PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Tanaman hias merupakan (florikultura) merupakan salah satu dari
subsektor hortikultura menjadi alternatif usaha yang sangat potensial untuk
dikembangkan di Indonesia. Komoditi florikultura terdiri dari tanaman hias
pot, tanaman hias bunga potong, tanaman hias daun dan tanaman taman.
Khusus untuk tanaman hias daun terdiri atas daun potong dan tanaman hias
daun dalam pot. Daun potong adalah tanaman hias daun yang dimanfaatkan
daunnya untuk pelengkap rangkaian bunga.
Ditinjau dari letak geografis, Indonesia merupakan negara tropis dan
mempunyai beraneka ragam tanaman yang dapat dinikmati sepanjang tahun.
Keadaan tanah dan iklim Indonesia juga cocok untuk menghasilkan
berbagai jenis tanaman hias. Seiring dengan perkembangan zaman saat ini
seperti dengan berkembangnya ilmu pemuliaan yang mampu menciptakan
berbagai variasi baru pada tanaman hias. Tanaman hias memiliki peranan
dan prospek dalam kehidupan manusia sehari – hari. Peranan tanaman hias
dalam meningkatkan status sosial seseorang, yaitu dengan adanya tanaman
hias yang ditata dengan indah, sehingga tercipta taman yang enak dipandang
mata. Sedangkan prospek tanaman hias di Indonesia dapat memberikan
udara yang sehat, penghasil oksigen dan menyerap polusi.
Tanaman hias pada dasarnya dibagi menjadi dua bagian, yaitu
tanaman hias indoor dan tanaman hias outdoor. Tanaman hias indoor
sebenarnya tanaman hias outdoor yang dibawa atau dipindah ke dalam
ruangan. Tanaman hias indoor merupakan tanaman yang mampu bertahan
hidup selama beberapa hari di dalam ruangan. Kebutuhan tanaman hias
ruangan semakin meningkat dan meluas, hal ini disebabkan oleh tingkat
pendidikan dan pendapatan masyarakat yang semakin meningkat, kemudian
nilai estetika yang dapat meningkatkan keasrian dan kesejukan ruangan.
Pada umumnya tanaman hias yang sering digunakan sebagai tanaman dalam
ruangan adalah tanaman hias berdaun indah. Seharusnya tanaman hias
1
2
berbunga lebih menarik jika dilihat, tetapi kondisi lingkungan yang serba
terbatas menjadikan tanaman hias lebih sulit untuk berbunga. Selain itu
tanaman hias berdaun indah lebih dapat dinikmati lebih lama daripada
tanaman hias berbunga, karena tanaman hias berdaun indah dapat dinikmati
tanpa menunggu masa berbunga tanaman
Seiring dengan berjalannya waktu, pemanfaatan daun potong semakin
bervariasi, diantaranya digunakan sebagai elemen dekorasi pada pesta
pernikahan, seminar ataupun pesta ulang tahun. Bahkan dalam
perkembangannya, para ahli perangkai bunga/florist dalam pengembangan
kreatifitasnya ada kecenderungan untuk menggunakan daun potong sebagai
elemen utama dalam rangkaian, bunga potong justru sebagai elemen
pendukung. Kondisi ini lebih didorong dengan semakin banyaknya jenis
tanaman hias daun yang memiliki warna daun bervariasi kombinasi
warnanya (Aglonema), warna-warni (puring), mungil (Taiwan leaf), artistik
(Rumohra, Monstera, Dracaena, Cordyline). Bervariasinya pemanfaatan
daun potong, mendorong meningkatnya permintaan daun potong di pasaran.
Sementara di satu sisi besarnya pasokan daun potong relatif masih terbatas,
karena belum begitu banyak petani yang mengusahakan tanaman hias daun
yang akan diambil daunnya sebagai daun potong secara khusus.
Bandungan merupakan salah satu kawasan dataran tinggi yang cocok
untuk pembudidayaan tanaman hias. Cukup banyak tanaman hias yang
tumbuh dan dapat berkembang dengan baik di sana. Tanaman hias yang
diusahakan antara lain krisan, philodendron, mawar dan masih banyak
lainnya. Perkembangannya saat ini sudah mulai meningkat dengan adanya
permintaan pasar yang tinggi dengan diiringi harganya yang cukup baik.
Pemasarannya tidak hanya pada kawasan bandungan, tetapi sudah sampai
wilayah lain seperti Solo, Yogyakarta dan Pati.
B. Tujuan Praktikum
Tujuan dari acara praktikum Teknologi Budidaya Tanaman Hias yang
dilakukan di Bandungan yaitu :
1. Agar mahasiswa mengetahui prospek, budidaya dan pemasaran krisan.
3
A. Krisan
Krisan, seruni atau “Bunga Emas” (Golden Flower) merupakan salah
satu jenis tanaman hias yang telah lama dikenal dan banyak disukai
masyarakat serta mempunyai nilai ekonomi yang tinggi. Di samping
memiliki keindahan karena keragaman bentuk dan warnanya, tanaman
krisan juga memiliki kesegaran yang relatif lama dan mudah dirangkai.
Keunggulan lain yang dimiliki adalah bahwa pembungaan dan panennya
dapat diatur menurut kebutuhan pasar. Tanaman krisan dari Cina dan Jepang
menyebar ke kawasan Eropa dan Perancis tahun 1795. Tahun 1808 Mr.
Colvil dari Chelsa mengembangkan 8 varietas krisan di Inggris. Jenis atau
varietas krisan modern diduga mulai ditemukan pada abad ke-17. Krisan
masuk ke Indonesia pada tahun 1800. Sejak tahun 1940, krisan
dikembangkan secara komersial (Prihatman 2000).
Menurut Rukmana dan Mulyana (1997), kedudukan tanaman krisan
dalam sistematik (taksonomi) tumbuhan diklasifikasikan sebagai berikut:
Kingdom : Plantae (tumbuh-tumbuhan)
Divisi : Spermatophyta (tumbuhan berbiji)
Sub-divisi : Angiospermae (berbiji tertutup)
Kelas : Dycotiledonae (biji berkeping dua)
Ordo : Asterales (compositae)
Famili : Asteraceae
Genus : Chrysanthemum
Beberapa spesies atau jenis krisan yang dikenal antara lain adalah C.
daisy, C. indicum, C. coccineum, C. frustescens, C.maximum, C. hornorum,
dan C. parthenium. Sosok tanaman krisan tumbuh menyemak setinggi 30 –
200 cm. Daur hidup tanaman krisan dapat bersifat sebagai tanaman semusim
(annual) dan tahunan (perenial).
Tanaman krisan tumbuh subur di negara subtropik, namun dapat
beradaptasi baik di negara tropika yang berhawa sejuk. Hal yang harus
4
5
tanaman hias dalam unit polybag untuk ditanam di media tanah; (4) tanaman
hias berupa daun, ranting, buah untuk filler karangan bunga; (5) industri
perbenihan dan pembibitan (seedling and planting material) seperti pada
anggrek dan krisan; (6) tanaman hias hasil alam seperti palem, pakis,
Dracaena; (7) tanaman hias bonsai hasil seni bentuk dan kesabaran dan (8)
industri BTH (Bunga Tanaman Hias) preserfative dengan pengeringan dan
pewarnaan (Deptan 2009).
Bunga merupakan jenis tanaman yang memiliki banyak sekali fungsi
atau kegunaan sehingga layak untuk dibudidayakan dan dikembangkan,
selain berguna dalam bidang ilmu pengetahuan, penghias ruangan dan
sebagai pengungkap perasaan orang, dari segi ekonomi, bunga juga dapat
dijadikan sebagai sumber devisa yang sangat menjanjikan. Bunga memang
merupakan salah satu komoditas yang potensial dan prospek ekonominya
cukup bagus, apalagi bila dikembangkan secara agribisnis. Di Jawa Barat
seperti di Lembang dan Cisarua, bunga benar – benar sudah dikembangkan
secara agribisnis (Riskomar 2002).
Keuntungan membudidayakan dan memasarkan tanaman hias juga
telah dirasakan oleh Surami, anggota Kelompok Ponco MargoTani di Dusun
Dukuh, Desa Kopeng, Kecamatan Getasan, Kabupaten Semarang, Jawa
Tengah. ”Saya tertarik bertani tanaman hias dua tahun terakhir ini karena
hasilnya lebih menguntungkan dan pemasukan harian juga ajek, kondisi ini
berbeda ketika saya masih bertani sayuran, penghasilan tidak didapat tiap
hari dan harga sayuran juga fluktuatif. Saat ini, dalam sehari saya bisa
mengantongi Rp 50.000 - Rp 100.000 dari penjualan tanaman hias,” kata
Surami, anggota Kelompok Ponco Margo Tani (Arianti 2006).
Perkembangan florikultura di Indonesia sebenarnya telah dimulai
pada akhir 1980-an ketika para petani dapat memenuhi kebutuhan
primernya dari usaha tanaman hias. Pengusahaan bunga dan tanaman hias
ternyata mampu mengubah pola usaha tani dari sekedar hobi menjadi usaha
komersial yang prospektif. Kebutuhan pasar dalam dan luar negeri pada
kenyataannya tidak dapat dipenuhi hingga masih diperlukan impor 5 – 15%
10
11
12
A. Hasil Pengamatan
1. Krisan
Tabel 1.1 Hasil Wawancara Petani Krisan
Tahapan Budidaya Hasil Wawancara
Pembuatan Green House Green house dengan luas lahan
5000 m2, dengan atap dan
dinding memakai plastik dan
penyangga memakai bambu.
Pengolahan lahan Dengan dicangkul serta
memakai pupuk dasar yaitu
pupuk kandang dengan takaran
1200 kg untuk setiap 300 m2,
dolomit serta SP-36. Kemudian
membuat bedengan.
Pembibitan Stek pucuk dari tanaman induk
yang berumur bisa mencapai
satu tahun. Dalam satu tahun
bisa melakukan pembibitan 2-3
kali. Pembibitan pada budidaya
krisan dilakukan dengan
menggunakan media dari arang
sekam. Pembibitan dilakukan
selama sekitar 12 hari.
Maksimal dilakukan
transplanting adalah 15 hari.
Penanaman Tanah yang akan ditanami
disiram hingga lembab, lalu
ditugal dan dimasukkan
bibitnya. Jarak tanam 10-11 cm
Perawatan dan pengendalian hama Pemberian pupuk 10 HST dan
penyakit 35 HST dengan pupuk KNO3
merah. Pemberian lampu
sampai tanaman krisan
mencapai tinggi 75 cm, karena
bila diberi penyinaran terus
menerus tidak akan mau
berbunga. Pemberian pupuk
daun 1 minggu sekali dan
pemberian fungisida atau
insektisida apabila ada hama
ulat dan cendawan yang
menyerang.
12
13
B. Pembahasan
1. Prospek Krisan
Tanaman krisan pada saat ini masih sangat dibutuhkan dan sangat
diburu di pasaran karena harganya yang cukup terjangkau oleh
masyarakat Indonesia. Tanaman krisan yang digunakan sebagai hiasan
sangat beragam dan menyesuaikan dari kebutuhannya. Krisan dapat
dimanfaatkan sebagai bunga potong dan tanaman pot. Bunga potong
yaitu untuk bahan dekorasi ruangan, jambangan (vas bunga) dan
rangkaian aneka macam variasi bunga. Tanaman pot yaitu untuk
penghias lobi hotel, tanaman border, penghias meja ruangan restoran,
kantor atau rumah tinggal.
Di Indonesia tanaman krisan merupakan komoditas andalan dalam
industri florikultura. Krisan tersebut merupakan salah satu bunga potong
dengan nilai ekonomi yang tinggi. Tahun 2010 produktivitas tanaman ini
sudah mencapai 185.232.970 tangkai, dengan permintaan pasar baik
lokal maupun internasional yang terus meningkat. Produktivitas dan
permintaan bunga krisan yang terus meningkat dari tahun ke tahun, hal
ini jelas membutuhkan ketersediaan varietas-varietas unggul baru dan
benih berkualitas secara berkesinambungan untuk mempertahankan
ketertarikan dan daya beli konsumen yang membutuhkan krisan sebagai
bunga potong (Soedarjo 2012).
Menurut Wisudiastuti (1999), pada perdagangan tanaman hias
dunia, bunga krisan merupakan salah satu bunga yang banyak diminati
oleh beberapa negara Asia seperti Jepang, Singapore dan Hongkong,
serta Eropa seperti Jerman, Perancis dan Inggris. Krisan menempati
urutan kedua setelah bunga mawar. Dari waktu ke waktu permintaan
terhadap bunga krisan baik dalam bentuk bunga potong maupun dalam
pot mengalami kenaikan. Dengan memperhatikan pada keunggulan yang
dimiliki serta jarak lokasi yang relatif dekat dengan pasar (Jakarta),
maka pengembangan usaha bunga potong krisan memberikan prospek
yang menjanjikan.
17
tiap 300 m, dolomit dan pupuk P seperti SP-36 atau TSP. Tanah yang
selesai diberikan input selanjutnya dibentuk bedengan-bedengan. Pada
bedengan yang dibuat, di atasnya dibuat rajutan kotak-kotak dengan
ketinggian rendah kemudian jika tanaman tumbuh rajutan ikut
digerakkan atau dipindah ke atas. Lahan yang telah diolah maka siap
untuk ditanami, tetapi sebelum penanaman harus mempersiapkan dari
bibit terlebih dahulu agar tanaman dapat seragam dan bagus.
Pembibitan tanaman hias krisan oleh pemilik lahan menerapkan
cara vegetatif yaitu dengan stek. Tanaman krisan pembibitan dilakukan
pada media arang sekam yang tebalnya 4 – 5 cm diwadahkan tempat
berbentuk segi empat. Pembibitan tidak boleh diletakkan pada
permukaan tanah, agar dapat tumbuh dengan baik maka diletakkan
dengan ketinggian 1 m dari permukaan tanah. Jarak tanam bibit pada
media tanam sekitar 2 cm. Untuk perawatan bibit tanaman krisan
dilakukan penyiraman setiap 3 hari sekali. Bibit yang siap ditanam
berumur sekitar 12 – 15 hari, setelah 15 hari bibit yang dibuat tidak bisa
ditanam karena sudah terlalu tua dan kualitasnya jelek. Penyinaran
tambahan perlu dilakukan dengan lampu dengan durasi sekitar 7 jam,
yaitu pukul 6 sore sampai pukul 1 dini hari. Bibit krisan tanpa penyinaran
menyebabkan tanaman pada nantinya akan cepat tua, pendek dan muncul
buahnya.
Lahan krisan sebesar 5000 m2 membutuhkan benih sekitar 170.000
sampai 255.000. Tanaman yang berasal dari indukan yang bagus akan
memiliki ketahanan hidup dan berproduksi sampai 1 tahun untuk dapat
digunakan sebagai bahan tanam (bibit). Pemotongan untuk bibit pada
tanaman induk, bagian ujung atau titik tumbuhnya yang diambil. Pada
pemotongan tersebut tingginya sekitar 5 cm. Indukan tanaman krisan
boleh atau dapat dipotong kembali setelah sepuluh hari dari pemotongan
sebelumnya. Awal mulanya indukan tanaman yang digunakan pemilik
lahan berasal dari Cipanas, Jawa Barat.
19
3. Pemasaran Krisan
Bunga krisan yang telah dipanen siap dikemas dan dipasarkan.
Pengemasan bunga krisan dilakukan secara membungkusnya pada kertas
koran. Pada tiap satu bungkus kertas koran berisi 10 atau 11 batang untuk
bunga krisan dengan kualitas baik. Bunga krisan yang afkir atau memiliki
kualitas jelek dapat berisi 20 pada tiap bungkus korannya. Rata-rata
penjualan per bungkus kertas koran yaitu Rp 16.000,-. Pada harga yang
tinggi seperti hari besar, harga bunga krisan per ikatnya mencapai Rp
35.000,-.
Bunga krisan yang telah panen dan dikemas dikirim atau dijual ke
beberapa wilayah luar Bandungan yaitu Pati, Solo dan Yogyakarta.
Pengiriman ke beberapa wilayah di luar tempat produksi panen harus
sangat diperhatikan kondisi lingkungannya. Penumpukan atau
penyusunan bunga krisan akan mempengaruhi kualitas bunga krisan yang
dikirim tersebut.
4. Prospek Philodendron
Tanaman hias philodendron merupakan salah satu tanaman hias
yang dimanfaatkan keindahan daunnya. Biasanya daun philodendron
digunakan sebagai pelengkap rangkaian bunga. Jenis daun potong untuk
pelengkap rangkaian dalam tahun-tahun terakhir ini banyak mengalami
peningkatan baik harga, volume dan jenis daun. Tahun 2003 hanya
terdapat 16 jenis daun pelengkap rangkaian, namun sampai dengan tahun
2006 bertambah menjadi 28 jenis daun pelengkap rangkaian.
Perkembangan industri daun potong dipengaruhi oleh tren rangkaian
bunga. Sekitar tahun 2003, tren rangkaian bunga mengalami perubahan.
Daun – daunan mulai dipakai untuk menambah keindahan rangkaian,
tidak sekedar penutup dasar rangkaian. Bahkan dengan penataan artistik,
rangkaian bunga terlihat lebih eksklusif (Karen 2009).
Bisnis daun potong merupakan bisnis yang menguntungkan. Hal
ini dikarenakan harga produk yang cenderung stabil. Harga daun potong
jenis baru seperti Philodendron congo dan Philodendron williamsii
21
A. Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diambil dari praktikum Teknologi Budidaya
Tanaman Hias yaitu :
1. Tanaman hias krisan dimanfaatkan bagian bunga dan tangkainya
2. Krisan perlu adanya pembuatan rumah plastik, pembibitan, pembuatan
rajutan benang, penambahan cahaya lampu dan pengemasan saat panen
27
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN