TANAMAN HIAS
“ Euphorbia milii”
Oleh:
Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat
Dosen Pengampu mata kuliah pengendalian terpadu yang banyak memberikan arahan
dan bimbingan sehingga selesai dalam penulisan tugas ini. Penulis menyadari bahwa
tugas ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan
saran yang sifatnya membangun demi penyempurnaan laporan praktikum ini Akhir kata
penulis berharap semoga tugas ini bermanfaat bagi perkembangan ilmu pertanian
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR........................................................................................................i
DAFTAR ISI.....................................................................................................................ii
I. PENDAHULUAN......................................................................................................2
A. Latar belakang........................................................................................................2
B. TUJUAN.................................................................................................................4
II. TINJAUAN PUSTAKA.............................................................................................5
A. Sejarah tanaman Euphorbia....................................................................................5
B. Morfologi................................................................................................................6
C. Syarat tumbuh.........................................................................................................9
D. Teknik Budidaya....................................................................................................9
III. PEMBAHASAN...................................................................................................18
A. Menggenal Tanaman Hias “Euphorbia”...............................................................18
B. Hama Pada Tanaman Hias “ Euphorbia ”...........................................................20
C. penyakit Pada Tanaman Hias “ Euphorbia ”........................................................22
D. Gulma Yang Dominan Pada Tanaman Hias “Euphorbia”...................................23
IV. PENUTUP............................................................................................................24
A. KESIMPULAN....................................................................................................24
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................25
ii
I. PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Saat ini tanaman hias merupakan salah satu komoditas agribisnis yang cukup
berarti di Indonesia. Hal tersebut didasari karena jenisnya dapat ditanam pada areal
yang relatif sempit dan mempunyai nilai ekonomi yang tinggi dan diterima
masyarakat. Tanaman hias dinikmati konsumen dalam bentuk keindahannya, maka
dari itu tuntutan terhadap kualitasnya sangat tinggi. Membudidayakan berbagai jenis
tanaman hias dapat menjadi usaha agrobisnis yang sangat prospektif baik bagi
masyarakat maupun negara.
Masyarakat baik di daerah pedesaan maupun perkotaan mempunyai
kecenderungan untuk tinggal di tempat atau lingkungan yang nyaman dan segar.
Keadaan ini dapat tercipta dengan adanya tanaman hias. Kehadiran tanaman hias
baik di lingkungan rumah tinggal, perkotaan maupun di lingkungan taman- taman
rekreasi banyak memberikan pengaruh yang positif. Kesadaran masyarakat akan
pentingnya lingkungan hidup yang segar dapat mempengaruhi meningkatnya
permintaan tanaman hias. (Rukmana, 1997).
Genus ini juga sering disebut spurge. Euphorbia memiliki getah susu. Jenis
tanaman dari genus ini bervariasi mulai dari tumbuhan yang tumbuh merayap herbal,
datar, sekulen, semak, dan juga berupa pohon. Euphorbia memiliki satu bunga betina
terdiri dari satu struktur reproduksi betina yaitu putik serta dikelilingi oleh banyak
bunga jantan dari masing-masing satu benang. Genus ini mempunyai struktur bunga
yang unik yaitu terdiri dari bracts daun yang berwarna mencolok seperti warna
kuning, merah, ungu, coklat, atau hijau, dengan kecil. Genus ini memiliki banyak
spesies yang terkenal karena bunganya yang aneh, dedaunan tampan atau bentuk
tanamannya sendiri yang aneh. Spesies dari Euphorbia yang berupa tanaman herba
sangat cocok untuk taman batu, tanah campuran, atau naturalizing. Spesies yang
berbentuk cocok untuk taman tropis kering dan beriklim sedang.
3
B. TUJUAN
1. Agar dapat mengetahui hama pada tanaman hias ( Euphorbia ) serta cara
penggendalianya
penggendalianya
penggendalianya
4
II. TINJAUAN PUSTAKA
Euphorbus yang membawa euphorbia bersosok unik dan berbunga cantik itu
menyebar ke Cina dan Thailand. Penyebaran tanaman ini tidak lepas dari jasa
pedagang pada zaman kerajaan Sukhothai. Etnis Cina di Thailand meletakkan
euphorbia di depan rumah untuk menghalau roh jahat. Mereka menancapkan dupa
serta mengikat tali merah di bagian pot. Tanaman tersebut dipercaya membawa
keberuntungan, kesuksesan dan kemakmuran. Semakin besar dan banyak bunga,
semakin beruntung dan sukses pula pemiliknya. (Soedijonodan hartono, 2007)
Sebagaimana halnya tanaman lain, euphorbia juga diberi nama latin untuk
mempermudah komunikasi. Sistem tata nama berdasarkan Binomial Nomenclature
yang dipelopori oleh Carolus Lineaeus pada tahun 1750-an yang terdiri atas dua
kata, yaitu genus dan spesies. Sistem klasifikasi euphorbia menurut Lawrence
(1959) adalah sebagai berikut :
5
Genus : Euphorbia
Spesies : Euphorbia milii
B. Morfologi
1. Akar
2. Batang
Batang euphorbia ada dua macam, yaitu bulat dan bersudut. Batang ini
tumbuh tegak menjulang ke atas, tetapi beberapa spesies ada yang melengkung.
Sebagaimana tanaman kaktus, euphorbia tidak berkayu. Akan tetapi, dengan
semakin bertambahnya umur tanaman batang akan mengeras. (Purwanto, 2006).
Batang euphorbia tidak berkayu, tetapi jika tumbuh membesar akan mengeras.
Bentuk batangnya ada yang bulat, ada pula yang bersudut. Batang ini ditumbuhi
duri, ada yang berduri tunggal, ganda, dan duri yang berkelompok. (Anonima ,
2007).
3. Daun
6
mempunyai ketebalan berbeda-beda. Hampir semua daun tidak bertangkai tetapi
duduk pada batang. Tepi daun tidak bergerigi. Ujung daun juga bervariasi, ada
yang runcing, tumpul dan ujung terbelah. Susunan daun euphorbia berselang-
seling atau saling berhadapan dan duduk pada ruas batang tanaman. (Purwanto,
2006).
Pilih tanaman berdaun sehat, besar, tebal, permukaan halus, segar, dan
mulus. Tulang daun menonojol, terutama tulang pada bagian tengah keras.
Warna bervariasi mulai dari hijau muda hingga tua. Secara umum, daun
euphorbia tunggal berbentuk pipih, bergelombang atau melengkung. Munculnya
euphorbia impor semakin banyak dengan variasi tanaman yang beragam,
termasuk ciri dari daunnya, beberapa variasi bentuk daun
sebagai berikut :
yaitu simetri yang ditandai dengan ujung daun lancip, oval dengan ujung
daun lancip mengecil, lurus dengan ujung daun agak membulat dan bentuk hati
dengan ujung daun terbelah menjadi dua bulatan.
b. Pangkal daun
ada tiga macam, yaitu pangkal melebar, lanset, dan lancip mengecil.
(Hapsari dan Budiana, 2007).
4. Bunga
7
bunga yang sudah mengalami modifikasi sehingga menyerupai mahkota. Oleh
karena itu, sering kali bunga euphorbia disebut bermahkota semu. (Purwanto,
2006).
5. Buah
6. Biji
Biji euphorbia terdapat di dalam buah. Biji yang berwarna coklat tua ini
berbentuk bulat, dengan diameter antara 0,3-0,5 cm. Biji akan terbentuk setelah
8
3-6 hari sejak penyerbukan dan dapat segera disemaikan setelah dipetik.
(Purwanto, 2006).
C. Syarat tumbuh
D. Teknik Budidaya
1. Pemilihan Pot
Untuk bunga delapan dewa, pot yang dipilih sebaiknya berasal dari
bahan platik karena tidak lembab. Pot tanah liat mudah menyerap air sehingga
menambah kelembaban media. Pot keramik atau tanah liat dapat digunakan
sebagai pot luar agar tanaman tampil cantik dan dapat diganti sesuai selera
pemiliknya. Pot yang dipilih hendaknya memiliki lubang untuk mengeluarkan
air yang berlebih saat penyiraman. Bila tidak ada lubang pengeluaran air, air
dapat menggenang di dalam pot. (Soedijono dan Hartono, 2007)
Media tanam yang disukai euphorbia adalah media yang cukup porous.
Mempunyai drainase yang baik dan cukup seimbang dengan besar tanaman. Jika
semakin besar dan memerlukan pot yang lebih besar, lakukan repotting dengan
baik dan benar. Jangan lupa di dasar pot diberikan potongan styrofoam untuk
10
mencegah menggenangnya air di dasar pot. Karena jika terjadi genangan air di
dasar pot, maka resiko akar membusuk semakin besar yang artinya euphorbia
tidak sehat dan mendekati kematian. (Anonimd , 2008).
3. Perbanyakan Tanaman
4. Pemeliharaan
a. Penyiraman
11
Tanaman euphorbia yang kekurangan air, daunnya akan layu, kemudian
menguning dan rontok. Selanjutnya batang akan mengering dan mati. Namun
demikian, air juga tidak boleh diberikan dalam jumlah berlebih. Karena air
dalam jumlah banyak dan terlalu lama berada di daerah perakaran akan
menyebabkan akar tidak bisa bernafas, sehingga akar akan mati. Air yang
berlebihan juga akan menyebabkan kelembabantinggi, sehingga mempermudah
tumbuhnya penyakit yang menyerang tanaman. Oleh karena itu, air harus
disediakan dalam jumlah yang seimbang. (Anonim e , 2007).
1) Umur Tanaman
2) Media
Kemampuan menyimpan air setiap jenis media berbeda-beda. Oleh
karena itu, frekuensi penyiraman setiap jenis media pun juga berbeda-beda.
Coco peat lebih banyak menyimpan air dibandingkan dengan media pasir.
Demikian juga, media dengan penambahan bahan organik berupa pupuk
kandang dan kompos dalam jumlah lebih banyak akan bisa menyimpan air lebih
banyak dibandingkan dengan arang sekam.
3) Cuaca
1) Nitrogen (N)
2) Fosfor (P)
13
Fosfor bermanfaat untuk mendorong pembentukan bunga dan buah,
serta berpengaruh terhadap pembentukan akar yang sehat. Selain itu, fosfor juga
berperan penting dalam transfer energi dalam sel serta pembentukan membran
sel. Kekurangan fosfor menyebabkan pertumbuhan tanaman terhambat, daun
berwarna hijau keungunan, dan tidak terbentuk bunga.
3) Kalium ( k )
14
1) White flies
4) Ulat
1) Mekanis
16
tanaman. Secara tidak langsung, kultur teknis yang baik dapat
memantau keberadaan hama dan penyakit secara dini.
4) Kimiawi
Apabila serangan hama dan penyakit telah berada di ambang
batas ataumencapai 10%, pengendalian secara kimiawi merupakan
pilihan. Akan tetapi,pemakaian bahan kimia secara berlebih akan
membawa dampak negatif bagi lingkungan. Oleh karena itu,
penggunaannya harus terkontrol. (Purwanto, 2006).
17
III. PEMBAHASAN
Euphorbia milii merupakan salah satu spesies dari 2000 spesies lain dari genus
Euphorbia. spesies yang asli diberi nama E. milii varietas splendens/E.splendens.
varietas ini tumbuh sedikit menjalar (scrambing), memiliki seludang bunga (cyathia)
berwarna merah berukuran 1 cm dan berbunga sejati berwarna kuning. E. splendens
dapat tumbuh mencapai 60-240 cm. selain E. splendens yang berbunga merah, ada juga
yang berwarna kuning yaitu varietas lutea yang berukuran lebih pendek dari berbunga
merah. Sekarang ini para pemuliaan tanaman sudah banyak mengembangkan E.milii.
Salah satu Negara yang mengembangkan E. milii sampai saat ini adalah Thailand.
Selain Thailand, Indonesia dan Malaysia juga sudah mulai membudidayakan E. milli. Di
Indonesia, euphorbia ini dikenal dengan nama Pakis giwang.
E. milii memiliki sifat genetik yang tidak stabil karena memiliki beberapa
kromosom pengendali sifat. Dari induk yang sama akan dihasilkan banyak varietas
keturunan baru.Pemurnian varietas perlu dilakukan untuk mendapatkan sifat yang relatif
stabil, baik dari segi morfologi, produktifitas,maupun resistensi terhadap hama dan
penyakitnya.
Meskipun dapat tumbuh didaerah tropis dan subtropis, E.milii lebih menyukai
temperatur panas dan pencahayaan penuh, sehingga kurang berkembang dinegara
subtropis.Dinegara maju, E. Milii digolongkan dalam tanaman beracun (poisson plant),
karena getah susu (eksudat) dari tanaman tersebut jika berkoagulasi dengan darah dapat
memacu pertumbuhan sel abnormal.
18
Umumnya tanaman ini memiliki bunga sejati yang sempurna dengan organ
seksual jantan dan betina yang lengkap. Namun, ada juga yang memilki bunga yang
tidak sempurna yang tidak memiliki organ seksual dan bersifat steril, sehingga tidak
dapat digunakan untuk perbanyakan generatif. Beberapa kultivar memiliki bunga yang
keseluruhannya merupakan bunga yang tidak sempurna. Adapula tanaman yang
sebagian bunganya merupakan bunga sempurna dan beberapa kondisi tumbuh bunga
yang tidak sempurna. Perakaran E. milii merupakan akar serabut dangkal yang tumbuh
menyebar.
Euphorbia milii dapat tumbuh pada kisaran temperatur 4-40° Celsius. dihabitat
aslinya, tanaman ini tumbuh dilahan terbuka (full sun) dan cukup toleran berada
dilokasi sedikit ternaung (part shade location). Namun, tanaman ini relatif tidak tahan
jika ditempatkan dalam ruangan. Meskipun toleran terhadap kondisi ternaung, tapi
pertumbuhan Euphorbia akan lebih optimal bila ditanam dilahan terbuka. Kondisi
ternaung akan mempengaruhi pertumbuhan tanaman terutama pertumbuhan tunas
aksilar dan pembungaan. Pada kondisi ternaung, kecepatan tumbuh vegetatifnya relatif
cepat, tetapi tunas yang terbentuk lebih sedikit dan lemas.
E.milii selain digunakan sebagai tanaman hias, juga berkhasiat sebagai obat.
Obat yang dibuat dari E.milii diantaranya yaitu untuk mengatasi pendarahan rahim,
hepatitis, luuka bakar, bisul.
1. Kutu putih
Jenis hama yang satu ini terdengar sudah tidak asing lagi, karena jenis penyakit
ini di sebabkan oleh kutu putih yang berbentuk seperti tepung. Untuk jenis penyakit
yang satu ini sepertinya tidak terlalu berbahaya, tetapi walaupun tidak terlalu berbahaya
kita juga perlu mewaspadainya. mulai menyebar pada tanaman euphorbia dengan
melalui kutu putih, penyebaran nya dilakukan dengan cara menyebarkan serbuk putih ke
daun-daun tanaman sehingga dapat menyebabkan daun-daun pada tanaman akan
mengering dan menyebabkan kelayuan.
Jika daun tanaman ini telah menghitam berarti itu tanda penyakit ini sudah mulai
menyerang tanaman. Sehingga kita harus dengan segera melakukan penyemprotan
cairan pegasus pada permukaan tanaman yang terserang penyakit tersebut.
20
Gambar 1.1 kutu putih
2. Lalat Putih
Jenis hama yang satu ini pun tidak jauh berbeda terhadap jenis
penyakit yang ada di atas. Penyakit ini di sebabkan oleh lalat putih. untuk
jenis hama yang satu ini ia hanya menyerang tanaman hias pada saat
musim penghujan saja.
3. ulat
21
berubah menjadi subur. Cara pembasmiannya hanya dengan
menyemprotkan cairan insektisida di daerah yang di serang ulat
2. Embung tepung
Embun tepung (jamur tepung/powdery mildew) adalah jamur yang
tampak seperti tepung yang ditaburkan pada tanaman, sering kali berbentuk
bulat. Embun tepung paling banyak muncul pada daun, tetapi bisa juga
menyerang batang, bunga, dan buah. Daun yang terinfeksi bisa patah, sobek,
berubah kekuningan, atau mengering. Untuk membasmi embun tepung, Anda
membutuhkan semprotan fungisida. Untungnya, semprotan fungisida organik
mudah dibuat di rumah. Lakukan pula tindakan pencegahan lain untuk
mencegah embun tepung muncul
3. Penyakit pomopsis
22
Tanda dari adenium terkena pomopsis ada bercak coklat pada daun,
semakin lama semakin melebar lalu membusuk. Cara menangani penyakit
pomopsis ini dengan menyemprot Manzate, Daconil atau Ortocide. Dosis
pemberian 1Gram/Liter air.
Rumput teki adalah salah satu tumbuhan yang lebih dikenal sebagai gulma
karena keberadaannya sering mengganggu pertumbuhan tanaman lain. Rumput ini dapat
tumbuh diberbagai lahan, misalnya persawahan, perkebunan yang memiliki kondisi
kering atau basah. Akan tetapi rumput teki biasanya tumbuh di sekitar tanaman
pertanian.
Tumbuhan gulma ini mempunyai ciri fisik yang cukup khas dibanding jenis
rumput lain, sehingga mudah untuk diidentifikasi. Meski sering dianggap sebagai
tanaman pengganggu, namun ada fakta bahwa orang zaman dulu juga kerap
menggunakan rumput teki sebagai bahan pengobatan. Jadi selain memberik dampak
negatif bagi petani, rumput teki juga memberi manfaat yang menguntungkan.
23
IV. PENUTUP
A. KESIMPULAN
Euphorbia milii merupakan salah satu spesies dari 2000 spesies lain dari
genus Euphorbia. spesies yang asli diberi nama E. milii varietas
splendens/E.splendens. varietas ini tumbuh sedikit menjalar (scrambing),
Hama yang menyerang tanaman euphorbia milii ini adalah kutu putih,lalat putih
dan ulat daun
Penyakit yang menyerang tanaman euphorbia milii ialah mudah membusuk atau
mati, embung tepung dan pomopsis
Penggendalian hama dan penyakit ini di lakukan dengan menyemprotkan cairan
kimia pada tanaman yang terkena serangan hama dan penyakit tersubur
24
DAFTAR PUSTAKA
Hapsari, B. dan Budiana, N.S. 2007. Euphorbia Milii. Penebar Swadaya. Jakarta.
Lawrence, G. H. M. 1959. Taxonomy of Vascular Plant. New York : The Macmillan
Co.
Purwanto, A. W. 2006. Euphorbia Tampil Prima dan Semarak Berbunga. Kanisius.
Yogyakarta.
Rukmana, R. 1997. Teknik Perbanyakan Tanaman Hias. Kanisius. Yogyakarta.
Soedijono, B. dan Rudi H. 2007. Agar Euphorbia Tampil Menawan. Penebar Swadaya.
Jakarta.
Soekartawi, John L. Dillon, J. Brian Hardakek dan A. Soeharjo. 1986. Ilmu Usaha Tani
dan
Penelitian untuk Perkembangan Petani Kecil. Jakarta. Universitas Indonesia (UI-
Press).
Soemarso, S.R. 2005. Akuntansi Suatu Pengantar, Edisi Kelima. Salemba Empat.
Jakarta.
25