Anda di halaman 1dari 10

1

POHON PISANG DAN PRODUK TURUNANNYA

Dikerjakan Oleh

- Yuda Sheva Cahya Nugraha


2

Kata pengantar

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, kami panjatkan
puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-
Nya kepada kami, sehingga saya dapat menyelesaikan makalah tentang pohon pisang dan produk
turunannya.

Makalah ilmiah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari berbagai
pihak sehingga dapat memperlancar pembuata makalah ini. Untuk itu kami menyampaikan
banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.

Terlepas dari semua itu, kami meyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari segi
susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka kami menerima
segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah tentang pohon
pisang dan produk turunannya. .

Akhir kata kami berharap semoga makalah ilmiah tentang limbah dan manfaatnya untuk
masyarakat ini dapat memberikan manfaat maupun inspirasi terhadap pembaca.
3

DAFTAR ISI
Kata Pengantar ..........................................................................................................2

Daftar isi ...................................................................................................................3


Tumbuhan pisang .....................................................................................................4
Taksonomi ................................................................................................................5
Penyebaran ...............................................................................................................5
Keragaman................................................................................................................5
Hama.........................................................................................................................6
Ulat penggulung daun ................................................................................................................6
Penggerek bonggol ....................................................................................................................6
Penyakit ....................................................................................................................7
Layu fakteri dan fayu fusarium...................................................................................................7
Cara pengendalian ....................................................................................................8
Sanitasi pada lingkungan tanaman pisang ................................................................9
4

Tumbuhan Pisang

Pisang adalah nama umum yang diberikan pada tumbuhan terna, berukuran besar
dengan daun memanjang dan besar yang tumbuh langsung dari bagian tangkai. Batang pisang
bersifat lunak karena terbentuk dari lapisan pelepah yang lunak dan panjang. Batang yang agak
keras berada di bagian permukaan tanah. Pisang memiliki daun bertangkai yang berpencar
dengan bagian batang yang meruncing. Ukuran daun pada tiap spesies pisang juga berbeda-beda.
Tangkai pisang menghasilkan bunga dalam jumlah yang banyak. Bagian bunga pada pisang akan
membentuk buah yang disebut jantung pisang. Buah pisang berkelompok dalam satu bunga
majemuk dengan ukuran yang makin ke bawah makin mengecil.
Dalam taksonomi, pisang termasuk dalam genus Musa dan famili Musaceae. Beragam spesies
pisang tersebar di kawasan Malesia. Spesies pisang yang paling banyak dibudidayakan
di dunia adalah pisang hutan. Jenis pisang hutan dapat tumbuh di hutan, bukit maupun di dataran
rendah. Selain itu, pisang juga dapat ditanam bersama dengan tanaman lain
seperti jagung dan ketela pohon.
Pisang dapat dipanen kapan saja, karena pertumbuhannya yang sesuai dengan segala
jenis musim. Kematian pohon pisang hanya terjadi ketika berbuah hanya sekali semasa hidupnya
Buah pisang dapat langsung dimakan atau dimasak terlebih dahulu. Nutrisi di dalam pisang
bermanfaat bagi kesehatan tubuh manusia dan dapat pula dibuat sebagai obat tradisional
.
5

Pada awalnya, pisang merupakan tumbuhan asli yang berasal dari kawasan Asia Tenggara,
kemudian menyebar ke seluruh wilayah dunia. Dari arah barat, pisang menyebar mulai
dari Samudra Atlantik menuju ke Pulau Madagaskar lalu ke Benua Afrika dan menuju
ke Amerika Latin dan Amerika Tengah. Sementara itu, pisang yang menyebar dari arah timur
melalui Samudra Pasifik menuju ke Hawaii.
Di berbagai daerah dan mancanegara, pisang memiliki nama-nama khas tersendiri, beberapa
diantaranya: gadang atau gedhang (Jawa), biyu (Bali), puntiq (Sasak), cau atau cawu (Sunda), pu
nti (Lampung), unti (Makassar), koyo (Ternate), kula (Banda), uri (Ambon), tema (Seram),
dan ounche (Madagaskar).

Taksonomi
Nama spesies dari pisang adalah Musa sp yang berasal dari genus Musa. Pisang termasuk dalam
famili Musaceae dalam kelas tumbuhan berkeping biji tunggal. Sementara itu, pisang masuk
dalam subdivisi tumbuhan berbunga dan divisi tumbuhan berbiji. Spesies pisang masih
berkerabat dengan Orchidaceae.

Penyebaran
Pisang dapat tumbuh subur di wilayah dengan musim kemarau yang berlangsung hingga
4,5 bulan. Curah hujan yang diperlukan oleh pisang untuk tumbuh dengan subur adalah 650
hingga 5.000 mililiter per tahun. Sementara itu, suhu lingkungan yang sesuai untuk pertumbuhan
pisang berkisar antara 21oC hingga 29,5 oC.
Pisang awalnya merupakan tanaman lokal di kawasan Asia Tenggara yang sebagian besar
berpusat di wilayah Indonesia. Sejak 500 tahun sebelum Masehi, pisang telah menyebar hingga
ke Pulau Madagaskar. Sedangkan, wilayah Afrika lainnya telah mengenal dan membudidayakan
pisang sejak seribu tahun sebelum Masehi. Pada masa yang sama, Hawaii telah mengenal dan
membudidayakan pisang melalui pengiriman dari Kepulauan Canaria.

Keragaman
Pusat keragaman utama pisang terletak di daerah Malesia (Asia Tenggara, Papua, dan Australia
tropika). Pusat keragaman minor juga terdapat di Afrika tropis. Tumbuhan ini menyukai iklim
tropis dan lembap, terutama di dataran rendah. Di daerah dengan hujan merata sepanjang tahun,
produksi pisang dapat berlangsung tanpa mengenal musim. Indonesia, Kepulauan Pasifik,
negara-negara Amerika Tengah, dan Brasil dikenal sebagai negara utama pengekspor
pisang. Pada tahun 2018, India menjadi negara dengan konsumsi pisang paling tinggi, di atas
Tiongkok dan Indonesia.
Pisang yang dibudidayakan pada masa sekarang dianggap merupakan keturunan dari Musa
acuminata yang diploid dan tumbuh liar. Genom yang disumbangkan diberi simbol A.
Persilangan alami dengan Musa balbisiana memasukkan genom baru, disebut B, dan
6

menyebabkan bervariasinya jenis-jenis pisang. Pengaruh genom B terutama terlihat pada


kandungan tepung pada buah yang lebih tinggi. Secara umum, genom A menyumbang karakter
ke arah buah meja, sementara genom B ke arah buah pisang olah atau pisang masak. Hibrida M.
acuminata dengan M. balbisiana ini dikenal sebagai M. ×paradisiaca. Khusus untuk Kelompok
AAB, nama Musa sapientum pernah digunakan.
Mengikuti anjuran Simmonds dan Shepherd yang karyanya diterbitkan pada tahun 1955,
klasifikasi pisang budi daya sekarang menggunakan nama-nama kombinasi genom ini sebagai
nama kelompok budi daya. Sebagai contoh, untuk pisang cavendish.

Hama

1. Ulat penggulung daun (Erionata thrax L.)

Larva yang baru menetas memakan daun pisang dengan membuat gulungan daun. Seluruh siklus
hidupnya terjadi di dalam gulungan daun. kerusakan parah akan berakibat terganggunya proses
fotosintesis.
Cara pengendalian: Pemangkasan daun yang terserang kemudian dibakar. Penyemprotan
insektisida berbahan aktif Kuinalfos dan Triklorfon. Insektisida yang bersifat sistemik akan lebih
efektif mengingat ulat daun ini tersembunyi dalam gulungan daun.

2. Penggerek bonggol (Cosmopolites sordidus Germar)


7

Larva membuat terowongan pada bonggol pisang. Kerusakan berakibat pada


lemahnya pertahanan tanaman terhadap penyakit dan terganggunya transportasiunsur hara.
Gejala luar pada tanaman terlihat daun menguning dan ukuran tandan berkurang sehingga
produksi menurun.

Cara pengendalian: Sanitasi lingkungan, menangkap kumbang dewasa dengan perangkap yang
terbuat dari bonggol pisang, menggunakan musuh alami dan insektisida berbahan aktif
karbofuran, monokrotofos.

Penyakit

1. Layu Bakteri dan Layu Fusarium

Penyakit layu bakteri atau penyakit darah disebabkan oleh bakteri (Pseudomonas
solanacearum) dan penyakit layu Fusarium atau penyakit Panama disebabkan oleh cendawan
(Fusarium oxysporum sp. Cubense). Kedua penyakit ini sukar dikendalikan, mudah berpindah
dan mampu bertahan di dalam tanah dalam jangka waktu yang cukup lama.

Gejala serangan kedua penyakit dapat dibedakan sebagai berikut

Daun:

 Layu bakteri: warna daun kuning pucat dan total pada daun nomor 2 dan 3 dari pangkal
daun terus ke bagian pinggir dan berlanjut ke semua daun; pohon induk umumnya terlihat
sehat, anakan dengan segera memperlihatkan gejala serangan kerdil, layu, daun kuning
ketika anakan berumur 2-3 bulan.
 Layu fusarium: warna daun tua kuning kehijauan dimulai dari pinggir daun berlanjut
kedaun yang lebih muda dan yang terakhir adalah daun yang baru membuka; batang
semu pecah membujur beberapa cm di atas tanah (dapat juga terjadi pada tanaman muda
atau anakan). Anakan kerdil, daun menyempit, batang semu pecah dan mengembang ke
atas (mirip serangan kerdil pisang).

Batang Semu:

 Layu bakteri: pohon induk umumnya terlihat sehat, anakan dengan segera
memperlihatkan gejala serangan kerdil, layu, daun kuning ketika anakan berumur 2-3
bulan. Bila dipotong, bagian dalam (empulur) terlihat membusuk, berwarna coklat
kemerahan.
 Layu fusarium: batang semu pecah membujur beberapa cm di atas tanah (dapat juga
terjadi pada tanaman muda atau anakan). Anakan kerdil, daun menyempit, batang semu
pecah dan mengembang ke atas (mirip serangan kerdil pisang). Bila dipotong, ditemukan
jaringan/benang berupa garis berwarna hitam/ungu/coklat/ kekuningan. Empulur
biasanya tidak membusuk/hitam.
8

Bonggol:

 Layu bakteri: Bila dipotong akan mengeluarkan cairan berwarna coklat kemerahan.
 Layu fusarium: Bila dipotong, bagian tengah berwarna hitam, coklat atau ungu.

Buah:

 Layu bakteri: Pada tanaman induk yang baru terserang, penampilan buah normal, tapi
bila dipotong buah busuk dengan warna coklat kehitaman. Pada tanaman terserang sejak
awal, buah tidak terbentuk sempurna dan kering.
 Layu fusarium: Umumnya tidak sampai panen. Bila panen ukurannya menjadi kecil, layu
dan matang sebelum waktunya.

Tampilan jantung

 Layu bakteri: Jantung mengering, kelopak sukar lepas, bergelantungan di sekitar jantung.
Bila dipotong, mengeluarkan cairan berupa susu. Bila potongan jantung ini dimasukkan
ke dalam air, akan terbentuk materi berupa benang-benang.
 Layu fusarium: Awalnya normal, kemudian tumbuh kerdil dan layu. Bila dipotong tidak
memperlihatkan perbedaan dengan jantung pisang sehat.

Cara Pengendalian:

penyakit layu Fusarium/Panama

 Penggunaan bibit bebas penyakit.


 Sanitasi lahan.
 Deteksi/pengamatan cepat keberadaan fusarium.
 Pemakaian agensia hayati.
 Karantina wilayah atau karantina lokal.
 Eradikasi/pemusnahan.
 Sterilisasi alat.

penyakit layu bakteri/darah

 Penggunaan bibit sehat.


9

 Sanitasi lahan.
 Membuat drainase di kebun
 Pengendalian serangga penular.
 Pemakain jenis pisang tahan.
 Pembungkusan.
 Karantina wilayah atau karantina lokal.
 Sterilisasi alat.

SANITASI LINGKUNGAN PADA TANAMAN PISANG

Pengendalian utama hama dan penyakit pada tanaman pisang adalah menjaga lingkungan
tumbuh tetap bersih atau biasa disebut sanitasi. Sanitasi kebun bertujuan untuk menjaga
lingkungan kebun tetap sehat, sehingga pertumbuhan tanaman dapat berlangsung dengan
baik. Pemeliharaan dilakukan 45 hari sekali meliputi kegiatan pembersihan daun kering,
penjarangan anakan dan pembuangan sisa tanaman bekas panen.

1. Pembuatan Parit Kelililing dan Rorak

Tujuan Pembuatan draenase adalah untuk mencegah penularan penyakit terutama


penyakit tular tanah dari lingkungan sekitar kebun dan sanitasi kebun. Parit dibuat
mengelilingi kebun dengan lebar dan 50-60 cm dan kedalaman 40-50 cm, sedangkan
rorak/lubang bertujuan untuk mengumpulkan sisa-sisa tanaman dibuat sebanyak 10
buah/ha dengan ukuran 1 m3.

2. Pemangkasan

Pemangkasan daun yang kering bertujuan untuk pencegahan penularan penyakit,


mencegah daun-daun yang tua menutupi anakan dan melindungi buah dari goresan daun.
Pada saat pembungaan setidaknya ada 6-8 daun sehat agar berat buah maksimal. Setelah
pemangkasan bunga jantan tidak dilakukan pemangkasan daun lagi. Daun bekas
pangkasan dari tanaman sakit dikumpulkan dan kemudian dibakar selain itu sterilisasi
alat pemangkas dengan desinfektan misalnya menggunakan bayclean atau alkohol.

3. Pengendalian gulma

Pengendalian gulma dilakukan pada saat tanaman berumur 1 sampai 5 bulan, terutama 3
bulan pertama harus dilakukan secara intensif. Setelah umur tanaman 5 bulan
pengendalian dapat dukurangi. Pada saat ini pengendalian gulma dapat dilakukan dengan
herbisida karena tanaman sudah cukup tinggi sehingga daun tanaman tidak terkena
herbisida. Penyiangan dilakukan dengan selang waktu 2 – 3 bulan.

Pada daerah yang terserang penyakit layu Panama dan penyakit darah, penyiangan
menggunakan herbisida.
10

4. Penjarangan anakan

Penjarangan anakan dilakukan dengan memelihara 1 tanaman induk (umur 9 bulan), 1


anakan (umur 7 bulan), dan 1 anakan muda (umur 3 bulan), dilakukan rutin setiap 6 – 8
minggu. Anakan yang dipilih atau disisakan adalah anakan yang terletak pada tempat
yang terbuka dan berikiutnya yang terletak diseberangnya.

5. Perawatan tandan

Daun sekitar tandan terutama daun yang sudah kering wajib dibersihkan. Pembuangan
buah pisang yang tidak sempurna (1 - 2 sisir terakhir dari tandan) juga perlu dilakukan
diikuti dengan pemotongan bunga jantan agar buah pada tandan di atasnya dapat tumbuh
dengan baik. Kemudian buah dibungkus/dikerodong dengan kantong plastik warna biru
ukuran 1 x 45 cm. Hal ini dilakukan untuk melindungi buah dari kerusakan oleh serangga
atau karena gesekan daun. Setelah dibungkus, pada tandan yang mempunyai masa
pembuahan yang sama dapat diberi tanda (misal dengan tali rafia warna yang sama). Hal
ini untuk menentukan waktu panen yang tepat sehingga umur dan ukuran buah seragam.
Agar tanaman tidak roboh sebelum buah dipanen, maka dapat ditopang dengan bambu
atau dengan mengikat pangkal tandan dengan kabel yang direntang diantara barisan
tanaman pisang.

Produk Turunan pohon pisang Yaitu


Kripik bonggol pisang
Kripik pisang
stick pisang
Pisang goreng
Pisang coklat

Anda mungkin juga menyukai