Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

RESPON TANAMAN PADI (Oryza Sativa)


TERHADAP KECAMAN KEKURANGAN AIR

Dosen Pengampuh:
Dr. Ir. Hanafi, M.P.

Disusun Oleh:

Nama : Muh. Iqram Yusuf


Nim : 21011014009
Prodi : Agroteknologi
Mata Kuliah : Ekofisiologi Tanaman

PROGRAM STUDI
AGROTEKNOLOGI FAKULTAS
PERTANIAN UNIVERSITAS ISLAM
MAKASSAR MAKASSAR
2023
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Panyayang, Kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah. dan inayah-Nya, sehingga saya dapat
menyelesaikan makalah ini.

Makalah ini ditulis berdasarkan berbagai sumber serta informasi dari berbagai
media. Tak lupa saya sampaikan terima kasih kepada Bapak Dr. Ir. Hanafi, M.P.
selaku dosen pengampuh mata kuliah ekofisiologi tanaman, sehingga dapat
terselesaikannya makalah ini.

Saya berharap makalah ini dapat menambah wawasan mengenai tentang.


Saya berharap bagi pembaca untuk dapat memberikan kritik dan saran yang
sifatnya membangun agar makalah ini menjadi lebih sempurna.

Makassar, 29 November 2023

Muh. Iqram Yusuf


BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang

Padi (Oryza sativa L.) merupakan tanaman pangan yang sangat penting di
dunia setelah gandum dan jagung. Padi merupakan tanaman pangan yang sangat
penting karena beras masih digunakan sebagai makanan pokok bagi sebagian
besar penduduk dunia terutama Asia sampai sekarang. Beras merupakan
komoditas strategis di Indonesia karena beras mempunyai pengaruh yang besar
terhadap kestabilan ekonomi dan politik
Air adalah sumberdaya yang sangat diperlukan bagi seluruh makhluk
hidup. Manusia memanfaatkan sumberdaya air untuk dapat memenuhi berbagai
kebutuhan seperti untuk kebutuhan domestik, pertanian, industri dan usaha-usaha
lainnya. Kebutuhan yang paling banyak memerlukan air yaitu lahan pertanian
terkhusus tanaman padi juga sangat membutuhkan air pada proses
metabolismenya.
Kekurangan air pada jaringan tanaman walaupun dalam waktu yang
singkat dapat menyebabkan menurunnya hasil gabah, terutama bila kekeringan
yang terjadi pada saat-saat anthesis dan pembibitan. Penurunan hasil gabah dapat
disebabkan antara lain oleh penurunan aktivitas fotosintesis dan metabolisme yang
berakibat langsung pada penurunan produksi. Penurunan aktivitas fotosintesis dan
metabolisme ini dapat menyebabkan sterilitas polen (Curtois dan Lafitte, 2020)
sehingga produksi menjadi turun.
Defisit air dalam jaringan tumbuhan dapat disebabkan oleh kekurangan
suplai air di daerah perakaran (rizosfer), atau karena permintaan air yang
berlebihan oleh daun dalam kondisi laju evapotranspirasi melebihi laju
penyerapan air oleh akar tanaman. Serapan air oleh akar tanaman dipengaruhi
oleh laju transpirasi dan ketersediaan airtanah (Lakitan, 19%).
1.2.Rumusan Masalah
a. Klasifikasi Tanaman Padi
b. Morfologi Tanaman Padi
c. Respon Tanaman Padi Pada Cekaman Kekeringan (Kurang Air)
BAB II
PEMBAHASA
N
2.1. Klasifikasi Tanaman Padi
Divisio :
Spermatophyta Sub division :
Angiospermae
Kelas : Monocotyledoneae,
Ordo : Poales,
Famili : Graminae
Genus : Oryza Linn
Species : Oryza sativa L.

2.2. Morofologi Tanaman Padi


1. Akar
Berdasarkan literatur Aak (1992) akar adalah bagian tanaman yang
berfungsi menyerap air dan zat makanan dari dalam tanah, kemudian diangkut ke
bagian atas tanaman. Akar tanaman padi dapat dibedakan atas :

 Radikula; akar yang tumbuh pada saat benih berkecambah. Pada


benih yang sedang berkecambah timbul calon akar dan batang.
Calon akar mengalami pertumbuhan ke arah bawah sehingga
terbentuk akar tunggang, sedangkan calon batang akan tumbuh ke
atas sehingga terbentuk batang dan daun.
 Akar serabut (akaradventif); setelah 5-6 hari terbentuk akar
tunggang, akar serabut akan tumbuh.
 Akar rambut ; merupakan bagian akar yang keluar dari akar
tunggang dan akar serabut. Akar ini merupakan saluran pada kulit
akar yang berada diluar, dan ini penting dalam pengisapan air
maupun zat-zat makanan. Akar rambut biasanya berumur pendek
sedangkan bentuk dan panjangnya sama dengan akar serabut.
 Akar tajuk (crown roots) ;adalah akar yang tumbuh dari ruas batang
terendah. Akar tajuk ini dibedakan lagi berdasarkan letak
kedalaman akar di tanah yaitu akar yang dangkal dan akar yang
dalam. Apabila
kandungan udara di dalam tanah rendah,maka akar-akar dangkal
mudah berkembang.

2. Batang
Padi termasuk golongan tumbuhan Graminae dengan batang yang
tersusun dari beberapa ruas. Ruas-ruas itu merupakan bubung kosong. Pada
kedua ujung bubung kosong itu bubungnya ditutup oleh buku. Panjangnya ruas
tidak sama. Ruas yang terpendek terdapat pada pangkal batang. Ruas yang kedua,
ruas yang ketiga, dan seterusnya adalah lebih panjang daripada ruas yang
didahuluinya. Pada buku bagian bawah dari ruas tumbuh daun pelepah
yangmembalut ruas sampai buku bagian atas.Tepat pada buku bagian atas ujumg
dari daun pelepah memperlihatkan percabangan dimana cabang yang terpendek
menjadi ligula (lidah) daun, dan bagian yamg terpanjang dan terbesar menjadi
daun kelopak yang memiliki bagian auricle pada sebelah kiri dan kanan. Daun
kelopak yang terpanjang dan membalut ruas yang paling atas dari batang disebut
daunbendera. Tepat dimana daun pelepah teratas menjadi ligula dan daun
bendera, di situlah timbul ruas yang menjadi bulir padi.
3. Daun
Padi termasuk tanaman jenis rumput-rumputan mempunyai daun yang
berbeda-beda, baik bentuk, susunan, atau bagian bagiannya. Ciri khas daun padi
adalah adanya sisik dan telinga daun. Hal inilah yang menyebabkan daun padi
dapat dibedakan dari jenis rumput yang lain. Adapun bagian-bagian daun padi
adalah :

 Helaian daun ; terletak pada batang padi dan selalu ada. Bentuknya
memanjang seperti pita. Panjang dan lebar helaian daun tergantung
varietas padi yang bersangkutan.
 Pelepah daun (upih) ;merupakan bagian daun yang menyelubungi
batang, pelepah daun ini berfungsi memberi dukungan pada bagian
ruas yang jaringannya lunak, dan hal ini selalu terjadi.
 Lidah daun ; lidah daun terletak pada perbatasan antara helai daun
dan upih. Panjang lidah daun berbeda-beda, tergantung pada
varietas padi. Lidah daun duduknya melekat pada batang. Fungsi
lidah daun
adalah mencegah masuknya air hujan diantara batang dan pelepah
daun (upih). Disamping itu lidah daun juga mencegah infeksi
penyakit, sebab media air memudahkan penyebaran penyakit.

4. Bunga
Sekumpulan bunga padi (spikelet) yang keluar dari buku paling atas
dinamakan malai. Bulir-bulir padi terletak pada cabang pertama dan cabang
kedua, sedangkan sumbu utama malai adalah ruas buku yang terakhir pada
batang. Panjang malai tergantung pada varietas padi yang ditanam dancara
bercocok tanam. Dari sumbu utama pada ruas buku148yang terakhir inilah
biasanya panjang malai (rangkaian bunga) diukur. Panjang malai dapat dibedakan
menjadi 3 ukuran yaitu malai pendek (kurang dari 20 cm), malai sedang (antara
20-30 cm), dan malai panjang (lebih dari 30cm). Jumlah cabang pada setiap malai
berkisar antara 15-20 buah, yang paling rendah 7 buah cabang, dan yang
terbanyak dapat mencapai 30 buah cabang. Jumlah cabang ini akan
mempengaruhi besarnya rendemen tanaman padi varietas baru, setiap malai bisa
mencapai100-120 bunga (Aak, 2022).
Komponen-komponen (bagian) bunga padi adalah:

 kepala sari
 tangkai sari,
 palea (belahan yang besar),
 lemma (belahan yang kecil),
 kepala putik,
 tangkai bunga.

5. Buah
Buah padi yang sehari-hari kita sebut biji padi atau butir/gabah,sebenarnya
bukan biji melainkan buah padi yang tertutup oleh lemma dan palea. Buah ini
terjadi setelah selesai penyerbukkan dan pembuahan. Lemma dan palea serta
bagian lain yang membentuk sekam atau kulit gabah.
Jika bunga padi telah dewasa, kedua belahan kembang mahkota (palea
dan lemmanya) yang semula bersatu akan membuka dengan sendirinya
sedemikian rupa sehingga antara lemma dan palea terjadi siku/sudut sebesar 30-
600. Membukanya kedua belahan kembang mahkota itu terjadi pada umumnya
pada
hari-hari cerah antara jam 10-12, dimana suhu kira-kira 30-320C. Di dalam dua
daun mahkota palea dan lemma itu terdapat bagian dalam dari bunga padi yang
terdiri dari bakal buah (biasa disebut karyiopsis).
Jika buah padi telah masak, kedua belahan daun mahkota bunga itulah
yang menjadi pembungkus berasnya (sekam). Diatas karyiopsis terdapat dua
kepala putik yang dipikul oleh masing-masing tangkainya. Lodicula yang
berjumlah dua buah, sebenarnya merupakan daun mahkota yang telah berubah
bentuk. Pada waktu padi hendak berbunga, lodicula menjad imengembang karena
menghisap cairan dari bakal buah. Pengembangan ini mendorong lemma dan
palea terpisah dan terbuka. Hal ini memungkinkan benang sari yang memanjang
keluar dari bagian atas atau dari samping bunga yang terbuka tadi. Terbukanya
bunga diikuti dengan pecahnya kandung serbuk, yang kemudian menumpahkan
tepung sarinya. Sesudah tepung sarinya ditumpahkan dari kandung serbuk maka
lemma dan palea menutup kembali. Dengan berpindahnya tepung sari dari kepala
putik maka selesailah sudah proses penyerbukkan. Kemudian terjadilah
pembulaian yang menghasilkan lembaga danendosperm. Endosperm
adalahpenting sebagai sumbercadangan makanan bagitanaman yang baru tumbuh

2.3. Respon Tanaman Padi Pada Cekaman Kekeringan


Respon tanaman pada saat mengalami cekaman kekeringan adalah sebagai
berikut: perubahan di tingkat seluler dan molekuler, pengecilan volume sel,
seperti penurunan luas daun, peningkatan rasio akartajuk dan sensitifitas stomata.
Selain itu terjadi pula penurunan laju fotosintesis, peningkatan akumulasi
senyawa osmotik terlarut seperti prolin, gula betain dan gula alkohol, perubahan
aktivitas enzim serta perubahan ekspresi gen.
1. Respon Morfologis
Tumbuhan yang mampu membentuk sistem perakaran yang dalam
sebelum terjadi kekeringan yang ekstrim mendapat manfaat Iebih,
dibandingkan tanaman dengan akar yang dangkal. Volume perakaran yang
panjang dan tebal akan berkurang apabila kekeringan terjadi Iebih cepat di
awal siklus hidup tanaman: perakaran ini berfungsi penting dalam
menghadapi situasi kekeringan pada bagian akhir umur tanaman.
Setiap jenis atau varietas tumbuhan memiliki perkembangan
perakaran yang berbeda. Selain penyebaran akar, permeabilitas akar besar
peranannya dalam menentukan besarnya air yang terserap. Varietas yang
termasuk dalam kelompok toleran kekeringan memiliki ciri perakaran
yang dalam, padat dan kuat sehingga memberikan jaminan kelancaran
pengiriman air dan hara dari dalam tanah ke tanaman. Akar yang mampu
menembus lapisan dasar pot berupalapisan lilin, panjangnya Iebih dari 10
cm dan jumlah akarnya relatif banyak diperkirakan Iebih toleran terhadap
kekeringan (Suardi,2021).
Dalam keterkaitan dengan perakaran, genotipe tanaman yang tahan
terhadap kekeringan memiliki sifat sebagai berikut: (1) mampu
mengembangkan sistem perakarannya pada saat air masih tersedia
sebelum tanaman mengalami cekaman kekeringan sehingga tanaman dapat
mengekstrak air dari lapisan tanah bagian dalam, (2) memodifikasi sistem
perakaran sehingga mampu mengekstrak air dari lapisan air paling dalam,
kondisi ini terjadi apabila ada cekaman air
2. Respon Biokemis
Tumbuhan yang mengalami cekaman kekeringan pada umumnya
memproduksi senyawa ABA (asam absisat) selain itu juga menghasilkan
dehidrin protein yang berfungsi sebagai osmoprotektan. Dengan adanya
kekeringan, ABA yang disintesa di dalam akar akan ditransport ke daun
untuk mengatur proses fisiologi dan meningkatkan ketersediaan air tanah
dengan menghambat kehilangan air melalui penutupan stomata; ABA
merupakan derivat sesquiterpenoid dari asam mevalonic yang berperan
sebagai penanda biokimia terhadap stres kekeringan (Kirkham, 1990;
Setiawan, 2021).
Pada umumnya kandungan ABA pada tumbuhan yang toleran
kekeringan akan Iebih tinggi dibandingkan dengan jenis yang peka,
sehingga ABA selalu dikaitkan dengan sifat toleransi tumbuhan terhadap
cekaman kekeringan. Aplikasi ABA secara eksogen dapat
menyebabkan
terinduksinya penutupan stomata dan menginduksi akumulasi prolin
(Dingkhun et a/., 2021).
Menutupnya stomata yang berhubungan dengan peningkatan asam
absisat antara lain disebabkan karena, pengangkutan ion K+ keluar dari
sel, termasuk anion dan ion lain, sehingga tekanan turgor berkurang dan
stomata menutup (Jensen et ai, 2021). Selain itu dipacu peningkatan Ca2+
di dalam sitosol, peningkatan tersebut menyebabkan chanel Ca2+ terbuka
dan Ca2+ keluar dari sitosol, proses ini mengatur pembukaan dan
penutupan stomata (Allan et al. 2021)
Mekanisme fisiologi untuk ketahanan terhadap cekaman
kekeringan dan kadar garam tinggi (salinitas) adalah peningkatan prolin
dalam jaringan prolin berperan sebagai osmoregulator dalam proses
osmoregulasi (osmotic adjustment). Osmoregulasi merupakan
pengaturan/penyesuaian potensial osmotik di dalam sel dengan menambah
atau mengurangi zat terlarut hingga potensial osmotik intraseluler
mendekati potensial osmotik medium di sekeliling sel.
Dengan adanya penyesuaian osmotik tersebut maka
memungkinkan suatu tumbuhan yang mengalami cekaman kekeringan
dapat mempertahankan supaya stomata tetap terbuka pada level yang
dapat ditoleransi, sehingga tetap dapat menyerap CO2, penting dalam
mempertahankan pertumbuhan walaupun mengalami cekaman kekeringan
(Cabuslay etal., 2021).
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan

1. Padi merupakan tanaman pangan yang sangat penting karena beras


masih digunakan sebagai makanan pokok bagi sebagian besar
penduduk dunia terutama Asia sampai sekarang.
2. Kekurangan air pada jaringan tanaman walaupun dalam waktu yang
singkat dapat menyebabkan menurunnya hasil gabah, terutama bila
kekeringan yang terjadi
3. Respon tanaman pada saat mengalami cekaman kekeringan
adalah sebagai berikut: perubahan di tingkat seluler dan
molekuler, pengecilan volume sel, seperti penurunan luas daun,
peningkatan rasio akartajuk dan sensitifitas stomata.
DAFTAR PUSTAKA

Allan AC, MD Fricker, JL Ward, MH Beale and AJ Tremawas. 2021. Two


transduction pathways mediated rapid effect of absicic acid in Commelina
guard cells. Plant Cell 6, 1319-1328.
AAK. 2022. Bercocok Tanam Jagung. Penerbit Kanisius. Yogyakarta.
Curtois B and R. Lafitte. 2020. Improving rice for droughtprone upland
environments. In: O Ito, J O'Toole, and B Hardy (Eds.).
International Rice Research Institute.
Cabuslay G, O Ito and A Alejar. 2021. Genotypic differences in physiological
responses to water deficit in rice. In: O Ito, J O'Toole and B Hardy (Eds.),
99
Dingkuhn M, RT Cruv, JC O'Toole and K Doerffling. 1991. Responses of seven
diverse rice cultivars to water deficit. III. Accumulation of absisic acid
and proline in relation to leaf water-potential and osmotic adjustment.
Field Crops Res. 11, 103-117
Jensen AB, PK Bush, M Figueras, MM Alba, GR Peracchia- Messeguer, A
Goday, and M Pages. 2021. Drought signal transduction in plants. Plant
Growth Reg 20, 105-110
Kirkham MD. 1990. Plant response to water deficit. In: BA Steward and DR
Nielsen (Ed.), 323-342. Irrigation of Agricultural Crops Madison,
Wisconsin. USA.
Suardi D. 2001. Pemilihan galur padi toleran kekeringan berdasarkan uji daya
tembus akar dan hasil gabah. Berita Puslitbangtan 20, 4—5.

Anda mungkin juga menyukai