Anda di halaman 1dari 12

Bunga Yang Terlihat Seperti Benda (Flowers That Look Like Things) Anggrek

Kalajengking (Arachnis flos-aeris) Untuk Dijadikan Tanaman Komersil

Tugas Mata Kuliah Budidaya Tanaman Hortikultura

Disusun Oleh:

Daffa Ibrahim 20190210084


Ikhwan Khoirul Fikri 20190210085
Ilham Nur Fikri 20190210086
Yuli Suryani 20190210087

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA
YOGYAKARTA
2022
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Anggrek (Orchidaceae) merupakan salah satu tanaman berbunga yang paling
beragam dengan lebih dari 28.000 spesies yang terdiri dalam 763 marga (Christenhusz &
Byng, 2016). Agustin & Widowati (2015) juga menyebutkan bahwa anggrek adalah salah
satu plasma nutfah yang mempunyai nilai komersial tinggi serta termasuk kelompok bunga
yang memiliki keanekaragaman jenis paling banyak dengan mahkota indah dan warna yang
menarik. Oleh karena itu, anggrek menjadi primadona bagi kalangan masyarakat terutama
di kalangan petani dan pencinta tanaman hias. Menurut Kusmana & Hikmat (2015),
Indonesia dikenal dengan kekayaan plasma nutfah anggrek yang sangat beragam terbesar
kedua setelah Brazil, bukan hanya dalam jumlah genus, namun juga dalam hal spesies
dengan varietas dan tipe-tipenya. Penyebaraan tanaman anggrek hampir merata di seluruh
pulau yang ada di Indonesia. Pulau Sumatera berada di peringkat ketiga setelah Papua dan
Kalimantan dalam hal keanekaragaman jenis anggrek di Indonesia (Pratidina & Nengsih,
2019).
Anggrek sudah dikenal sejak 200 tahun lalu dan sejak 50 tahun terakhir mulai
dibudidayakan secara luas di Indonesia (Prihatman, 2000). Dengan adanya perkembangan
anggrek alam dapat bermanfaat bagi masyarakat dalam jangka panjang dan sebaliknya
anggrek pun terkonservasi, maka sebaiknya potensi ekonomi anggrek alam dilihat dari sisi
potensinya sebagai aset ekowisata. Darmono (2008), bunga anggrek memiliki warna dan
ukuran dengan ciri-ciri yang unik menjadi daya tarik bagi pecinta anggrek. Tanaman
anggrek memiliki variasi warna ada yang berwarna cerah dan berwarna gelap. Ukuran
bunganya pun bervariasi, ada yang berukuran sangat kecil dan ada yang berukuran besar.
Bentuk bunganya juga sangat unik, ada yang berbentuk bulat, bintang, kriting atau
bertanduk. Jumlah kuntum bunganya ada yang tunggal, tetapi ada pula yang majemuk.
Berbagai macam jenis anggrek banyak ditemukan, baik yang hidup secara epifit
dan terestrial bahkan ada sebagian masyarakat yang sengaja menanam dan dirawat sebagai
tanaman hias karena anggrek memiliki nilai estetika keindahan dengan beragam bentuk
dan warna. Salah satu bentuk bunga anggrek yang unik adalah yang berbentuk seperti
kalajengking. Namun, tidak semua kalangan masyarakat khususnya bukan masyarakat
pecinta tanaman hias mengetahui akan hal tersebut.

B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam penulisan makalah ini, yaitu:
1. Bagaimana budidaya tanaman hias anggrek kalajengking?
2. Bagaimana nilai ekonomi tanaman hias anggrek kalajengking untuk dijadikan
tanaman komersil?

C. Tujuan
Tujuan dari penulisan makalah ini, yaitu:
1. Mengetahui budidaya tanaman hias anggrek kalajengking.
2. Mengetahui nilai ekonomi tanaman hias anggrek kalajengking untuk dijadikan
tanaman komersil.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Budidaya Tanaman Hias Anggrek Kalajengking


1. Persiapan Lahan
Apabila anggrek ingin ditanam di tanah, maka hal yang perlu dilakukan adalah
dengan membuat lubang tanam dengan lebar 30 cm, dalam 10 cm dan panjangnya
disesuaikan dengan lahan. Apabila lahan yang akan kita tanam panjangnya 35 meter,
sebaiknya setiap 10 cm dibuat jalan, yang tujuannya untuk memudahkan penyiraman.
Lubang tanam diusahakan tidak tergenang air pada waktu hujan atau pada waktu
penyiraman.
Setelah lubang tanam selesai, kita membuat ajir (tiang untuk menopang tanaman).
Tingginya kurang lebih 2,5 meter, lalu ajir tadi kita tanam sedalam 50 cm. Jarak antar
ajir 1,5 meter, sedangkan tiap lubang ditanam 2 baris. Selain untuk berdirinya tanaman,
ajir juga dapat memberi kesan rapi pada susunan tanaman agar lebih mudah untuk
melakukan pemeliharaan, lebih efisien dalam pemanfaatan tempat, dan pemanfaatan
sinar matahari dalam berfotosintesis. Dengan demikian, ajir itu sangat menentukan
tingkat kesehatan tanaman sehingga pada akhirnya menentukan keberhasilan dalam
memproduksi bunga anggrek. Bahan yang sering digunakan untuk ajir adalah bambu.
Tinggi penempatan jajaran reng yang mengapit tanaman disesuaikan dengan tinggi
tanaman. Anggrek yang sudah cukup tinggi perlu dibuat dua jajaran pengapit tanaman.
2. Bahan Tanam
Anggrek dapat diperbanyak dengan membelah rumpun batangnya, perbanyakan
dengan kultur jaringan, perbanyakan dengan cara stek tunas berakar yang tumbuh di
sekitar ujung batang. Tanaman yang akan di stek harus dicari yang pertumbuhannya
subur dan dipilih yang banyak daunnya serta dalam keadaan sehat dari bawah sampai
ke atas. Tanaman anggrek yang tingginya kurang lebih 2 meter, dipotong sekitar 1
meter, dengan persyaratan bagian yang atas telah keluar akarnya paling tidak satu akar.
Pada waktu memotong stek, dapat digunakan pisau atau gunting stek yang bersih.
Bagian atas yang telah dipotong dapat langsung ditanam pada tempat penanaman dan
untuk bagian bawah dari potongan tadi jangan dibuang, jika diberi pupuk yang baik
akan tumbuh tunas-tunas baru. Dari percabangan baru tadi, jika sudah keluar akar,
dapat dipotong lagi sehingga dihasilkan tunas-tunas baru.
3. Penanaman
Apabila kita ingin menanam di tanah, hal yang dapat dilakukan yaitu bibit yang
akan kita tanam mempunyai panjang paling sedikit 30 cm. Bibit sebaiknya didapatkan
dari stek tanaman yang sudah cukup tinggi, kurang lebih 1 meter sehingga satu bulan
tanaman anggrek sudah mulai berbunga. Jarak tanam yang satu dengan yang lainnya
adalah 10 cm, kemudian jajaran tanaman yang kita atur rapi diapit dengan reng yang
ujungnya kita ikatkan dengan ajir dan posisi tanaman dalam keadaan tegak. Setelah
semua tanaman berdiri tegak, lubang tanam tadi diisi dengan pupuk kandang dan di
atasnya disusun sabut kelapa atau serutan kayu untuk menutupi semua akar yang
keluar.
Apabila kita ingin menanam di pot, hal yang dapat dilakukan adalah pot diisi
dengan arang setinggi bagian dari pot. Setelah tanaman berdiri, diisi dengan potongan
batang pakis atau potongan sabut kelapa hingga kurang lebih 2 cm dari bibir pot. Setiap
pot satu tanaman. Setelah ditanam, biasanya tanaman anggrek tidak dapat berdiri tegak
tanpa bantuan penopang. Untuk itu, perlu dibuatkan penopang dari kawat atau
mempergunakan ajir bambu yang tingginya disesuaikan dengan tinggi tanaman.
4. Pemeliharaan
a. Penyiraman dan Pengairan
Air yang digunakan untuk menyiram dapat berupa air ledeng, air sungai, air sumur,
dan air hujan. Petani anggrek biasanya tidak menggunakan air sungai karena
dikhawatirkan mengandung jamur dan bakteri yang dapat mengganggu pertumbuhan
tanaman anggrek. Apabila kita menanam anggrek dengan menggunakan media sabut
kelapa untuk daerah yang panas, pemakaian sabut kelapa sangat menguntungkan
karena mempunyai sifat menyimpan air. Akan tetapi, untuk daerah yang sering turun
hujan, pemakaian sabut kelapa tidak begitu menguntungkan karena media tanam akan
selalu basah sehingga mudah sekali terjadi pembusukan pada akar tanaman anggrek.
Jika temperatur tinggi, penguapan juga tinggi, berarti tanaman harus sering disiram
paling sedikit satu hari sekali. Jika temperatur rendah, penguapan tidak terlalu banyak
sehingga penyiraman bisa dikurangi.
Pada waktu pemindahan bibit dalam botol yang disebut dengan kompot, maupun
pemindahan dari kompot ke pot, tidak memerlukan air, tetapi membutuhkan
kelembapan udara yang tinggi. Penyiraman dapat dilakukan dengan cara pengabutan
sehingga kelembapan di sekitar bibit itu tinggi.
Tanaman memasuki individual (remaja) juga tidak memerlukan penyiraman, cukup
disiram 2 hari sekali karena air dibutuhkan untuk pertumbuhan akar dan
batang. Tanaman memasuki dewasa, memerlukan banyak air sehingga tanaman pada
waktu musim kemarau harus disiram setiap hari dan diusahakan kelembapan udara di
sekitar tanaman anggrek tinggi.
b. Pemupukan
Tanda-tanda tanaman anggrek yang kekurangan pupuk:
1) Kekurangan unsur nitrogen (N) ditandai dengan pertumbuhan anggrek yang
kerdil, daun berwarna pucat kekuning-kuningan dan daun gugur sebelum
waktunya. Batang menjadi keriput dan tidak berisi.
2) Kekurangan unsur phospor (P) ditandai oleh daun yang berbintik cokelat dan
ujungnya berwarna cokelat, sistem perakaran tidak subur, bunga mekar tidak
baik, warnanya tidak bagus dan mudah gugur.
3) Kekurangan unsur kalium (K) akan mengakibatkan timbul gejala yang hampir
sama dengan kekurangan unsur nitrogen dan phospor.
Dalam memupuk anggrek selain menggunakan pupuk buatan, kita bisa juga
memanfaatkan limbah dapur seperti air kelapa, air cucian beras, air cucian daging/ikan.
Air tersebut dapat disiramkan pada tanaman anggrek setelah terlebih dahulu dicampur
dengan air biasa.
Teknik memupuk tergantung pada pupuk yang akan kita pakai. Pada pupuk NPK,
biasanya terdapat dalam bentuk butiran dan tepung. Pemakaian butiran yaitu dengan
cara ditaburkan pada pangkal batang, dekat dengan akar anggrek. Kandungan NPK
dan unsur mikronya akan larut bersama siraman air. Sedangkan bentuk tepung dapat
dilakukan dengan cara disiram. Sebelum disiram, pupuk dilarutkan 2 gram per liter air.
Untuk anggrek, sebaiknya disiramkan pada daun karena daun anggrek mampu
menyerap langsung bahan makanan. Selain disiramkan bisa juga disemprotkan dengan
menggunakan sprayer setelah pupuk dilarutkan dalam air. Cara ini adalah yang terbaik
sebab butiran air akan menjadi kecil-kecil sehingga bisa merata, membasahi seluruh
permukaan daun.
Saat yang paling tepat untuk penyemprotan adalah pagi hari antara pukul 08.00-
10.00 WIB atau sore hari antara pukul 15.00-17.00 WIB sebab pada saat-saat tersebut
sedikit sekali terjadi penguapan dari daun yang menyebabkan bahan makanan lebih
banyak diserap oleh daun. Untuk penggunaan pupuk cair, cara pemakaiannya sama
dengan bentuk tepung. Kalau pupuk cair terlebih dahulu dilarutkan dalam 2 cc
pupuk/liter air.
Selain pupuk yang telah disebutkan di atas, pupuk kandang juga digunakan. Pupuk
kandang yang sering digunakan adalah kotoran sapi, kambing, ayam, kuda, dan Iain-
lain. Pupuk kandang selain berisi unsur hara yang dibutuhkan oleh tanaman anggrek,
juga dapat membantu dalam penyimpanan air. Pemakaian pupuk kandang sebaiknya
disterilkan terlebih dahulu agar bakteri dan jamur mati.
c. Pengendalian Hama
Beberapa hama dan penyakit penting yang menyerang tanaman anggrek.
1) Gangguan Berupa Hama
- Siput, adalah binatang yang suka berkeliaran pada malam hari, memakan
ujung akar, tunas, daun muda, dan bunga.
- Bekicot yang masih kecil, memakan daun muda dan yang sudah tua
memakan daun, baik yang muda maupun yang tua.
- Semut, biasanya menyerang kuncup bunga anggrek dan tunas-tunas muda
yang dapat menimbulkan luka pada batang tanaman. Selain itu, semut juga
sering terdapat pada media tanam yang akan merusak perakaran tanaman
anggrek.
- Belalang, suka memakan pucuk daun.
- Kutu daun, menyebabkan daun menjadi kering lama-kelamaan menjadi
cokelat, lalu daun itu akan mati.
- Kupu ulat yang sudah dewasa merusak daun dan kuncup bunga serta tangkai
bunga.
- Rayap, binatang ini sukar diberantas karena bersembunyi di tanah dan dapat
merusak akar.
- Kumbang, menyerang bunga dan memakan serbuk sari.
- Tikus, aktif pada malam hari untuk menyerang bunga.
2) Gangguan Berupa Penyakit
- Penyakit yang disebabkan oleh virus
Gejala serangan ditandai oleh warna kuning kecokelatan pada daun,
sering pula berair, bunga, baik bentuk maupun warnanya tidak normal dan
cepat layu.
- Penyakit yang disebabkan oleh bakteri
Penyakit yang disebabkan oleh bakteri menimbulkan gejala bercak
daun, busuk daun, bercak cokelat, dan daun muda mendadak kehitam-
hitaman basah.
- Penyakit yang disebabkan oleh jamur
Jamur biasanya menyerang tanaman pada bagian daun dan akar. Pada
daun sebelah bawah akan kelihatan noda warna kuning dan spora jamur
kelihatan bintik-bintik berwarna cokelat kehitam-hitaman.
Untuk mengatasi kerusakan yang disebabkan oleh hama dan penyakit di atas, perlu
diadakan suatu pengendalian. Dalam hal ini dapat digunakan beberapa macam pestisida
yang tersedia dengan berbagai macam merek dagang. Pestisida tersebut ada yang
berbentuk cairan, butiran tepung maupun dalam bentuk tablet.
5. Panen dan Pasca Panen
Selain sebagai tanaman hias yang memiliki bentuk yang unik, anggrek
dimanfaatkan sebagai bunga potong. Kualitas bunga yang diharapkan adalah
keseragaman warna dan bentuk serta keawetan bunga potongnya. Keawetan bunga
potong sangat dipengaruhi oleh perlakuan pada saat penanganan pasca panen, mulai
dari cara pemotongan tangkai bunga, waktu pemotongan, cara pengepakan, dan
penyimpanannya. Bunga yang dipotong dari tanaman induknya pada umumnya
memiliki masa mekar yang lebih pendek jika dibandingkan dengan bunga yang berada
pada tanaman induknya.
Bunga potong anggrek yang ditempatkan di vas bunga yang berisi air, akan lebih
awet dari pada yang ditempatkan di vas bunga tanpa diberi air. Hal tersebut
dikarenakan bunga potong anggrek yang ditempatkan di vas bunga yang berisi air, akan
mengalami transpirasi sekaligus akan menyerap air dari vas bunga itu.
Keadaan ruangan yang terang berpengaruh pula terhadap besarnya layu penyerapan
transpirasi. Berdasarkan hasil penelitian, diketahui bahwa perlakuan zat pengatur
tumbuh IBA, kinetin, dan sukrosa akan mempengaruhi transpirasi dan penyerapan air
yang akan menyebabkan proses kelayuan dapat diperlambat.
Dalam pengembangan komoditas bunga potong anggrek, sangat diperlukan cara
yang terbaik untuk menyimpan dan mengepak agar tahan dan aman dalam
penyimpanan. Hal ini dikarenakan akan sangat menentukan kualitas/mutu bunga
anggrek potong.

B. Nilai Ekonomi Tanaman Hias Anggrek Kalajengking


Permintaan pasar domestik maupun international akan anggrek cenderung terus
meningkat dalam beberapa tahun terkhir. Anggrek banyak dipergunakan untuk berbagai
keperluan seperti upacara keagamaan, hiasan dan dekorasi ruangan, ucapan selamat serta
untuk ungkapan duka cita. Hongkong, Singapura dan Amerika Serikat merupakan negara
pengimpor terbesar anggrek yang berasal dari Indonesia karena anggrek Indonesia
memiliki keunikan bentuk dan warna bunga yang berbeda dengan anggrek manapun di
dunia, kondisi pasar di dalam dan luar negeri yang sangat cerah mendorong minat
masyarakat untuk membudidayakan anggrek dengan tujuan komersial. Anggrek dapat
menjadi sumber devisa potensial disamping menjadi sumber penghasilan bagi petani dan
pendapatan asli daerah.
Peluang usaha anggrek ini sebenarnya menjanjikan, hal ini tercermin dari setiap
fase dalam perkembangan anggrek yang bisa dijadikan usaha dimulai dari mengadakan
silangan untuk membuat kultivar baru sampai menghasilkan tanaman pot anggrek hias
berbunga atau produksi bunga potong. Anggrek biasanya diperjualbelikan dalam tiga
bentuk, yaitu bibit anggrek, tanaman anggrek dewasa (pot plant) dan bunga anggrek
potong. Bibit anggrek terbagi lagi menjadi empat segmen, yaitu bibit botolan, bibit
seedling (tanaman dara), bibit kompot, dan bibit tanaman remaja. Bibit anggrek menjadi
komoditas perdagangan di tingkat petani dan importir bibit, sedangkan tanaman hias
anggrek dewasa dan bunga anggrek potong diperdagangkan di tingkat penjual/ pusat
pemasaran(Variasi & Kualitas, 2010).
Untuk nilai ekonomi yang di janjikan oleh tanaman anggrek sendiri juga cukup
menngiurkan, pada pasaran lokal sendiri tanaman anggrek nilai penjualannya cukup besar,
besaran nilai jual berkisar pada Rp 50,000- jutaan rupiah. Besarnya nilai pasar ini terjadi
di karenakan segmen pasar yang di incar oleh tanaman ini adalah segmen menengah keatas,
karena kita ketahui bahwa tanaman ini memiliki pamor yang cukup besar.
BAB III
PENUTUP

A. Keismpulan
Anggrek merupakan tanaman hias berupa benalu yang bunganya indah dan
menarik. Anggrek memiliki banyak ragamnya jenisnya,seiring dengan kemajuan budidaya
tanaman anggrek muncul variasi budidaya tanaman anggrek berupa anggrek kalajengking,
secara keseluruhan proses budidaya sama dengan budidaya anggrek pada umumnya akan
tetapi variasi ini memiliki nilai ekonomi yang lebih besar dari varian anggrek pada
biasanya.
DAFTAR PUSTAKA
Darmono, D.W. 2006. Bertanam Anggrek. Jakarta: Penebar Swadaya.
Kusmana, C., & Hikmat, A. (2015). Keanekaragaman hayati flora di Indonesia. Jurnal
Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan (Journal of Natural Resources and
Environmental Management), 5(2), 187-187.
Pratidina, H. & Nengsih, N,Y. (2019). Mengenal Anggrek Taman Wisata Bukit.
Kaba.JURNAL%20ANGGREK/buku%20anggrek/dokpublik_1525678997, 1-53.
Variasi, M., & Kualitas, D. A. N. (2010). Potensi anggrek. 29(Tabel 2), 101–106.
Widowati, D. A. H. (2015). Inventarisasi Keanekaragaman Anggrek (Orchidaceae) di Hutan
Resort Way Kanan Balai Aman Nasional Way Kambas Sebagai Sumber Informasi dalam
Melestarikan Plasma Nutfah. BIOEDUKASI (Jurnal Pendidikan Biologi), 6(1).

Anda mungkin juga menyukai