Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

BDT. SAYURAN DAN TANAMAN HIAS


“Prospek Tanaman Hias Anggrek (Orchidaceae) di Indonesia”

Disusun Oleh:
Naswah Putri Palagita Mustamir
08320200066

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
MAKASSAR
2023
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan
rahmat dan taufiknya sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini
meskipun dalam bentuk yang sangat sederhana.
Terima kasih penulis ucapkan kepada ketua dan semua pihak yang telah
banyak memberikan bantuan kepada penulis dalam menyelesaikan penyususnan
makalah ini hingga selesai.
Penulis menyadari bahwa Makalah ini masih sangat jauh dari kriteria
sempurna oleh karena itu kritikan dan saran yang bersifat konstruktif dari dosen
senantiasa diharapkan demi kesempurnaan penyusunan berikutnya.
Pada akhirnya penulis berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat adanya,
baik terhadap penulis sendiri maupun kepada teman – teman.

Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Makassar, November 2023

i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...............................................................................................................i
DAFTAR ISI................................................................................................................ii

I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.............................................................................................................1
B. Rumusan Masalah........................................................................................................2
C. Tujuan...........................................................................................................................2
II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Asal-Usul Tanaman Anggrek (Orchidaceae).............................................................3
B. Klasifikasi Tanaman Anggrek....................................................................................6
C. Budidaya Tanaman Anggrek......................................................................................6
D. Prospek Tanaman Anggrek......................................................................................10
III. PENUTUP
A. Kesimpulan.................................................................................................................12
B. Saran...........................................................................................................................12
DAFTAR PUSTAKA

ii
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Tanaman hias merupakan tanaman yang memiliki nilai keindahan dan daya
tarik tertentu. Di samping itu juga mempunyai nilai ekonomis untuk keperluan hiasan
di dalam dan di luar ruangan. Dari dulu sampai sekarang hampir setiap orang
menggunakan bunga sebagai alat untuk menyampaikan atau mengunggkapkan isi
perasaan. Dari perasaan senang, sedih, cinta, hingga persahabatan. Selain
dimanfaatkan sebagai tanaman untuk mengungkapkan perasaan, bunga juga
merupakan salah satu jenis tanaman yang paling banyak dimanfaatkan sebagai
tanaman hias. Ruangan yang di dalamnya terdapat bunga akan tampak asri, sejuk, dan
nyaman.
Kebutuhan akan tanaman hias memang merupakan kebutuhan sekunder, tetapi
telah memasyarakat. Tanaman ini dibutuhkan masyarakat golongan bawah sampai
golongan atas, meskipun tujuan pemakaiannya berbeda-beda, ada yang sekedar untuk
menghijaukan rumah dan ada untuk menaikkan gengsi. Selain di rumah pribadi,
tanaman hias juga dibutuhkan di perkantoran/instansi, pertokoan, hotel dan
sebagainya. Banyaknya konsumen yang membutuhkan tanaman hias member prospek
yang baik bagi masa depan bisnis tanaman hias. Apalagi dunia tanaman hias tidak
terbatas hanya pada tanaman hias yang hidup di pot, tetapi juga meliputi bunga
potong, kaktus, bonsai, tanaman hidroponik dan bunga tabor. Selain itu ditunjang
pula dengan keberadaan Indonesia sebagai Negara tropis yang mana iklim Indonesia
sebenarnya memberikan kemudahan bagi tanaman hias. Di samping itu ragamnya pun
begitu banyak dijumpai di Indonesia. Jika dapat memanfaatkan ragam tanaman yang
begitu banyak serta memadukannya dengan teknologi yang tepat, tidak mustahil
bisnis tanaman hias akan dapat menyamai bisnis sayur dan buah yang sampai saat ini
masih berada di tingkat teratas.
Dalam memilih tanaman hias konsumen akan melihat penampilannya yaitu
besar kecil bunganya, warnanya, kesegarannya dan kualitas sesuai dengan keinginan

1
konsumen maka konsumen akan tertarik untuk mengkonsumsi tanaman hias yang
dipasarkan dan sesuai dengan keinginan konsumen terutama konsumen potensial.
Beberapa jenis bunga yang sudah populer dan banyak penggemarnya antara lain
krisan, melati, mawar, dahlia, gladiol, dan anggrek. Dari beberapa bunga tersebut,
anggreklah yang paling banyak digunakan oleh masyarakat, baik dalam bentuk hidup
maupun sebagai bunga potong. Anggrek merupakan salah satu tanaman hias
berbunga yang tidak kalah indahnya dengan tanaman hias berbunga lainnya. Anggrek
memiliki bentuk dan corak bunga yang beraneka ragam dan indah dipandang mata.
Keindahan bentuk dan bunganya telah membuat tanaman dari keluarga
“Orchidaceae” ini banyak dikoleksi oleh semua orang baik hanya untuk hobi saja
bahkan sampai di perjual belikan. Keunggulan anggrek antara lain jenisnya beraneka
ragam yang bisa menyebabkan warna bunga, bentuk, dan ukurannya beraneka ragam
pula. Anggrek relatif mudah dirawat di bandingkan dengan jenis bunga lainnya,
bahkan ada beberapa jenis anggrek bisa tumbuh hanya dengan digantungkan,
sehingga anggrek tidak terlalu banyak membutuhkan ruangan.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimanakah asal-usul anggrek?
2. Bagaimana cara budidaya tanaman anggrek?
3. Bagaimana prospek pada tanaman anggrek di Indonesia?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui asal-usul anggrek
2. Untuk mengetahui cara budidaya anggrek
3. Untuk mengetahui prospek pada tanaman anggrek di Indonesia.

2
II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Asal-Usul Tanaman Anggrek (Orchidaceae)
Anggrek termasuk dalam suku anggrek-anggrekan atau famili “Orchidaceae”
yang dalam bahasa yunani, kata “orchid” berasal dari orchis yang berarti testicle atau
buah zakar. Zaman dahulu anggrek identik dengan pria, baik warna, bentuk bahkan
strukturnya. Anggrek juga melambangkan kesuburan dan kejantanan, dahulu muncul
anggapan jika mengkonsumsi anggrek muda, maka seseorang bisa memiliki anak
laki-laki, dan jika mengkonsumsi anggrek tua akan melahirkan anak perempuan,
tetapi dalam mitos ini tidak disebutkan arti konsumsi ini dimakan sebagai bahan
makanan atau hanya dinikmati keindahan bunganya saja.
Anggrek termasuk keluarga besar dari kelompok (subdivisi) tanaman berbunga
atau berbiji tertutup (angiospermae), kelas tanaman berbiji tunggal
(monocotyledone), ordo orchidaceae (anggrek anggrekan). Tanaman anggrek dapat
tumbuh di dataran rendah, gurun kering, hutan rimba yang panas sampai dengan
dataran tinggi, termasuk puncak gunung yang bersalju. Paling banyak spesies anggrek
berasal dari daerah tropis karena disebabkan oleh agroklimat di daerah tropis itu
sendiri sangat cocok untuk pertumbuhan anggrek (Ayub, 2005).
Menurut para ahli, di dunia ada sekitar 50.000 jenis spesies anggrek alam yang
terhimpun dalam 1.200 genus (induk jenis atau marga). Di antara jenis-jenis anggrek
tersebut,ada yang terbagi lagi menjadi beberapa subspesies atau lebih dikenal dengan
nama varietas. Antara satu varietas dan variets lain mempunyai sedikit perbedaan,
misalnya warna dan ukuran bunganya. Jenis-jenis anggrek yang sangat banyak ini
masing-masing memiliki kelebihan dan kekurangan sesuai dengan tempat asalnya.
Anggrek bisa ditemukan di seluruh dunia, baik di daerah tropis maupun subtropis,
kecuali di benua Antartika. Anggrek dapat tumbuh di dataran rendah, gunung kering,
hutan rimba yang panas, sampai dataran tinggi, termasuk puncak gunung yang
bersalju. Di habitat aslinya, berbagai jenis anggrek liar ini dapat hidup beradaptasi
selama jutaan tahun, sehingga mampu hidup di berbagai tempat yang berbeda. Negara

3
yang memiliki jumlah spesies anggrek cukup banyak di antaranya Vietnam (5.000-
6.000 spesies) dan Indonesia (sekitar 5.000 spesies). Sementara itu, negara di Asia
Tenggara lainnya yang memiliki jumlah spesies anggrek cukup banyak di antaranya
Myanmar (700 spesies), Malaysia (800 spesies), dan Filipina (1.000 spesies). Di
Indonesia sendiri, anggrek tersebar dari pulau Sumatera sampai Papua. Pulau
Kalimantan memiliki sekitar 3.000 spesies, Papua 1.000 spesies, Sumatera 990
spesies, Jawa 975 spesies, dan Maluku 125 spesies.
Berikut adalah beberapa jenis tanaman anggrek yang sering dijumpai di
Indonesia.

(Anggrek Epifit)

(Anggrek Terestrik)

4
(Anggrek Hitam)

(Anggrek Dendrobium)

(Anggrek Cattleya)

5
B. Klasifikasi Tanaman Anggrek
Klasifikasi pada tanaman anggrek adalah sebagai berikut.
Kingdom: Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom: Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Super Divisi: Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi: Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas: Liliopsida (berkeping satu / monokotil
Sub Kelas: Liliidae
Ordo: Orchidales
Famili: Orchidaceae(suku anggrek-anggrekan)
Genus: Spathoglottis
Spesies: Spathoglottis plicata Blume

C. Budidaya Tanaman Anggrek


1. Tipe Pertumbuhan Anggrek

Tipe petumbuhan anggrek erat kaitannya dengan cara anggrek memperbanyak


diri secara vegetatif (aseksual) sesuai dengan sifat khas pertumbuhan batangnya.
Tipe pertumbuhan anggrek ada dua, yakni simpodial (berumpun) dan monopodial
(memanjang ke atas).
a) Tipe Monopodial
Anggrek monopodial memiliki satu batang (sumbu) utama yang terus-
menerus tumbuh ke atas, sehingga pertumbuhan ujung batangnya tidak terbatas.
Akar-akar udara untuk mencari makan bermunculan di sepanjang batang. Akar-
akar udara ini juga berguna untuk merekatkan diri ke benda-benda yang
terdapat di sekitarnya agar bisa tumbuh tegak dan kokoh. Yang termasuk
anggrek monopodial antara lain Arachnis, Renanthera, Renantanda, Aranda,
Vanda pensil, Vanda semiterete, Vanda quarter-terete, Phalaenopsis, dan Apple
blossom.

6
Perbanyakan anggrek monopodial bisa dilakukan dengan cara penyetekan.
Penyetekan biasanya dilakukan pada bulan Februari, Maret, dan April. Sekitar
3-4 bulan setelah penanaman, hasil setekan anggrek akan berbunga.
b) Tipe Simpodial
Anggrek simpodial adalah anggrek yang tumbuh merumpun bersama-sama
dan biasanya terdiri dari beberapa umbi semu. Karenanya, pertumbuhan batang
anggrek ini terbatas dan sangat sulit ditentukan bagian batang utamanya, karena
semua cabang besarnya sama atau seragam. Pertumbuhan batang ke atas
terbatas dan tidak tumbuh memanjang. Meskipun demikian, anggrek tipe
simpodial ini memiliki cara vegetatif tersendiri untuk memperbanyak diri,
yakni dengan membuat anakan seperti pohon pisang. Yang termasuk anggrek
simpodial antara lain Cattleya, Coelogyne, Dendrobium, Bulbophyllum, dan
Oncidium.
Tunas adventif akan tumbuh jika akar terkena infeksi, mengalami kerusakan
di bagian vegetatifnya, atau kehabisan zat makanan setelah terjadi pembungaan.
Pada anggrek simpodial, antara umbi semu induk anggrek dan anakan
dihubungkan dengan akar yang saling berdekatan. Pemotongan akar tersebut
akan menghasilkan rumpun baru yang terdiri dari tiga buah umbi semu.
Perbanyakan tanaman dengan cara memotong akar anggrek dikenal dengan
istilah split atau pembelahan rumpun. Selain itu, bisa juga dilakukan dengan
cara keiki, pengeratan ruas. Khusus pada anggrek bulan bisa dilakukan
pengeratan di tangkai bunganya.

2. Syarat Pertumbuhan Anggrek


1) Iklim
a) Angin dan curah hujan tidak terlalu berpengaruh terhadap pertumbuhan
tanaman anggrek.
b) Sinar matahari sangat dibutuhkan sekali bagi tanaman ini. Kebutuhan
cahaya berbeda-beda tergantung pada jenis tanaman anggrek.

7
c) Suhu minimum untuk pertumbuhan anggrek adalah 12,7 derajat C. Jika
suhu udara malam berada di bawah 12,7 derajat C, maka daerah tersebut
tidak dianjurkan untuk ditanam anggrek (di dataran tinggi Dieng).
d) Tanaman anggrek tidak cocok dalam suasana basah terus menerus, akan
tetapi menyukai kelembaban udara di siang hari 65-70 %.
2) Media Tanam
Terdapat 3 jenis media untuk tanaman anggrek, yaitu:
a) Media untuk anggrek Ephyfit dan Semi Ephyfit terdiri dari:
1) Serat Pakis yang telah digodok.
2) Kulit kayu yang dibuang getahnya.
3) Serabut kelapa yang telah direndam air selama 2 minggu.
4) Ijuk
5) Potongan batang pohon enau.
6) Arang kayu .
7) Pecahan genting/batu bata.
8) Bahan-bahan dipotong menurut ukuran besar tanaman dan akarnya.
Untuk anggrek Semi Ephyfit yang akarnya menempel pada media untuk
mencari makanan, perlu diberi makanan tambahan seperti kompos, pupuk
kandang atau daun-daun.
b) Media untuk anggrek Terrestrial
Jenis anggrek ini hidup di tanah maka perlu ditambah pupuk kompos,
sekam, pupuk kandang, serat pakis dan lainnya.
c) Media untuk anggrek semi Terrestrial
Bahan untuk media anggrek ini perlu pecahan genteng yang agak besar,
ditambah pupuk kandang, sekam atau serutan kayu. Dipakai media pecahan
genting, serabut kayu, serat pakis dan lainnya.
3) Ketinggian Tempat
Ketinggian tempat yang cocok bagi budidaya tanaman ini dapat dibedakan
menjadi 3 macam yaitu:

8
a) Anggrek panas (ketinggian 0-650 m dpl)
Anggrek panas memerlukan suhu udara 26-30 0C pada siang hari, 21 0C
pada malam hari, dengan daerah ketinggian 0-650 meter dpl.
Contoh jenis anggrek ini adalah:
1) Dendrobium phalaenopsis
2) Onchidium Papillo
3) Phaphilopedillum Bellatum
b) Anggrek sedang (ketinggian 150-1500 m dpl)
Anggrek sedang pada suhu udara siang hari 21 0C dan 15–21 0C, pada
malam hari, dengan ketinggian 150-1500 m dpl.
c) Anggrek dingin (lebih dari 1500 m dpl)
Anggrek dingin jarang tumbuh di Indonesia, tumbuh baik pada suhu udara
15-21 0C di siang hari dan 9–15 0C pada malam hari, dengan ketinggian ≥
1500 m dpl. Contoh: anggrek jenis Cymbidium.
4) Teknik Penanaman
Penanaman tanaman anggrek, disesuaikan dengan sifat hidup tanaman
anggrek, yaitu:
a) Anggrek Ephyfit adalah anggrek yang menupang pada batang/pohon lain
tetapi tidak merusak/merugikan yang ditumpangi. Alat yang dipakai untuk
menempel adalah akarnya, sedangkan akar yang fungsinya untuk mencari
makanan adalah akar udara.
b) Anggrek semi Ephyfit adalah jenis anggrek yang menempel pada
pohon/tanaman lain yang tidak merusak yang ditempel, hanya akar
lekatnya juga berfungsi seperti akar udara yaitu untuk mencari makanan
untuk berkembang.
c) Anggrek tanah/anggrek Terrestris.

9
5) Pengairan dan Penyiraman
Sumber air untuk penyiraman tanaman anggrek dapat berasal dari:
a) Air Ledeng, baik untuk menyiram karena jernih dan steril, tetapi pHnya
tinggi, maka perlu diturunkan dengan menambah suatu asam misalnya
HCl. PH yang baik sekitar 5,6-6.
b) Air sumur, baik untuk menyiram karena banyak mengandung mineral dari
tanah yang sangat dibutuhkan oleh tanaman. Air sumur di daerah kapur
harus diperhatikan pHnya.
c) Air hujan, yang ditampung didalam tong-tong/bak sangat baik untuk
penyiraman.
6) Penyimpanan
Penyimpanan bertujuan untuk memperlambat proses kelayuan bunga,
sehingga dilakukan pada saat:
a) Bunga baru saja dipetik sambil menunggu pemanen selesai.
b) Bunga yang telah dipanen tidak segera dijual atau diangkut.
Bunga mengalami perjalanan sebelum sampai ke konsumen.

D. Prospek Tanaman Anggrek


Peluang usaha budidaya tanaman anggrek di Indonesia sangat menjanjikan.
Bukan rahasia lagi jika anggrek merupakan salah satu tanaman hias terbaik di
Indonesia. Tanaman ini memiliki pangsa pasarnya sendiri, mulai dri pecinta hingga
pembudidaya. Mereka yang sudah kadung suka akan terus merawat dan menjaganya
dengan baik. Bahkan, seiring berjalannya waktu mereka pun akan menambah
koleksinya.
Secara sekilas, diketahui bahwa permintaan produknya sangat tinggi dengan
jumlah modal awal yang tak terlampai besar. Berikut prospek pada tanaman anggrek
adalah sebagai berikut.
1) Bisnis budidaya anggrek ini memiliki performa yang cenderung stabil.
Maksudnya, dia memiliki pasar yang tidak naik turun secara drastis. Orchid

10
merupakan tanaman yang cenderung dibutuhkan setiap saat. Tidak seperti
beberapa jenis tanaman yang hanya dicari saat sedang viral.
2) Jenisnya sangat banyak. Biasanya, para pencinta atau pengoleksi yang sudah
mendapatkan salah satu jenis anggrek akan segera mencari varian lain agar
koleksinya makin lengkap.
3) Modal yang dibutuhkan tidak terlalu besar dan dapat disesuaikan dengan
anggaran.
4) Harga jual anggrek dikenal cukup mahal karena menjadi salah satu tanaman
hias kelas atas. Bahkan, beberapa jenis bunganya dihargai secara khusus.
5) Teknik pembudidayaannya tidak terlalu sulit. Banyak buku yang bisa dijadikan
acuan untuk belajar dan ilmunya bisa ditingkatkan seiring pengalaman.
6) Keuntungannya lumayan besar. Apalagi jika tanaman yang dihasilkan memiliki
tampilan yang sangat bagus dan cantik.
7) Bisa dijual dalam bentuk bibit hingga tanaman hias yang sudah siap.
8) Dapat dijadikan bisnis rumahan karena tidak memerlukan lahan yang terlalu
besar.

11
III. PENUTUP
A. Kesimpulan
Anggrek termasuk dalam suku anggrek-anggrekan atau famili “Orchidaceae”
yang dalam bahasa yunani, kata “orchid” berasal dari orchis yang berarti testicle atau
buah zakar. Anggrek termasuk keluarga besar dari kelompok (subdivisi) tanaman
berbunga atau berbiji tertutup (angiospermae), kelas tanaman berbiji tunggal
(monocotyledone), ordo orchidaceae (anggrek anggrekan). Tanaman anggrek dapat
tumbuh di dataran rendah, gurun kering, hutan rimba yang panas sampai dengan
dataran tinggi, termasuk puncak gunung yang bersalju. Menurut para ahli, di dunia
ada sekitar 50.000 jenis spesies anggrek alam yang terhimpun dalam 1.200 genus
(induk jenis atau marga).

Untuk melakukan budidaya tanaman anggrek diharuskan untuk memperhatikan


syarat-syarat pertumbuhan, seperti iklim, media tanam, ketinggian tempat, teknik
penanaman, pemupukan, pengairan dan penyiraman, waktu
pengobatan/penyemprotan pestisida, dan penyimpanan tanaman anggrek.

Prospek dan peluang usaha tanaman anggrek di Indonesia sangatlah


menjanjikan dikarenakan bisnis budidaya anggrek ini memiliki performa yang
cenderung stabil dan membutuhkan modal yang kecil.

B. Saran
Melihat prospek dari tanaman hias anggrek ini agar para usaha budidaya
tanaman anggrek lebih memperhatikan cara perawatan tanaman agar anggrek bisa
tumbuh dan hidup dengan baik serta tetap lestari.

12
DAFTAR PUSTAKA

Osman, Fiyanti, Indah Prasasti (1989) Anggrek Dendrobium, Jakarta Penebar


Swadaya IKAPI 219 hal.
Tim Red. Trubus (1997) Jakarta. Anggrek Potong Penebar Swadaya 34 hal.
Agribisnis Tanaman Hias, F.Rahardi, Sri Wahyuni, Eko M. Nurcahyo, Penerbar
Swadaya 1993

13

Anda mungkin juga menyukai