Anda di halaman 1dari 36

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pembangunan merupakan suatu proses kegiatan berkelanjutan yang dilakukan oleh
setiap Negara dalam usaha meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan rakyat. Pembangunan
pertanian terkait erat dalam permasalahan regional atau wilayah. Adanya keanekaragaman
hayati, iklim, potensi antar wilayah merupakan tantangan dan sekaligus peluang bagi
peningkatan pertumbuhan ekonomi di pedesaan.
Tanaman hias sebagai salah satu produk pertanian merupakan salah satu tanaman
rumahan yang mampu menambah keindahan, juga mampu menambah pendapatan jika
dikelola dengan baik dan benar. Tanaman hias saat ini merupakan produk primadona
khususnya bagi masyarakat perkotaan baik untuk hiasan rumahnya maupun untuk hadiah
pada acara – acara tertentu.
Tanaman hias umumnya sengaja ditanam dengan tujuan untuk memberikan kesan indah
baik untuk dalam ruangan maupun untuk dluar ruangan. Tanaman hias tidak hanya
memberikan unsur keindahan saja namun juga memberikan berbagai manfaat bagi
pemelihara tanaman seperti menhilangkan kejenuhan dan stress setelah bekerja sehari penuh.
Selain itu juga dapat menambah pendapatan jika dikelola dengan serius.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana cara budidaya tanaman hias anggrek ?
2. Bagaimana cara budidaya tanaman hias anthurium?
3. Bagaimana cara budidaya tanaman hias adenium?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui cara budidaya tanaman hias anggrek
2. Untuk mengetahui cara budidaya tanaman hias anthurium
3. Untuk mengetahui cara budidaya tanaman hias adenium

1
BAB II
ISI

A. Tanaman Hias
Tanaman hias adalah jenis tanaman yang ditanam untuk menciptakan kesan keindahan,
kecantikan, dan menciptakan daya tarik. Tanaman hias merupakan tanaman yang umumnya
ditanaman dihalaman rumah atau ditempatkan dalam ruangan menggunakan pot sebagai
tempatnya.

Tujuan tanaman hias untuk memberikan kesan keindahan bagi tempat tinggalnya, baik
itu menanam tanaman hias bunga, daun, ataupun buah, jika tanaman itu memiliki keindahan
dan ditanam untuk menciptakan daya tarik maka dapat dikategorikan sebagai tanaman hias.

1. Anggrek
a. Pengertian
Suku anggrek-anggrekan atau Orchidaceae merupakan satu suku tumbuhan
berbunga dengan anggota jenis terbanyak. Jenis-jenisnya tersebar luas dari daerah
tropika basah hingga wilayah sirkumpolar, meskipun sebagian besar anggotanya
ditemukan di daerah tropika. Kebanyakan anggota suku ini hidup sebagai epifit,
terutama yang berasal dari daerah tropika. Anggrek di daerah beriklim sedang
biasanya hidup di tanah dan membentuk umbi sebagai cara beradaptasi
terhadap musim dingin. Organ-organnya yang cenderung tebal dan "berdaging"
(sukulen) membuatnya tahan menghadapi tekanan ketersediaan air. Anggrek
epifit dapat hidup dari embun dan udara lembap. Orchidaceae adalah sumber
inspirasi dari nama kereta api Argo Anggrek, kereta api eksekutif yang melayani
Surabaya Pasar Turi-Gambir.

b. Jenis Tanaman
Jenis anggrek yang terdapat di Indonesia termasuk jenis yang indah antara
lain: Vanda tricolor terdapat di Jawa Barat dan di Kaliurang, Vanda hookeriana,
berwarna ungu berbintik-bintik berasal dari Sumatera, anggrek larat/Dendrobium
phalaenopis, anggrek bulan/Phalaenopsis amabilis, anggrek Apple Blossom,
anggrek Paphiopedilun praestans yang berasal dari Irian Jaya serta anggrek
Paphiopedilun glaucophyllum yang berasal dari Jawa Tengah.
Tanaman anggrek dapat dibedakan berdasarkan sifat hidupnya, yaitu:

2
1. Anggrek Ephytis adalah jenis anggrek yang menupang pada batang/pohon
lain tetapi tidak merusak/merugikan yang ditumpangi. Alat yang dipakai
untuk menempel adalah akarnya, sedangkan akar yang fungsinya untuk
mencari makanan adalah akar udara.
2. Anggrek semi Ephytis adalah jenis anggrek yang menempel pada
pohon/tanaman lain yang tidak merusak yang ditumpangi, hanya akar
lekatnya juga berfungsi seperti akar udara yaitu untuk mencari makanan
untuk berkembang.
3. Anggrek tanah/anggrek Terrestris adalah jenis anggrek yang hidup di atas
tanah.
c. Manfaat Tanaman
Manfaat utama tanaman ini adalah sebagai tanaman hias karena bunga
anggrek mempunyai keindahan, baunya yang khas. Selain itu anggrek bermanfaat
sebagai campuran ramuan obat-obatan, bahan minyak wangi/minyak rambut.
d. Sentra Penanaman
Sentra tanaman anggrek di Eropa adalah Inggris, sedangkan di Asia adalah
Muangthai. Di Indonesia, anggrek banyak terdapat di Jawa Barat, Jawa Tengah,
Sumatra ataupun di Irian Jaya.
e. Syarat Pertumbuhan
a. Iklim
1. Angin dan curah hujan tidak terlalu berpengaruh terhadap pertumbuhan
tanaman anggrek.
2. Sinar matahari sangat dibutuhkan sekali bagi tanaman ini. Kebutuhan
cahaya berbeda-beda tergantung pada jenis tanaman anggrek.
3. Suhu minimum untuk pertumbuhan anggrek adalah 12,7 °C. Jika suhu
udara malam berada di bawah 12,7 °C, maka daerah tersebut tidak
dianjurkan untuk ditanam anggrek (di dataran tinggi Dieng).
4. Tanaman anggrek tidak cocok dalam suasana basah terus menerus, akan
tetapi menyukai kelembaban udara di siang hari 65-70 %.
b. Media Tanam
Terdapat 3 jenis media untuk tanaman anggrek, yaitu:
1. Media untuk anggrek Ephytis dan Semi Ephytis terdiri dari:
a. Serat Pakis yang telah digodok.
b. Kulit kayu yang dibuang getahnya.

3
c. Serabut kelapa yang telah direndam air selama 2 minggu.
d. Ijuk.
e. Potongan batang pohon enau.
f. Arang kayu .
g. Pecahan genting/batu bata.
h. Bahan-bahan dipotong menurut ukuran besar tanaman dan akarnya.
Untuk anggrek Semi Epirit yang akarnya menempel pada media untuk
mencari makanan, perlu diberi makanan tambahan seperti kompos, pupuk
kandang/daun-daunan.
2. Media untuk anggrek Terrestria
Jenis anggrek ini hidup di tanah maka perlu ditambah pupuk kompos,
sekam, pupuk kandang, darah binatang, serat pakis dan lainnya.
3. Media untuk anggrek semi Terrestria
Bahan untuk media anggrek ini perlu pecahan genteng yang agak
besar, ditambah pupuk kandang sekam/serutan kayu. Dipakai media
pecahan genting, serabut kayu, serat pakis dan lainnya. Derajat keasaman
air tanah yang dipakai adalah 5,2.
c. Ketinggian Tempat
Ketinggian tempat yang cocok bagi budidaya tanaman ini dapat dibedakan
menjadi 3 macam yaitu:
1. Anggrek panas (ketinggian 0-650 m dpl)
Anggrek panas memerlukan suhu udara 26-30 °C pada siang hari, 21 ° C
pada malam hari, dengan daerah ketinggian 0-650 meter dpl. Contoh jenis
anggrek ini adalah:
a. Dendrobium phalaenopsis
b. Onchidium papillo
c. Phaphilopedillum bellatum
2. Anggrek sedang (ketinggian 150-1500 m dpl). Anggrek sedang pada suhu
udara siang hari 21 °C dan 15-21 °C, pada malam hari, dengan ketinggian
150-1500 m dpl.
3. Anggrek dingin (lebih dari 1500 m dpl) Anggrek dingin jarang tumbuh di
Indonesia, tumbuh baik pada suhu udara 15-21 ° C di siang hari dan 9-15 °
C pada malam hari, dengan ketinggian 1500 m dpl. Contoh: anggrek jenis
Cymbidium.

4
f. Pedoman Budidaya
1. Pembibitan
Persyaratan bibit anggrek yang baik, sehat dan unggul mempunyai beberapa
ciri, yaitu: bentuk batang kuat, pertumbuhan pesat, daun subur, bunga lebat
dan indah.
2. Penyebaran Biji
Bibit anggrek berasal dari biji yang disemaikan. Adapun penyebaran biji
anggrek sebagai berikut:
a) Peralatan yang digunakan untuk penyebaran biji harus bersih.
b) Mensterilkan biji
Sebelum biji disebar harus disterilkan dulu dengan 10 gram kaporit
dilarutkan dalam 100 cc air kemudian saring kertas filter, dimasukkan ke
dalam botol. Biji dimasukan dalam botol dan digojog 10 menit (biji anggrek
yang semula kuning kecoklatan berubah warna menjadi kehijauan).
Kemudian air dibuang dan diganti dengan aquades, digojog berulang kali
(2-3 kali).
c) Penyebaran biji anggrek
Botol-botol yang telah disterilkan dapat digunakan untuk menyebaran biji
anggrek. Sebelum botol dibuka, leher botol dipanaskan di atas lampu spritus
untuk menghilangkan kuman. Untuk memasukan biji anggrek ke dalam
botol digunakan pipet yang dibersihkan dulu dengan cara pemanasan di atas
lampu spritus sampai merah kemudian dicelup kedalam spritus. Botol yang
telah terbuka kemudian diisi biji anggrek dan diratakan keseluruh
permukaan media yang telah disediakan. Sebelum botol ditutup kita
panaskan lagi di atas spritus kemudian ditutup kembali.
3. Teknik Penyemaian Benih
a) Memeriksaan dengan mikroskop, baik atau tidaknya biji anggrek, yang
kosong berwarna putih dan yang isi kuning coklat/warna lain.
b) Mempersiapkan botol yang bermulut lebar bersih dan tidak berwarna
agar dapat meneruskan cahaya matahari yang dibutuhkan dan mudah
dilihat.
c) Tutup botol dari kapas digulung-gulung sampai keras, ujung diikat tali
untuk memudahkan dicopot kembali, atau kain sisa yang dipotong
potong. Kerapatan tutup botol menjaga agar bakteri/jamur tidak masuk

5
sehingga tidak terinfeksi atau terkontaminasi.
d) Mempersiapkan lemari kaca (entkas) yang bersih dari bakteri/jamur
dengan menyemprotkan alkohol 70% atau spirtus. Entakas yang bail
diberi tablet formalin supaya tidak ada kontaminasi.
e) Pembuatan media dan sterilsasi untuk membuat media tanam kultur
anggrek biasanya dipakai resep Khudson C (NORTHEN) 12 yaitu:
Ca(NO3)2H2O : 1,00 gram
KH2PO4 : 0,25 gram
MgSO47H2O : 0,25 gram
(NH4)2SO4 : 0,25 gram
Saccharose : 20 gram
FeSO4 4H2O : 0,25 gram
MnSO4 : 0,0075 gram
Agar-agar : 15-17,5 gram
Aquadest : 1000 cc
Pembuatan media diperlukan pH 5,2, dipergunakan pH meter/kertas pH.
Sterilisasi dengan cara dipanaskan dalam Autoclaf yang sampai 110 ° C selama
setengah jam atau dengan dandang kemudian diletakan pada tempat bersih,
dengan posisi miring, sehingga makanan setinggi ½-2/3 tinggi botol (dari alas
sampai ke leher botol) dan didiamkan selama 5-7 jam untuk mengetahui
sterilisasi yang sempurna.
g. Pemindahan Bibit
Setelah tanaman di dalam botol berumur 9-12 bulan terlihat besar, tumbuh
akar. Dalam tingkat ini bibit sudah dapat dipindahkan ke dalam pot penyemaian
yang berdiameter 7 cm, 12 cm atau 16 cm yang berlubang. Siapkan pecahan
genting, dan akar pakis warna coklat, di potong dengan panjang 5-30 mm
sehingga serabutnya terlepas satu sama lainnya. Sebelum dipakai terlebih dulu
dicuci bersih dan biarkan airnya hilang. Akar pakis setelah dicuci, direndam dulu
dalam media selama 24 jam yang berupa:
a) Urea atau ZA : 0,50 mg
b) DS, TS atau ES : 0,25 mg
c) Kalium sulfat atau K2SO4 : 0,25 mg
d) Air : 1000 cc
Alaternatif lain sebagai media, dapat juga dipakai pupuk buatan campuran

6
unsur N, P, K perbandingan 60:30:10 atau dapat juga digunakan pupuk kandang
yang telah dicampur pakis dengan perbandingan pakis: pupuk kandang = 4:1.
Selain itu dapat digunakan kulit Pinus yang di potong kecil sebesar biji kacang
tanah, yang telah direndam dalam media seperti akar pakis selama 24 jam.
Untuk isian pot ini dapat juga digunakan arang kayu bakar/serabut kelapa yang
dipotong-potong sebesar ibu jari. Pot yang disiapkan diisi dengan pecahan
genting 1/3 tinggi pot, kemudian isi remukan pakis tersebut setinggi 1 cm di
bawah tepi pot (tidak perlu dipadatkan). Pemindahan bibit ke dalam pot
dilakukan dengan mengeluarkan tanaman di botol dengan memasukkan air bersih
ke dalam botol. Dengan kawat bersih berujung seperti huruf U, tanaman
dikeluarkan satu persatu (akar lebih dahulu). Setelah keluar tanaman dicuci
kaporit 1 % kemudian dengan air bersih. Seedlings (semaian) ditanam dalam pot
dengan rapat. Apabila di dalam botol sudah terjadi kontaminasi jamur sebaik
lebih dulu direndam di dalam antibiotic (penicillin, streptomycin) 10 menit baru
ditanam.
h. Pemindahan dari Pot Penyemaian
Setelah tanaman pada pot penyemaian cukup tinggi, maka tanaman
dipindahkan ke pot biasa yang berdiamater 4-6 cm, yang berisi potongan
genting/batu bata merah, kemudian beri pakis/kulit pinus yang telah direndam
dalam media sampai 1 cm di bawah tepi pot.
i. Pengolahan Media Tanam
Media tanam untuk tanaman anggrek tanah dibedakan:
a) Tanaman dalam pot (dengan diameter 7-30 cm tergantung dari jenis tanaman).
Apabila diameter pot dipilih 25-30 cm maka perlu dipasang tiang di tengah-
tengah pot, kemudian pot diisi pecahan genting. Anggrek di letakkan di
tengah dan akarnya disebar merata dalam pot, kemudian batang anggrek
diikat pada tiang. Pot diisi pupuk kandang yang telah dicampur sesuai dengan
komposisi kira-kira 2/3 dari pot.
b) Media tanam dalam tanah dengan sistim bak-bak tanam.
Bak terbuat dari batu bata merah panjang 2 m lebar 40 cm dan tinggi bak 2
lapis batu bata merah. Pembuatan bak ini di atas tanah untuk menghindari dari
kebecekan, di tanah kering digali sedalam 10-20 cm kemudian diberi bata
ukuran 40 cm x 2 m dan jarak antara pembantas dengan yang lain 3 cm.
Tiang penahan dibuat 4 buah yang ditancapkan ke dalam tanah dengan

7
ketinggian masing- masing 1,5 m. Antara tiang satu dengan yang lain
dihubungkan dengan kayu sehingga keempat tiang tersebut merupakan suatu
rangkaian.
j. Teknik Penanaman
Penanaman tanaman anggrek, disesuaikan dengan sifat hidup tanaman anggrek,
yaitu:
1) Anggrek Ephytis adalah anggrek yang menupang pada batang/pohon lain
tetapi tidak merusak/merugikan yang ditumpangi atau ditempelin. Alat yang
dipakai untuk menempel adalah akarnya, sedangkan akar yang fungsinya
untuk mencari makanan adalah akar udara.
2) Anggrek semi Ephytis adalah jenis anggrek yang menempel pada
pohon/tanaman lain yang tidak merusak yang ditempel, hanya akar lekatnya
juga berfungsi seperti akar udara yaitu untuk mencari makanan untuk
berkembang.
3) Anggrek tanah/anggrek Terrestris.
k. Pemeliharaan Tanaman
1. Penjarangan dan Penyulaman
Penjarangan dan penyulaman dilakukan pada tempat yang disesuaikan
dengan jenis anggrek, yang sifatnya epphytis atau anggrek tanah.
2. Penyiangan
Untuk tanaman anggrek pada penyiangan pada waktu pada kondisi di dalam
botol kemudian dipisahkan ke dalam pot-pot yang sudah disediakan sesuai
jenis anggrek.
3. Pemupukan
Unsur makro yaitu unsur yang diperlukan dalam jumlah besar yang meliputi:
C, H, O, N, S, P, K, Ca, Mg. Untuk unsur mikro yaitu unsur yang dibutuhkan
dalam jumlah yang sedikit, antara lain: Cu, Zn, Mo, Mn, V, Sc, B, Si, dst.
Unsur makro dan unsur mikro dapat diambil dari udara atau dari tanah,
berupa gas atau air dan garam-garam yang terlarut di dalamnya.
Pemupukan pada tanaman anggrek dibagi dalam 3 tahapan, yaitu:
a) Pemupukan untuk bibit (seedlings) dengan N, P, K.
Perbandingan N:P:K=6:3:1. Unsur N lebih banyak dibutuhkan untuk
pembentukan pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Unsur N diambil
dari pupuk ZA/urea, untuk P dipakai pupuk ES; DS; TS, dan K dari

8
Kalium Sulfat (K2SO4).
Pupuk-pupuk buatan yang mengandung N, P, K:
1. Urea : 0,6 gram untuk 1 liter air
2. ES : 0,3 gram untuk 1 liter air
3. ZK : 0,1 gram untuk 1 liter air
b) Pemupukan untuk ukuran sedang (mid-size) dengan N, P, K.
Perbandingan N:P:K=3:3:3 yang sama banyak disini tidak memerlukan
tambahan pupuk, maka dapat dususun sendiri pupuk yang mengandung N,
P, K dengan cara misalnya :
1. Urea : 0,3 gram untuk 1 liter air
2. Ds : 0,3 gram untuk 1 liter air
3. K2SO4 : 0,3 gram untuk 1 liter air
c) Pemupukan untuk ukuran berbunga (flowerings-size) Tanaman yang sudah
berbunga dipupuk dengan perbandingan N:P:K= 1:6:1.
Teknik pemberian pupuk buatan adalah:
a) Dalam bentuk padat/powder yang dilakukan dengan menaburkan secara
hati-hati, jangan tersangkut pada daun/batangnya yang menyebabkan
daun/batang tadi dapat terbakar.
b) Disiramkan, yang mana anggrek dapat menyerap air dan garam-garam
yang terlarut di dalamnya. Cara ini banyak dilakukan dimana-mana.
c) Penyemprotan, cara ini sangat baik apabila terjadi pembusukan akar
didalamnya, maka akarnya ditutup plastik.
Pupuk kandang yang sering digunakan adalah kotoran kuda, sapi, kerbau,
kambing, ayam dan lain-lain. Kebaikan pemakaian pupuk kandang selain
mengandung bermacam-macam unsur yang dibutuhkan oleh tanaman juga
sangat membantu dalam penyimpanan air, apalagi pada musim kemarau.
Keburukan dari pupuk kandang ini adalah di dalam kotoran banyak bateri
yang mengandung jamur. Untuk itu dianjurkan disangan lebih dahulu untuk
menghilangkan jamur/bakteri di dalamnya. Pemupukan tanaman lebih baik
dilakukan pada waktu pagi-pagi atau pada sore hari sekitar pukul 5.00 sore.
4. Pengairan dan Penyiraman
Sumber air untuk penyiraman tanaman anggrek dapat berasal dari:
a) Air Ledeng, baik untuk menyiram karena jernih dan steril, tetapi pHnya
tinggi maka perlu diturunkan dengan menambah suatu asam misalnya

9
HCl. PH yang baik sekitar 5,6-6.
b) Air sumur, baik untuk menyiram karena banyak mengandung mineral dari
tanah yang sangat dibutuhkan oleh tanaman. Air sumur di daerah kapur
harus diperhatikan pHnya.
c) Air hujan, yang ditampung didalam tong-tong/bak sangat baik untuk
menyiraman.
d) Air kali/air selokan, tetapi kita tidak tahu pasti apakah air itu mengandung
jamur, bakteri/lumut yang bisa mengganggu anggrek/tidak. Kalau dilihat
dari sudut isi makanan mungkin cukup baik.
Hal perlu diperhatikan bagi petani anggrek adalah mengetahui sifat-sifat
dari isian pot supaya bisa mengatur banyaknya air untuk menyiram. Adapun
macam isian pot dan sifat diuraikan sebagai berkut:
a) Pecahan genting/pecahan batu merah, yang mana mudah menguapkan air
dan sifat anggrek yang tidak begitu senang dengan air sehingga tidak
mudah untuk lumutan. Untuk pecahan genting lebih kecil daya serapnya
lebih banyak dan untuk siraman lebih sedikit.
b) Potongan sabut kelapa, pemakaian serabut kelapa lebih baik untuk
digunakan di daerah panas karena menyimpan air, tetapi kalau
penggunaan di daerah dingin tidak menguntungkan karena mudah busuk.
c) Remukan akar pakis yang hitam, keras dan baru tidak mudah untuk
menyerap air, setelah beberapa bulan banyak menyerap air. Akar pakis
yang coklat dan lunak lebih mudah menyerap dan menahan air.
d) Potongan kulit pakis, dimana media ini sukar sekali untuk penyerapan air,
mudah terjadi penguapan. Jika potongannya besar, penyerapan kecil dan
jika potongan kecil penyerapan air lebih banyak.
Bagi tanaman yang sudah besar pedoman penyiramannya 3-7 hari sekali
musim hujan dan 1-3 hari sekali pada musim hujan.
5. Waktu Penyemprotan Pestisida
Obat-obatan sebaiknya disemprotkan pada waktu pagi hari, lebih baik
pada sore hari sekitar jam 5.00. Penyemprotan bagi tanaman anggrek sehat,
dilakukan rutin kurang lebih 3 bulan sekali. Penyemprotan bagi tanaman
anggrek terserang hama perlu dilakukan berulang-ulang 3 kali dengan jangka
waktu tertentu (untuk kutu) daun seminggu sekali. Adapun jenis insektisida
dan dosis yang digunakan untuk hama antara lain:

10
a) Orthene 75 SP dosis 5-10 gram/10 liter air untuk ulat pemakan daun
b) Bayrusil 250 EC dosis 2 cc/liter air untuk ulat pemakan daun
c) Malathion dosis 3 gram/liter air untuk ulat, kumbang, kutu
d) Kelthane dosis 2 gram/liter air, untuk kutu
e) Metadeks dosis dibasahi air, dicampur dedak 6-8 cc/10 liter, untuk keong
dan bekicot air
f) Falidol E.605 dosis dibasahi air, dicampur dedak 6-8 cc/10 liter, untuk
keong dan bekicot air Untuk hama bekicot ada 2 cara pengendaliannya
yaitu:
a) Menyebarkan obat sekitar pot anggrek dengan mencampur antara
obat Metadeks ke dedak halus di tambah air sedikit.
b) Membuat larutan 1 cc Dieldrin 50% 25 EP dicampur dengan 1 liter
air atau 6-8 cc Folediol E 605 kedalam air 10 liter. Kemudian pot
tanaman anggrek direndam dalam larutan tersebut selama beberapa
waktu dan diulang satu minggu sekali.
l. Hama Dan Penyakit
a. Hama
1. Tungau/kutu perisai
Gejala: menempel pada pelepah daun; berwarna kemerahan jumlahnya
banyak; bekas serangan berupa bercak hitam dan merusak daun.
Pengendalian: digosok dengan kapas dan air sabun; apabila serangan
sudah parah, harus disemprot oleh insektisida dengan dosis 2 cc/liter.
2. Semut
Gejala: merusak akar dan tunas muda yang disebabkan oleh cendawan.
Pengendalian: pot direndam dalam air dan ciptakan lingkungan bersih
di sekitar rak/sebaiknya pot digantung.
3. Belelang
Gejala: pinggiran daun rusak dengan luka bergerigi tak beraturan.
Untuk jenis belalang berukuran kecil, perlu pengamatan cermat.
Pengendalian: segera semprotkan insektisida yang bersifat racun
kontak/yang sistematik; bila jumlahnya sedikit bisa langsung
dimusnahkan/dibunuh.
4. Trips
Gejala: menempel pada buku-buku batang dan daun muda;

11
menimbulkan bercak abu-abu dipermukaan daun dan merusak bunga
hingga bentuk bunga tidak menarik.
Pengendalian: secara periodik dan teratur pot anggrek disemprot
insektisida.
5. Kutu babi
Gejala: kerusakan yang ditimbulkan seperti akibat semut; tapi tidak
menyerang tunas daun. Pengendalian: perendaman dapat mengusir kutu
babi dari pot anggrek.
6. Keong
Gejala: menyerang lembaran daun anggrek.
Pengendalian: dalam jumlah sedikit cukup diambil/dibunuh; bila
jumlah banyak perlu memakai insektisida/dijebak dengan bubuk prusi.
7. Red Spinder
Gejala: bercak putih di bagian bawah daun; permukaan atas menjadi
kuning dan lama kelamaan daun mati.
Pengendalian: bila sedikit cukup diambil dengan menggunakan isolatip
lalu dibakar/menggosok daun dengan alkohol; apabila banyak maka
perlu menggunakan insektisida dengan bahan aktif diazinon, dicofol.
8. Kumbang
Gejala: yang terserang akan berlubang-lubang khusus kumbang
penggerek batang kerusakannya berupa lubang di tengah batang dan
tidak nampak dari luar; Larvanya yang menetas dari telur merusak
daun anggrek.
Pengendalian: menyemprotkan tanaman yang diserang dengan
menggunakan insektisida sistemik secara rutin; bersihkan pot dari
kepompong dan telur kumbang dengan jalan memindahkannya ke pot
baru dan media tanam yang baru pula.
9. Ulat daun
Gejala: menyerang daun, kuncup bunga, tunas daun maupun bunga
yang sedang mekar.
Pengendalian: kalau jumlahnya sedikit (2-5 ekor) dapat dibunuh
dengan tangan; bila banyak dapat menggunakan insektisida sistemik;
tanaman yang telah diserang sebaiknya dipisahkan dengan tanaman
yang masih sehat.

12
10. Kepik
Gejala: menghisap cairan daun tanaman anggrek, sehingga
menyebabkan bintik putih/kuning; tanaman yang diserang lama
kelamaan akan gundul dan tidak berhijau daun lagi.
Pengendalian: semprotkan insektisida yang sama seperti untuk
membasmi serangga lainnya, seperti ulat, kumbang dan trips.
11. Kutu tudung
Gejala: daun menjadi kuning, tidak sehat, lalu berwarna coklat dan
mati. Pengendalian: seperti halnya membasmi ulat kumbang dan trips.
b. Penyakit
1. Penyakit buluk
Sering terdapat di dalam media tanam, kultur spora cendawan ini
terbawa oleh biji anggrek karena tutup botol tidak steril.
Gejala: biji anggrek tidak mampu berkecambah dan persemaian dalam
botol akan gagal; kecambah yang telah tumbuh kalau diserang
cendawan ini akan mati/layu.
Pengendalian: pada awal serangan media agar dikeluarkan dari botol,
lalu botol ditutup kembali, dilakukan dengan steriil; kalau kecambah
anggrek terlanjur besar, segera dikeluarkan dari botol dan dicuci
dengan fungisida lalu kecambah ditanam dalam pot.
2. Penyakit rebah kecambah
Merupakan penyakit anggrek selama masih dalam persemaian.
Penyebaran penyakit ini lewat air. Gejala: semula berupa bercak kecil
bening pada permukaan daun, lalu melebar, menulari ke atas sampai
pada titik tumbuh pada tunas serta ke bawah hingga ujung akar,
kecambah anggrek akan membusuk dan mati.
Pengendalian: bibit yang sakit sebaiknya segera dibuang, dibakar
sampai musnah. Pot dan kumpulan kecambah dikeringkan dan
disemprot dengan fungisida.
3. Penyakit bercak coklat
Kecambah jenis Phalaenopsis sangat peka terhadap bakteri ini,
terutama pada cuaca sangat lembab. Infeksi melalui daun basah atau di
bekas luka pada daun. Sentuhan daun yang sakit pada daun sehat dapat
menularkan penyakit ini.

13
Gejala: bercak kecil bening pada pucuk daun. Dalam beberapa hari
dapat meluas ke seluruh kompot, daun kecambah anggrek menjadi
rusak dan mati. Penyakit ini sangat ganas, karena mematikan dan
cepat menular.
Pengendalian: sangat sulit penyakit ini pada awal serangan. Pada
serangan yang parah, tidak ada jalan lain kecuali memusnahkan
seluruh kecambah anggrek.
4. Penyakit bercak hitam
Pada tanaman anggrek yang, penyakit ini cepat menular malalui akar
dan alat yang tidak sterill
Gejala: timbul warna coklat kehitaman pada bagian tanaman yang
terserang. Mulai dari daun ke atas sampai ke tunas dan ke bawah
hingga ujung akar. Tanaman terlambat tumbuh, kerdil dan
mengakibatkan kematian.
Pengendalian: bagian yang terserang dipotong dan dibuang atau
disemprotkan fungisida; alat-alat potong disiram alkohol/dibakar
sebelum digunakan.
5. Penyakit busuk akar
Penyebab: cendawan Rhizoctonia solani.
Gejala: akar leher membusuk mencapai rhizoma dan umbi batang, daun
dan umbi batang menguning, berkeriput, tipis dan bengkok, tanaman
kerdil dan tidak sehat.
Pengendalian: semua bagian tanaman yang sakit dipotong dan dibuang;
bekasnya disemprot dengan fungisida (Benlate).
6. Penyakit layu
Penyebab: cendawan Fusarium oxyporium.
Gejala: mirip serangan penyakit busuk akar, namun pada rhizoma
terdapat garis-garis, atau lingkaran berwarna ungu. Pada serangan
berat, seluruh rizhoma menjadi ungu, diikuti pembusukan pada umbi
batang, tanaman sangat tidak sehat.
Pengendalian: bagian yang terserang dibuang lalu bekasnya
disemprotkan Benlate. Tanaman segera dipindahkan ke media tanam
baru, yang masih segar dan bersih. Usahakan terdapat aliran udara yang
lancar di sekitar tanaman.

14
7. Penyakit busuk
Penyebab: cendawan Sclerotium rolfsi.
Gejala: terdapat bintil-bintil kecil berwarna coklat pada bagian tanaman
yang terkena penyakit. Pengendalian: bagian tanaman yang sakit
dipotong dan dibuang. Media tanaman dan seluruh pot didesinfektan
dengan larutan formalin 4 % ataupun fungisida/antibiotik Natrippene
0,5 % selama 1 jam.
8. Penyakit bercak coklat
Gejala: bercak coklat pada permukaan daun, lalu menyebar keseluruh
bagian tanaman.
Pengendalian: membuang semua bagian yang sakit, lalu semprotkan
fungisida/ antibiotika Streptomycin atau Physan 20.
9. Penyakit busuk lunak
Penyebab: bakteri Erwinia cartovora.
Gejala: daun dan akar membusuk serta berbau. Penyakit ini cepat
sekali meluas namun khusus pada rhizoma dan umbi batang,
penyebarannya agak lambat.
Pengendalian: peralatan kebun harus steril, bagian yang sakit dipotong
dan dibuang. Semprotkan Physan 20, pot tanaman disemprot dengan
formalin 4 %.
10. Penyakit bercak bercincin
Penyebab: virus TMVO (Tobacco Mozaic Virus Odontoglos).
Gejala: timbul lingkaran atau garis-garis kekuningan pada permukaan
daun.
Pengendalian: hanya dengan pencegahan yakni membuang bagian
tanaman yang sakit serta menstrerilkan semua alat potong.
11. Penyakit Cymbidium
Penyebab: virus Mozaic cymbidium.
Gejala: semula berupa bercak kekuningan lalu muncul jaringan mati
berbintik, bergaris atau lingkaran. Khusus pada Cattleya, bercak tadi
berwarna coklat atau hitam cekung. Kadang ada gejala kematian
jaringan di tengah daun yang dilingkari jaringan normal. Daun tua
banyak sekali menunjukkan adanya bintik jaringan yang mati.

15
Pengendalian: hanya bersifat pencegahan yaitu membuang bagian
tanaman yang sakit, serta mensterilkan segala alat yang dipakai.
12. Penyakit busuk hitam
Penyebab: cendawan Phytopytora omnivora.
Gejala: muncul warna kehitaman pada pangkal daun, lalu melunak dan
busuk, akhirnya daun mati. Pengendalian: semprotkan fungisida seperti
Baycor Dithane M-45, Benlate, Ferban, Physan, Truban atau Banrot.
Untuk yang berbentuk tepung gunakan dosis 2 gram/2 liter air.
m. Panen
1. Ciri dan Umur Tanaman Berbunga
Umur tanaman anggrek berbunga, tergantung jenisnya. Umumnya
tanaman angrek dewasa berbunga setelah 1-2 bulan ditanam. Tangkai bunga
yang dihasilkan kira-kira 2 tangkai dengan jumlah kuntum sebanyak 20-25
kuntum pertangkai.
2. Cara Pemetikan Bunga
Untuk panen bunga anggrek perlu diperhatikan, pemotongan dilakukan
pada jarak 2 cm dari pangkal tangkai bunga dengan menggunakan alat
potong yang bersih.
3. Perkiraan Produksi
Bibit anggrek yang sudah dewasa dan sesudah 2 bulan tangkai bunga
akan menghasilkan 2 tangkai dengan jumlah kuntum 20-25 kuntum/tangkai.
n. Pasca Panen
1. Pengumpulan
Pengumpulan bunga anggrek dilakukan berdasarkan permintaan pasar. Jenis
anggrek Dendrobium dapat dipanen dalam bentuk:
a) Tanaman muda untuk bibit
b) Tanaman dewasa untuk tanaman hias
c) Bunga potong
Tanaman muda untuk bibit biasa dijual dalam bentuk pot kecil,
sedangkan tanaman dewasa biasanya tanaman sudah berbunga. Untuk bunga
potong dipilih tangkai yang kuntumnya paling banyak sudah mekar (kuncup
tersisa 1-3 kuntum).
2. Penyortiran dan Penggolongan
Bunga dipilih yang bagus, tidak kena penyakit ataupun luka. Selanjutnya

16
bunga dikelompokan sesuai dengan kebutuhan berdasarkan tingkat kesegaran
atau ukuran bunga dengan maksud untuk mempertahanankan nilai jual
sehingga bunga yang bagus tidak turun harganya.
3. Penyimpanan
Penyimpanan bertujuan untuk memperlambat proses kelayuan bunga,
sehingga dilakukan pada saat:
a) Bunga baru saja dipetik sambil menunggu pemanen selesai.
b) Bunga yang telah dipanen tidak segera dijual atau diangkut.
c) Bunga mengalami perjalanan sebelum sampai ke konsumen.
Agar bunga tetap segar perlu adanya pengawetan dengan tujuan agar
penurunan mutu lebih lambat bunga tetap segar. Usaha pengawetan bunga
dillakukan dengan cara penempatan bunga dalam larutan pengawet atau air
hangat (38-43 ° C) selama 2 jam. Larutan bahan pengawet tersebut antara
lain:
a) Larutan seven up dengan kadar 30 %.
b) 2 % larutan gula ditambah 2 gram physan (termasuk fungisida) dan 1
gram asam sitrat per 10 liter.
c) 2 % larutan gula ditambah 2 gram 8-hydroquinoline sulfat dan 1 gram
asam sitrat per 10 liter.
d) Larutan gula kadar 4-5 % ditambah 0,2 gram quinolin per liter.
Pengawetan untuk bunga yang dikirim jauh adalah dengan merendam
tangkainya dalam larutan gula dengan kadar 6-8 % selama 24 jam atau
dimasukan dalam kantong plastik dan kadar karbon dioksida (CO2)
dinaikkan dengan menggunakan es kering atau disimpan pada ruangan
dengan kondisi udara antara 0-5 ° C.
4. Pengemasan dan Pengangkutan
Setelah dilakukan pembersihan, pemilihan dan pengawetan bunga
dendrobium potong dipak melalui cara:
1) Setiap sepuluh tangkai dibungkus bagian pucuk dengan menggunakan
kantong plastik tipis, ukuran disesuaikan tergantung panjang tangkai.
2) Setiap pangkal tangkai dibalut kapas basah, kemudian dibungkus
kantong plastik ukuran panjang 8 cm dan lebar 4 cm.
3) Pembungkus bunga dan pembungkus pangkal tangkai digabungkan
selanjutnya diikat dengan karet gelang.

17
4) Bungkusan-bungkusan bunga disusun bersilang di dalam kotak karton
yang berlubang sampai cukup padat.
5) Kotak karton ditutup rapat dengan menggunakan carton tape.

2. Anthurium
Anthurium adalah tanaman hias tropis, memiliki daya tarik tinggi sebagai
penghias ruangan, karena bentuk daun dan bunganya yang indah, Anthurium yang
berdaun indah adalah asli Indonesia, sedangkan yang untuk bunga potong berasal
dari Eropa. Anthurium termasuk tanaman dari keluarga Araceae. Masih berkerabat
dengan beberapa tanaman hias populer seperti aglaonema, philodendron, keladi hias,
dan alokasia. Dalam keluarga araceae, anthurium adalah genus dengan jumlah jenis
terbanyak. Diperkirakan ada sekitar 1000 jenis anggota marga anthurium.Di alam
anthurium mudah tumbuh pada media batang pepohonan yang telah membusuk atau
tumbuh di pepohonan dan bersifat epifit. Di dasar hutan hidup secara
terestrial.Anthurium memiliki bentuk daun yang indah, unik, dan bervariasi.
Umumnya berwarna hijau tua dengan urat dan tulang daun besar dan menonjol.
Sehingga membuat tanaman ini tampak kokoh namun memancarkan keanggunan,
terkesan mewah dan eksklusif. Pada zaman kerajaan, anthurium banyak menjadi
hiasan taman dan istana kerajaan-kerajaan di Jawa dan dianggap sebagai tanaman
para raja. Saat ini, anthurium adalah tanaman hias tropis
yang banyak dipelihara orang karena memiliki daya tarik tinggi.
Di Indonesia tidak kurang terdapat 7 jenis anthurium, yaitu Anthurium
cyrstalinum (kuping gajah), Anthurium pedatoradiatum (wali songo), Anthurium
andreanum, Anthurium rafidooa, Anthurium hibridum (lidah gajah),
Anthurium makrolobum dan Anthurium scherzerianum.Taksonomi tanaman anthuri
um adalah sebagai berikut:
Kingdom : Plantae (tumbuh-tumbuhan)
Divisi : Spermatophyta (tumbuhan berbiji)
Sub-Divisi : Angispermae (berbiji tertutup)
Kelas : Monocotyledonae (biji berkeping satu)
Ordo : Aracales
Famili : Araceae
Genus : Anthurium
Species : Anthurium crystallianum Lindl & Andre, Anthurium andreanum

18
Linden.
a. Perbanyakan
Anthurium dapat diperbanyak dengan 2 cara, yaitu generatif (biji) dan
vegetatif (stek).
1. Perbanyakan dengan cara generatif(biji)
Tanaman anthurium memiliki 2 macam bunga yaitu bunga jantan dan
bunga betina. Bunga jantan ditandai oleh adanya benang sari, sedangkan
bunga betina ditandai oleh adanya lendir. Biji diperoleh dengan
menyilangkan bunga jantan dan bunga betina.Dengan menggunakan jentik,
bunga sari diambil dan dioleskan sampai rata di bagian lendir pada bunga
betina. Sekitar 2 bulan kemudian, bunga yang dihasilkan sudah masak, di
dalamnya terdapat banyak biji anthurium. Biji-biji tersebut di kupas, dicuci
sampai bersih dan diangin-anginkan, kemudian ditabur pada medium tanah
halus. Persemaian ditempatkan pada kondisi lembab dan selalu disiram.
2. Perbanyakan dengan cara vegetatif (stek)
Ada 2 cara perbanyakan secara vegetatif, yaitu stek batang dan stek mata
tunas. Cara perbanyakan dengan stek batang adalah memotong bagian atas
tanaman (batang) dengan menyertakan 1 – 3 akar, bagian atas tanaman
‘yang telah dipotong kemudian ditanam, pada medium tumbuh yang telah
disiapkan. Sebaliknya perbanyakan dengan mata tunas adalah mengambil
satu mata pada cabang, kemudian menanam mata tunas pada medium
tumbuh yang telah disiapkan.
b. Ragam Jenis Tanaman
1. Anthurium scherzeranium
Tinggi tanaman biasanya berkisar 60 cm. Warna merah cerah mengkilau,
panjang seludang berkisar 7,5-10 cm.Umur 2 tahun mulai berbunga.
2. Anthurium andreanum
Anthurium andreanum memiliki seludang perbungaan yang darah merah
dan gagang yang berubah dari oranye menjadi putih sebagai bunga jatuh
tempo. Panjang seludang dapat mencapai kurang lebih 15 cm. Bunga adalah
bentuk hati pasti dan daun yang panjang, jantung hijau berbentuk dan
berwarna gelap. Menghasilkan pengisap baik dan bunga akan mendapatkan
lebih dari 5 inci dalam ukuran sebagai tanaman dewasa. Kaumana adalah

19
salah satu Andreanums berbunga paling produktif dan sangat populer untuk
digunakan di kamar bud vas dan hotel.
3. Anthurium bakeri
Daunnya memanjang seperti pita berwarna hijau kekuningan. Seludangnya
kecil berwarna hijau kekuningan dengan ujung tajam. Bunganya panjang
berwarna merah cerah. Putiknya menempel pada tangkai sari seperti
bercak-bercak warna merah cerah. berasal dari Kosta Rika, dengan
kebiasaan jatuh, terbentuk dari gumpalan daun lanset panjang (40 hingga
100 cm).
4. Anthurium papilionensis
Warna daun hijau kekuningan, bentuknya seperti jantung, seludang bunga
berwarna kuning keputihan.
5. Anthurium magnificum
Anthurium magnificum secara eksklusif ditemukan dalam (endemik)
Kolombia di NW Amerika Selatan. Berdasarkan catatan lapangan koleksi
aroid botani Dr Thomas B. Kroasia Ph.D., PA Kurator Schulze dari Botany
dari Missouri Botanical Garden di St Louis, MO., Para petioles dari
Anthurium magnificum kira-kira berbentuk segi empat (empat sisi), tetapi
juga dapat berbentuk C. Para petioles, yang merupakan dukungan helai
daun ini sering disebut “batang” oleh kolektor. Para petioles yang bersayap
pada semua sudut dan memiliki empat sayap di kedua sisi dekat basis.
Batang yang benar adalah dasar dari pabrik, bukan dukungan daun.
Pisau daun velutinous (beludru) dari Anthurium magnificum yang seperti
kulit (kasar) ke hijau cukup seperti kulit dan gelap tapi mungkin bi-
berwarna hijau dengan cahaya perak sepanjang urat daun utama. Pisau daun
yang lemah mengkilap. Pisau secara substansial lebih pucat di bagian
bawah yang juga matte. Para cataphylls (yang merupakan daun
dimodifikasi yang mengelilingi setiap pisau yang baru muncul) bertahan
setengah utuh sekali helai daun baru akan terbuka. Pisau daun baru
kecoklatan merah anggur ketika pertama kali dikibarkan.
6. Anthurium clarinervum
Warna daun hijau seperti beludru . Tulang daun berwarna agak putih .
Bentuk daun seperti jantung dengan tangkai bunga yang sangat panjang.
Berseludang kuning, ujungnya runcing dan bunganya berwarna kuning

20
kehijauan. Cocok untuk cahaya, Maret-September dari matahari tengah hari
dilindungi tempat. Dari bulan Oktober sampai Februari tempat terang.
Penyemprotan sering di musim panas selama musim dingin di udara,
hangat kering di dalam ruangan (di atas 18 C), lebih jarang, dengan hangat
(37-39 C) air, sehingga tanaman memiliki waktu untuk mengering sebelum
malam tiba. Di tempat yang dingin (di bawah 18 C) tidak layak
penyemprotan, karena air akan tetap secara permanen pada daun dan
mempromosikan munculnya penyakit.Suhu optimal adalah 20-25 C
sepanjang tahun (tidak bisa turun di bawah 15 ° C).Selama musim panas
basah kuyup melimpah di rata-rata musim dingin.Treska berdaun dalam
ruangan tanaman pupuk dari bulan Maret sampai September, seminggu
sekali.Pilih asam substrat. Selain itu, kerucut tempat substrat dan potongan
kerikil.Menanam kembali tanaman muda setiap musim semi,setiap 2-
3 tahun lebih tua.
c. Penyiapan Medium Tumbuh
Berdasarkan kegunaannya, medium tumbuh dibagi menjadi 2 macam, yaitu
medium tumbuh untuk persemaian dan untuk tanaman dewasa. Medium tumbuh
terdiri dari campuran humus, pupuk kandang dan pasir kali. Humus atau tanah
hutan dan pupuk kandang yang sudah jadi di ayak dengan ukuran ayakan 1 cm,
sedangkan pasir kali di ayak dengan ukuran ayakan 3 mm.Humus, pupuk
kandang dan pasir kali yang telah di ayak, dicampur dengan perbandingan 5 : 5 :
2. Untuk persemaian, medium tumbuh perlu disterilkan dengan cara mengukus
selama satu jam.
d. Penyimpanan Pot
Untuk menanam bunga anthurium, dapat digunakan pot tanah, pot plastik
atau pot straso. Pot yang paling baik adalah pot tanah karena memiliki banyak
pori-pori yang dapat meresap udara dari luar pot. Apabila digunakan pot yang
masih baru, pot perlu direndam dalam air selama 10 menit. Bagian bawah pot
diberi pecahan genting/pot yang melengkung, kemudian di atasnya diberi
pecahan batu merah setebal 1/4 tinggi pot. Medium tumbuh berupa campuran
humus. pupuk kandang dan pasir kali dimasukkan dalam pot.

21
e. Strategi Pemeliharaan Anthurium
Pemeliharaan dan perawatan yang harus dilakukan meliputi penyiraman,
pemupukan dan membersihkan daun dari debu dan kotoran yang menempel
serta memotong daun yang menguning. Di smping itu kegiatan pemeliharaan
yang tidak terlupakan adalah repotting.
f. Repotting
Repotting merupakan kegiatan penggantian pot dan sekaligus media karena
ukuran tanaman dan potnya sudah tidak sesuai lagi. Langkah-langkah repotting
seperti langkah-langkah yang dilakukan pada penanaman. Namun yang perlu
diperhatikan dalam repotting ini adalah memotong dan membersihkan akar-akar
yang busuk dan mengatur perakaran pada media dan pot yang baru. Pengaturan
perakaran ini dimaksudkan agar semua bagian akar dapat kontak langsung
dengan media. Jangan sampai akar tidak menempel pada media (ada rongga
antara media dan akar) karena hal ini akan menyebabkan membusuknya akar
dan akibatnya tanaman akan menjadi tidak sehat.
g. Pengairan
Pengairan dilakukan dengan alat semprot dan dikenakan keseluruh bagian
tanaman dilakukan 2-3 hari sekali dengan melihat kondisi media. Media dijaga
agar tidak terlalu lembab dan tidak terlalu kering.
h. Pemupukan
Pupuk yang diberikan sebaiknya pupuk majemuk (N, P dan K) yang
penyediaannya lambat (slow riliaze) diberikan 2-3 bulan sekali dengan dosis
sesuai anjuran dan besarnya tanaman. Di samping itu juga perlu ditambahkan
pupuk daun yang diberikan setipa 1-2 minggu sekali. Untuk menjaga
penampilan agar daun tampil bersih dan mengkilap maka daun yang ada perlu
dibersihkan dengan lap yang lembut yang telah dibasahi dengan air. Daun-daun
yang telah tua dan menguning perlu dipotong.
i. Syarat Tumbuh
1. Kebutuhan Cahaya
Untuk mendapatkan cahaya yang sesuai, pembudidayaan yang
dilakukan pada daerah dataran rendah membutuhkan bangunan dengan atap
naungan paranet 60-70%. Untuk dataran sedang menggunakan naungan
paranet 50%. Sedang untuk dataran tinggi cukup digunakan atap paranet
25%.Jika cahaya terlalu banyak, daun akan menguning dan kering,

22
sebaliknya bila cahaya kurang daun nampak lemas dan pucat, serta daun
dan tangkainya cenderung memanjang.Kebutuhan Suhu.Suhu lingkungan
yang optimalberkisar antara 18º-31º C. penampilan daun akan lebih
mengkilap bilaman a perbedaan suhu siang dan malam tidak terlalu
mencolok.Kondisi ini akan membantu membentuknya klorofil sehingga
warna daun menjadi lebih hijau dan mengkilap. Untuk hal itu maka
bilamana suhu siang terlalu tinggi,pada lingkungan pertanaman
perluditambah kipas angina untuk menurunkan suhu.
2. Kebutuhan Kelembaban
Kelembaban udara yang cocok untuk pertumbuhan si raja daun ini
berkisar antara 60% - 80%. Bilamana kelembaban udara terlalu kering
maka perlu penyemprotan air di sekitar tanaman.
Sebaliknya bila terlalu lembab perlu dipasang kipas angin.
3. Sirkulasi Udara
Angin semilir akan memberikan kondisi yang baik bagi tanaman,
karena dengan adanya angin yang bertiup perlahan akan membuat hawa
yang sejuk. Oleh karena itu peranan kipas angin yang dipasang di
lingkungan pertanaman akan berperan ganda, yakni menyejukan
udara,menjaga kelembaban udara dan menjaga suhu udara.
j. Strategi Peningkatan Produksi Anthurium
1. Perbanyakan dengan kultur jaringan.
2. Penanaman biji dari anthurium dengan perlakuan yang tepat.
3. Penyambungan antara batang bawah dengan atas agar tumbuh baik karena
batang atas masih dapat tumbuh maksimal.
k. Morfologi Tanaman
Anthurium termasuk keluarga Araceae yang mempunyai perakaran yang
banyak, batang dan daun yang kokoh,serta bunga berbentuk ekor.
1. Akar
Anthurium yang sehat mempunyai jumlah akar yang banyak, berwarna
putih dan menyebar ke segala arah.Oleh sebab itu membutuhkan media
yang porous..
2. Batang
Batang Anthurium tidak nampak karena terbenam di dalam media. Setelah
tanaman dewasa batang ini akan membesar menjadi bonggol.

23
3. Daun
Daun Anthurium pada umumnya tebal dan kaku, bentuknya bervariasi
seperti berbentuk jantung, lonjong, lancip, dan memanjang.
Untuk Anthurium daun, kekompakan bentuk daun meningkatkan nilai
estetikanya.
4. Bunga
Anthurium mempunyai bunga berumah satu artinya dalam satu bunga
terkandung sel kelamin betina dan sel kelamin jantan. Bunga terdiri dari
tangkai, mahkota, dan tongkol. Semua bagian bunga tersebut menjadi satu
kesatuan dan berbentuk seperti ekor, sehingga Anthurium dikenal dengan si
bunga ekor. Putik dan tepung sari menempel pada tongkol. Masaknya putik
dan tepung sari tidak bersamaan (dichogamaous). Pada umumnya putik
masak lebih awal dibanding tepung sari.
5. Buah Dan Biji
Buah berbentuk bulat dan menempel pada tongkol, buah muda berwarna
hijau setelah masak berwarna merah. Biji yang telah masak akan terlepas
dari tongkolnya, biji inilah yang baik untuk disemai. Bibit yang dihasilkan
dari biji, umumnya mempunyai sifat yang berbeda dari induknya.
l. Hama Penyakit
Jenis serangga yang paling sering mengganggu adalah Thrips. Dengan
gejala perusakan yang nampak pada seludang bunga yang salah bentuk. Hama
tersebut dapat dikendalikan dengan menggunakan Decis. Sedangkan pada
bagian daun biasanya terserang oleh jamur, dan dapat
dikendalikan dengan menggunakan Dithane M-45 atau Daconil.

m. Panen Dan Pasca Panen Anthurium


1. Pemanenan
Waktu panen yang paling baik adalah pada pagi hari, pukul 06.00-08.00
waktu setempat. panen bunga juga bisa dilakukan pada sore hari. Akan
tetapi bunga yang telah dipotong sebaiknya diperlakukan secara khusus,
yaitu pangkal tangkai bunga harus direndam di dalam air yang dicampur
dengan suatu bahan nutrisi tanaman, misalnya gula (glukosa), agar bunga
tidak cepat layu.

24
2. Pengumpulan Bunga yang Telah Dipotong
Bunga-bunga yang telah dipotong langsung dikumpulkan di dalam wadah
(tempat bunga) yang sesuai dengan kebutuhan setiap jenis bunga. Tempat
bunga tersebut hendaknya disimpan pada suatu tempat yang teduh dan
aman, terhindar dari percikan air atau kotoran lainnya, sehingga
bunga terjaga dari kerusakan yang dapat menurunkan kualitas bunga.
3. Pengangkutan ke Tempat Sortasi
Setelah selesai dikumpulkan, bunga diangkut ke tempat sortasi untuk
disortir dan diseleksi. Di tempat sortasi, bila waktu untuk melakukan sortir
bunga masih lama, sebaiknya pangkal tangkai
bunga direndam dulu di dalam bak berisi air bersih agar bunga tidak cepat la
yu.
4. Sortasi dan Seleksi Kualitas
Bunga hasil panen diletakkan di atas meja, dipisahkan menurut jenis dan
warna bunga. Bunga diperiksa/diteliti satu persatu untuk melihat kedaan
bunganya, tingkat kemekaran bunga, keadaan tangkai bunga yang meliputi
panjang-pendeknya, lurus-bengkoknya, besar-kecilnya, dan tegar-
lemasnya (vigor),serta kebersihan daunnya.
5. Pengikatan/Pengelompokan Bunga (Bunching)
Pada umumnya bunga dilakukan pengikatan / pengelompokan, kecuali
anthurium, anggrek, dan beberapa bunga lainnya. Bunga dan daun-daunan
yang telah diseleksi dan ditentukan kriteria grading-nya, diikat dengan
menggunakan tali atau karet menurut aturan jumlahnya.
6. Pembungkusan
Setelah diikat menurut aturan jumlahnya, bunga harus segera dibungkus
dengan kertas atau plastik pembungkus sesuai dengan jenis bunga yang akan
dibungkus. Pembungkusan ini bertujuan untuk menjaga agar bunga
terhindar dari kerusakan (lecet-lecet) sehingga kualitas bunga tetap terjaga.
7. Penyimpanan
Penyimpanan sementara dilakukan untuk penyimpanan bunga dalam jangka
waktu pendek (kurang dari 1 hari) bunga bisa disimpan pada suhu ruang
dengan merendam pangkal tangkainya di dalam bak berisi air bersih.
Penyimpanan untuk persediaan (stok) dilakukan untuk jangka waktu yang
agak lama bunga harus disimpan di dalam ruang penyimpanan berpendingin

25
(cold storage) dengan temperatur sekitar 50C dan kelembaban udara yang
tinggi, sekitar 90%.
8. Pengepakan
Untuk pengiriman ke tempat penjualan, bunga harus dikemas dalam
kardus/karton atau kontainer plastik yang berukuran sesuai dengan panjang
maksimal bunga, sehingga bunga bisa diatur rapi dan tetap terjaga
kualitasnya. Di Kebun Ciputri, dalam satu kardus berukuran 100 x 40 x 40
cm dapat diisi dengan 25 bungkus chrysant, dimana isi per bungkusnya 10
tangkai. Untuk carnation dapat digunakan kardus berukuran 80 x 40 x 20
cm, yang dapat menampung 24-30 bungkus carnation, dengan isi 10 tangkai
/ bungkus. Pada bidang-bidang yang berukuran 40 x 40 cm untuk kardus
chrysant, dan 40 x 20 m untuk carnation diberi lubang-lubang, sebagai
tempat pegangan tangan dan juga untuk ventilasi udara di dalam kardus.

3. Adenium
a. Pengertian
Adenium merupakan tanaman hias yang sangat fenomenal. Adenium berasal
dari daerah gurun pasir yang kering, dari daratan Asia Barat sampai Afrika.
Sebutannya di sana adalah Mawar Padang Pasir (desert rose). Karena berasal dari
daerah kering, tanaman ini tumbuh lebih baik pada kondisi media yang kering
dibanding terlalu basah. Penamaan adenium itu sendiri karena salah satu tempat
asal adenium adalah daerah Aden (Ibukota Yaman).
b. Klasifikasi Adenium
Tanaman adenium memiliki klasifikasi sebagai berikut :
Kerajaan : Plantae
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Anak kelas : Asteridae
Bangsa : Gentianales
Suku : Apocynaceae
Marga : Adenium
Jenis : Adenium obesum

26
c. Morfologi Adenium obesum
Bunga dengan nama latin Adenium obesum ini dapat dikenali melalui ciri
fisik dan morfologinya. Adapun beberapa bagian tanaman yang memiliki
karakteristik, yaitu :
1. Akar
Akar adenium membesar dan membentuk semacam umbi tempat
penyimpanan air sebagai cadangan di saat kekeringan. Akar yang membesar
ini bila dimunculkan di atas tanah, ia akan membentuk suatu kesan unik
nyaris mirip seperti dibonsai.
2. Batang
Batang adenium bertekstur lunak dan tak berkayu. Batang ini disebut juga
dengan istilah sukulen. Ia bisa membesar dan menggantikan peran akar
sebagai tempat cadangan air dan makanan.
3. Tunas
Tunas adenium tumbuh dari mata tunas yang ada di batang atau di bekas
daun yang gugur. Tunas tersebut akan tumbuh jika pucuk tanaman dipotong.
Orang biasa memotong pucuk tanaman ini untuk mendapatkan daun-daun
baru yang lebih segar dan tanaman tampak seperti masih muda.
4. Daun
Daun adenium ada beberapa ragam, ada yang berbentuk lonjong, runcing,
kecil, dan besar. Daun adenium juga ada yang berbulu halus dan ada pula
yang tanpa bulu tergantung dari jenis spesies adeniumnya.
5. Bunga
Bunga adenium berbentuk semacam terompet dengan kelopak berjumlah 5
helai. Warna bunga ini sangat beragam tergantung spesies adenium yang
ditanam. Akan tetapi kini telah dikembangkan tanaman adenium dengan
bunga yang kelompaknya tersusun rapi seperti bunga mawar dan warnanya
bervariasi melalui teknik rekayasa genetik.
6. Bonggol
Bonggol merupakan pembesaran dari pangkal batang dan akar. Bonggol ini
terletak di pangkal batang yang berfungsi sebagai tempat cadangan air.
d. Ekologi Adenium obesum
Adenium menyukai suhu panas sedang seperti di daerah tropis (30o C – 35o
C). Adenium dapat tumbuh di daerah yang bersuhu di atas 35o C, tetapi akan

27
mengakibatkan bunga berumur pendek atau cepat layu. Dan apabila suhu yang
dingin pada malam hari (di bawah 10o C) akan meyebabkan adenium berhenti
tumbuh. Selain itu, adenium tidak menyukai daerah yang banyak air, karena
dapat menyebabkan akar tanaman menjadi busuk.
Tempat tumbuh yang ideal untuk adenium yaitu tempat terbuka yang
memiliki sinar matahari penuh sepanjang hari. Sinar matahari berguna untuk
pertumbuhan batang dan cabang lebih besar, membuat kokoh serta memunculkan
bunga. Keadaan tanah, tanah yang cukup unsur hara dengan struktur porous
dengan tingkat pH sekitar 5,5-6,5. Tumbuh baik pada daerah panas hingga
ketinggian 700 mdpl.
e. Pembudidayaan tanaman Adenium obesum
1. Teknik Perbanyakan Tanaman
a. Biji
Perkembangbiakan dari biji merupakan cara untuk mendapatkan
bibit-bibit adenium baru. Adenium dari biji menunjukkan bonggol yang
membesar, tidak seperti perbanyakan cara vegetative.
b. Sambung
Cara yang paling banyak dipakai untuk memperbanyak adenium
adalah dengan cara sambung/grafting. Setelah beberapa waktu, bekas
sambungan akan menghilang dan jadilah tanaman baru yang bagus.
Batang bawah biasa dipilih yang berumur 9-12 bulan, namun batang
bawah yang lebih besar juga bisa dipakai dengan menyambung di setiap
cabangnya. Kandungan energi di bonggol akan memberi pertumbuhan
yang baik dan sehat bagi batang atas sehingga cara sambung ini
mempunyai tingkat kesuksesan tinggi.
Sambungan model v adalah yang paling sering dipakai karena
memiliki tingkat keberhasilan yang paling tinggi, meski bisa juga
dilakukan dengan model rata. Dibutuhkan waktu 10 sampai 30 hari agar
sambungan menyatu. Jangan lupa melepas tali sambungan agar tidak
menganggu penyerapan makanan ke batang atas. Setelah beberapa saat,
cabang baru dapat muncul dari batang bawah, cabang ini sebaiknya
dipangkas agar tidak mengganggu.

28
c. Stek
Cara stek sering digunakan karena kemudahannya. Namun tingkat
keberhasilan tumbuhnya kecil karena mudahnya terjadi pembusukan.
Dengan cara ini sulit didapat bonggol yang bagus, membutuhkan waktu
bertahun-tahun untuk menyamai besar bonggol adenium yang berasal
dari biji. Namun untuk jenis obesum sepertinya cara ini hanya dilakukan
saat terpaksa, yaitu dimana tidak ada batang bawah yang bagus padahal
ada batang atas yang terlanjur dipotong.
Cara stek sederhana, potongan batang yang akan distek dipangkas
daunnya. Setelah itu oleskan zat perangsang akar pada bekas potongan.
Setelah satu malam didiamkan (diangin-anginkan) baru ditancapkan
pada media tanam dengan kelembaban yang cukup. Setelah beberapa
lama akar akan muncul diikuti dengan tumbuhnya tunas.
d. Cangkok
Mencangkok dilakukan untuk mengurangi kegagalan yang biasa
terjadi dengan cara stek. Dengan mencangkok, akar akan tumbuh lebih
dulu baru ditanam, sehingga tanaman dapat langsung menyerap unsur
hara dari tanah. Namun diperlukan tenaga ekstra untuk melakukan
pencangkokan, sehingga cara ini jarang dipakai. Pertama kali harus
dipilih batang yang sudah cukup tua, ditandai dengan batang yang
berwarna coklat. Dipilih batang yang tua karena batang yang muda
sangat rentan patah dan sukar untuk dikupas kulitnya secara benar. Hal
ini terjadi karena batangnya yang masih lunak dan sulit dicari letak
kambiumnya sehingga pengupasan kulit bisa tanpa sengaja terlalu
dalam.
Cara mencangkok seperti mencangkok tanaman berkambium pada
umumnya. Kulit dikupas melingkar batang sampai terlihat kambiumnya,
kambium tersebut lalu dihilangkan dengan cara dikerok sampai
kambiumnya tidak tersisa. Kemudian bekas kupasan ditutup dengan
media tanam. Media tersebut harus selalu lembab untuk memastikan
akar akan tumbuh. Setelah 2 bulan maka akan tumbuh akar yang cukup
sehingga cangkokan siap dipindah menjadi tanaman tersendiri.

29
2. Teknik Penanaman
a. Persiapan Bibit
Bibit diperoleh dengan perbanyakan secara vegetatif dengan stek,
cangkok dan sambung atau secara generatif yaitu dengan biji.
b. Persiapan Tempat
Dengan menanam langsung dalam tanah dengan membuat lubang
(30cmx30cmx30cm) atau ditanam dalam pot dengan diameter pot 40 cm
dan kedalaman 20 cm. Bila ditanam langsung ke dalam tanah biarkan
lubang terbuka selama 2 minggu agar hama dan bibit penyakit mati
sehingga mengurangi resiko terkena penyakit atau hama kemudian
lubang diurug dengan top soil dan dicampur pupuk kandang dengan
perbandingan 1:1. Pot yang idela digunakan berbahan keramik atau
gerabah tanah liat. Komposisi media tanam biasanya menggunakan pasir
bangunan : pupuk kandang : sekam padi = 1:1:1 atau dengan serbuk
sabut kelapa : pupuk kandang : pecahan arang = 2:1:1.
3. Pemeliharaan
a. Media Tanam
Adenium membutuhkan media yang cukup mengandung udara dan
mampu menahan kelembaban agar pertumbuhannya
maksimal. Pemilihan media yang tepat merupakan kebijakan dari
masing-masing pemelihara yang disesuaikan dengan penyiraman yang
dilakukan. Jika penyiraman sering, maka diperlukan media yang tidak
mengikat air, tapi jika jarang dilakukan penyiraman, maka media yang
digunakan adalah yang cukup mengikat air. Campuran media yang
sering digunakan adalah: Cocopeat (serbuk sabut kelapa), cocochunk
(cacahan sabut kelapa), pasir kasar, sekam bakar, pupuk kandang, pupuk
kompos, kerikil, daun kering, dan lain-lain.
b. Pot atau Wadah
Segala macam pot dapat dipakai. Namun harus hati-hati dengan
pot gerabah ataupun keramik, karena dapat pecah saat bonggol
membesar dan tidak muat dalam pot tersebut. Sebaiknya gunakan pot
gerabah atau keramik yang berdinding tebal sehingga tidak mudah
pecah. Pot plastik juga baik karena ringan dan tidak mudah

30
pecah. Lubang drainase haruslah besar dan banyak untuk menjamin
tidak adanya penyumbatan air yang berakibat fatal. Di bagian bawah
biasanya diberi kain jala untuk mencegah tergerusnya media ke luar dari
pot.
Besar pot hendaknya disesuaikan dengan masa pertumbuhan dari
adenium yang ditanam. Pot tidak boleh terlalu besar yang dapat
mengakibatkan percabangan akar yang terlalu banyak. Saat
akar/bonggol adenium sudah tidak muat di suatu pot, maka saatnya
untuk memindahkan ke pot yang lebih besar. Pemindahan ini dapat
dilakukan dengan membersihkan media yang lama dan diganti yang
baru, atau jika media lama masih layak maka dapat pula disisakan dan di
sela-selanya diisi dengan media yang baru.
Saat yang tepat untuk mengganti pot adalah ketika adenium sedang
dalam masa tumbuh aktif. Harus hati-hati dengan kemungkinan bonggol
terlukai sat transplantasi. Bonggol yang terluka dapat mengakibatkan
busuk saat dilakukan penyiraman. Jika bonggol ternyata terluka, jangan
sirami selama sekitar seminggu agar luka-nya sembuh terlebih dahulu.
c. Penyiraman
Cara melakukan penyiraman adalah dengan menyemprot ataupun
mengucurkannya langsung ke media. Jika dipilih cara semprot, maka
harus hati-hati karena air seringkali tidak cukup membasahi media.
Lakukan penyiraman sampai ada air yang mengalir keluar dari dasar pot,
dan perhatikan lubang bawah pot jangan sampai terdapat endapan air
karena dapat menyebabkan akar tanaman membusuk.
d. Pemupukan
Pemupukan yang berlebihan akan menyebabkan tanaman adenium
akan mati. Agar tidak repot, cukup tambahkan pupuk kandang yang
merupakan slow release fertilizer, sehingga tak akan membunuh
adenium. Pupuk kimia biasa seperti urea, KCL, TSP dapat pula
digunakan, namun dosisnya harus sangat diperhatikan. Biasanya pupuk
kimia ini dilarutkan dalam air siraman agar penyerapan jadi merata dan
optimal.

31
4. Pemangkasan
Adenium yang batangnya sudah terlalu panjang harus dipangkas.
Tanaman adenium tidak akan mati meskipun tanpa daun, karena adenium
sudah punya cadangan makanan di bonggolnya untuk dapat bertahan hidup.
Pemangkasan ini berguna untuk menyegarkan kembali agar tampak lebih
indah.
Agar adenium bercabang lebih dari satu, maka pemangkasan dilakukan
saat adenium sedang tumbuh (bukan masa dorman). Jika waktunya salah,
maka adenium tidak akan bercabang banyak, melainkan hanya tumbuh satu
tunas saja. Tunas baru akan muncul setelah beberapa minggu, sehingga
sangat diperlukan kesabaran dalam membudidayakan adenium. Pemangkasan
ini juga berfungsi agar dihasilkan bunga yang banyak. Biasanya, bunga yang
banyak akan tumbuh setelah 3 bulan sebelumnya dipangkas dan diberi
stressing pada pembungaan.
f. Hama dan Penyakit
1. Jenis Hama
a. Aphid
Hama ini berupa kutu berwarna kuning yg ada di pucuk daun muda. Daun
yang terjangkit akan tumbuh tidak tepat serta cenderung mengeriting.
Cara penanggulangan menggunakan insektisida , mirip Dursban, Demiter.
Insektisida ini bersifat kombinasi antara contact killing serta nervous
disturbing. Artinya , Bila insektisida ini tentang serangga , serangga akan
pribadi mangkat , namun Jika serangga tidak tewas kemampuan
reproduksinya akan tewas , sehingga mampu memutus daur hayati
serangga. Insektisida ini dipergunakan menggunakan cara disemprotkan
ke bagian tumbuhan yg terjangkit aphid.
b. Nematoda
umumnya nematoda ada pada media tanam yang seringkali dipupuk
kandang. Kerusakan tumbuhan di tingkat yg parah ditimbulkan oleh
sekresi air ludah yang diinjeksikan ke pada tanaman waktu nematoda
menggigit atau memakan tumbuhan.Proses ini bisa menyebabkan
kematian atau kekuatan akar dan tunas hilang , terbentuk luka , jaringan
tanaman membengkak serta pecah.Cara Penanggulangan nematoda bisa

32
dilakukan dengan menyemprotkan / menaburkan Furadan atau nematisida
Dazomet 98% dengan dosis sinkron dengan anjuran.
c. Fungus Gnat
Fungus gnat artinya hama yang bentuknya menyerupai nyamuk berwarna
hitam. target hama ini adalah bunga. Tanda-tanda : Bunga yang terjangkit
ditandai dengan adanya bintik hitam pada kuncupnya. Beberapa usang
kemudian kuncup bunga akan membusuk dan gugur. Cara
penanggulangan : memakai insektisida , seperti dursban atau Proleaf yg
disemprotkan ke bagian tanaman yang terjangkit.
d. Root Mealy Bug
Hama ini menyerupai kutu rambut , tetapi berwarna putih , dan umumnya
dijumpai di pada media tanam yg lembap. tumbuhan yg mengalami
serangannya bisa mengalami layu pucuk disertai pembusukan akar. Cara
Penanggulan : disarankan memakai adonan nematisida , insektisida , dan
fungisida , seperti Diazinon menggunakan cara disiramkan ke media
tanam sebab sumber penyakitnya bersembunyi pada media tanam atau
menggunakan mengganti seluruh media tanam . Menggunakan media
tanam baru yang steril. tumbuhan sebelumnya diceplukan ke rendaman
larutan insektisida. Dan kita harus juga mengetehui media tanaman
bonsai.
e. Mealy Bug
Mealy Bug artinya kutu berwarna putih , serta dijumpai pada ketiak daun
dan pucuk daun belia. Kutu ini mempunyai homogen tepung. serangan
kutu ini menyebabkan pertumbuhan pucuk menjadi abnormal. Cara
Penanggulangan : dengan menyemprotkan insektisida , seperti Proleaf
atau Diazinon yg disemprotkan ke bagian tanaman yg terkena serangan.
f. Semut
Semut seringkali bersarang di pada media tanam atau di bawah pot ,
sehingga mampu menghambat akar serta tunas adenium. Hal ini tentunya
mampu merusak pertumbuhan adenium. semut merupakan vektor
penyakit. Cara penanggulangan : merendam sebentar pot adenium ke
dalam air atau menyiramnya menggunakan obat antisemut.

33
g. Spider Mite
Hama berwarna merah ini suka bersembunyi di bawah daun serta ketiak
daun. tanda-tanda : Daun yang terjangkit akan berwarna kusam.
Cara Penanggulangan :menggunakan akarisida , contohnya Kelthane.
h. Thrips
Kutu berwarna hitam ini beranjak cepat. Gejala : dapat dicermati pada
bunga yg masih kuncup , sehingga bunga gagal membesar dan sebagai
kering. Cara Penanggulangan : menggunakan menyemprotkan insektisida
, mirip Detimer , yg disemprotkan ke bagian yang terkena agresi.
2. Jenis Penyakit
a. Busuk Akar
Busuk Akar ialah penyakit yg bisa dialami sang siapa saja , tidak
mempedulikan apakah beliau sangat berpengalaman , ataupun pemula
kecuali Jika kita hanya menanam adenium dalam hitungan jari. Buat
mengetahui secara kentara penyebab , cara penanggulangan dan langkah-
langkah penyelamatan dapat dilihat di laman
b. Layu Pucuk
Layu pucuk ditimbulkan disebabkan sang jamur fusarium. Gejala : Bagian
tanaman yang terkena Layu pucuk pada pucuk daunnya akan berwarna
hitam dan membusuk. Jika adenium terjangkit pucuk , secara otomatis
pertumbuhannya akan berhenti. Cara Penanggulangan : dengan
menyemprotkan fungisida. Ada juga untuk menanggulangi jenis hama
pada tanaman bonsai.
c. Pomopsis
Penyakit yang menyerang permukaan daun ini acapkali timbul ketika
trend hujan. Gejala: Daun yang terjangkit akan berwarna kecokelatan dan
membusuk. Cara Penanggulangan : menggunakan menyemprotkan
fungisida
g. Panen dan Pasca Panen
1. Panen
a. Adenium yang siap panen adalah 55-90 hari
b. Menggunakan alat potong yang steril pada saat pemotongan, bisa
menggunakan pisau atau gunting, pemotongan dapat berupa potongan
miring atau rata, panjang tangkai yang dipotong sekitar 30 cm.

34
c. Waktu panen dari tanaman adenium diusahakan pada saat pagi atau sore
hari, ketika suhu tidak terlalu panas.
2. Pasca Panen
a. Pengelompokan hasil panen, sebaiknya dilakukan pengelompokan
berdasarkan warna dan kualitas hasil panen.
b. Pengaturan pemberian air, air merupakan komponen penting, jadi pada saat
pasca panen, hendaknya tanaman yang sudah dipanen dan hasil panen
diberi air yang cukup agar kesegaran tetap terjaga.

35
BAB III
KESIMPULAN

A. Kesimpulan
Tanaman hias sebagai salah satu produk pertanian merupakan salah satu tanaman
rumahan yang mampu menambah keindahan, juga mampu menambah pendapatan jika
dikelola dengan baik dan benar. Tanaman hias saat ini merupakan produk primadona
khususnya bagi masyarakat perkotaan baik untuk hiasan rumahnya maupun untuk hadiah
pada acara – acara tertentu.
Tanaman hias umumnya sengaja ditanam dengan tujuan untuk memberikan kesan
indah baik untuk dalam ruangan maupun untuk dluar ruangan. Tanaman hias tidak hanya
memberikan unsur keindahan saja namun juga memberikan berbagai manfaat bagi
pemelihara tanaman seperti menhilangkan kejenuhan dan stress setelah bekerja sehari
penuh. Selain itu juga dapat menambah pendapatan jika dikelola dengan serius.

36

Anda mungkin juga menyukai