebar daun
tanaman
Rafi 126,83 8.6 67,91 8,75
Yudi 133,25 9 73,08 8,5
Elsya 144,8 10,5 77 9,1
Mifta 146 8,8 81,8 7,83
Radist 108,5 9,6 74,16 8,75
Ginta 145,6 8,8 75,6 9,56
Sandra 148,3 9,5 81 8,9
Akbar 116 8 68,6 6
Kalil 102 9,1 75 8,1
Yulia 140,6 9,5 75,3 8,75

B.Pembahasan

Dari data yang di dapat dan pengamatan yang dilakukan sebanyak 6 kali, dapat
dilihat melalui data bahwasanya tanaman jagung mengalami pertumbuhan dan
perkembangan. Parameter yang digunakan dalam pengamatan ini mulai dari tinggi
tanaman, banyak daun,lebar daun,dan Panjang daun terpanjang.dapat dilihat dari
setiap parameter mengalami pertumbuhan dan perkembangan setiap minggunya.
Namun pada pengamatan ke 6 hampir setiap tanaman jagung diamati berkurang
Panjang daunnya. Hal ini disebabkan karena daun tanaman jagung yang mulai layu
sehingga mengalami pemendekan.

Selain itu jagung yang diamati daunnya menguning dan batangnya lunak. Hal ini
disebabkan karena kurangnya unsur hara pada tanah dan lahan yang tergenang oleh air
yang membuat tanaman jagung menguning. Sebab tanaman jagung tidak tahan
terhadap kelembaban yang tinggi dan genangan air yang membuat tanaman jagung
menjadi tidak berkembang.

Pada praktikum kali ini pengolahan menggunakan pengolahan lahan minimum,


yang mana tidak adanya bedengan pada lahan,kelebihan yang di dapat pada olah lahan
minimum yakni proses pengolahan yang mudah dan cepat,dan kekurangan yaitu unsur
hara pada tanah tidak terlalu baik dan dapat menggenangi tanaman.
BAB V PENUTUP

A.Kesimpulan

Dari praktikum yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa pertumbuhan dan
perkembangan tanaman jagung tidak terlepas dari pengolahan lahan,pemeliharaan dari
Teknik budidaya mulai dari pengolahan lahan, penanaman, pemeliharaan
(penyiangan, penyiraman, pemupukan dan pemberantasan hama dan penyakit) sampai
kepada proses pemanenan.

Pada olah lahan minimum ini sangat mempengaruhi pertumbuhan jagung di


karenakan pengolahan tanah yang minimal dimana unsur hara tanah tidak begitu bagus
untuk tanaman,dan kekurangan yakni lahan dapat tergenang sewaktu hujan yang
membuat jagung tidak dapat bertahan dan berkembang

B. Saran

Adapun saran untuk praktikum pangan ini yakni lebih meningkatkan lagi bahan
serta alat yang digunakan sewaktu praktikum dan lahan yang lebih baik karena lahan
yang digunakan banyak batu yang sangat membatasi praktikan.
DAFTAR PUSTAKA

Anas, I. 2011. Pengembangan sorgum putih sebagai basis uq1 pengembangan produk
makanan berbasis tepung. Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran, Bandung.
Seminar Nasional dan Integratif Pangan, Kesehatan, dan Lingkungan.
Antarlina, S.S dan J.S. Utomo 2009. Proses Pembuatan dan Penggunaan
Tepung Ubi Jalar untuk Produk Pangan. Balitkabi. 15: 30-44.
Bintoro, M.H., M.Y.J. Purwanto, S. Amarillis. 2010. Sagu di
Lahan Gambut. IPB Press. Bogor.
Intara. (2011). pengaruh pemberian bahan organik terhadap tanah liat dan lempung
berliat. jurnal pertanian ilmu indonesia, 130-135.

Jayanegara, A., Marquardt, S., Kreuzer, M., Leiber, F., 2011. Nutrient and energy
content, in vitro ruminal fermentation characteristics and methanogenic potential
of alpine forage plant species during early summer. Journal of the Science of
Food and Agriculture 91, 1863-1870
Johan, Suito. 2011. Studi kelayakan pengembangan usaha Sagu. Graha Ilmu.
Yogyakarta.

Latiefuddin. (2013). uji kinerja berbagai tipe bajak singkal dan kecepatan gerak maju
ntraktor tangan. keteknikan pertanian, 274-281.

lumbanraja. (2013). pola pengolahan tanah dan pupuk terhadap beberapa sifat tanah
ultisol. kalimantan barat: rajawali

Permanasari, Indah., dkk. 2017. Penuntun praktikum Teknologi Produksi Tanaman


Pangan. Suska Pers:Pekanbaru

Prawiradiputra, B.R,. Sajimin, Purwantari ND dan Herdiawan I. 2010. Hijauan Pakan


Ternak di Indonesia. Jakarta. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian
Departemen Pertanian. Jakarta.
Rismunandar. 1989. Sorgum Tanaman Serba Guna. Sinar Baru. Bandung
Sitanala Arsya (2006). Konservasi Tanah dan Air. Bogor, IPB Press. Hal 154 – 155

Wargiono. 2009. Ubikayu dan Cara Bercocok Tanamnya. Lembaga Pusat Penelitian
Pertanian Bogor: Bogor. hlm 12 – 26.
LAMPIRAN
A.Perhitungan
Rekomendasi Pupuk Jagung

Takaran
Jenis
Pupuk
pupuk
(kg/ha
Urea 350
ZA 50
SP-36 200
KCL 100

1 Ha = 10.000m²
Luas Lahan 10 x 7,5 m = 75m²
Jarak tanam 25 x 75 cm = 1.875cm²
Populasi tanaman = 75m² / 1.875cm² = 400

Jumlah pupuk per bedengan 10 x 7,5 m :


Urea : ( ( 10x7,5) / 10.000 ) x 350 = 2,625 kg
Za : ( ( 10x7,5) 10.000 ) x 50 = 0,375 kg
SP-36 : ( ( 10x7,5) 10.000 ) x 200 = 1,5kg
KCl : ( ( 10x7,5) 10.000 ) x 100 = 0,75 kg

Jumlah pupuk pertanaman :


Urea ( 2,625 x 1.000) / 400 = 6,56 gr
Za ( 0,375 x 1.000) / 400 = 0,9 gr
SP-36 (1,5 x 1.000) / 400 = 3,75 gr
KCL ( 0,75 x 1.000) / 400 = 1,875 gr
B.Dokumentasi

Gambar Keterangan
Pengolahan lahan

Tanaman jagung berumur 2 minggu

Penyiraman tanaman jagung


Pemberian pupuk

Tanaman jagung yang sudah berbunga

Proses pemanenan jagung


Pensortiran jagung

Pasca panen, perontokan daun jagung

Anda mungkin juga menyukai