Disusun Oleh:
A. Latar Belakang
Anggrek (Orchidaceae) merupakan salah satu tanaman berbunga yang paling
beragam dengan lebih dari 28.000 spesies yang terdiri dalam 763 marga (Christenhusz &
Byng, 2016). Agustin & Widowati (2015) juga menyebutkan bahwa anggrek adalah salah
satu plasma nutfah yang mempunyai nilai komersial tinggi serta termasuk kelompok bunga
yang memiliki keanekaragaman jenis paling banyak dengan mahkota indah dan warna yang
menarik. Oleh karena itu, anggrek menjadi primadona bagi kalangan masyarakat terutama
di kalangan petani dan pencinta tanaman hias. Menurut Kusmana & Hikmat (2015),
Indonesia dikenal dengan kekayaan plasma nutfah anggrek yang sangat beragam terbesar
kedua setelah Brazil, bukan hanya dalam jumlah genus, namun juga dalam hal spesies
dengan varietas dan tipe-tipenya. Penyebaraan tanaman anggrek hampir merata di seluruh
pulau yang ada di Indonesia. Pulau Sumatera berada di peringkat ketiga setelah Papua dan
Kalimantan dalam hal keanekaragaman jenis anggrek di Indonesia (Pratidina & Nengsih,
2019).
Anggrek sudah dikenal sejak 200 tahun lalu dan sejak 50 tahun terakhir mulai
dibudidayakan secara luas di Indonesia (Prihatman, 2000). Dengan adanya perkembangan
anggrek alam dapat bermanfaat bagi masyarakat dalam jangka panjang dan sebaliknya
anggrek pun terkonservasi, maka sebaiknya potensi ekonomi anggrek alam dilihat dari sisi
potensinya sebagai aset ekowisata. Darmono (2008), bunga anggrek memiliki warna dan
ukuran dengan ciri-ciri yang unik menjadi daya tarik bagi pecinta anggrek. Tanaman
anggrek memiliki variasi warna ada yang berwarna cerah dan berwarna gelap. Ukuran
bunganya pun bervariasi, ada yang berukuran sangat kecil dan ada yang berukuran besar.
Bentuk bunganya juga sangat unik, ada yang berbentuk bulat, bintang, kriting atau
bertanduk. Jumlah kuntum bunganya ada yang tunggal, tetapi ada pula yang majemuk.
Berbagai macam jenis anggrek banyak ditemukan, baik yang hidup secara epifit
dan terestrial bahkan ada sebagian masyarakat yang sengaja menanam dan dirawat sebagai
tanaman hias karena anggrek memiliki nilai estetika keindahan dengan beragam bentuk
dan warna. Salah satu bentuk bunga anggrek yang unik adalah yang berbentuk seperti
kalajengking. Namun, tidak semua kalangan masyarakat khususnya bukan masyarakat
pecinta tanaman hias mengetahui akan hal tersebut.
B. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam penulisan makalah ini, yaitu:
1. Bagaimana budidaya tanaman hias anggrek kalajengking?
2. Bagaimana nilai ekonomi tanaman hias anggrek kalajengking untuk dijadikan
tanaman komersil?
C. Tujuan
Tujuan dari penulisan makalah ini, yaitu:
1. Mengetahui budidaya tanaman hias anggrek kalajengking.
2. Mengetahui nilai ekonomi tanaman hias anggrek kalajengking untuk dijadikan
tanaman komersil.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Keismpulan
Anggrek merupakan tanaman hias berupa benalu yang bunganya indah dan
menarik. Anggrek memiliki banyak ragamnya jenisnya,seiring dengan kemajuan budidaya
tanaman anggrek muncul variasi budidaya tanaman anggrek berupa anggrek kalajengking,
secara keseluruhan proses budidaya sama dengan budidaya anggrek pada umumnya akan
tetapi variasi ini memiliki nilai ekonomi yang lebih besar dari varian anggrek pada
biasanya.
DAFTAR PUSTAKA
Darmono, D.W. 2006. Bertanam Anggrek. Jakarta: Penebar Swadaya.
Kusmana, C., & Hikmat, A. (2015). Keanekaragaman hayati flora di Indonesia. Jurnal
Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan (Journal of Natural Resources and
Environmental Management), 5(2), 187-187.
Pratidina, H. & Nengsih, N,Y. (2019). Mengenal Anggrek Taman Wisata Bukit.
Kaba.JURNAL%20ANGGREK/buku%20anggrek/dokpublik_1525678997, 1-53.
Variasi, M., & Kualitas, D. A. N. (2010). Potensi anggrek. 29(Tabel 2), 101–106.
Widowati, D. A. H. (2015). Inventarisasi Keanekaragaman Anggrek (Orchidaceae) di Hutan
Resort Way Kanan Balai Aman Nasional Way Kambas Sebagai Sumber Informasi dalam
Melestarikan Plasma Nutfah. BIOEDUKASI (Jurnal Pendidikan Biologi), 6(1).