Anda di halaman 1dari 21

MORFOLOGI ALPUKAT

Dosen Pengampu : Lentina Sitinjak SP.MP

Disusun Oleh :Alfred Berkat Juniman Zebua


NPM : 230430020
Mata Kuliah : Biologi

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS KATOLIK SANTO THOMAS
T.A 2023/2024
KATA PENGANTAR

Puji Tuhan saya panjatkan, karena atas Rahmat nya diberikan Kesehatan dan

kemampuan untuk membuat dan menyelesaikan makalah ini dengan judul

“MORFOLOGI ALPUKAT” Dengan lancar tanpa ada halangan. Penulasan makalah ini

dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah BIOLOGI. Makalah ini disusun sebagai salah

satu tugas dalam memahami lebih dalam tentang karakteristik morfologi dari tanaman

alpukat (Persea americana).

Saya menyadari bahwa alpukat bukan hanya sekadar buah lezat yang

menyegarkan, tetapi juga merupakan tanaman yang memiliki struktur morfologi yang

menarik untuk dijelajahi. Pemahaman terhadap morfologi tanaman menjadi esensial

dalam konteks pertanian, khususnya dalam pengelolaan dan pemeliharaan tanaman

alpukat. Makalah ini mencakup penjelasan mendalam tentang berbagai bagian morfologi

alpukat, seperti daun, batang, bunga, buah, dan akar.

Semoga makalah ini dapat memberikan kontribusi pengetahuan yang bermanfaat

bagi pembaca, khususnya bagi mereka yang tertarik dengan morfologi tanaman alpukat.

Saya menyadari bahwa masih banyak hal yang dapat ditelusuri dan diperdalam terkait

dengan tanaman ini, dan penulis berharap makalah ini dapat menjadi pijakan untuk

penelitian lebih lanjut.

Dalam makalah ini, saya menyadari bahwa makalah ini tidak luput dari

kekurangan dan keterbatasan. Oleh karena itu,saran,kritik,dan masukan dari ibu sangat

saya harapkan guna meningkatkan kualitas dan kebermanfaatan makalah ini.Sekian dan

terimakasih.

Penulis
Medan, 22 Januari 2024
Alfred Berkat Juniman Zebua

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR....................................................................................................................2
DAFTAR ISI.................................................................................................................................3
BAB I.............................................................................................................................................4
PENDAHULUAN.....................................................................................................................4
A. Latar Belakang.................................................................................................................4
B. Tujuan Penulisan..............................................................................................................5
BAB II............................................................................................................................................6
PEMBAHASAN........................................................................................................................6
A. Tanaman Alpukat (Persea americana Mill)....................................................................6
B. Klasifikasi Alpukat...........................................................................................................7
C. Pengertian Morfologi Tumbuhan....................................................................................8
D. Karakteristik Umum Alpukat.........................................................................................9
E. Morfologi Alpukat..........................................................................................................11
F. Syarat Pertumbuhan......................................................................................................15
G. Perkembangan Fase Tanaman......................................................................................17
BAB III........................................................................................................................................20
PENUTUP...............................................................................................................................20
Kesimpulan..........................................................................................................................20
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................................22
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Alpukat (Persea americana) merupakan salah satu buah tropis yang telah

mendapatkan perhatian dunia sebagai sumber nutrisi kaya dan bahan pangan yang lezat.

Dikenal dengan berbagai nama di berbagai wilayah, alpukat menjadi incaran tidak hanya

di pasar lokal tetapi juga di tingkat global. Keunikan buah ini tidak hanya terletak pada

rasanya yang creamy, tetapi juga pada keberagaman morfologisnya.

Penelitian dan pemahaman mendalam terhadap morfologi alpukat menjadi

esensial dalam konteks konservasi genetik, pengembangan varietas, dan keberlanjutan

pertanian. Morfologi mencakup berbagai aspek struktural tumbuhan, seperti bentuk daun,

bunga, buah, dan bagian-bagian lainnya. Penelitian ini bertujuan untuk menyelidiki

karakteristik morfologi alpukat dengan harapan dapat memberikan wawasan mendalam

terkait variasi genetik dan adaptabilitas terhadap lingkungan.

Dalam pandangan ini, makalah ini akan menjelajahi ciri-ciri morfologis alpukat,

memahami signifikansinya dalam identifikasi jenis dan varietas, serta merinci potensi

pengaruhnya terhadap pengembangan jenis-jenis unggul. Pemahaman ini tidak hanya

relevan untuk keberlanjutan pertanian dan keanekaragaman genetik, tetapi juga

berkontribusi pada pemahaman umum tentang ekologi buah ini yang semakin

berkembang.

Dengan berkembangnya tren kesehatan dan pangan organik, pengetahuan yang

lebih mendalam tentang morfologi alpukat juga dapat memberikan sumbangan pada
upaya mempromosikan kesehatan dan pemilihan varietas yang ramah lingkungan. Oleh

karena itu, penelitian ini diharapkan dapat membuka pintu untuk pemahaman lebih lanjut

tentang kekayaan morfologis alpukat dan potensinya dalam konteks pertanian

berkelanjutan.

B. Tujuan Penulisan

Agar mahasiswa dapat memahami apa yang dimaksud dengan alpukat, klasifikasi,

morfologi dari alpukat.


BAB II
PEMBAHASAN

A. Tanaman Alpukat (Persea americana Mill)

Tanaman Alpukat merupakan tanaman buah berupa pohon dengan nama alpuket

(Jawa Barat), Alpokat (Jawa Timur/Jawa Tengah), buah pokat, jambo pokat (Batak),

Advokat, jamboo mentega, jamboo pooan, pookat (Lampung) dan lain-lain. Tanaman

alpukat berasal dari dataran rendah/tinggi Amerika Tengah dan diperkirakan masuk ke

Indonesia pada abad ke-18. Secara resmi antara tahun 1920-1930, Indonesia telah

mengintroduksi 20 varietas alpukat dari Amerika Tengah dan Amerika Serikat untuk

memperoleh varietas-varietas unggul guna meningkatkan kesehatan dan gizi masyarakat,

khususnya di daerah dataran tinggi (Prihatman, 2000).

Tanaman alpukat (Persea americana miller) merupakan tanaman yang berasal dari

dataran tinggi Amerika Tengah dan memiliki banyak varietas yang tersebar di seluruh

dunia. Alpukat secara umum terbagi atas tiga tipe: tipe West Indian, tipe Guatemalan dan

tipe Mexican. Daging dari buah alpukat berwarna hijau di bagian bawah kulit dan

menguning kearah biji. Warna kulit buah alpukat bervariasi, bisa hijau ataupun hitam.

Warna hijau karena kandungan klorofil atau hitam karena pigmen antosiasin (Chandra et

al, 2013).
B. Klasifikasi Alpukat

Menurut Nurrasid (1998), secara taksonomi klasifikasi lengkap tanaman alpukat

adalah sebagaiberikut:

C. Pengertian Morfologi Tumbuhan

Morfologi tumbuhan adalah ilmu yang mempelajari bentuk fisik dan struktur

tubuh dari tumbuhan. Istilah "morfologi" berasal dari bahasa Latin "morphus", yang

berarti wujud atau bentuk, dan "logos", yang berarti ilmu. Morfologi tumbuhan berbeda

dengan anatomi tumbuhan, yang secara khusus mempelajari struktur internal tumbuhan

pada tingkat mikroskopis.

Morfologi tumbuhan tidak hanya menguraikan bentuk dan susunan tubuh

tumbuhan saja, tetapi juga untuk menentukan fungsi dari masing-masing bagian dalam
kehidupan tumbuhan, dan selanjutnya juga berusaha mengetahui dari mana asal dan

susunan tubuh yang terbentuk. Informasi morfologi dibutuhkan dalam pemahaman siklus

hidup, penyebaran geografis, ekologi, evolusi, konservasi, serta pendefinisian spesies.

Struktur morfologi tumbuhan tingkat tinggi secara umum terdiri atas akar, batang,

daun, dan bunga. Setiap bagian tumbuhan tersebut memiliki struktur dan fungsi yang

berbeda-beda. Misalnya, batang terdiri atas tunas aksiler (lateral) yang berpotensi

membentuk tunas cabang dan tunas terminal (ujung/apikal), bagian yang aktif tumbuh

dan berkembang membuat batang menjadi lebih tinggi. Fungsi transportasi zat mampu

dilakukan batang karena adanya struktur jaringan-jaringan pembuluh, yaitu pembuluh

kayu (xilem) dan pembuluh tapis (floem).

Morfologi tumbuhan juga mencakup pemahaman tentang daun, yang merupakan

alat hara yang hanya terletak pada batang dan tidak pernah terdapat pada bagian lain.

Daun dibagi terbagi menjad i daun tunggal dan daun majemuk, pada daun majemuk

terdapat sejumlah anak daun yang melekat pada tangkai daun atau perpanjangannya pada

sumbu (rachis) yang sama.


D. Karakteristik Umum Alpukat

Alpukat (Persea americana) adalah buah yang berasal dari Amerika Tengah dan

Amerika Selatan. Buah ini memiliki karakteristik umum yang membedakannya dari buah

lain. Berikut adalah beberapa karakteristik umum pada alpukat:

1. Bentuk dan Ukuran:

Alpukat biasanya memiliki bentuk bulat hingga oval, meskipun ada beberapa

varietas yang berbentuk pir atau bulat panjang. Ukurannya bervariasi tergantung

pada jenisnya, tetapi rata-rata memiliki panjang sekitar 7-20 cm.

2. Kulit:

Kulit alpukat bisa halus atau bergerigi, tergantung pada jenisnya. Warnanya dapat

bervariasi dari hijau tua hingga hijau cerah atau ungu kehitaman, tergantung pada

tingkat kematangan.

3. Daging Buah :

Daging alpukat berwarna kuning hingga hijau, tergantung pada varietasnya.

Dagingnya sangat lembut dan memiliki tekstur yang lembut dan krimi. Daging

alpukat memiliki rasa yang khas, lembut, dan kaya.

4. Biji:

Alpukat memiliki biji besar yang biasanya berbentuk bulat atau oval. Biji ini

ditempatkan di tengah buah, dan ukurannya bervariasi tergantung pada jenis

alpukat.

5. Kandungan Gizi:

Alpukat kaya akan nutrisi, termasuk lemak sehat, serat, vitamin (seperti vitamin

K, vitamin E, dan vitamin C), serta mineral seperti kalium. Kandungan nutrisinya

membuat alpukat dikenal sebagai makanan yang baik untuk kesehatan jantung

dan kulit.
6. Pematangan:

Alpukat umumnya dipetik saat masih belum matang dan matang setelah disimpan

pada suhu kamar selama beberapa hari. Waktu pematangan bisa berbeda-beda

tergantung pada jenis alpukat dan kondisi lingkungan.

E. Morfologi Alpukat

1) Akar

Gambar : Akar Alpukat

Alpukat dikenal sebagai tanaman dengan biji berkeping dua atau dikotil dan

sistem perakarannya adalah akar tunggang.

 Akar Utama: Alpukat memiliki akar utama yang dikenal sebagai akar tunggang.

Panjang akar utama alpukat bisa mencapai 5 sampai 10 meter atau lebih,

tergantung dari varietas tanaman alpukat. Akar utama ini memiliki fungsi utama

yaitu menyerap air dan zat-zat hara yang berasal dari dalam tanah.

 Akar Tunggang: Setelah akar utama, alpukat memiliki akar tunggang. Akar

tunggang ini bertugas untuk menyerap air dan nutrisi dari tanah dan membantu

mendukung berat tanaman. Akar tunggang alpukat biasanya memiliki panjang

antara 50 cm hingga 1 meter


2) Batang

Gambar : Batang Alpukat

 Tekstur Batang: Batang alpukat memiliki tekstur yang berkayu, berkambium, dan

berbentuk bulat. Warna coklatnya menjadi salah satu ciri khas yang banyak

dimanfaatkan sebagai pewarna coklat.

 Percabangan Batang: Batang alpukat memiliki percabangan yang banyak.

Percabangan ini berfungsi sebagai tempat melekatnya daun alpukat. Ranting

tanaman alpukat memiliki rambut-rambut halus pada permukaannya

3) Daun

Gambar : Daun Alpukat

 Tipe Daun: Daun tanaman alpukat bertipe tunggal. Ini berarti setiap cabang

percabangan pada batang alpukat memiliki satu daun saja.

 Tangkai Daun: Tangkai daun alpukat memiliki panjang sekitar 1,5 – 5 cm.

Tangkai ini berfungsi untuk membantu daun alpukat tetap tegak dan menerima

cahaya matahari secara optimal.


 Bentuk Daun: Bentuk daun alpukat adalah bulat telur memanjang. Tekstur daun

alpukat tebal menyerupai kulit dengan ujung dan bagian pangkalnya meruncing.

Panjang daun alpukat bisa mencapat 20 cm dengan lebar 10 cm.

 Warna Daun: Warna daun alpukat biasanya hijau muda, tetapi bisa berubah

menjadi hijau gelap atau bahkan hitam saat dewasa. Warna ini bergantung pada

kondisi lingkungan dan usia daun

4) Bunga

Gambar : Bunga Alpukat

Bunga alpukat berupa malai yang terletak di dekat ujung ranting, bunganya sangat

banyak berdiameter 1-1,5 cm, berwarna kekuningan, berbulu halus dengan benang sari

dalam 4 karangan. Bunga alpukat bersifat bunga yang sempurna (hermaprodit), tetapi

sifat pembungaannya dichogamy, artinya Bunga yang sama akan mekar 2 kali dalam

waktu 2 hari, dengan fungsi yang berbeda pada masing-masing saat mekar. Pada saat

bunga mekar pertama berfungsi sebagai bunga betina untuk menerima serbuk sari, fase

ini dapat berlangsung 2-4 jam, setelah itu bunga akan menguncup. Bunga yang sama akan

mekar kembali pada hari kedua yang berfungsi sebagai bunga jantan.

Pada saat mekar kedua, kepala sari akan melepaskan serbuk sari. Setelah mekar

kedua, bunga akan kembali menguncup hingga menjadi putik atau bunga gugur.

Berdasarkan sifat pembungaannya, tanaman alpukat dibedakan menjadi 2 tipe. Tipe A:


bunga betina mekar pada pagi hari sedangkan bunga jantan mekar pada sore hari pada

hari berikutnya. Tipe B: bunga betina mekar pada sore hari dan bunga jantan mekar pada

pagi hari berikutnya (Ashari, 2004).

5) Buah

Gambar : Buah Alpukat

 Tipe Buah: Buah alpukat termasuk sebagai buah buni, yang berbentuk bulat telur

dengan panjang 5–20 cm.

 Warna Buah: Buah alpukat berwarna hijau atau kekuningan tergantung

kematangannya dan ada yang berbintik–bintik ungu pada kulitnya. Ketika daging

alpukat sudah masak, tekstur buahnya lunak dan warnanya hijau kekuningan.

 Berat Buah: Pada bagian tengah buah terdapat biji tunggal yang berukuran besar.

Berat alpukat berkisar antara 200 – 400 gram. Namun pada beberapa jenis

alpukat, berat buahnya dapat mencapai 600–700 gram.


6) Biji

Gambar : Biji Alpukat

 Tipe Biji: Biji alpukat termasuk sebagai biji bumi, yang berbentuk oval atau bulat.

Biji ini biasanya berwarna putih atau krem.

 Ukuran Biji: Ukuran biji alpukat sangat bervariasi, berkisar antara 20–40 mm. Biji

alpukat yang lebih besar biasanya berpotensi untuk menghasilkan buah yang lebih

besar.

 Warna Biji: Warna biji alpukat biasanya putih, tetapi bisa berubah menjadi krem,

krem putih, atau bahkan coklat ketika biji tersebut mulai matang.

F. Syarat Pertumbuhan
1. Iklim

a) Curah hujan

Dengan curah hujan yang tinggi antara 750-1.000 mm/tahhun tanaman

alpukat dapat tumbuh denganbaik, tanaman alpukat juga masih dapat tumbuh

pada daerah dengan curah hujan kurang dari kebutuhan minimal (2-6 bulan

kering) dengan syarat kedalaman air tanah maksimal 2 m (Yuniarti, 2008).

b) Cahaya Matahari

Sinar matahari sangat dibutuhkan oleh tanaman alpukat untuk membatu

dalam proses pertumbuhannya. Air dan karbondioksida dengan adanya


bantuan sinar matahari akan di ubah menjadi energi dan oksigen di dalam

daun. Untuk dapat melakukan tugasnya dengan baik, daun membutuhkan.

penyinaran yang tepat. Tanaman alpukat mampu bertahan dibawah terik

matahari dalam waktu yang cukup lama. Kebutuhan tanaman alpukat dalam

pertumbuhannya membutukhan cahaya matahari sekitar 40-80%, selama 6-10

jam/hari (Distan, 2000).

c) Angin

Angin dibutuhkan oleh tanaman alpukat, terutama pada proses

penyerbukan. Selain serangga, angin dapat membantu terjadiya penyerbukan.

Dengan bantuan hembusan angin, serbuk sari yang masak dari satu

tanaman.siap diserbuki. Akan tetapi angin dengan kecepatan yang terlalu

kencang berkisar 62,4-73,6 km/jam dapat mematahkan ranting dan

percabangan tanaman alpukat yang tergolong lunak, rapuh dan mudah patah

(BAPPENAS, 2000).

d) Suhu

Tanaman alpukat termasuk tanaman yang mudah menyesuaikan dengan

lingkungannya. Suhu optimal untuk pertumbuhan alpukat berkisar antara 12,8

28,3˚C. Mengingat tanaman alpukat dapat tumbuh di dataran rendah sampai

dataran tinggi, tanaman alpukat dapat mentolerir suhu udara antara 15- 30˚C

atau lebih (BPPT, 2005).

2. Tanah

a.) Jenis Tanah

Tanaman alpukat dapat tumbuh optimal pada tanah yang gembur,

tidak mudah tergenang air, mempunyai sistem drainase (pembuangan air)


yang baik, subur dan banyak mengandung bahan organik. Tanaman alpukat

tidak cocok ditanami pada tanah padat, karena air akan mudah menggenang

dan menyebabkan penyakit.

b) PH Tanah

Tanaman alpukat dapat tumbuh baik pada pH 5,6-6,4. Bila pH di

bawah 5,5 tanaman akan menderita keracunan karena unsur Al, Mg, dan Fe

larut dalam jumlah yang cukup banyak. Sebaliknya pada pH di atas 6,5

beberapa unsur fungsional seperti Fe, Mg, dan Zn akan berkurang (Frandika,

2014).

Akibat lain dari pH yang tidak tepat adalah terbentuknya ion

bikarbonat dalam jumlah yang banyak. Ion ini dijumpai pada tanah dengan

pH sangat tinggi (lebih dari 8,0) dan mengganggu serapan normal unsur lain

sehingga sangat merugikan pertumbuhan (Indriati dan Emi Sumiarsih.

1997).

c) Ketinggian Tempat

Tanaman alpukat dapat tumbuh di dataran rendah sampai dataran

tinggi, yaitu 5-1500 mdpl. Tanaman alpukat akan tumbuh subur berkembang

baik di daerah dataran rendah dengan ketinggian 0-650 mdpl dan dataran

tinggi dengan ketinggian 651-1500 mdpl, pada ketinggian tersebut

dapatmenghasilkan buah yang lebat. Sebelum menanam harus disesuaikan

antara ketinggian tempat dan jenis alpukatnya (BPPT, 2005).

G. Perkembangan Fase Tanaman

Perubahan morfologi alpukat (Persea americana) selama berbagai tahap

pertumbuhan dapat dijelaskan sebagai berikut:


1. Fase Bibit:

 Pada awal pertumbuhan, bibit alpukat akan memiliki dua daun kecil yang

disebut cotyledon atau daun berkeping dua. Cotyledon berfungsi sebagai

organ penyimpanan makanan yang membantu mendukung pertumbuhan

awal tanaman.

 Akar dan batang akan mulai berkembang, namun mereka masih relatif

kecil dan belum berkembang sepenuhnya.

2. Fase Vegetatif Awal:

 Seiring dengan pertumbuhan, alpukat akan mengembangkan daun-daun

sejati yang berbeda dari cotyledon. Daun sejati biasanya berbentuk

lonjong dengan ujung runcing dan tepi yang bergerigi.

 Pertumbuhan batang dan akar akan semakin kuat, dan pohon mulai

menunjukkan karakteristik pertumbuhan vegetatif.

3. Fase Vegetatif Lanjutan:

 Selama fase ini, pohon alpukat akan terus menghasilkan daun dan cabang

baru. Daun-daun tersebut biasanya lebih besar dan bertekstur lebih tebal

dibandingkan dengan daun-daun muda.

 Akar akan terus berkembang untuk mendukung pertumbuhan pohon. Akar

seringkali akan menjadi lebih kuat dan lebih dalam, membantu

menstabilkan pohon di tanah.

4. Fase Pembungaan:
 Ketika pohon alpukat mencapai usia yang cukup, ia akan mulai

menghasilkan bunga. Bunga alpukat biasanya kecil dan memiliki warna

yang bervariasi, tergantung pada varietasnya.

 Pembentukan buah dimulai setelah proses penyerbukan dan pembuahan

berhasil terjadi.

5. Fase Pembuahan dan Pematangan Buah:

 Setelah pembuahan berhasil, buah alpukat akan mulai berkembang. Buah

ini mengalami perubahan warna, tekstur, dan ukuran selama masa

pematangan.

 Pada tahap ini, daging buah akan menjadi lebih lunak dan berubah warna

menjadi hijau gelap atau ungu, tergantung pada varietasnya. Kulit buah

juga dapat mengalami perubahan warna.

Selama seluruh tahap pertumbuhan ini, perubahan morfologi alpukat mencakup

pertumbuhan daun, batang, dan akar, serta perkembangan bunga dan buah. Pemenuhan

kebutuhan tanaman seperti air, nutrisi, dan cahaya matahari juga memainkan peran

penting dalam mengatur proses pertumbuhan dan perkembangan morfologi alpukat.


BAB III
PENUTUP

Kesimpulan

Dalam penelusuran morfologi alpukat (Persea americana), dapat disimpulkan bahwa

tanaman ini memiliki struktur morfologi yang sangat menarik dan beragam. Dari daun hingga

akar, setiap bagian memiliki peran dan fungsi yang sangat penting dalam pertumbuhan dan

perkembangan tanaman.

Daun alpukat, dengan struktur yang unik, memiliki adaptasi yang memungkinkan

tanaman berfungsi optimal dalam fotosintesis. Batangnya, selain sebagai struktur penyangga,

juga memiliki peran vital dalam pengangkutan air dan nutrisi ke seluruh tanaman. Proses

pembentukan bunga dan buah merupakan tahap kritis dalam siklus hidup alpukat, di mana

faktor-faktor lingkungan dapat memengaruhi hasil produksi.

Buah alpukat, yang dikenal dengan kandungan lemak baiknya, memiliki anatomi yang

menarik dan memenuhi kebutuhan nutrisi manusia. Akar alpukat, meskipun sering kali

tersembunyi di dalam tanah, memiliki peran yang sangat penting dalam menopang tanaman

dan menyerap nutrisi dari tanah.

Selain itu, alpukat juga menunjukkan adaptasi yang signifikan terhadap lingkungan

sekitarnya, seperti toleransi terhadap suhu yang bervariasi, kebutuhan air yang moderat, dan

kemampuan untuk beradaptasi dengan berbagai jenis tanah.


Dalam rangka mengoptimalkan pertumbuhan dan produksi alpukat, pemahaman yang

mendalam terhadap morfologi tanaman ini menjadi kunci. Penelitian lebih lanjut dalam

bidang ini dapat memberikan wawasan yang lebih baik tentang bagaimana mengelola

tanaman alpukat secara efisien, meningkatkan kualitas dan kuantitas produksi, serta

memahami interaksi tanaman dengan lingkungannya.


DAFTAR PUSTAKA

Ashari, S. 2004. Biologi Reproduksi Tanaman Buah-Buahan Komersial. Malang. Bayumedia


Publishing. 202 hal.
Marlinda, M., 2013, Analisis Senyawa Metabolit Sekunder dan Uji Toksisitas Ekstrak Etanol
Biji Buah Alpukad (Persea americana Mill.)
Prihatman, K, 2000, Alpukat / Avocado (Persea americana Mill)/Persea gratissima Gaerth),
viewed 10 november 2011.
Bergh, B. O., & Ellstrand, N. C. (1986). Morphological and phenological variation in
California populations of avocado (Persea americana). Journal of the American Society for
Horticultural Science, 111(2), 263-267.
Kim, H. H., & Brown, G. K. (2005). Developmental morphology of the shoot in Persea
americana (Lauraceae): shoot types, phyllotaxy, and leaf anatomy. International Journal of
Plant Sciences, 166(3), 329-345.
Bender, G. S., & Machado, R. A. F. (2019). Morphological and physiological aspects of
avocado plants (Persea americana Mill.). In The Avocado: Botany, Production and Uses (pp.
1-28). CABI.

Anda mungkin juga menyukai