Anda di halaman 1dari 9

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Legum adalah sekelompok tanaman yang berdaun lebar dari famili botani Fabaceae,
Mimosaceae dan Caesalpiniaceae. Cirinya adalah produksi polong yang terbuka di
sepanjang suatu lapisan. Satu ciri penting lain dari legum adalah kemampuannya mengubah
N dari udara menjadi bentuk yang berguna untuk legum dan tanaman-tanaman sejenis.
Tanaman legum merupakan tanaman yang berperan dalam kesuburan tanah. Legum
dikenal sebagai tanaman yang dapat menambat N2 diudara untuk pertumbuhannya dan
sebagian disekresikan kelingkungan tanah. Hal ini diakibatkan karena tanaman legum
melakukan asosiasi dengan bakteri penambat nitrogen. Sebagian besar bakteri yang
bersimbiosis dengan tanaman legum adalah bakteri pembintil akar (Legume Nodulating
Bacteria) atau dikenal sebagai rhizobia. Simbiosis rhizobia dengan tanaman legum adalah
proses kompleks yang melibatkan tanaman dan gen bakteri yang mengarah ke
pembentukan dan perkembangan nodul pada akar legum (Nadeem et al., 2015).
Legum bervariasi secara nyata dalam sifat tumbuh yang meliputi:
1. jenis herba yang tumbuh rendah, yang menjalar dan membentuk stolon atau rizoma
(batang bawah tanah)
2. jenis herba menjalar atau melilit
3. tumbuh pendek, lembut, berkayu, yang menghasilkan batang dan daun yang dapat
dimakan
4. pohon atau semak yang tinggi berkayu tetapi menghasilkan daun yang mengandung
gizi tinggi

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana morfologi batang, daun, bunga dan polong dari identifikasi tanaman
leguminosa yang terdiri jenis pohon/kayu, perdu, semak, melilit dan menjalar ?
1.3 Tujuan
Adapun tujuan dari praktikum ini adalah untuk mengetahui morfologi tanaman leguminosa
secara lengkap baik dari batang, daun, bunga dan polong.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Dasar Teori
Leguminosa merupakan salah satu suku tumbuhan dikotil yang mempunyai kemampuannya
mengikat (fiksasi) nitrogen langsung dari udara (tidak melalui cairan tanah) karena
bersimbiosis dengan bakteri tertentu pada akar ataubatangnya (Tillman dkk, 1998).
Leguminosa memiliki bintil-bintil akar yang berfungsi dalam pensuplai nitrogen, dimana di
dalam bintil-bintil akar inilah bakteri bertempat tinggal dan berkembang biak serta melakukan
kegiatan fiksasi nitrogen bebas dari udara. Itulah sebabnya leguminosa merupakan sumber
protein dan mineral yang berkadar tinggi bagi ternak, disamping memperbaiki kesuburan tanah
(Susetyo, 1983).

Menurut Tilman dkk. (1998) hijauan pakan jenis leguminosa memiliki sifat yang berbeda
dengan rumput-rumputan, jenis legum umumnya kaya akan protein, kalsium dan phosfor.
Legum berdasarkan fungsinya terbagi menjadi 3 macam yaitu : 1) Sebagai bahan pangan dan
hijauan pakan ternak (Papilionaceae), contohnya : Kacang Tanah (Arachis hipogeae), Kacang
kedele (Glycine soya), Kacang panjang (Vigna sinensis), 2) Sebagai hijauan pakan ternak
(Mimosaceae), contohnya : Kacang gude (Cayanus cayan), Kalopo (Calopogonium
muconoides), Sentrosema (Centrosoma pubescens), 3) Multi fungsi (pakan, pagar, pelindung,
penahan erosi), contohnya : Gliricidea maculata, Albazia falcate.

Reksohadiprodjo (1985) juga menjelaskan apabila dilihat dari bentuknya, tanaman leguminosa
dibagi menjadi tiga :

1) Pohon adalah tanaman leguminosa yang berkayu dan mempunyai tinggi lebih dari 1,5
meter, contoh : Leucaena leucocephala, Sesbania glandiflora, Glyricidia sepium, Bauhinia
sp., Fodder trees (leguminosa pohon) adalah tanaman yang sangat potensial digunakan
sebagai hijauan pakan sumber protein untuk ternak ruminansia di daerah tropis (Devendra,
1992; Leng, 1997). Di daerah arid dan semi-arid, fodder trees adalah bahan pakan sumber
protein yang paling banyak digunakan selama bulan kemarau (Baumer, 1992). Menurut
Lai (1988) leguminosa pohon juga merupakan andalan untuk menyediakan pakan ternak
khususnya pada musim kemarau di mana produksi rumput menurun.
2) Perdu adalah tanaman leguminosa yang berkayu dan mempunyai tinggi kurang dari 1,5
meter, contoh : Desmanthus vergatus, Desmodium gyroides, Flemingia congesta,
Indigofera arrecta,
3) Semak adalah tanaman leguminosa yang tidak berkayu, sifat tumbuhnya memanjat dan
merambat, contoh : Centrosema pubescens, Pueraria phaseoloides, C alopogonium
mucunoides. Rasidin (2005) menjelaskan tanaman leguminosa merupakan sumber pakan
bagi ternak ruminansia, dan juga dapat memperbaiki pengolahan sumber daya lahan
pertanian seperti pelindung permukaan tanah dari erosi, memperbaiki kesuburan tanah
memperbaiki sifat fisik dan kimia tanah dan menekan pertumbuhan gulma.

Daun merupakan bagian tumbuhan yang tumbuh dari batang, umumnya berbentuk tipis
dan berwarna hijau.Warna hijau tersebut disebabkan adanya klorofil pada daun. Namun,
ada juga daun yang berwarna kuning, merah, dan ungu.\Bagian-bagian daun yang utama
adalah:
1. Pelepah/upih daun (vagina);
2. Tangkai daun (petioles);
3. Helaian daun (lamina).

Daun yang memiliki ketiga bagian utama di atas disebut daun lengkap (folium completes),
contohnya daun pisang dan daun bambu. Pada sebagian besar tumbuhan hanya terdiri dari
1 atau 2 bagian saja, daun seperti ini disebut daun tidak lengkap.Yang termasuk daun yang
tidak lengkap adalah:

1. Daun bertangkai, adalah daun yang hanya mempunyai tangkai dan helaian daun,
contohnya daun mangga.
2. Daun duduk, adalah daun yang hanya terdiri dari helaian daun saja.
3. Daun berupih, adalah daun yang hanya mempunyai upih daun dan helaian daun.
Contohnya daun rumput-rumputan, daun padi, dan daun jagung.
4. Daun yang terdiri dari tangkai saja, biasanya daun yang seperti ini melebar menyerupai
helaian dain dan disebut phyllodia. Contohnya daun Oxalis bupleurifolis.

Berdasarkan jumlah tangkai anak daun dalam satu tangkai, daun dibedakan menjadi:

1. Daun tunggal: hanya memiliki satu helai daun disetiap tangkainya. Bagian dari batang
yang menjadi tempat duduknya daun disebut nodus, dan sudut atas antara daun dan
batang disebut ketiak daun.
2. Daun majemuk: memiliki beberapa helai daun di setiap tangkainya. Yaitu jika pada
tumbuhan tersebut, tangkainya terlihat bercabang-cabang, dan baru pada cabang
tangkai ini terdapat helaian daunnya.

Morfologi dibedakan berdasarkan :

1. Bentuk Daun
Bentuk daun dapat dibedakan menjadi 5 macam, yaitu:
1. Bentuk bulat atau bundar. Contohnya teratai besar.
2. Bentuk perisai. Contohnya daun jarak.
3. Bentuk jorong. Contohnya daun nangka dan nyamplungan.
4. Bentuk memanjang. Contohnya daun srikaya dan sirsak.
5. Bentuk lanset. Contohnya daun kamboja.
6. Bentuk tepi daun

Bentuk tepi daun dapat dibedakan menjadi:

1. Rata;
2. Bergerigi (serratus);
3. Bergerigi ganda/rangkap (biserratus);
4. Bergigi (dentalus);
5. Beringgit (crenatus);
6. Berombak (repandus).
7. Bentuk permukaan daun

Bentuk permukaan daun bermacam-macam, antara lain:

1. Tanpa rambut, licin;


2. Berbulu pendek, lembut;
3. Keriput;
4. Berambut seperti wol, ikal.
5. Susunan tulang daun antara lain:
1. Menyirip
Tulang daun jenis ini memiliki susunan seperti sirip-sirip ikan, tersusun rapi mulai dari
tangkai daun hingga ujung dari helai daun.Contoh tumbuhan yang memiliki jenis tulang
seperti ini adalah tulang daun jambu, mangga, dan rambutan.
2. Melengkung
Tulang daun melengkung berbentuk seperti garis – garis melengkung.Tulang daun jenis
ini dapat kita temukan pada berbagai tumbuhan di lingkungan sekitar kita. Misalnya,
tulang daun siri, gadung, dan genjer
3. Menjari
Tanaman ini mempunyai satu tulang daun yang besar dan bentuknya seperti jari-jari
tangan manusia.Misalnya tulang daun pepaya, jarak, singkong, dan kapas.
4. Sejajar
Tulang daun sejajar berbentuk seperti garis-garis sejajar, mulai dari pangkal daun
hingga ujung daun.Tiap-tiap ujung tulang daun menyatu. Biasanya bentuk daunnya
panjang-panjang.Misalnya, tulang daun tebu, padi, jagung, alang-alang, dan semua
jenis rumput-rumputan.

Bentuk-bentuk Ujung Daun (Apex Folli)

1. runcing(acutus), jika kedua tepi daun di kanan kiri ibu tulang sedikit demi sedikit
sedikit menuju keatas dan pertemuannya pada puncak daun membentuk suatu sudut
lancip (lebih kecil dari 90 derajat). Ujung daun yang runcing lazim kita dapati pada
daun-daun bangun: bulat memanjang, lanset, segitiga, delta, belah ketupat, dll.
Contohnya ujung daun oleander (Nerium oleander L).
2. Meruncing (acuminatus), seperti pada ujung yang runcing, tetapi titik pertemuan
kedua tepi daunnya lebih tinggi dari dugaan, hingga ujung daun nampak sempit
panjang dan runcing, misalnya ujung daun sirsak (Annona muricata L).
3. Tumpul (obtusus), tepi daun yang semula masih agak jauh dari ibu tulang, cepat
menju kesuatu titik pertemuan, hingga terbentuk sudut yang tumpul, sering dijumpai
pada daun bangun bulat telur terbalik atau bangun sudip, misalnya ujung daun sawo
kecik (Manilkara kauki Dub).
4. Membulat (rotundatus), seperti pada ujung yang tumpul, tetapi tidak terbentuk sudut
sama saekali, hingga uung daun merupakan semacam suatu busur, terdapat pada daun
yang bulat atau jorong, atau pada daun bangun ginjal, misalnya ujung daun teratai
besar (Nelumbium nelumbo Duce).
5. Rompang (truncatus), ujung daun tampak sebagai garis yang rata, misalnya ujung
anak daun semanggi (Marsilea crenata Presl.), daun jambu monyet (Anacardium
occidentale L.).
6. Terbelah (retusus), ujung daun justru memperlihatkan suatu lekukan, kadang-kadang
amat jelas, misalnya ujung daun sidaguri (Sida retusa L.), kadang-kadang terbelahnya
ujung hanya akan kelihatan jelas jika diadakan pemeriksaan yang teliti, seperti
misalnya ujung daun bayam (Amaranthus hybridus L.).
7. Berduri (mucronatus), yaitu jika ujung daun ditutup dengan suatu bagian yang runcing
keras, merupakan suatu duri, misalnya ujung daun nanas sebrang (Agave sp).

Bentuk-bentuk Pangkal Daun (Basis Folli)

1. Yang tepi daunnya di bagian itu tidak pernah bertemu, tetapi terpisah oleh pangkal ibu
tulang/ujung tangkai daun. Dalam keadaan seperti pangkal daun dapat :
a. Runcing (acutus), biasanya terdapat pada daun bangun memanjang, lanset, belah
ketupat, dll.
b. Meruncing (acuminatus), biasanya pada bangun bulat telur sungsang atau bangun
daun sudip.
c. Tumpul (obtusus), pada daun-daun bangun bulat, jorong, dan bulat telur.
d. Rompang atau rata (truncatus), pada daun-daun bangun segitiga, delta, tombak.
e. Berlekuk (emarginatus), pada daun-daun bangun jantung, ginjal, anak panah.
2. Yang tepi daunnya dapat bertemu dan dapat berlekatan satu sama lain :
a. Pertemuan tepi daun pada pangkal terjadi pada sisi yang sama terhadap batang sesuai
dengan letak daun pada batang, seperti pada daun-daun bangun perisai.
b. Pertemuan tepi daun terjadi pada sisi seberang batang yang berlawanan atau
berhadapanndengan letak daunnya. Contohnya pada daun bangun membulat.
BAB III
METODOLOGI PRAKTIKUM
3.1 Waktu dan tempat pelaksanaan
Praktikum dilaksanakan pada hari jumat tanggal 5 april 2018 dengan dilaksanakan di
lingkungan fakultas pertanian dan dilaksanakan di sungai kakap
3.2 Alat dan Bahan
1. tanaman yang diamati
2. penggaris
3. alat tulis
4. camera
3.3 Cara Kerja
1. Cari tanaman leguminosa yang akan diamati yang terdiri dari yang berbentuk kayu,
perdu,melilit, menjalar dan merambat
2. Amati dan identifikasi bagian tanaman tersebut dari bentuk batang, daun, bunga dan
polong
3. Catat tiap identifikasi yang didapatkan
4. Dokumentasikan hasil identifikasi yang dilakukan.
BAB V
KESIMPULAN
5.1 Kesimpulan
Tanaman leguminosa dibagi menjadi 3 kelompok yaitu tanaman berbentuk pohon atau
kayu, tanaman perdu, tanaman melilit, menjalar dan merambat. Setiap kelompok
tersebut memiliki perbedaannya masing-masing. Dari segi batang tanaman jenis
leguminosa kelompok kayu memiliki bentuk batang yang keras sedangkan pada semak
dan legum memiliki bentuk batang yang lunak. Dari segi daun ada daun yang menjari,
menyirip, ada yang permukaannya halus,kasar serta berbulu. Sedangkan dari segi
bunga ada yang perbentuk seperti lonceng, terompet, seperti kipas, seperti kupu-kupu
dan ada pula bentuknya berantakan seperti sapu. Begitu pula mengenai polongnya ada
polong yang pendek, sedang dan panjang, ada polong yang memiliki permukaan yang
kasar, halus dan berbulu.

5.2 Saran
Dalam melaksanakan praktikum ini diharapkan praktikan teliti dalam memelihan
perbedaan tiap kelompok tanaman leguminosa ini.
DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai