Dosen Pengampu:
Disusun Oleh
FAKULTAS PERTANIAN
TAMBAKBERAS-JOMBANG
a. Latar Belakang
Tanaman krisan merupakan tanaman hias yang berasal dari dataran Cina
berupa perdu dan memiliki berbagai macam-macam warna serta spesies-spesies.
Tanaman ini juga dikenal dengan sebutan seruni atau bunga emas yangmerupakan
salah satu tanaman penting dalam kelompok tanaman hias. Keindahantanaman
famili Asteraceae ini dilihat dari bunganya yang memiliki daya tariktersendiri
sebab selain sebagai tanaman hias dalam pot dan bunga potong, tanaman ini juga
sebagai tanaman pengusir nyamuk dan penyerap polutan.
Tanaman krisan berasal dari daerah sub tropis yang memiliki panjanghari
siangnya selama 16 jam. Walaupun demikian tanaman ini juga dapat
dibudidayakan di Indonesia yang beriklim tropis dimana panjang hari
siangnyaselama 12 jam, untuk membudidayakan bunga krisan di Indonesia
diperlukanpenambahan cahaya, sebanyak 70 lux selama 4 jam pada malamhari.
Tujuanpenambahan cahaya adalah untuk mempertahankan fase vegetatif tanaman.
Tanaman krisan/seruni walaupun bukan asli Indonesia tetapi sudah dikenal
puluhan tahun yang lalu di negara ini dan merupakan komoditi andalan
dalamindustri hortikultura yang memiliki prospek pasar cukup cerah. Bunga
yangdikenal sebagai salah satu “Raja bunga potong” ini semakin
banyakpenggemarnya.
Bentuk, tipe, warna yang beragam dan begitu indah, semakinmembuat
permintaan dalam maupun luar negeri meningkat dari tahun ke tahun.
Meningkatnya kebutuhan tanaman hias sejalan dengan semakinmeningkatnya
taraf hidup dan kesejahteraan masyarakat. Terjadi peningkatanpermintaan pasar
khususnya terhadap tanaman krisan yang memberikan dampakpositif yaitu
terbuka peluang usaha bagi petani. Keadaan inilah yang nampakbeberapa tahun
belakangan ini yaitu indikasi meluasnya penanaman krisanbaikdalam skala kecil
maupun besar. Elevasi penyebaran tanaman krisan juga semakinmelebar dari
sekitar 600 - 1.200 m diatas permukaan laut.
Saat ini belum banyak yang melakukan penelitian media tanamuntukkrisan pot
khususnya di daerah Sumatera Barat, petani di daerah ini hanyamembudidayakan
tanaman krisan potong padahal krisan pot juga sangat berpotensi untuk di
pasarkan karena keunggulannya yang mudah dibawa kemana- mana dan tahan
lama, untuk itu perlu dilakukan penelitian ini agar dapat mengetahui media mana
yang lebih baik untuk pertumbuhan serta pembungaantanaman krisan dengan
menggunakan bahan-bahan media yang ada dilingkungansekitar kita atau petani.
Ada beberapa bahan yang bisa dipakai mengandung bahan
organikyangmudah didapat serta tidak perlu mengeluarkan biaya yang besar dan
ada disekitar kita yaitu pupuk kandang ayam, serbuk sabut kelapa, sekampadi,
kompossampah kota. Kompos dan pupuk kandang memiliki kandungan bahan
organikyang baik, sehingga akan membantu pertumbuhan tanaman karena
memiliki harayang banyak. Sekam padi berperan penting dalam perbaikan struktur
tanahsehingga sistem aerasi dan drainase di media tanam menjadi lebih baik.
Sementarasabut kelapa mempunyai karakteristik yang mampu mengikat dan
menyimpanair dengan kuat dan mengandung unsur hara esensial. Dari beberapa
media tanam tersebut belum diketahui bahan campuranyang terbaik untuk
pertumbuhan tanaman krisan pot, untuk itu perlu dilakukanpenelitian ini untuk
mendapatkan media yang terbaik dalammembudidayakantanaman krisan .
Pertama-tama, siapkan batang atau bibit bunga krisan yang sudah memiliki akar dan
daun.
Kamu boleh menyiapkan 5-6 bibit bunga krisan untuk ditanam sekaligus di dalam
beberapa pot.
Sekarang, siapkan beberapa pot untuk menanam bunga krisan.
Siapkan media tanam bunga krisan yang berisikan sekam, sedikit tanah, dan pupuk
kandang.
Selanjutnya, masukkan media tanam bunga krisan ke dalam pot (jangan isi terlalu
penuh).
Kemudian, mulailah menancapkan bibit bunga krisan secara hati-hati sambil
memasukkan media tanam agar bibitnya tidak mudah jatuh.
Jika sudah, simpan di tempat yang teduh dan tak langsung terkena sinar matahari
selama dua minggu supaya akarnya benar-benar menempel dengan media tanam.
Setelah dua minggu, bibit yang tadinya kecil akan mulai tumbuh tinggi. Pada fase ini, kamu
boleh mencabut bagian pucuknya. Hal ini dilakukan agar bunganya tidak terlalu cepat
tumbuh sambil menunggu batangnya semakin tinggi.
Cara merawat bunga krisan juga cukup mudah. Selain rutin menyiramnya, kamu dapat
memberikan beberapa butir pupuk NPK (nitgrogen, fosfor, dan kalium) untuk
mempertahankan kesuburan media tanam.
Di saat batangnya masih pendek, kamu bisa menempatkan calon bunga krisan biru, merah,
hingga putih ini di bawah lampu. Hal ini dilakukan agar tidak terjadi pembungaan yang
terlalu cepat.
Nantinya, setelah dua bulan, cara memperbanyak bunga krisan yang dapat kamu coba adalah
memindahkannya jauh dari lampu.
Cara menanam bunga krisan dengan bibit ini cukup mudah karena kamu tidak memperlukan
banyak perlengkapan.
Cara merawat bunga krisan agar selalu berbunga ini cukup unik karena kamu tidak perlu
menyiramnya.
Setelah 2-3 minggu, nantinya daun-daun yang sudah ditanam tadi dapat menumbuhkan akar
dan bisa terus tumbuh hingga berbunga.
Setelah satu minggu, daun-daunnya dapat mulai bermunculan dan bisa dipindahkan ke dalam
pot kecil.
Dibutuhkan waktu sekitar 4 bulan untuk bisa melihat bunga-bunga krisan yang mulai
bermunculan.
Perawatan bunga krisan dengan metode ini tidaklah sulit. Kamu hanya perlu menyiramnya
secara rutin, tetapi tidak berlebihan.
4. Cara menanam bunga krisan dari biji
Selanjutnya, ada juga cara menanam bunga krisan dari biji. Untuk mencobanya, berikut
langkah-langkah yang bisa kamu ikuti:
Benih atau biji bunga krisan berukuran kecil dan sangat halus. Jadi, kamu perlu
berhati-hati saat membuka bungkusnya.
Siapkan media tanam yang sudah ditaruh di dalam pot kecil, lalu taburkan biji bunga
krisan secara menyeluruh.
Selanjutnya, semprotkan air ke media tanam agar lembap.
Letakkan pot di tempat yang sejuk, tidak gelap, tetapi jangan terkena sinar matahari
langsung.
Lakukan penyiraman secara rutin dan jangan berlebihan agar tidak merusak tunas
muda.
Jika tanaman krisan sudah mulai tinggi dan ditumbuhi banyak daun, kamu boleh
memindahkannya ke pot besar atau lahan di depan rumah.
Ketika usianya sudah mencapai 1-6 bulan, kamu boleh memberikan pupuk dengan
kandungan nitrogen.
Karena bunga krisan masuk ke dalam golongan tanaman Perennial, kamu baru bisa
memberikan pupuk dengan kandungan kalium setelah usianya 6 bulan ke atas.
Berbagai cara menanam bunga krisan di atas cocok untuk dipraktikkan pemula karena mudah
dilakukan. Teruslah rawat bunga krisan agar bunganya dapat tumbuh dengan subur.
Thrips merupakan hama yang bersifat polifag dan memiliki daya adaptasi yang tinggi
terhadap inangnya. Ciri-ciri bunga krisan yang terserang hama ini ditandai dengan adanya
serangga dewasa (imago) berukuran sangat kecil dan bertubuh langsing, dengan panjang
tubuh 0,5 – 5 mm. Tubuh thrips dewasa berwarna kuning pucat sampai coklat kehitaman,
sedangkan imago muda berwarna putih atau kekuning-kuningan.
Thrips berkembang biak secara tidak kawin (partenogenesis). Umum stadium serangga
dewasa dapat mencapai 20 hari. Telur thrips berbentuk oval atau seperti ginjal. Dalam sekali
berkembang biak, thrips betina dapat bertelur hingga 80 butir dan dapat menetas setelah 3-8
hari. Induk betina Thrips biasanya meletakkan telurnya pada daun bagian bawah atau di
dalam jaringan tanaman secara terpencar.
Nimfa baru menetas tubuhnya berwarna keputihan atau kekuningan. Pupa serangga ini
terbungkus kokon dan biasanya melekat di permukaan bawah daun dan di permukaan tanah
di sekitar tanaman inangnya. Thrips muda yang baru keluar dari kokon belum bisa terbang,
dia akan meloncat untuk berpindah dari satu tanaman ke tanaman lain. Perkembangan pupa
menjadi thrips muda akan semakin meningkat pada kondisi kelembaban udara rendah dan
suhu lingkungan yang hangat.
Hama ini menyerang dengan cara menggaruk dan menghisap cairan tanaman krisan. Bagian
yang diserang terutama pada daun muda atau pucuk dan tunas-tunas muda, sehingga sel-sel
tanaman menjadi rusak dan mati.
Gejala serangan ditandai dengan adanya bercak-bercak keperakan atau kekuningan seperti
perunggu terutama pada permukaan atas daun. Bercak tersebut awalnya tampak dekat tulang
daun dan kemudian menjalar ke tulang daun hingga seluruh permukaan daun menjadi putih.
Daun yang terserang ini kemudian menjadi coklat, mengeriting atau keriput dan akhirnya
mengering. Populasi hama bunga krisan ini biasanya tinggi pada musim kemarau dan
menurun pada musim hujan.
Cara menghilangkan hama thrips pada tanaman bunga krisan dapat dilakukan dengan cara
mengatur waktu tanam. Selain itu, memasang perangkap likat warna kuning yang dipasang
pada saat tanam juga efektif untuk mengendalikan populasi serangga ini. Penggunaan mulsa
plastik hitam perak juga bisa dilakukan untuk memutus siklus hidup hama. Jika ketika cara
menghilangkan hama thrips diatas masih kurang efektif, anda bisa menyemprotkan
insektisida berbahan aktif merkaptodimetur pada tanaman bunga krisan anda sesuai dengan
dosis anjuran.
Ulat Tanah
Hewan yang memiliki nama latin Agrotis ipsilon ini bersifat polifag. Siklus hidup dari telur
hingga serangga dewasa rata-rata berlangsung selama 51 hari. Telur diletakkan secara
terpisah atau berkelompok. Bentuk telur ulat tanah seperti kerucut, dengan diameter pada
bagian dasarnya sekitar 0,5 mm. Serangga betina dewasa dapat menghasilkan telur sebanyak
1.430 – 2.775 butir selama masa hidupnya.
Awalnya telur ulat tanah ini berwarna putih, kemudian berubah menjadi kuning, lalu berubah
lagi menjadi merah disertai titik coklat kehitaman pada puncaknya. Menjelang menetas,
warna telur akan berubah lagi menjadi gelap agak kebiru-biruan. Stadium telur berlangsung
sekitar 4 hari.
Larva yang baru menetas berwarna kuning kecoklatan dengan ukuran panjang berkisar antara
1-2 mm. Larva serangga ini juga tidak menyukai cahaya matahari dan bersembunyi di
permukaan tanah sedalam 5-10 cm atau dalam gumpalan tanah.
Imago serangga tidak menyukai cahaya matahari langsung, sehingga seringkali bersembunyi
di permukaan daun bagian bawah. Sayap depan imago serangga ini berwarna dasar coklat
keabu-abuan dengan bercak-bercak hitam. Pinggiran sayap depan berwarna putih. Warna
dasar sayap belakang imago ulat tanah berwarna putih keemasan dengan pinggiran berenda
putih. Sayapnya ini memiliki panjang sekitar 16 – 19 mm dan lebar 6 – 8 mm. Imago dapat
bertahan hidup selama 20 hari.
Stadium hama yang menyerang tanaman krisan adalah larvanya. Larva ulat tanah aktif pada
malam hari dan waktu inilah ia akan menyerang tanaman dengan cara menggigit batang dan
daunnya. Gejala serangan hama ini ditandai dengan terkulainya tunas apikal atau batang
tanaman, kemudian menjadi layu.
Cara menghilangkan hama ulat tanah pada tanaman bunga krisan dapat dilakukan dengan
cara mencari dan mengumpulkan ulat pada senja hari. Selain itu, pemasangan mulsa plastik
hitam perak dan aplikasi insektisida berbahan aktif karbofuran pada area pertanaman juga
sebaiknya dilakukan. Untuk menarik ulat tanah berkumpul, maka insektisida harus dicampur
dengan dedak (perbandingan 1 : 1) sebagai umpan beracun yang diletakkan di parit antar
bedengan tanaman.
Ulat Grayak
Hama bunga krisan yang bernama latin Spodoptera litura ini mempunyai siklus hidup antara
30 – 60 hari. Ciri-ciri hama ulat grayak ditandai dengan sayap imago bagian depan berwarna
keputih-putihan dengan bercak hitam. Imago dapat terbang sejauh 5 meter.
Serangga betina dapat menghasilkan 2.000 – 3.000 telur selama siklus hidupnya. Telur ulat
grayak bentuknya setengah bulat dengan bagian datar melekat pada daun atau bagian
tanaman lainnya. Telur berwarna coklat kekuning-kuningan dan diletakkan secara
berkelompok. Masing-masing kelompok telur ini biasanya berisi 25 – 500 telur. Induk betina
akan menutupi kelompok telur ini dengan bulu-bulu yang berasal dari ujung tubuhnya.
Larva ulat grayak mempunyai kalung seperti bulan sabit sebagai ciri identifikasinya. Kalung
seperti bulan sabit ini berwarna hitam yang terletak pada segmen abdomen yang keempat dan
kesepuluh. Pada sisi lateral dan dorsal terdapat garis kuning. Ketika baru menetas, larva ulat
grayak berwarna hijau muda dengan bagian samping berwarna coklat tua atau hitam
kecoklatan. Larva hidup berkelompok, menyebar dan aktif pada malam hari, bersembunyi
dalam tanah, terutama tempat yang gelap.
Ulat grayak menyerang tanaman krisan pada malam hari. Biasanya hama bunga krisan ini
berpindah dari satu tanaman ke tanaman lain secara bergerombol dalam jumlah besar. Warna
dan perilaku larva instar terakhir ulat grayak ini mirip ulat tanah. Perbedaan keduanya hanya
pada tanda bulan sabit berwarna hijau gelap dan garis punggung warna gelap memanjang.
Pada umur 2 minggu panjang ulat dapat mencapai 5 cm. Larva akan berubah menjadi pupa di
dalam tanah, pupa serangga ini tidak memiliki kokon dan berwarna coklat kemerahan dengan
panjang sekitar 1,6 cm.
Stadium infektif hama ini terjadi pada saat larva. Larva akan memakan daun hingga tinggal
meninggalkan tulang-tulang daunnya saja. Gejala serangan hama bunga krisan ini ditandai
dengan rusaknya daun secara tidak beraturan,bahkan kadang-kadang hama ini juga memakan
tunas dan bunga. Serangan berat menyebabkan daun tanaman krisan habis. Intensitas
serangan tinggi biasanya terjadi pada musim kemarau.
Cara menghilangkan serangan hama bunga krisan ini dapat dilakukan dengan sanitasi
lingkungan kebun, pengolahan tanah yang baik dan benar untuk mematikan stadium pupa
hama. Penutupan permukaan tanah menggunakan plastik polietilen selama 1,5 bulan atau
mulsa plastik hitam perak juga efektif untuk memutus siklus hidup hama ini. Penggunaan
insektisida nabati seperti neem oil, daun suren atau sereh wangi lebih baik didahulukan
daripada yang berbahan kimia. Jika terpaksa, anda bisa menghilangkan hama bunga krisan ini
menggunakan insektisida kimia berbahan aktif deltametrin, fipronil atau tiodikarb ketika
populasi hama atau intensitas serangan telah mendekati nilai ambang pengendalian.