PENDAHULUAN
Terdapat lebih dari ribuan jenis varietas Krisan yang dikenal dan tersebar
di Dunia. Budidaya bunga Krisan sendiri berawal dari Jepang. Bahkan, bunga ini
dijadikan sebagai simbol kekaisaran Jepang dan disebut sebagai Queen of the
East. Hingga akhirnya bunga Krisan menjadi bunga nasional negara Jepang. Di
Jepang, bunga ini dikenal dengan kiku, karena aromanya yang sangat wangi.
Bunga ini juga sering ditambahakan ke dalam campuran teh agar rasa dan
aromanya lebih wangi dan nikmat.
Tanaman Krisan memerlukan cahaya pada siang hari sebesar 32.000 lux
untuk pertumbuhan yang optimal. Intensitas cahaya pada siang hari di dataran
tinggi di Indonesia adalah sebesar 50.000 lux.
1
Tanaman Krisan termasuk dalam tanaman hari pendek (16 jam siang),
yang berasal dari daerah sub tropis. Menurut penggunaannya, Krisan dapat
dikelompokkan sebagai Krisan Bunga Potong dan Krisan Bunga Pot atau Pot
Plant, sedangkan menurut tipe, krisan dapat digolongkan sebagai Krisan Standart
dan Krisan Spray. Indonesia termasuk negara beriklim tropis, dimana panjang
hari siangnya selama 12 jam, sedangkan daerah sub tropis panjang hari siangnya
selama 16 jam. Untuk membudidayakan bunga krisan di Indonesia, diperlukan
penambahan cahaya, sebanyak 70 lux selama 4 jam pada malam hari. Tujuan
penambahan cahaya adalah untuk mempertahankan fase vegetatif tanaman
Krisan adalah satu diantara tipe bunga potong utama didunia. Pada
perdagangan tanaman hias dunia, bunga krisan adalah satu diantara bunga yang
banyak disukai oleh sebagian negara Asia seperti Jepang, Singapore serta
Hongkong, dan Eropa seperti Jerman, Perancis serta Inggris.
3
BAB II
ISI
dikembangkan baik dalam skala kecil maupun besar, terbukti dari semakin
tingginya minat masyarakat terhadap agribisnis berbagai tanaman hias. Hal ini
hias, luas areal dan daerah pengembangan baru tanaman hias. Krisan
(Chrysanthemum Morifolium) adalah salah satu tanaman hias yang memiliki nilai
Tanaman hias krisan merupakan tanaman bunga hias berupa perdu dengan
Pada abad ke-4, Jepang mulai membudidayakan krisan, dan tahun 797
bunga krisan dijadikan sebagai simbol kekaisaran Jepang dengan sebutan Queen
of The East. Tanaman krisan dari Cina dan Jepang menyebar ke kawasan Eropa
dan Perancis sekitar tahun 1795. Lalu, pada tahun 1808 Mr. Colvil dari Chelsea
mengembangkan delapan varietas Krisan di Inggris. Varietas Krisan modern
diduga mulai ditemukan pada abad ke-17.
Krisan sendiri baru masuk ke Indonesia pada tahun 1800. Lalu pada tahun
1940, barulah Krisan dikembangkan secara komersial.
Tanaman Krisan tipe Standar mempuyai ukuran yang lebih besar dari
ukuran bunga tipe Spray, bentuknya tersusun dengan bunga pita yang sifat dan
warnanya beragam. Krisan tipe Standar ini di budidayakan dengan
mempertahankan satu bunga per pohon.
5
Berbeda dengan tanaman Krisan tipe Spray, tipe Spray ini mempunyai
bentuk dan ukuran bunga yang seragam, Rata -rata tinggi tanaman ini berkisar
antara 50 - 60 cm, membentuk banyak cabang dan ranting serta membentuk
banyak bunga yang serempak dengan rangkaian bunga yang membulat.
Kegunaan tanaman hias Krisan yang paling utama adalah sebagai bunga
hias. Manfaat lain adalah sebagai tumbuhan obat tradisional dan penghasil racun
serangga. Sebagai bunga hias, krisan di Indonesia digunakan sebagai bunga
potong yang ditandai dengan sosok bunga berukuran pendek sampai tinggi,
mempunyai tangkai bunga panjang, ukuran bervariasi (kecil, menengah dan
besar), umumnya ditanam di lapangan dan hasilnya dapat digunakan sebagai
bunga potong.
6
tinggi. Kelembaban udara yang tinggi perlu diimbangi dengan sirkulasi udara
yang memadai. Kelembaban pada awal pertumbuhan berkisar 90-95% dan 70-
85% pada tanaman dewasa. Ketinggian tempat atau lokasi budidaya sangat
berhubungan dengan perubahan suhu, intensitas cahaya dan kelembaban udara
semakin tinggi letaksuatu tempat dari permukaan laut, suhu akan turun sekitar
10°C. Tanaman krisan dapat tumbuh dan berkembang biak pada ketinggian antara
600-1200 meter diatas permukaan laut. Tanaman krisan kurang menyukai
matahari dan air hujan secara langsung dan akan menyebabkan tanaman krisan
mudah rusak dan menghasilkan bunga dengan kualitas rendah, pembudidayaan di
daerah bercurah hujan tinggi dapat dilakukan di dalam rumah kaca. Cahaya dan
suhu merupakan salah satu faktor penting dalam pertumbuhan dan perkembangan
tanaman krisan, khususnya pada tahap pembungaan. Suhu udara siang hari yang
ideal untuk pertumbuhan rata-rata 22°C28°C dan malam hari rata-rata 15°C-20
°C. Dari unsur cahaya ada tiga hal yang perlu diperhatikan yaitu, intensitas,
kualitas dan pencahayaanya.Intensitas cahaya dihitung dengan satuan
lux.Tanaman krisan memerlukan intensitas cahaya pada siang hari sebesar 32.000
lux untuk pertumbuhan yang optimal. Untuk pembungaan dibutuhkan cahaya
lebih lama dan agar tidak cepat berbunga maka perlu diberikan hari panjang
dengan cahaya lampu TL dan lampu pijar dengan intensitas 70 lux.
7
menghasilkan bunga potong. Sekitar 1980-an, usaha Krisan berkembang menjadi
skala industri yang dimotori PT Alam Indah Bunga Nusantara di Cipanas-Cianjur.
Saat itu, perusahaan tersebut mengadopsi teknologi Krisan dari Belanda, dan
mendapat bimbingan langsung dari para ahli Krisan Belanda. Namun, ketika krisis
ekonomi melanda Indonesia, para pengusaha Krisan tak lagi mampu mengimpor
sarana produksi, termasuk benih dari negara lain karena tingginya nilai mata uang
asing. Mereka mulai beralih menggunakan sarana produksi, termasuk varietas dan
benih yang dihasilkan oleh para peneliti di dalam negeri. Era jatuh bangun Krisan
telah usai. Produksi Krisan terus meroket dalam 10 tahun terakhir sejalan dengan
meningkatnya kebutuhan di dalam negeri. Direktorat Jenderal Hortikutura pada
2014 menyebutkan, bunga potong Krisan menduduki peringkat pertama terhadap
total produksi bunga potong nasional sebesar 57,67%, disusul Mawar 23,36%,
Sedap Malam 14,12%, dan Anggrek 2,66%. Peningkatan produktivitas Kristan
didorong oleh tersedianya teknologi yang lebih efisien, dan perubahan gaya hidup
masyarakat Indonesia yang mengarah pada budaya penggunaan bunga. Faktor
lainnya, berkembangnya sektor pariwisata yang menjadikan tanaman hias sebagai
elemen penting pendukung industri wisata di berbagai daerah. Selain itu, Krisan
dikenal sebagai komoditas yang memiliki cabang industri luas. Di antaranya dapat
dikembangkan untuk bahan kosmetik, teh, produk herbal, insektisida botani, dan
lainnya. Peningkatan usaha budidaya Krisan perlu didorong agar memberikan
dampak lebih signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi makro di dalam negeri.
Salah satu upayanya yaitu melalui penerapan Pengembangan Kawasan Agribisnis
Florikultura. Kementerian Pertanian (Kementan) telah menetapkan
Pengembangan Kawasan Agribisnis Florikultura sebagai program utama
pembangunan komoditas unggulan daerah yang dimaksudkan untuk :
1. Menghasilkan produk
skala massal yang bermutu tinggi
2. Memudahkan pengelolaan
rumpun usaha yang serupa ke dalam satu unit usaha yang terintegrasi
3. Menghimpun tenaga kerja
yang terampil dan terspesialisasi
4. Melakukan pemusatan
investasi, input dan jasa-jasa
5. Mengembangkan jaringan
pemasaran, dan
6. Mengembangkan inovasi
spesifik lokasi dan spesifik komoditas sesuai kebutuhan.
8
Penerapan dukungan inovasi dalam kawasan agribisnis Krisan diharapkan
dapat meningkatkan muatan inovasi dalam sistem agribisnis Krisan yang berbasis
sumber daya lokal, dan pada akhirnya dapat meningkatkan kualitas produksi,
kualitas hasil, dan produktivitas usaha tani Krisan dengan diterapkannya Standar
Operasional Prosedur produksi dan penanganan pascapanen berbasis Good
Agricultural Practices dan Good Handling Practice. Implementasi dari dukungan
inovasi tersebut terttuang dalam program dukungan pengembangan kawasan
selama kurun waktu 2014-2016 dilakukan di beberapa daerah di antaranya
Sukabumi, Jawa Barat; Wonosobo, dan Batang, Jawa Tengah.
Kerja sama Pemda Kabupaten Sukabumi yang dikenal sebagai salah satu
pemasok tanaman hias besar nasional dengan Balitbangtan, yang digawangi oleh
Balai Penelitian Tanaman Hias dan BPTP Jawa Barat diawali dengan kegiatan
temu lapang sebagai inisiasi program pengembangan tanaman hias di daerah
tersebut. Inisiasi introduksi teknologi inovasi dimulai pada 2013-2014 pada
Gapoktan ‘Tani Asri’ di Kecamatan Sukaraja berupa gelar teknologi varietas,
teknologi produksi dan pebenihan Krisan.
9
menjadi Kampung Flori sebagai potensi unggulan ekonomi daerah. Tahun silam,
kegiatan dukungan pengembangan kawasan agribisnis tanaman hias diperluas
mencakup komoditas Anthurium dan Mawar hingga peningkatan kapasitas
sumber daya pelaku usaha melalui pelatihan dan demonstrasi merangkai bunga,
pengendalian OPT ramah lingkungan, perbanyakan Mawar hingga tips-tips
meraih peluang pasar tanaman hias, bertempat di daerah Tembelang, Rojoimo.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diambil dari Karya Ilmiah ini adalah, Krisan
merupakan salah satu tanaman hias yang memiliki nilai ekonomis tinggi dan
sangat populer di Indonesia. Bunga krisan sangat beragam dalam bentuk, ukuran
maupun warnanya.
3.2 Penutup
10
Sekian laporan yang telah penulis buat. Jika ada salah kata ataupun
penulisan mohon dimaafkan, oleh karena itu penulis mohon saran dan kritik yang
membangun agar bisa memperbaiki hal-hal yang masih perlu diperbaiki.
11