Anda di halaman 1dari 46

Proposal Usaha Tanaman Hias - Aglaonema

Maret 15, 2017

PROPOSAL USAHA TANAMAN HIAS "AGLAONEMA"


oleh :
ARIANI
SMA NEGERI 5 KENDARI
SULAWESI TENGGARA, INDOENSIA

 
BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang
Aglaonema, sri rezeki, atau chinese evergreen merupakan tanaman hias populer dari suku talas-
talasan atau Araceae. Genus Aglaonema memiliki sekitar 30 spesies.
Habitat asli tanaman ini adalah di bawah hutan hujan tropis, tumbuh baik pada areal dengan
intensitas penyinaran rendah dan kelembaban tinggi.Tanaman ini memiliki akar serabut serta
batang yang tidak berkambium (Berkayu).Daun Menyirip serta memiliki pembuluh pengangkut
berupa xilem dan floem yang tersusun secara acak.
Kini berbagai macam Aglaonema hibrida telah dikembangkan dengan penampilan tanaman yang
sangat menarik dengan bermacam-macam warna, bentuk, dan ukuran daun sehingga jauh berbeda
dari spesies alami.
Orang indonesia menamakan tanaman ini dengan nama SRI REJEKI karena
tanaman ini setelah di tanam dan hidup dan mengluarkan tunas baru maka orang yang
menanam terserbut akan mendapat rejeki yang banyak ini mitos orang indonesia.
Yang jelas kalau kita berkerja maka akan mendapat rejeki dan sebaliknya.

Ini yang menakutkan teryata tanaman hias sri rejeki beracun yang lumayan
mematikan, karena getahnya mengandung kristal oksalat  yang bentuknya
seperti jarum tapi harus mengunakan mikroskop untuk bisa melihatnya. Maka
tanaman hias ini sangat berbahaya apa lagi kalau sampai kena mulut, lidah, tengorokan
bisa bengkak apa lagi yang terkena daerah tengorokan yang luka bisa sesak napas dan
berakhir dengan kematian bila pertolongan telat.
Tanaman sri rejeki atau aglaonema sangat berbaya untuk anak kecil apa bila
sampai tertelan,  biasanya anak – anak kecil yang baru bisa berjalan yang dimana yang
namanya anak – anak tidak tahu apa- apa dan suka mencoba hal – hal baru dan
pengawasan ibu yang kurang, sebaiknya bila mempunyai anak – anak untuk tanaman
jenis ini bisa di letakan agak jauh dari tempat bermain anak – anak atau bisa di letakan
yang dimana anak – anak tidak bisa menjangkau. Tanaman ini juga bahaya buat orang
dewasa bukan hanya anak kecil saja maksutnya untuk orang dewasa tingkat kekebalan
kesehatan tubuh sudah kuat tapi tidak menutup kemungkinan bisa berujung kematian
bila tidak di tindak lanjuti secara cepat dan tepat.

Sifat dari tanaman aglaonema beragam, ada yang dapat terkena sinar matahari


dan ada juga yang harus ternaungi, sebagian aglaonema dapat hidup ditempat lembab
dan sebagian lagi ditempat sedikit kering, tanaman aglaonema tergolong bandel,
mudah dirawat dan cocok dijadikan tanaman indoor, apalagi aglaonema terkenal
dengan motif daunnya yang indah.

Syarat yang harus dipenuhi untuk mendapatkan pertumbuhan aglaonema yang optimal
adalah lokasi, cahaya, kelembaban dan suhu.

Lokasi yang ideal untuk merawat sri rejeki adalah daerah yang berketinggian 300-400
m diatas permukaan laut, namun tidak menutup kemungkinan juga dapat tumbuh baik
di dataran rendah, sesuai habitatnya aglaonema menyukai lokasi yang teduh dengan
pencahayaan terbatas, intensitas sinar matahari berkisar antara 10-30%.

Kelembapan yang cocok untuk merawat aglaonema adalah 50-70%, di kisaran itu
tanaman tumbuh baik, lebih dari 75% dapat menyebabkan tumbuhnya cendawan pada
media tanam, selain itu juga sisa suhu menunjang pertumbuhan, lokasi sebaiknya
bersuhu 28-30 C pada siang hari dan 20-22 C malam hari dan dibantu juga dengan
sirkulasi udara yang baik.
Untuk memiliki tanaman aglaonema yang tumbuh  sehat dan baik diantaranya adalah
dengan menggunakan media dengan komposisi yang pas, media dengan tingkat
keasaman/pH dan porotisitas (Porous) yang ideal sangat baik untuk pertumbuahn
aglaonema, media tanam aglaonema juga harus steril, yaitu bebas dari penyakit, tidak
mudah lapuk dan hancur karen air, mudah diperoleh dan harganya terjangkau,
aglaonema dapat tumbuh dengan baik pada media denagn pH 7 atau disebut juga pH
netral yang kaya akan zat hara, angka pH dengan selisih 0,5-1 masih dianggap pH
ideal.

Porous artinya mudah mengeluarkan kelebihan air, tingkat porotisitas yang dibutuhkan
pada media tanam sangat dipengaruhi oleh faktor lingkungan, yaitu ketinggian dan
hujan rendah, media tanam sebaiknya  harus bisa menahan air sehingga media tidak
kekeringan, sebaliknya didataran tinggi yang umumny sering hujan sebaiknya
menggunakan media dengan porositas tinggi agar kelebihan air mudah dikeluarkan.

Berikut macam jenis unsur yang digunakan untuk media tanam sri rejeki, yang tentunya
dengan tingkat porositas yang berbeda dengan kekurangan kelebihan masing-masing,
kombinasi beberapa unsure media dapat digunakan sesuai dengan kebutuhan dan
factor lingkungan :

 Pakis, sekam bakar, pasir malang, humus (1;1;1;1)


 Pakis, pasir malang, sekam bakar, cocopeat (2;1;1;1)
 Pakis, sekam bakar, pasir malang, cocopeat (2;1;1;1)
 Cocopeat, sekam bakar kompos organic (5;3;2)
 Pakis, pasir malang, kaliandra (3;2;1).

Jenis unsur media tanam

Pakis
Pakis dapat menyimpan air dengan baik dan  memiliki drainase yang bagus, akar dapat
menyerap air dengan mudah dan leluasa untuk berkembang, tidka mudah lapuk dan
memilki daya tahan cukup tinggi.

Sekam bakar
Sekam bakar memiliki kelebihan unsure yang terletak pada sifatnya yang steril dan
daya tahannya mencapai 1 tahun, aerasinya cukup baik namun daya serapnya
terhadap air kurang baik, sehingga harus dicampur dengan unsure yang dapat
menyerap air.

Pasir malang
Pasir malang unsure media yang tingkat porotisitasnya cukup baik, karena itu
penggunaannya digunakan untuk mencegah media yang terlalu basah dan air yang
menggenang.

Cocopeat
Cocopeat adalah  sabut kelapa hasil olahan, unsure ini sangat cocok digunakan bial
menginginkan media ynag cukup lembab untuk aglaonem khususnya didaerah yang
kering dan panas, cocopeat dapat menahan air cukup lama dalam jumlah yang banyak,
namun sifatnya mudah lapuk.

Kaliandra
Kaliandra cocok digunakan sebagai media di daerah kering dan panas, media ini
cenderung cepat lembab sehingga rawan terjangkit cendawan pengganggu, sifatnya
mudah lapuk dan hanya bertahan 4-6 bulan.

Penyiraman
Sri rejeki termasuk tanaman yang membutuhkan air dalam jumlah cukup, jadi
penyiraman hal penting yang mesti diperhatikan agar aglaonema tumbuh baik, tepi
tidak sampai mengegnagi medianya, frekuensi dan dosis penyiaraman perlu diatur
sesuai dengan kondisi media dan lingkungan setempat.

Pemupukan
Untuk menunjang pertumbuhan tanaman sri rejeki, kebutuhan nutrisi sangat penting,
beragam merek pupuk majemuk/anorganik mudah diperoleh, bahkan saat ini sudah
banyak beredar pupuk khusus aglaonema. Sebelum memilih, cermati dulu komposisi
nutrisi dan penggunaanya, barulah cara dan dosis pemberiannya, pemberian pupuk
dengan dosis rendah, tetapi sering diberikan akan menghasilkan tanaman kualitas baik
dibanding dengan pemberian sesekali dengan dosis tinggi.

Mengganti emdia tanam/repotting


Untuk menjaga agar kulaitas aglaonema tetap baik perlu dilakukan penggantian media
tanam, media tanam yang baik akan membuat aglaonem tumbuh dengan sehat,
penggantian media tanam/repotting aglaonema dilakukan setiap 6-12 bulan sekali,
repotting juga dibutuhkan oleh tanaman yang sudah terlalu besar sehingga tidak
sebanding lagi dengan ukuran pot.
Sri rejeki dapat dibudidayakan dengan menanam bonggolnya. Dari satu bonggol bisa
didapatkan 2-3 anakan baru.setelah 6 bulan, pisahkan anakan baru tersebut dari
induknya.

Aglaonema bisa dikembangbiakkan dengan  lebih cepat dengan cara memotong pucuk.
Dengan cara ini, tanaman induk akan terangsang untuk mengeluarkan tunas baru. Dari
satu potongan pucuk, bisa didapatkan 2-3 anakan baru lagi. Anakan dari potongan
pucuk ini dapat dijadikan bibit setelah memiliki 5-7 helai daun.

Jika anda menggunakan dua metode ini sekaligus, dari satu tanaman saja bisa
didapatkan 5-6 anakan sri rejeki baru.

Metode memotong pucuk bisa lebih optimal hasil jika metode ini dilakukan pada
aglaonema dewasa yang memiliki 8-10 helai daun. Namun, kondisi tanaman induk
harus diperhatikan. Pilihlah induk yang sehat, daun dewasa yang segar dan kokoh atau
daun muda tidak mengecil. Akarnya juga harus kuat dengan kriteria berwarna putih,
gemuk, dan tidak busuk. Sebelum melakukan pemotongan pucuk, sebaiknya benamkan
bagian batang lebih dalam ke tanah hingga 8-10 cm.

Frekuensi pemberian pupuk pun boleh ditingkatkan 2-3 minggu sebelum pemotongan
pucuk. Jika biasanya pemberian pupuk dilakukan 1 x seminggu, sebelum pemotongan
digandakan menjadi 2 x seminggu.

Cara melakukan pemotongan pucuk adalah sebagai berikut:

 Siapkan pisau dan alat pengorek


 Korek media untuk melihat kondisi akar (ingat kriteria akar yang kuat)
 Potong batang aglaonema dan sisakan satu daun pada bonggol tanaman induk,
yang dimaksudkan agar tanaman induk dapat berfotosintesis menghasilkan
makanan, sehingga tunas baru yang muncul nanti akan besar-besar.
 Pada bagian yang dipotong, baik pada bonggol yang tersisa juga pada potongan
pucuk, olesi antiseptic (betadine atau campuran pinang + sirih) untuk menutup
luka.
 Tanam potongan pucuk  dalam media berupa campuran tanah sekam, pasir
malang, humus andam, dan pakis (rasio berturut-turut 1:5:2:2).
 Siram secara teratur, dan letakkan ditempat yang teduh
 Tunas baru akan muncul dalam waktu 1 bulan.

Anakan yang anda dapatkan dari hasil pemotongan pucuk belum tentu memiliki akar.
Ketika anda memindahkan anakan aglaonema yang belum memiliki akar yang kuat
maka gunakan metode bungkus plastic. Tanam anakan baru tersebut  dalam pot,
kemudian membuat sungkup dari plastic bening.

Dengan demikian, kelembaban dalam sungkup tinggi (mencapai 80%), suhu tetap
stabil. Hal tersebut emmungkinkan terjadinya peningkatan laju metabolism sehingga
akar lebih cepat tumbuh.a kar akan muncul setelah 3 minggu disungkup dan siap
dipindahkan ke luar. Sungkup plastik being dan dapat juga diganti denagn tabung
transparan dari bahan plastic jika memungkinkan. Tabung plastik lebih daripada plastik
bening bisa karena tidak akan sobek.

1.2. Visi Dan Misi Usaha


1.2.1.  Visi
Adapun rumusan visi adalah sebagai berikut:
Menjadikan usaha pembudidayaan tanaman sri rejeki, sebagai slah satu usaha yang dapat
meningkatkan taraf hidup masyarakat Sulawesi tenggara. Serta menjadi alternative dalam
menambah penghasilan daerah dan sesuatu yang bermaanfaat mengurangi polusi pada
lingkungan. 
1.2.2. Misi
Adapun rumusan misinya adalah :
Menambah alternative penghasilan daerah, sekaligus dapat mengurangi polusi yang sangat
bermanfaat bagi lingkungan. Serta menumbuhkan minat berwirausaha di kalangan siswa-siswi.
1.3. Tujuan Usaha
Adapun tujuan usaha ini adalah
1.      Meningkatkan taraf hidup masyarakat
2.      Media penyaluran hobi bercocok tanam yang positive
3.      Melatih kewirausahaan
4.      Melatih kemandirian

1.4. Manfaat Usaha


Adapun manfaat dari usaha ini adalah
1.      Menambah sumber pendapatan
2.      Menciptakan lapangan pekerjaan
3.      Mengatasi polusi pada lingkungan
4.      Mampu memenuhi kebutuhan pasar akan tanaman tersebut
1.5. Deskripsi Usaha
            Jenis usaha yang akan kami lakukan bergerak dibidang budidaya. Dalam hal ini yang kami
budidayakan adalah tanaman sri rejeki, yang kami lakukan dengan beberapa cara misalnya stek.
Kami memilih membudidayakan tanaman karena lebih mudah dan manfaat yang di hasilkannya pun
besar. Serta di kalangan pelajar seperti kami, masih terbilang cukup murah dan tidak membutuhkan
biaya besar dalam proses budidaya awalnya.

BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pra-Produksi
2.1.1 Manfaat Tanaman Sri Rejeki
1.      Menyerap Polutan dari udara
2.      Sebagai lahan bisnis yang sukses
3.      Penghias taman
2.1.2 Sarana dan Teknik Penanaman
Untuk membudidayakan tanaman Sri Rejeki Kami Menggunakan cara pertunasan yaitu
menanam anakan Sri Rejeki yang tumbuh dari induknya. Anakan ini
ditumbuhkambangkan di Polybag sampai siap untuk ditanam dalam pot.
2.1.3 Aspek Produk
1.      Jenis Produk
Produk yang akan diproduksi dan dijual dalam usaha ini adalah Tanaman Sri Rejeki
dalam bentuk bibit siap tanam.
2.       Jumlah produk
Jumlah tanaman yang akan dibudidayakan dalam usaha ini sebanyak 60 tanaman
3.      Waktu Kegiatan dan tempat Produksi
Waktu kegiatan produksi tanaman Sri Rejeki adalah Selama Semester Genap dari
Bulan Januari 2017 sampai Mei 2017. Adapun tempat yang digunakan yaitu
Greenhouse SMA Negeri 5 Kendari
4.      Bahan dan Perlengakapan yang digunakan
Bahan :
Bibit tanaman Sri Rejeki
Perlengkapan :
Ember
Kos Tangan
Sungkup
Polybag
Paku

2.2  Proses Produksi
1.      Penyediaan media tanam
Sri rejeki memiliki preferensi terhadap jenis tanah yang lembab tapi tidak becek. 
Aglaonema umumnya ditanam dalam pot dengan media tanah sekam bakar.  Namun,
Anda juga boleh mencoba media tanam yang lazim dipakai para pecinta sri rejeki di
Thailand, yaitu tanah sekam dicampur sedikit kompos daun dan tambahan choco chips.

Umumnya media yang digunakan terdiri dari komposisi sekam, tanah lempung,
dan pasir malang dengan rasio perbandingan 2:2:1.  Jika bibit Aglaonema yang Anda
miliki masih sangat muda, maka tanamlah bibit tersebut dalam media tanah campuran
sekam bakar, pasir malang, cocopeat, dan dolomite (rasio perbandingan
70:12,5:12,5:5).  Dolomite yang merupakan batuan pasir berfungsi sebagai penetralisir
pH.  Untuk siraman pertama, cobalah campuran air dengan hormon, bakterisid, dan
fungisid.  Untuk siraman selanjutnya, silahkan gunakan air biasa.

2.      Teknik penanaman
Alat yang Anda butuhkan dalam menanam sri rejeki adalah; sarung tangan karet,
gunting tanaman, pot, media tanah, dan pupuk.  Sarung tangan karet dapat diganti
dengan plastik.  Penggunaan sarung tangan cukup penting karena getah Aglaonema
dapat saja menyebabkan iritasi pada kulit sensitif.  Langkah pertama yang harus
dilakukan sebelum menanam Aglaonema tentu saja memilih bibit yang baik.  Bibit sri
rejeki yang baik berupa tunas yang memiliki beberapa helai daun muda yang baru
tumbuh.  Pastikan warna tunas daun tersebut hijau muda segar, bukan hijau muda yang
layu.  Jangan lupa juga periksa kondisi perakaran bibit muda Anda.

Jika akar bibit terlalu berantakan, tidak apa untuk memotong / merapikannya
dengan gunting tanaman.  Langkah selanjutnya adalah membelah bibit menjadi empat
bagian agar Anda memiliki banyak Aglaonema.  Langkah ini opsional, tidak wajib, tapi
jika Anda ingin melakukannya maka buat potongan membujur dari bagian batang ke
arah akar, membagi dua bibit Anda.  Kemudian, belah lagi tiap potongan sebelumnya
sehingga Anda mendapatkan 4 belahan bibit.

Setiap belahan harus memiliki bagian batang dan bonggol yang seimbang.  Isi pot yang
telah Anda sediakan dengan media dan pupuk dengan rasio 3:1, campur rata. 
Benamkan bibit Anda hingga hanya sedikit pucuk yang terlihat mencuat di permukaan
tanah.  Siram bibit dengan air, hingga air mengalir dari lubang-lubag di bawah pot
Anda.  Pada minggu-minggu pertama, letakkan pot-pot tersebut di dalam rumah pada
tempat yang teduh, misalnya pada ambang jendela
3.      Teknik Pemeliharaan
Tanaman sri rejeki harus dirawat dengan baik dengan penyiraman teratur pagi dan
sore. Tanahnya tidak boleh dibiarkan terlalu lembap ataupun mengering.
2.3  Aspek Pemasaran
2.3.1 Segmen Pasar
Target Konsumen adalah Seluruh masyarakat di sekitar SMA Negeri 5 Kendari.

2.3.2 Strategi Pemasaran


Dalam menyukseskan usaha Tanaman hias ini, ada beberapa strategi yang kami
gunakan, yaitu :
1.      Menetapkan harga yang relatif murah
2.      Menyediakan tanaman yang subur dan sehat
3.      Tempat penjualan strategis
4.      Memberikan Potongan harga kepada konsumen yang membeli dengan jumlah yang
banyak.
2.3.3 Penetapan Harga Jual
Harga Jual tanaman sri rejeki di Pasaran sekitar Rp 40.000,-/bibit, Namun untuk
menarik konsumen maka kami menetapkan harga jual sebesar Rp 30.000,-/bibit.
2.3.5 Analisis SWOT
1.      Strengt
Memberikan kualitas yang baik
Menyediakan bibit unggul
           Menyediakan tanaman yang inovatif, bervariasi dan mengikuti trend pasaran
Menyediakan paket penjualan dan penyewaan tanaman hias
Menyediakan jasa dekorasi taman dan pembuatan taman
2.      Weakness
Kurangnya link dengan perusahaan besar akan kurang dikenal oleh masyarakat
penggunaan nama di pasaran untuk menarik minat
                     Kurang dalam bentuk financial, modal yang digunakan cukup besar
3.      Opportunity
Peluang usaha yang lain yang dapat dikembangkan selain usaha tanaman hias ini
adalah usaha wisata alam, dapat bekerjasama dengan pihak wisata alam. Sebagai
investor tanaman.
 Peluang lain yang ditawarkan adalah decoration organizer untuk pembuatan taman
atau juga dekarasi taman pernikahan
Penjualan bunga rangkai
4.      4. Threaten
Threaten adalah apa saja yang dapat mengancam dan membahayakan kegiatan
usaha. Berikut ini threaten dari usaha tanaman hias.
Pesaing yang memiliki kerjasama dengan perusahaan besar lain
Fasilitas yang harus dipenuhi

2.3.6  Analisis Usaha
1.      Sumber Modal
Sumber Modal dari usaha ini berasal dari Kas kelompok 1

2.      Biaya
Biaya merupakan sejumlah pengorbanan yang harus dikeluarkan untuk memperoleh
tanaman sri rejeki siap tanam. Biaya yang diperlukan oleh usaha ini yaitu biaya
investasi, biaya tetap, dan biaya tidak tetap.
a.      Biaya Investasi
Paku                                  Rp 5.000,-
Sekop tanah                      Rp 25.000,-
Ember                               Rp 15.000,-
Kos Tangan 5 pasang          Rp 25.000,-

Total                                 Rp 70.000,-
b.      Biaya Tetap
Penyusutan Pertahun sekitar 10%      Rp 8.000,-
Transportasi                                         Rp 10.000,-
Total                                                     Rp 18.000,-

c.       Biaya tidak tetap


Anakan bunga sri rejeki Rp 10.000,-x @60          Rp 600.000,-
Polybag 1 Pack                                                      Rp 10.000,-
Label                                                                     Rp 5.000,-
Sekam                                                                   Rp 10.000,-
Perangsang akar                                                   Rp 5.000,-
Tanah Subur                                                          Rp10.000,-
Total                                                                     Rp 640.000,-

Dengan demikian, total biaya produksi tanaman pucuk merah dengan cara anakan
dapat dhitung sebagi berikut :
Total biaya produksi         = biaya tetap + biaya tidak tetap
                                          Rp 18.000,- + Rp 640.000,
                                          =  Rp 658.000,-

3.      Pendapatan dan keuntungan


Pendapatan :
1 tanaman seharga Rp 30.000,-
60 x Rp 30.000,-          Rp 1.800.000,-

Total Keuntungan
Keuntungan = Pendapatan-Total biaya produksi
                       =  Rp 1.800.00,00 – Rp 658.000,00
                        = Rp 1.142.000,-

2.3.7 Analisis Kelayakan Usaha


1.      Break Even Point
BEP      =        
             = 
            =   21.93 tanaman/produksi
Hasil Perhitungan BEP menunjukkan bahwa produsen akan mencapai titik impas
apabila dapat menjual 21.93 tanaman/produksi seharga Rp 30.000,-
2.      BIC Ratio
BIC       =
            = 
           =  2.74
Perhitungan BIC ratio ini menunjukkan bahwa dari setiap modal yang diusahakan akan
memberikan keuntungan sebesar 2.74 kali lipatnya.
3.      Return Of Investment
ROI                  =  x 100 %
                     =  x 100 %
                      = 1,74 %
Hasil perhitungan menunjukkan bahwa dari setiap biaya yang dikeluarkan Rp 100 akan
memberikan keuntungan sebesar 1,74.
4.      Pay Back Period (PBP)
Pay Back Period adalah waktu yang diperhitungkan oleh perusahaanuntuk
mengembalikan modal yang pernah ditanam.

PDP      =  
              =  
     =  3.68 kali tanaman

BAB III
PENUTUP
Tingkatan usaha yang dibahas dalam proposal merupakan usaha kecil dan
menengah yang bergerak dalam bidang penjualan tanaman hias Sri Rejeki. Meskipun
usaha ini termasuk usaha kecil dan menengah namun usaha ini telah membuka
lapangan kerja di daerah sekitar pemasaran baik itu karyawan tetap maupun pekerja
kontrak.Usaha ini ingin mengembangkan usahanya mulai dari peragaman jenis
tanaman, peningkatan mutu barang, peningkatan pelayanan, peningkatan cabang toko
atau perluasan pasar dan peningkatan promosi. Oleh sebab itu usaha ini membutuhkan
modal usaha yang nantinya akan digunakan sebagai pendukung dalam pengembangan
usaha. Dengan modal tersebut insyaAllah usaha ini akan memanfaatkan dengan
seoptimal mungkin dalam pengembangan dan peningkatan usaha. Dengan
peningkatan produktivitas usaha diharapkan dapat membuka lapangan kerja baru dan
menyerap tenaga kerja yang lebih banyak serta dapat bersaing dengan para pesaing. 
Tanaman Hias
Supplier Tanaman Hias merupakan salah satu aplikasi penjual tanaman hias secara online.
Aplikasi ini  dibuat dengan tujuan untuk membantu masyarakat dalam menyediakan berbagai
jenis tanaman hias.
Tanaman Hias Bunga Mawar

Tanaman Hias Bunga Krisan


A. Latar Belakang
Perkembangan teknologi informasi memang telah menjadi kebutuhan dihampir semua
aspek kehidupan, hal ini ditandai dengan berkembangnya penggunaan komputer dan internet di
berbagai bidang, seiring dengan berjalannya waktu, peradaban manusia yang semakin tinggi
serta teknologi yang terus berkembang menuntut kita untuk terus maju. Salah satunya adalah
dalam bidang perdagangan. Teknologi yang canggih ini memungkinkan kita untuk menembus
batas jarak, ruang dan waktu. Terobosan ini membuat kita dapat melakukan bisnis melalui dunia
internet. Salah satu contoh adalah penjualan produk secara online melalui internet.
Hingga saat ini ada banyak situs-situs yang menyediakan jasa penjualan secara online,
seperti zalora.com, berniaga.com, olx.co.id, kutubuku.com, dan sebagainya. Dalam bisnis ini,
dukungan dan pelayanan terhadap konsumen menggunakan website, e-mail, BlackBerry
Messenger, Facebook, dsb. Dan dalam perkembangan zaman saat ini, fenomena jual beli online
ini sangat menjamur di tengah-tengah kehidupan kita sehari-hari.
E-commerce merupakan sistem baru bagi pelaku bisnis untuk memanfaatkan teknologi
agar lebih efektif dan efisien dalam bertransaksi secara online dengan website sebagai medianya.
E-commerce bukan sekedar mekanisme menjual barang atau jasa tapi merupakan transformasi
bisnis yang mengubah cara perusahaan dalam melakukan aktifitasnya misalnya dalam bidang
pertanian.Salah satu srategi yang dapat meningkatkan penghasilan adalah melalui internet.
Melalui jaringan internet para pelaku bisnis dapat melakukan transaksi bisnisnya secara online
kapanpun dan dimanapun.
Keuntungan melakukan transaksi dari jaringan internet diantaranya hemat waktu, hemat
tenaga dan hemat biaya. Oleh karena itu keuntungan inilah maka pengguna bisnis online diyakini
akan terus berkembang baik dari segi jangkauan maupun pemakaiannya.
Melihat permasalahan tersebut, penulis mencoba membangun sebuah toko online
berbasis web dengan nama Supplier Tanaman Hias yang menjual berbagai macam tanaman
hias. Dengan adanya toko online berbasis web ini diharapkan dapat memberikan kemudahan
khususnya bagi para pecinta tanaman hias.

B. Potensi Pasar
Tanaman hias tentu akan membuat setiap yang memandangnya akan suka dan bahagia.
Daya tarik tanaman hias memang terpikat akan keindahan yang disuguhkannya. Hampir di tiap-
tiap rumah selalu dipenuhi tanaman hias agar yang menghuninya kerasan dan betah. Keindahan
rumah memang akan terasa lengkap dengan adanya tanaman hias. Tanaman hias sendiri
mencakup semua tumbuhan baik berupa pohon, merambat, terna, perdu atau semak.  Jumlah
pecinta tanaman hias memang jumlahnya sangat meningkat dari waktu ke waktu. Sepertihalnya
di Indonesia yang dari ke hari banyak yang mencari tanaman hias. Hal inipun menjadikan
peluang usaha tanaman hias menjadi sangat cemerlang. Bisnis tanaman hias memang bukan jenis
baru namun bisnis ini memiliki potensi yang sangat menjanjikan. Usaha tanaman hias bukanlah
jenis bisnis baru namun bisnis ini hingga kini semakin berkembang dan laba yang di dapatkan
makin besar. Makin banyaknya rumah-rumah penduduk dan juga taman kota membuat
permintaan tanaman hias kian tinggi.
C. Strategi Pemasaran Online
Dalam membangun usaha bisnis pastilah dibutuhkan suatu produk/jasa yang ditawarkan.
Selain itu dibutuhkan juga pelanggan yang menggunakan produk/jasa kita. Namun bagaimana
cara atau strategi kita agar bisnis kita mendapat pelanggan yang banyak. Untuk  itu, pertama-
tama kita membutuhkan tips pemasaran bisnis online yang efektif dan efisien yaitu dengan
menggunakan strategi sebagai berikut :
a) Tentukan target pasar, pertama-tama hal yang dapat kita lakukan yaitu menentukan target dari
produk/jasa kita.
b) Membangun/membuat website, langkah kedua yaitu kita bisa membangun website, sehingga
pelanggan tidak hanya mengenal toko kita secara langsung tapi secara online juga.
c) Membuat rencana pemasaran, setelah memiliki website pikirkan bagaimana cara harus
dilakukan agar website kita diketahui oleh orang banyak.
d) Menggunakan jasa digital marketing, untuk masalah pemasaran online kita bisa menggunakan
jasa marketing.
1.      Jenis E-Commerce yang akan digunakan adalah Buisness-to-Consumer (B2C)
B2C adalah jenis e-commerce antara perusahaan dan konsumen akhir. B2C adalah kegiatan
E-businesses dalam pelayanan secara langsung  kepada konsumen melalui barang atau jasa.
Dengan penjualan langsung di internet dan pemesanan dapat langsung dilakukan oleh konsumen
karena biaya sudah tercantum.

2.      Kanal Pemasaran
Untuk kanal pemasaran itu sendiri kita dapat memasarkannya secara langsung, menjual
produk langsung dari produen ke pengguna akhir, atau konsumen.

3.      Media Pemasaran
Untuk media pemasarannya kita bisa menggunakan cara seperti:
Melalui media cetak : brosur, pamphlet.
Melalui media elektronik : Internet, seperti penggunaan media sosial yaitu: WA, FB,
INSTAGRAM, TWITTER, TOKOPEDIA dan lain lain.
Melalui media sales promotion : menawarkan langsung pada konsumen, pendekatan dengan
konsumen.

4.      Promosi yang Disiapkan


Untuk mempromosikan produk adalah dengan menggunakan melalui media cetak seperti brosur
dan pamphlet, melaui media elektronik seperti internet (media sosial), dan melalui media sales
promotion yaitu menawarkan langsung pada konsumen, pendekatan dengan konsumen.

Tanaman Hias lainnya :

Tanaman Hias Bunga Bougenvill


Tanaman Hias Bunga Krokot

Makalah Kewirausahaan Budidaya Tanaman


Hias
Oleh Keyra Decequeen

KATA PENGANTAR
Puji syukur penyusun ucapkan kepada Allah SWT, yang telah memberikan
rahmat dan karunia-Nya sehingga makalah Kewirausahaan Budidaya Tanaman
Hias ini dapat diselesaikan dengan baik. Tidak lupa shalawat dan salam semoga
terlimpahkan kepada Rasulullah Muhammad SAW, keluarganya, sahabatnya,
dan kepada kita selaku umatnya.
Makalah ini kami buat untuk melengkapi tugas mata pelajaran Prakarya
dan Kewirausahaan. Kami ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu dalam penyusunan makalah Kewirausahaan Budidaya Tanaman Hias
ini. Dan kami juga menyadari pentingnya akan sumber bacaan dan referensi
internet yang telah membantu dalam memberikan informasi yang akan menjadi
bahan makalah.
Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
memberikan arahan serta bimbingannya selama ini sehingga penyusunan
makalah dapat dibuat dengan sebaik-baiknya. Kami menyadari masih banyak
kekurangan dalam penulisan makalah Kewirausahaan Budidaya Tanaman Hias
ini sehingga kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun
demi penyempurnaan makalah ini.
Kami mohon maaf jika di dalam makalah ini terdapat banyak kesalahan dan
kekurangan, karena kesempurnaan hanya milik Yang Maha Kuasa yaitu Allah
SWT, dan kekurangan pasti milik kita sebagai manusia. Semoga makalah
Kewirausahaan Budidaya Tanaman Hias ini dapat bermanfaat bagi kita
semuanya.

Indonesia, November 2020

Penyusun

DAFTAR ISI
 KATA PENGANTAR

 DAFTAR ISI

 BAB I PENDAHULUAN

 A. Latar Belakang

 B. Rumusan Masalah

 C. Tujuan Penulisan

 BAB II PEMBAHASAN

 A. Proses Produksi Budidaya Tanaman Hias


 1. Persiapan Lahan atau Media Tanam

 2. Pembibitan

 a. Stek

 b. Perundukan

 c. Penyambungan (Grafting)

 3. Penanaman

 4. Pemupukan

 5. Pemeliharaan

 6. Pengendalian OPT

 7. Panen dan Pascapanen

 B. Perhitungan Harga Budidaya Tanaman Hias

 1. Pendekatan Permintaan dan Penawaran (Supply Demand

Approach)

 2. Pendekatan Biaya (Cost Oriented Approach)

 3. Pendekatan Pasar (Market Approach)

 C. Pemasaran Langsung Budidaya Tanaman Hias

 1. Strategi Pemasaran Langsung

 a. Product (Produk)

 b. Price (Harga)

 c. Place (tempat)
 d. Promotion (Promosi)

 2. Saluran Pemasaran Langsung

 3. Media Promosi Pemasaran Langsung

 a. Pertemuan Rutin

 b. Pameran atau Bazar

 c. Media Sosial

 D. Perumusan Hasil Kegiatan Usaha untuk Budidaya Tanaman Hias

 BAB III PENUTUP

 A. Kesimpulan

 B. Saran

 DAFTAR PUSTAKA

 Download Contoh Makalah Kewirausahaan Budidaya Tanaman Hias.docx

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Budidaya tanaman adalah kegiatan untuk memproduksi tanaman atau
bagian tanaman yang dapat dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan manusia
melalui pengelolaan tanaman dan lingkungan tumbuhnya, seperti tanah, air,
udara, dan cahaya matahari. Dalam budidaya tanaman, hasil yang maksimal
dapat dicapai jika tanaman dipelihara dan lingkungan tumbuh tanaman dapat
dikendalikan dengan baik. Hasil budidaya tanaman dapat dimanfaatkan untuk
memenuhi kebutuhan sendiri atau sebagian dipasarkan sehingga usaha budidaya
tanaman dapat menjadi mata pencaharian masyarakat. Budidaya tanaman harus
dilakukan dengan cara yang baik agar menghasilkan produk budidaya bermutu
sehingga dapat diterima oleh konsumen.
Permintaan masyarakat terhadap produk budidaya tanaman pangan lebih
stabil karena pangan adalah kebutuhan pokok bagi manusia. Tidak demikian
halnya dengan permintaan masyarakat terhadap tanaman hias yang sangat
fluktuatif karena dipengaruhi oleh tingkat pendapatan dan selera konsumen.
Selain itu, sifat tanaman hias merupakan kebutuhan tersier bagi masyarakat.
Karena peningkatan pendapatan perubahan gaya hidup masyarakat
menyebabkan peningkatan permintaan terhadap tanaman hias. Secara umum, di
Indonesia permintaan akan tanaman hias lebih tinggi pada bulan Juli-Desember.
Namun, di luar bulan-bulan tersebut, permintaan tanaman hias tetap ada.
Dalam wirausaha di bidang budidaya hias, harus jeli dalam mendesain
budidaya yang akan dilakukan, terutama ketika memilih jenis tanaman yang
akan dibudidayakan serta merencanakan waktu panen. Dalam memilih jenis
tanaman hias yang akan dibudidayakan, perlu dipertimbangkan selera konsumen
karena konsumen akan menyenangi tanaman hias yang saat itu menjadi
primadona. Perencanaan waktu panen yang tepat berhubungan dengan
pemenuhan kebutuhan konsumen. Permintaan tanaman hias akan meningkat
pada waktu-waktu tertentu, misal pada perayaan hari keagamaan.
Hobi dalam budidaya tanaman dapat dijadikan peluang wirausaha yang
menguntungkan. Wirausaha budidaya tanaman dapat dimulai dari skala
rumahan dengan modal kecil. Wirausaha di bidang budidaya tanaman hias dapat
juga dikombinasikan dengan usaha penyewaan dan pemeliharaan tanaman hias.
Banyak pilihan wirausaha di bidang tanaman hias. Hal penting lainnya yang
harus dipertimbangkan dalam memilih jenis tanaman yang dibudidaya adalah
kesesuaian tanaman hias dengan kondisi lingkungan budidaya akan dilakukan.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah yang akan
dibahas di dalam makalah tentang Kewirausahaan Budidaya Tanaman Hias ini
adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana proses produksi budidaya tanaman hias?
2. Bagaimana perhitungan harga budidaya tanaman hias?
3. Bagaimana cara pemasaran langsung budidaya tanaman hias?
4. Bagaimana perumusan hasil kegiatan usaha untuk budidaya tanaman
hias?
C. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan dalam penulisan makalah tentang Kewirausahaan Budidaya
Tanaman Hias ini adalah sebagai berikut:
1. Menghayati bahwa begitu banyak keanekaragaman tanaman hias di
Indonesia, setiap daerah mempunyai ciri dan cita rasa yang khas.
2. Menghayati, percaya diri, tanggung jawab, kreatif dan inovatif dalam
membuat analisis kebutuhan akan adanya teknologi produksi yang baik dan
tepat untuk setiap usaha dalam bidang budidaya tanaman hias.
3. Menyajikan simulasi wirausaha budidaya tanaman hias, sesuai dengan
jenis tanaman hias yang ada di daerahnya masing-masing, berdasarkan
analisis keberadaan sumber daya yang ada di lingkungan sekitar.
4. Mengidentifikasi dan memproduksi, budidaya tanaman hias, sesuai
dengan jenis yang ada di daerahnya masing-masing, meliputi: teknik produksi,
perhitungan biaya, sistem pemasaran, model promosi.
5. Mempresentasikan peluang dan perencanaan usaha sesuai pilihan
budidaya tanaman hias yang dipilihnya dengan sungguh-sungguh dan percaya
diri.
6. Pengembangan bisnis budidaya tanaman hias, meliputi teknik produksi,
perhitungan harga, promosi dan pemasaran, sesuai dengan produk yang
dipilihnya.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Proses Produksi Budidaya Tanaman Hias
Secara umum, teknik budidaya tanaman hias hampir sama dengan teknik
budidaya tanaman pangan. Teknik budidaya yang baik menentukan kualitas
produk tanaman hias yang dihasilkan. Sarana produksi yang diperlukan dalam
budidaya tanaman hias hampir sama dengan tanaman pangan. Tanaman pangan
umumnya dibudidayakan dalam lahan yang terhampar, sedangkan tanaman hias
dapat juga dibudidayakan dalam pot atau polybag di tempat terbuka atau
ternaungi di pekarangan.
Media tanam pot dapat berupa tanah yang dicampur dengan pupuk
kandang atau berbagai media tanam siap pakai yang tersedia di toko sarana
produksi pertanian. Berikut adalah bahan untuk budidaya tanaman hias.
1. Benih atau bibit.
2. Media tanam.
3. Zat pengatur tumbuh.
4. Mulsa plastik (plastik penutup media tanam).
5. Sungkup (plastik penutup bunga atau daun).
6. Polybag atau pot.
Secara umum, teknik budidaya tanaman hias hampir sama dengan teknik
budidaya tanaman pangan. Berikut ini adalah teknik budidaya untuk tanaman
hias.
1. Persiapan Lahan atau Media Tanam
Budidaya tanaman hias dapat dilakukan di dalam pot (polybag) atau dalam
hamparan lahan. Persiapan lahan atau media tanam dilakukan untuk
menyediakan media tumbuh yang sesuai untuk setiap tanaman agar dapat
tumbuh dan berkembang dengan baik. Kondisi tanah yang gembur sangat
dibutuhkan untuk budidaya tanaman. Jika diperlukan, lahan tanam dapat diberi
tambahan pupuk kandang. Kadang-kadang, budidaya tanaman hias dilakukan di
tempat yang dinaungi dengan paranet atau plastik.
2. Pembibitan
Persiapan benih atau bibit merupakan hal yang penting dalam budidaya
tanaman hias. Perbanyakan bahan tanaman hias dapat dilakukan melalui
perbanyakan seksual dengan menggunakan biji dan perbanyakan vegetatif
dengan menggunakan organ vegetatif. Perbanyakan seksual dilakukan melalui
biji yang merupakan hasil pembuahan gamet betina oleh gamet jantan yang
didahului oleh penyerbukan. Biji yang akan dijadikan benih sebaiknya dipanen
dari induk yang sehat. Sebelum ditanam, biji disemai terlebih dahulu.
Penyemaian dilakukan di lahan yang berbentuk bedengan. Lahan untuk
persemaian juga harus diolah agar gembur sehingga memudahkan
perkecambahan benih. Persemaian benih dilakukan di tempat yang agak
terlindung dari panas matahari atau dapat diberikan naungan paranet.
Persemaian benih juga dilakukan di bak plastik, tray atau pot plastik. Media
semai yang digunakan adalah tanah yang dicampur dengan pupuk kandang
dengan perbandingan 2: 1 atau dua bagian tanah dan satu bagian pupuk
kandang. Media semai juga dapat diganti dengan media siap pakai yang dibeli di
toko pertanian, seperti arang sekam atau cocopeat. Selama persemaian, media
semai dijaga kelembabannya dengan melakukan penyiraman. Contoh tanaman
hias yang diperbanyak dengan benih adalah Anthurium dan Adenium.
Perbanyakan vegetatif menggunakan organ-organ vegetatif. Keuntungan
perbanyakan vegetatif adalah dapat menghasilkan bibit yang seragam dalam
jumlah banyak. Perbanyakan vegetatif dapat terjadi secara alami maupun
buatan. Perbanyakan vegetatif dapat dengan menggunakan organ akar, batang,
daun, tunas, sulur, dan umbi. Contoh tanaman hias yang membiak secara
vegetatif alami adalah bunga lili, gladiol, dan kanna.
Perbanyakan vegetatif buatan pada tanaman hias dapat dilakukan melalui
stek, perundukan, okulasi, dan penyambungan. Berikut adalah contoh
perbanyakan vegetatif buatan pada tanaman hias.
a. Stek
Perbanyakan dengan menggunakan bagian akar, batang, dan daun. Contoh
tanaman hias yang diperbanyak dengan stek di antaranya adalah cocor bebek,
begonia, sirih, mawar dan puring.
b. Perundukan
Perbanyakan dengan cara merundukkan bagian tanaman ke tanah sehingga
menginduksi munculnya akar. Perundukan dapat dilakukan misalnya pada
tanaman melati dan alamanda.
c. Penyambungan (Grafting)
Penyambungan merupakan penggabungan dua tanaman yang berlainan
sehingga tumbuh menjadi tanaman baru. Contoh tanaman hias yang
diperbanyak dengan penyambungan adalah mawar atau adenium.
3. Penanaman
Penanaman dilakukan jika lahan tanam sudah gembur. Jika terlalu kering,
lahan dapat disiram terlebih dahulu. Penanaman sebaiknya dilakukan pada pagi
hari atau sore hari. Jika diperbanyak dengan benih, benih dapat ditanam
langsung atau disemai terlebih dahulu sehingga tumbuh menjadi bibit siap
tanam. Bibit ditanam dalam lubang tanam dengan ukuran yang sesuai untuk
masing-masing jenis tanaman hias.
4. Pemupukan
Pemupukan adalah penambahan unsur hara untuk mencukupi kebutuhan
tanaman. Pupuk dapat diberikan ke media atau disemprot langsung ke tanaman.
Jenis pupuk yang digunakan bisa berupa pupuk organik atau anorganik.
5. Pemeliharaan
a. Penyulaman, yaitu menanam kembali tanaman yang mati, rusak atau
pertumbuhan tidak normal.
b. Penyiraman, disesuaikan dengan kondisi tanaman. Penyiraman dapat
dilakukan pada pagi atau sore hari. Jika cuaca panas, penyiraman dilakukan
setiap hari.
c. Pembumbunan, dilakukan untuk memperbaiki aerasi tanah (udara dalam
tanah bergantian dengan udara di atmosfer) serta menutup pangkal tanaman
atau bagian tanaman yang berada di dalam tanah.
d. Penyiangan, membersihkan gulma yang mengganggu pertumbuhan
tanaman.
6. Pengendalian OPT
Pengendalian organisme pengganggu dilakukan untuk mencegah
mengendalikan organisme yang mengganggu pertumbuhan, produksi dan
kualitas hasil tanaman. Pengendalian dapat dilakukan dengan menggunakan
pestisida atau secara manual dengan mencabut atau membuang tanaman yang
terserang serta memungut hama pengganggu tanaman. Saat ini sudah banyak
tersedia pestisida alami.
7. Panen dan Pascapanen
Panen dan pascapanen harus dilakukan dengan hati-hati agar kehilangan
hasil dan penurunan kualitas hasil panen dapat dihindari. Panen dilakukan pada
pagi atau sore hari. Pascapanen tanaman hias disesuaikan dengan produk
budidayanya.
a. Tanaman hias daun.
b. Bunga potong.
c. Tanaman dalam pot.
Sebelum memulai kegiatan budidaya, perlu diperhatikan kesesuaian
wilayah untuk tanaman yang akan dibudidayakan. Misalnya, jika memilih
adenium, ketahuilah bahwa adenium sesuai ditanam untuk wilayah dengan
ketinggian maksimal 700 m dpl dengan suhu 25-30 oC. Adenium lebih senang
hidup di lingkungan panas, kering dan bersuhu tinggi. Adenium memerlukan
sinar matahari langsung sekitar 5-12 jam per hari untuk pertumbuhan batang,
memunculkan bunga, dan memicu pertumbuhan akar dan membuat cabang
menjadi besar dan kokoh.
Pertimbangan lain dalam merancang budidaya tanaman hias adalah
lamanya masa tanam, dari tahap persiapan lahan atau medium hingga panen,
pasar sasaran ke mana produk hasil panen tersebut akan dijual, atau peluang
trend produk hasil budidaya tanaman hias. Adanya trend pasar yang meningkat
terhadap tanaman hias jenis daun, akan membuka peluang budidaya tanaman
hias daun.
Keputusan pemilihan jenis tanaman yang akan dibudidaya dibuat setelah
dilakukan penelitian tentang kondisi tanah, iklim, potensi tanaman hias di
daerah tersebut, peluang pasar dan peluang pengolahannya. Tahap selanjutnya
adalah membuat rancangan proses budidaya yang akan dilakukan, dimulai
dengan persiapan lahan hingga panen. Buatlah perancangan secara mendetail
meliputi waktu, sarana dan proses yang harus dilakukan.
Pelaksanaan budidaya tanaman hias dilakukan sesuai dengan rencana yang
telah dibuat. Lakukan pengamatan dan pencatatan secara berkala tentang proses
pertumbuhan tanaman. Lakukan pula evaluasi pada setiap tahapan hingga
panen. Hasil evaluasi dapat digunakan untuk perbaikan perancangan budidaya
berikutnya.
Produk hasil budidaya tanaman hias dapat dikelompokkan sebagai tanaman
hias pot (pot plant) dan tanaman hias potong (cut flower). berupa daun dan
bunga, tanaman hias taman, serta bunga tabur dan bunga ronce, hias daun dan
tanaman hias bunga. Pengemasan produk hasil budidaya tanaman hias dapat
memengaruhi kehilangan hasil dan stabilitas produk selama pengangkutan
maupun dalam pemasaran. Pengemasan juga memiliki tujuan untuk
meningkatkan nilai tambah produk hasil budidaya tanaman hias. Pemilihan
kemasan yang sesuai dengan produk budidaya tanaman hias menjadi sangat
penting. Misalnya, untuk tanaman hias dalam pot, penggunaan pot menarik dan
sesuai dengan selera konsumen akan meningkatkan nilai jual produk.
Penggunaan kemasan kertas atau plastik pada bunga potong
mempertahankan kualitas produk. Pengemasan bunga potong untuk pengiriman
jarang jauh harus dapat memastikan bunga dalam keadaan segar setibanya di
tempat. Cara yang biasa digunakan adalah memasukkan pangkal tangkai bunga
potongan ke dalam tube berisi cairan pengawet atau dibungkus dengan kapas
kemudian dimasukkan ke dalam kantong plastik berisi cairan pengawet, lalu
dikemas dalam kotak karton atau kemasan lain yang sesuai. Bunga melati untuk
tujuan ekspor, setelah disortir, direndam di dalam air es agar keras, tampak
bersih dan segar lalu dikemas dengan kotak styrofoam untuk mempertahankan
suhu yang sejuk. Pada bagian luar kemasan, diberi keterangan nama barang atau
varietas bunga, jenis mutu (grade), nama atau kode produsen atau eksportir,
jumlah isi, negara atau tempat tujuan dan produksi Indonesia.
B. Perhitungan Harga Budidaya Tanaman Hias
Perencanaan bisnis yang baik sangat diperlukan agar usaha yang dijalankan
bisa berhasil dengan baik. Dimulai dengan pencarian ide, penentuan jenis usaha,
lokasi usaha, kapan memulai usaha, target pasar, sampai strategi pemasarannya.
Satu hal yang juga tidak kalah penting adalah masalah pengelolaan keuangan,
termasuk di dalamnya perhitungan dari besaran biaya investasi dan operasional,
sampai ketemu harga pokok produksinya, kemudian penentuan besaran margin,
sehingga bisa ditentukan berapa harga jualnya.
Perhitungan biaya produksi produk pada dasarnya sama untuk jenis apa
pun, begitu pula dengan budidaya tanaman hias. Hanya sedikit perbedaannya.
Biasanya kalau budidaya tanaman hias pengambilan marginnya lebih besar
karena biaya operasional dan risikonya juga lebih besar. Biaya yang harus
dimasukkan ke dalam perhitungan penentuan harga pokok produksi yaitu biaya
investasi, biaya tetap (listrik, air, penyusutan alat atau gedung, dll), serta biaya
tidak tetap (bahan baku, tenaga kerja dan overhead). Biaya bahan baku adalah
biaya yang dikeluarkan untuk membeli bahan baku, baik bahan baku utama,
bahan tambahan maupun bahan kemasan.
Semua biaya tersebut adalah komponen yang akan menentukan harga
pokok produksi suatu produk. Kuantitas produk sangat memengaruhi harga
pokok produksi, semakin besar kuantitasnya maka efisiensi akan semakin bisa
ditekan, dan harga pokok produksi yang didapatkan akan makin kecil.
Harga Pokok Produksi (HPP) dihitung dari jumlah biaya yang dikeluarkan
untuk memproduksi sejumlah produk. Penetapan Harga Jual Produk (HJP)
diawali dengan penetapan HPP atau unit dari setiap produk yang dibuat. HPP
atau unit adalah HPP dibagi dengan jumlah produk yang dihasilkan. Misalnya,
pada satu kali produksi tanaman hias dengan HPP Rp.3.000.000,- dihasilkan
6.000 tangkai bunga, HPP atau tangkai adalah Rp.3.000.000,- dibagi dengan
6.000 yaitu Rp 500,-. Harga jual adalah HPP ditambah dengan laba yang
diinginkan. Jika misalnya ditentukan margin keuntungan 100%, harga jualnya
adalah HPP + 0,5 (HPP), jadi harga jualnya adalah Rp1.000,- per tangkai bunga.
Metode Penetapan Harga Produk secara teori dapat dilakukan dengan tiga
pendekatan, berikut.
1. Pendekatan Permintaan dan Penawaran (Supply Demand Approach)
Dari tingkat permintaan dan penawaran yang ada ditentukan harga
keseimbangan (equilibrium price) dengan cara mencari harga yang mampu
dibayar konsumen dan harga yang diterima produsen sehingga terbentuk jumlah
yang diminta sama dengan jumlah yang ditawarkan.\
2. Pendekatan Biaya (Cost Oriented Approach)
Menentukan harga dengan cara menghitung biaya yang dikeluarkan
produsen dengan tingkat keuntungan yang diinginkan baik dengan markup
pricing dan break even analysis.
3. Pendekatan Pasar (Market Approach)
Merumuskan harga untuk produk yang dipasarkan dengan cara menghitung
variabel-variabel yang memengaruhi pasar dan harga seperti situasi dan kondisi
politik, persaingan, sosial budaya, dan lain-lain.
Setelah dapat ditentukan harga pokok produksi (HPP), bisa ditentukan
harga jual. Harga jual ini ditentukan dengan mempertimbangkan juga harga
kompetitor dan besaran margin yang ingin diraih oleh perusahaan. Harga jual
produk adalah sejumlah harga yang dibebankan kepada konsumen yang dihitung
dari biaya produksi dan biaya lain di luar produksi seperti biaya distribusi dan
promosi.
C. Pemasaran Langsung Budidaya Tanaman Hias
1. Strategi Pemasaran Langsung
Pemasaran merupakan salah satu faktor yang sangat penting untuk
mencapai tujuan usaha dalam rangka mendapatkan laba yang direncanakan.
Beberapa faktor yang harus diperhatikan dalam menjalankan kegiatan
pemasaran suatu produk antara lain jenis produk, persaingan produk, kebutuhan
pasar, tujuan pemasaran dan hal lain yang berhubungan dengan produk itu
sendiri seperti: harga jual, kualitas dan kemasannya. Perlu dilakukan strategi
yang tepat untuk menunjang keberhasilan pemasaran produk. Salah satu strategi
pemasaran yang bisa digunakan untuk produk makanan awetan dari bahan
hewan adalah 4P, yaitu product (produk), price (harga), place (tempat),
dan promotion (promosi).
a. Product (Produk)
Beberapa hal yang penting diperhatikan mengenai produk adalah:
 Kualitas yang mampu menjawab dan memuaskan keinginan konsumen.
 Kuantitas yang sanggup memenuhi kebutuhan pasar.
 Penciptaan produk baru yang inovatif sesuai keinginan konsumen.
 Penciptaan nilai tambah pada produk.
 Penciptaan produk yang mempunyai daur hidup (life cycle) panjang
(jangan cuma booming sesaat).
Pengembangan produk budidaya tanaman hias yang telah diperkenalkan,
adalah untuk menjawab beberapa hal tersebut di atas. Perbaikan kualitas produk
yang mempunyai daya simpan lebih lama, serta kemasannya yang lebih baik
diharapkan dapat menjadi produk tanaman hias yang lebih baik dan banyak
diminati oleh konsumen.
b. Price (Harga)
Pada penetapan harga produk, beberapa hal yang perlu dipertimbangkan di
antaranya, yaitu:
 Mempertimbangkan harga pokok produksi.
 Menyesuaikan harga produk dengan pasar yang kita bidik.
 Melakukan perbandingan harga dengan produk sejenis yang sudah ada di
pasar.
c. Place (tempat)
Beberapa pertimbangan dalam penetapan tempat menjual produk bisa
dilakukan sebagai berikut:
 Lokasi penjualan sebaiknya yang mudah dijangkau konsumen.
 Lokasi penjualan yang memiliki fasilitas yang memuaskan konsumen.
 Lokasi yang mempunyai nilai tambah: ada arena bermain anak dan
keluarga, suasana belanja dan bertamasya, konsep “one stop shopping”.
d. Promotion (Promosi)
Beberapa saluran promosi yang bisa digunakan dalam membantu
meningkatkan penjualan produk, bisa melalui media sosial, blog atau website.
Juga bisa dengan mengikuti bazar-bazar yang banyak dilakukan berbagai
instansi atau organisasi di lingkungan sekitar.
2. Saluran Pemasaran Langsung
Bentuk pemasaran bisa langsung atau tidak langsung, disesuaikan
kebutuhan dan kondisi. Pemasaran langsung menurut Direct Marketing
Association adalah sistem pemasaran interaktif yang menggunakan satu atau
lebih media iklan untuk menghasilkan tanggapan atau transaksi yang dapat
diukur pada suatu lokasi. Pemasaran langsung biasanya menggunakan saluran
langsung ke konsumen (consumer direct) untuk menjangkau dan menyerahkan
barang dan jasa kepada pelanggan tanpa menggunakan perantara pemasaran.
Pemasaran langsung untuk produk budidaya tanaman hias dapat
menggunakan berbagai saluran untuk menjangkau calon pembeli dan pelanggan.
Saluran itu seperti berikut.
a. Penjualan tatap muka, adalah kunjungan penjualan lapangan.
b. Pemasaran surat langsung, terdiri atas pengiriman tawaran,
pemberitahuan, pengingat, atau barang-barang lain kepada seseorang di
alamat tertentu. Pengiriman surat bisa berupa: fax mail, e-mail, dan voice
mail.
c. Pemasaran melalui katalog, terjadi ketika perusahaan mengirimkan satu
atau lebih katalog produk kepada penerima yang terpilih.
d. Telemarketing, menggambarkan penggunaan operator telepon untuk
pelanggan baru, untuk berkontak dengan pelanggan yang ada guna mengetahui
dengan pasti level kepuasan pelanggan, atau untuk mengambil pesanan.
e. TV dan media dengan tanggapan langsung antara lain, iklan tanggapan
langsung, saluran belanja di rumah, dan videotxt dan TV interaktif.
f. Pemasaran melalui kios, berupa mesin penerima pesanan pelanggan.
g. Saluran online, saluran terbaru dari pemasaran langsung adalah saluran
elektronik. Istilah perdagangan elektronik (e-commerce) menggambarkan satu
varietas luas dari perangkat lunak atau sistem komputer elektronik, seperti
pengiriman pesanan pembelian kepada pemasok melalui elektronik data
interchange (EDI), penggunaan faks dan e-mail untuk melakukan transaksi;
penggunaan ATM, kartu smart untuk memudahkan pembayaran dan
mendapatkan uang tunai secara digital; dan penggunaan internet dan layanan
online.
3. Media Promosi Pemasaran Langsung
Budidaya tanaman hias tentu memerlukan media yang tepat untuk sarana
promosi produknya. Media promosi yang bisa digunakan untuk pemasaran
produk khas daerah ini di antaranya adalah sebagai berikut.
a. Pertemuan Rutin
Pertemuan rutin pada area paling kecil, misanya RT atau RW atau komplek
perumahan bisa dijadikan media promosi tanaman hias yang efektif. Jadi, bisa
dilakukan izin promosi pada pertemuan tersebut. Pertemuan rutin itu bisa
pertemuan PKK, dharma wanita, arisan, dan lainnya.
b. Pameran atau Bazar
Saat ini banyak sekali diselenggarakan pameran atau bazar, baik oleh
instansi atau departemen tertentu, maupun pihak swasta dan perorangan. Ajang
ini bisa digunakan untuk media promosi tanaman hias yang baik. Biaya yang
dikeluarkan juga biasanya tidak terlalu besar, masih sangat terjangkau oleh skala
usaha kecil dan menengah (UMKM).
c. Media Sosial
Keberadaan media sosial saat ini sudah begitu menjamur, di mana berbagai
kalangan sudah sangat familier dengan Facebook, Twitter, Instagram, dan
lainnya. Hal ini tentu bisa dimanfaatkan untuk media promosi yang efektif dan
efisien.
D. Perumusan Hasil Kegiatan Usaha untuk Budidaya Tanaman Hias
Pemaparan materi tentang wirausaha budidaya tanaman hias, sudah
diberikan dengan lengkap, yang didukung oleh hasil pengerjaan tugas dari setiap
kelompok. Presentasi kelompok akan produk budidaya tanaman hias juga
memberikan khazanah kekayaan keilmuan dan pengalaman pada teman-
temannya di kelompok lain. Setelah melewati rangkaian pembelajaran
sebelumnya, diharapkan semua peserta didik memahami dengan baik apa yang
dimaksud dengan budidaya tanaman hias, dan meyakini peluang akan usaha ini
yang cukup baik.
Setiap kelompok sudah mempunyai produk unggulan yang akan dijadikan
tonggak sejarah memulai masuk dunia wirausaha. Setiap kelompok sudah sangat
mengetahui dan menguasai produknya masing-masing, sudah membuat
perencanaan usahanya dengan baik, sudah memilih sistem pengolahan yang
tepat, dan sudah melakukan perhitungan biaya yang lengkap. Selain itu juga,
setiap kelompok sudah mempunyai strategi pemasaran yang terpilih.
Strategi pemasaran ini tidak bisa dipisahkan dari pemilihan model
distribusi produk karena salah satu bagian penting dari sistem pemasaran
produk. Pemilihan model distribusi produk yang tepat akan sangat menentukan
keberhasilan penjualan produk ke pasaran. Saluran distribusi menjadi bagian
penting dalam proses penyampaian produk dari produsen kepada konsumen
akhir. Sebagus apa pun produknya dan segencar apa pun promosinya, tanpa
pemilihan saluran distribusi yang tepat, tidak akan membuat produk tersebut
bisa sampai pada konsumen dan diterima dengan baik oleh konsumen.
Saluran distribusi terdiri atas beberapa rantai yang saling terkait dan
memengaruhi. Beberapa rantai tersebut antara lain
adalah supplier, manufacturer, distributor dan retailer serta pelanggan. Saat ini,
rantai dan saluran distribusi tidak hanya bertujuan untuk mengurangi biaya,
tetapi lebih dari itu adalah untuk memenuhi kebutuhan pelanggan sehingga bisa
dipastikan produk terdistribusikan dengan baik sampai di tangan konsumen
yang ditargetkan.
Rantai distribusi merupakan suatu jaringan dari organisasi value
chain yang menjalankan fungsi menghubungkan produsen dan konsumen.
Kegiatan yang dilakukan oleh para penyalur ini pada prinsipnya akan
mengurangi hubungan langsung antara produsen dan konsumen, yang secara
tidak langsung juga membagi tugas sehingga masing-masing fokus pada
tugasnya.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Produk budi daya tanaman hias sangat bervariasi sehingga pelaku usaha
budi daya tanaman hias jeli melihat peluang usaha budi daya yang akan
menguntung. Penetapan desain budidaya tanaman hias dapat disesuaikan
dengan target produk budi daya yang akan dihasilkan dan peluang pasar yang
menguntungkan. cara menentukan harga pokok produksi dan harga jual,
komponen tersebut bisa dimasukkan ke dalam sebuah proposal lengkap suatu
usaha, atau biasa disebut proposal bisnis (business plan).
Pengembangan produk budidaya tanaman hias yang telah diperkenalkan,
adalah untuk menjawab beberapa hal tersebut di atas. Perbaikan kualitas produk
yang mempunyai daya simpan lebih lama, serta kemasannya yang lebih baik
diharapkan dapat menjadi produk tanaman hias yang lebih baik dan banyak
diminati oleh konsumen.
Konsep pemasaran langsung adalah konsep yang pertama akan dijalankan,
saat usaha baru dimulai karena pemasaran langsung merupakan model yang
cukup sederhana dan aman, serta tidak membutuhkan waktu dan modal yang
banyak. Perputaran keuangan juga bisa cepat dengan sistem ini karena tidak
terjadi penumpukan tagihan dan administrasi yang rumit. Untuk para pengusaha
pemula, pengaturan keuangan yang baik adalah kunci keberhasilan, agar
keuangan yang terbatas bisa terus berputar. Setelah berkembang, untuk produk
budidaya tanaman hias ini, baru bisa dicobakan sistem pemasaran lainnya,
sehingga jangkauan pasarnya akan semakin luas, dan semakin berkembang.
B. Saran
Budidaya tanaman harus dilakukan dengan cara yang baik agar
menghasilkan produk budidaya bermutu sehingga dapat diterima oleh
konsumen.

DAFTAR PUSTAKA
Assauri. 1990. Manajemen Pemasaran: Dasar, Konsep, dan Strategi. Jakarta:
Rajawali Pers.
Balithi. 2004. Panduan Karakterisasi Anggrek dan Anturium. Departemen
Pertanian. Jakarta: Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian.
Bank Indonesia. 2008. Pola Pembiayaan Usaha Kecil Industri Tanaman Hias.
Jakarta: Bank Indonesia.
Deptan. 2008. Buku Pedoman Budidaya Tanaman Hias yang Baik dan Benar
(Good Agricultural Practices). Direktorat Budidaya Tanaman Hias,
Direktorat Jenderal Hortikultura.
Mattjik, NA. 2010. Budidaya Bunga Potong dan Tanaman Hias. Bogor: IPB
Press.
Tim Primatani Jakarta Barat. 2010. Budidaya Adenium. Jakarta. Departemen
Pertanian
Makalah Kewirausahaan Budidaya Tanaman
Hias
Oleh Keyra Decequeen

KATA PENGANTAR
Puji syukur penyusun ucapkan kepada Allah SWT, yang telah memberikan
rahmat dan karunia-Nya sehingga makalah Kewirausahaan Budidaya Tanaman
Hias ini dapat diselesaikan dengan baik. Tidak lupa shalawat dan salam semoga
terlimpahkan kepada Rasulullah Muhammad SAW, keluarganya, sahabatnya,
dan kepada kita selaku umatnya.
Makalah ini kami buat untuk melengkapi tugas mata pelajaran Prakarya
dan Kewirausahaan. Kami ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu dalam penyusunan makalah Kewirausahaan Budidaya Tanaman Hias
ini. Dan kami juga menyadari pentingnya akan sumber bacaan dan referensi
internet yang telah membantu dalam memberikan informasi yang akan menjadi
bahan makalah.
Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
memberikan arahan serta bimbingannya selama ini sehingga penyusunan
makalah dapat dibuat dengan sebaik-baiknya. Kami menyadari masih banyak
kekurangan dalam penulisan makalah Kewirausahaan Budidaya Tanaman Hias
ini sehingga kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun
demi penyempurnaan makalah ini.
Kami mohon maaf jika di dalam makalah ini terdapat banyak kesalahan dan
kekurangan, karena kesempurnaan hanya milik Yang Maha Kuasa yaitu Allah
SWT, dan kekurangan pasti milik kita sebagai manusia. Semoga makalah
Kewirausahaan Budidaya Tanaman Hias ini dapat bermanfaat bagi kita
semuanya.

Indonesia, November 2020

Penyusun

DAFTAR ISI
 KATA PENGANTAR

 DAFTAR ISI

 BAB I PENDAHULUAN

 A. Latar Belakang

 B. Rumusan Masalah

 C. Tujuan Penulisan

 BAB II PEMBAHASAN

 A. Proses Produksi Budidaya Tanaman Hias

 1. Persiapan Lahan atau Media Tanam

 2. Pembibitan

 a. Stek

 b. Perundukan

 c. Penyambungan (Grafting)

 3. Penanaman
 4. Pemupukan

 5. Pemeliharaan

 6. Pengendalian OPT

 7. Panen dan Pascapanen

 B. Perhitungan Harga Budidaya Tanaman Hias

 1. Pendekatan Permintaan dan Penawaran (Supply Demand

Approach)

 2. Pendekatan Biaya (Cost Oriented Approach)

 3. Pendekatan Pasar (Market Approach)

 C. Pemasaran Langsung Budidaya Tanaman Hias

 1. Strategi Pemasaran Langsung

 a. Product (Produk)

 b. Price (Harga)

 c. Place (tempat)

 d. Promotion (Promosi)

 2. Saluran Pemasaran Langsung

 3. Media Promosi Pemasaran Langsung

 a. Pertemuan Rutin

 b. Pameran atau Bazar

 c. Media Sosial
 D. Perumusan Hasil Kegiatan Usaha untuk Budidaya Tanaman Hias

 BAB III PENUTUP

 A. Kesimpulan

 B. Saran

 DAFTAR PUSTAKA

 Download Contoh Makalah Kewirausahaan Budidaya Tanaman Hias.docx

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Budidaya tanaman adalah kegiatan untuk memproduksi tanaman atau
bagian tanaman yang dapat dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan manusia
melalui pengelolaan tanaman dan lingkungan tumbuhnya, seperti tanah, air,
udara, dan cahaya matahari. Dalam budidaya tanaman, hasil yang maksimal
dapat dicapai jika tanaman dipelihara dan lingkungan tumbuh tanaman dapat
dikendalikan dengan baik. Hasil budidaya tanaman dapat dimanfaatkan untuk
memenuhi kebutuhan sendiri atau sebagian dipasarkan sehingga usaha budidaya
tanaman dapat menjadi mata pencaharian masyarakat. Budidaya tanaman harus
dilakukan dengan cara yang baik agar menghasilkan produk budidaya bermutu
sehingga dapat diterima oleh konsumen.
Permintaan masyarakat terhadap produk budidaya tanaman pangan lebih
stabil karena pangan adalah kebutuhan pokok bagi manusia. Tidak demikian
halnya dengan permintaan masyarakat terhadap tanaman hias yang sangat
fluktuatif karena dipengaruhi oleh tingkat pendapatan dan selera konsumen.
Selain itu, sifat tanaman hias merupakan kebutuhan tersier bagi masyarakat.
Karena peningkatan pendapatan perubahan gaya hidup masyarakat
menyebabkan peningkatan permintaan terhadap tanaman hias. Secara umum, di
Indonesia permintaan akan tanaman hias lebih tinggi pada bulan Juli-Desember.
Namun, di luar bulan-bulan tersebut, permintaan tanaman hias tetap ada.
Dalam wirausaha di bidang budidaya hias, harus jeli dalam mendesain
budidaya yang akan dilakukan, terutama ketika memilih jenis tanaman yang
akan dibudidayakan serta merencanakan waktu panen. Dalam memilih jenis
tanaman hias yang akan dibudidayakan, perlu dipertimbangkan selera konsumen
karena konsumen akan menyenangi tanaman hias yang saat itu menjadi
primadona. Perencanaan waktu panen yang tepat berhubungan dengan
pemenuhan kebutuhan konsumen. Permintaan tanaman hias akan meningkat
pada waktu-waktu tertentu, misal pada perayaan hari keagamaan.
Hobi dalam budidaya tanaman dapat dijadikan peluang wirausaha yang
menguntungkan. Wirausaha budidaya tanaman dapat dimulai dari skala
rumahan dengan modal kecil. Wirausaha di bidang budidaya tanaman hias dapat
juga dikombinasikan dengan usaha penyewaan dan pemeliharaan tanaman hias.
Banyak pilihan wirausaha di bidang tanaman hias. Hal penting lainnya yang
harus dipertimbangkan dalam memilih jenis tanaman yang dibudidaya adalah
kesesuaian tanaman hias dengan kondisi lingkungan budidaya akan dilakukan.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah yang akan
dibahas di dalam makalah tentang Kewirausahaan Budidaya Tanaman Hias ini
adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana proses produksi budidaya tanaman hias?
2. Bagaimana perhitungan harga budidaya tanaman hias?
3. Bagaimana cara pemasaran langsung budidaya tanaman hias?
4. Bagaimana perumusan hasil kegiatan usaha untuk budidaya tanaman
hias?
C. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan dalam penulisan makalah tentang Kewirausahaan Budidaya
Tanaman Hias ini adalah sebagai berikut:
1. Menghayati bahwa begitu banyak keanekaragaman tanaman hias di
Indonesia, setiap daerah mempunyai ciri dan cita rasa yang khas.
2. Menghayati, percaya diri, tanggung jawab, kreatif dan inovatif dalam
membuat analisis kebutuhan akan adanya teknologi produksi yang baik dan
tepat untuk setiap usaha dalam bidang budidaya tanaman hias.
3. Menyajikan simulasi wirausaha budidaya tanaman hias, sesuai dengan
jenis tanaman hias yang ada di daerahnya masing-masing, berdasarkan
analisis keberadaan sumber daya yang ada di lingkungan sekitar.
4. Mengidentifikasi dan memproduksi, budidaya tanaman hias, sesuai
dengan jenis yang ada di daerahnya masing-masing, meliputi: teknik produksi,
perhitungan biaya, sistem pemasaran, model promosi.
5. Mempresentasikan peluang dan perencanaan usaha sesuai pilihan
budidaya tanaman hias yang dipilihnya dengan sungguh-sungguh dan percaya
diri.
6. Pengembangan bisnis budidaya tanaman hias, meliputi teknik produksi,
perhitungan harga, promosi dan pemasaran, sesuai dengan produk yang
dipilihnya.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Proses Produksi Budidaya Tanaman Hias
Secara umum, teknik budidaya tanaman hias hampir sama dengan teknik
budidaya tanaman pangan. Teknik budidaya yang baik menentukan kualitas
produk tanaman hias yang dihasilkan. Sarana produksi yang diperlukan dalam
budidaya tanaman hias hampir sama dengan tanaman pangan. Tanaman pangan
umumnya dibudidayakan dalam lahan yang terhampar, sedangkan tanaman hias
dapat juga dibudidayakan dalam pot atau polybag di tempat terbuka atau
ternaungi di pekarangan.
Media tanam pot dapat berupa tanah yang dicampur dengan pupuk
kandang atau berbagai media tanam siap pakai yang tersedia di toko sarana
produksi pertanian. Berikut adalah bahan untuk budidaya tanaman hias.
1. Benih atau bibit.
2. Media tanam.
3. Zat pengatur tumbuh.
4. Mulsa plastik (plastik penutup media tanam).
5. Sungkup (plastik penutup bunga atau daun).
6. Polybag atau pot.
Secara umum, teknik budidaya tanaman hias hampir sama dengan teknik
budidaya tanaman pangan. Berikut ini adalah teknik budidaya untuk tanaman
hias.
1. Persiapan Lahan atau Media Tanam
Budidaya tanaman hias dapat dilakukan di dalam pot (polybag) atau dalam
hamparan lahan. Persiapan lahan atau media tanam dilakukan untuk
menyediakan media tumbuh yang sesuai untuk setiap tanaman agar dapat
tumbuh dan berkembang dengan baik. Kondisi tanah yang gembur sangat
dibutuhkan untuk budidaya tanaman. Jika diperlukan, lahan tanam dapat diberi
tambahan pupuk kandang. Kadang-kadang, budidaya tanaman hias dilakukan di
tempat yang dinaungi dengan paranet atau plastik.
2. Pembibitan
Persiapan benih atau bibit merupakan hal yang penting dalam budidaya
tanaman hias. Perbanyakan bahan tanaman hias dapat dilakukan melalui
perbanyakan seksual dengan menggunakan biji dan perbanyakan vegetatif
dengan menggunakan organ vegetatif. Perbanyakan seksual dilakukan melalui
biji yang merupakan hasil pembuahan gamet betina oleh gamet jantan yang
didahului oleh penyerbukan. Biji yang akan dijadikan benih sebaiknya dipanen
dari induk yang sehat. Sebelum ditanam, biji disemai terlebih dahulu.
Penyemaian dilakukan di lahan yang berbentuk bedengan. Lahan untuk
persemaian juga harus diolah agar gembur sehingga memudahkan
perkecambahan benih. Persemaian benih dilakukan di tempat yang agak
terlindung dari panas matahari atau dapat diberikan naungan paranet.
Persemaian benih juga dilakukan di bak plastik, tray atau pot plastik. Media
semai yang digunakan adalah tanah yang dicampur dengan pupuk kandang
dengan perbandingan 2: 1 atau dua bagian tanah dan satu bagian pupuk
kandang. Media semai juga dapat diganti dengan media siap pakai yang dibeli di
toko pertanian, seperti arang sekam atau cocopeat. Selama persemaian, media
semai dijaga kelembabannya dengan melakukan penyiraman. Contoh tanaman
hias yang diperbanyak dengan benih adalah Anthurium dan Adenium.
Perbanyakan vegetatif menggunakan organ-organ vegetatif. Keuntungan
perbanyakan vegetatif adalah dapat menghasilkan bibit yang seragam dalam
jumlah banyak. Perbanyakan vegetatif dapat terjadi secara alami maupun
buatan. Perbanyakan vegetatif dapat dengan menggunakan organ akar, batang,
daun, tunas, sulur, dan umbi. Contoh tanaman hias yang membiak secara
vegetatif alami adalah bunga lili, gladiol, dan kanna.
Perbanyakan vegetatif buatan pada tanaman hias dapat dilakukan melalui
stek, perundukan, okulasi, dan penyambungan. Berikut adalah contoh
perbanyakan vegetatif buatan pada tanaman hias.
a. Stek
Perbanyakan dengan menggunakan bagian akar, batang, dan daun. Contoh
tanaman hias yang diperbanyak dengan stek di antaranya adalah cocor bebek,
begonia, sirih, mawar dan puring.
b. Perundukan
Perbanyakan dengan cara merundukkan bagian tanaman ke tanah sehingga
menginduksi munculnya akar. Perundukan dapat dilakukan misalnya pada
tanaman melati dan alamanda.
c. Penyambungan (Grafting)
Penyambungan merupakan penggabungan dua tanaman yang berlainan
sehingga tumbuh menjadi tanaman baru. Contoh tanaman hias yang
diperbanyak dengan penyambungan adalah mawar atau adenium.
3. Penanaman
Penanaman dilakukan jika lahan tanam sudah gembur. Jika terlalu kering,
lahan dapat disiram terlebih dahulu. Penanaman sebaiknya dilakukan pada pagi
hari atau sore hari. Jika diperbanyak dengan benih, benih dapat ditanam
langsung atau disemai terlebih dahulu sehingga tumbuh menjadi bibit siap
tanam. Bibit ditanam dalam lubang tanam dengan ukuran yang sesuai untuk
masing-masing jenis tanaman hias.
4. Pemupukan
Pemupukan adalah penambahan unsur hara untuk mencukupi kebutuhan
tanaman. Pupuk dapat diberikan ke media atau disemprot langsung ke tanaman.
Jenis pupuk yang digunakan bisa berupa pupuk organik atau anorganik.
5. Pemeliharaan
a. Penyulaman, yaitu menanam kembali tanaman yang mati, rusak atau
pertumbuhan tidak normal.
b. Penyiraman, disesuaikan dengan kondisi tanaman. Penyiraman dapat
dilakukan pada pagi atau sore hari. Jika cuaca panas, penyiraman dilakukan
setiap hari.
c. Pembumbunan, dilakukan untuk memperbaiki aerasi tanah (udara dalam
tanah bergantian dengan udara di atmosfer) serta menutup pangkal tanaman
atau bagian tanaman yang berada di dalam tanah.
d. Penyiangan, membersihkan gulma yang mengganggu pertumbuhan
tanaman.
6. Pengendalian OPT
Pengendalian organisme pengganggu dilakukan untuk mencegah
mengendalikan organisme yang mengganggu pertumbuhan, produksi dan
kualitas hasil tanaman. Pengendalian dapat dilakukan dengan menggunakan
pestisida atau secara manual dengan mencabut atau membuang tanaman yang
terserang serta memungut hama pengganggu tanaman. Saat ini sudah banyak
tersedia pestisida alami.
7. Panen dan Pascapanen
Panen dan pascapanen harus dilakukan dengan hati-hati agar kehilangan
hasil dan penurunan kualitas hasil panen dapat dihindari. Panen dilakukan pada
pagi atau sore hari. Pascapanen tanaman hias disesuaikan dengan produk
budidayanya.
a. Tanaman hias daun.
b. Bunga potong.
c. Tanaman dalam pot.
Sebelum memulai kegiatan budidaya, perlu diperhatikan kesesuaian
wilayah untuk tanaman yang akan dibudidayakan. Misalnya, jika memilih
adenium, ketahuilah bahwa adenium sesuai ditanam untuk wilayah dengan
ketinggian maksimal 700 m dpl dengan suhu 25-30 oC. Adenium lebih senang
hidup di lingkungan panas, kering dan bersuhu tinggi. Adenium memerlukan
sinar matahari langsung sekitar 5-12 jam per hari untuk pertumbuhan batang,
memunculkan bunga, dan memicu pertumbuhan akar dan membuat cabang
menjadi besar dan kokoh.
Pertimbangan lain dalam merancang budidaya tanaman hias adalah
lamanya masa tanam, dari tahap persiapan lahan atau medium hingga panen,
pasar sasaran ke mana produk hasil panen tersebut akan dijual, atau peluang
trend produk hasil budidaya tanaman hias. Adanya trend pasar yang meningkat
terhadap tanaman hias jenis daun, akan membuka peluang budidaya tanaman
hias daun.
Keputusan pemilihan jenis tanaman yang akan dibudidaya dibuat setelah
dilakukan penelitian tentang kondisi tanah, iklim, potensi tanaman hias di
daerah tersebut, peluang pasar dan peluang pengolahannya. Tahap selanjutnya
adalah membuat rancangan proses budidaya yang akan dilakukan, dimulai
dengan persiapan lahan hingga panen. Buatlah perancangan secara mendetail
meliputi waktu, sarana dan proses yang harus dilakukan.
Pelaksanaan budidaya tanaman hias dilakukan sesuai dengan rencana yang
telah dibuat. Lakukan pengamatan dan pencatatan secara berkala tentang proses
pertumbuhan tanaman. Lakukan pula evaluasi pada setiap tahapan hingga
panen. Hasil evaluasi dapat digunakan untuk perbaikan perancangan budidaya
berikutnya.
Produk hasil budidaya tanaman hias dapat dikelompokkan sebagai tanaman
hias pot (pot plant) dan tanaman hias potong (cut flower). berupa daun dan
bunga, tanaman hias taman, serta bunga tabur dan bunga ronce, hias daun dan
tanaman hias bunga. Pengemasan produk hasil budidaya tanaman hias dapat
memengaruhi kehilangan hasil dan stabilitas produk selama pengangkutan
maupun dalam pemasaran. Pengemasan juga memiliki tujuan untuk
meningkatkan nilai tambah produk hasil budidaya tanaman hias. Pemilihan
kemasan yang sesuai dengan produk budidaya tanaman hias menjadi sangat
penting. Misalnya, untuk tanaman hias dalam pot, penggunaan pot menarik dan
sesuai dengan selera konsumen akan meningkatkan nilai jual produk.
Penggunaan kemasan kertas atau plastik pada bunga potong
mempertahankan kualitas produk. Pengemasan bunga potong untuk pengiriman
jarang jauh harus dapat memastikan bunga dalam keadaan segar setibanya di
tempat. Cara yang biasa digunakan adalah memasukkan pangkal tangkai bunga
potongan ke dalam tube berisi cairan pengawet atau dibungkus dengan kapas
kemudian dimasukkan ke dalam kantong plastik berisi cairan pengawet, lalu
dikemas dalam kotak karton atau kemasan lain yang sesuai. Bunga melati untuk
tujuan ekspor, setelah disortir, direndam di dalam air es agar keras, tampak
bersih dan segar lalu dikemas dengan kotak styrofoam untuk mempertahankan
suhu yang sejuk. Pada bagian luar kemasan, diberi keterangan nama barang atau
varietas bunga, jenis mutu (grade), nama atau kode produsen atau eksportir,
jumlah isi, negara atau tempat tujuan dan produksi Indonesia.
B. Perhitungan Harga Budidaya Tanaman Hias
Perencanaan bisnis yang baik sangat diperlukan agar usaha yang dijalankan
bisa berhasil dengan baik. Dimulai dengan pencarian ide, penentuan jenis usaha,
lokasi usaha, kapan memulai usaha, target pasar, sampai strategi pemasarannya.
Satu hal yang juga tidak kalah penting adalah masalah pengelolaan keuangan,
termasuk di dalamnya perhitungan dari besaran biaya investasi dan operasional,
sampai ketemu harga pokok produksinya, kemudian penentuan besaran margin,
sehingga bisa ditentukan berapa harga jualnya.
Perhitungan biaya produksi produk pada dasarnya sama untuk jenis apa
pun, begitu pula dengan budidaya tanaman hias. Hanya sedikit perbedaannya.
Biasanya kalau budidaya tanaman hias pengambilan marginnya lebih besar
karena biaya operasional dan risikonya juga lebih besar. Biaya yang harus
dimasukkan ke dalam perhitungan penentuan harga pokok produksi yaitu biaya
investasi, biaya tetap (listrik, air, penyusutan alat atau gedung, dll), serta biaya
tidak tetap (bahan baku, tenaga kerja dan overhead). Biaya bahan baku adalah
biaya yang dikeluarkan untuk membeli bahan baku, baik bahan baku utama,
bahan tambahan maupun bahan kemasan.
Semua biaya tersebut adalah komponen yang akan menentukan harga
pokok produksi suatu produk. Kuantitas produk sangat memengaruhi harga
pokok produksi, semakin besar kuantitasnya maka efisiensi akan semakin bisa
ditekan, dan harga pokok produksi yang didapatkan akan makin kecil.
Harga Pokok Produksi (HPP) dihitung dari jumlah biaya yang dikeluarkan
untuk memproduksi sejumlah produk. Penetapan Harga Jual Produk (HJP)
diawali dengan penetapan HPP atau unit dari setiap produk yang dibuat. HPP
atau unit adalah HPP dibagi dengan jumlah produk yang dihasilkan. Misalnya,
pada satu kali produksi tanaman hias dengan HPP Rp.3.000.000,- dihasilkan
6.000 tangkai bunga, HPP atau tangkai adalah Rp.3.000.000,- dibagi dengan
6.000 yaitu Rp 500,-. Harga jual adalah HPP ditambah dengan laba yang
diinginkan. Jika misalnya ditentukan margin keuntungan 100%, harga jualnya
adalah HPP + 0,5 (HPP), jadi harga jualnya adalah Rp1.000,- per tangkai bunga.
Metode Penetapan Harga Produk secara teori dapat dilakukan dengan tiga
pendekatan, berikut.
1. Pendekatan Permintaan dan Penawaran (Supply Demand Approach)
Dari tingkat permintaan dan penawaran yang ada ditentukan harga
keseimbangan (equilibrium price) dengan cara mencari harga yang mampu
dibayar konsumen dan harga yang diterima produsen sehingga terbentuk jumlah
yang diminta sama dengan jumlah yang ditawarkan.\
2. Pendekatan Biaya (Cost Oriented Approach)
Menentukan harga dengan cara menghitung biaya yang dikeluarkan
produsen dengan tingkat keuntungan yang diinginkan baik dengan markup
pricing dan break even analysis.
3. Pendekatan Pasar (Market Approach)
Merumuskan harga untuk produk yang dipasarkan dengan cara menghitung
variabel-variabel yang memengaruhi pasar dan harga seperti situasi dan kondisi
politik, persaingan, sosial budaya, dan lain-lain.
Setelah dapat ditentukan harga pokok produksi (HPP), bisa ditentukan
harga jual. Harga jual ini ditentukan dengan mempertimbangkan juga harga
kompetitor dan besaran margin yang ingin diraih oleh perusahaan. Harga jual
produk adalah sejumlah harga yang dibebankan kepada konsumen yang dihitung
dari biaya produksi dan biaya lain di luar produksi seperti biaya distribusi dan
promosi.
C. Pemasaran Langsung Budidaya Tanaman Hias
1. Strategi Pemasaran Langsung
Pemasaran merupakan salah satu faktor yang sangat penting untuk
mencapai tujuan usaha dalam rangka mendapatkan laba yang direncanakan.
Beberapa faktor yang harus diperhatikan dalam menjalankan kegiatan
pemasaran suatu produk antara lain jenis produk, persaingan produk, kebutuhan
pasar, tujuan pemasaran dan hal lain yang berhubungan dengan produk itu
sendiri seperti: harga jual, kualitas dan kemasannya. Perlu dilakukan strategi
yang tepat untuk menunjang keberhasilan pemasaran produk. Salah satu strategi
pemasaran yang bisa digunakan untuk produk makanan awetan dari bahan
hewan adalah 4P, yaitu product (produk), price (harga), place (tempat),
dan promotion (promosi).
a. Product (Produk)
Beberapa hal yang penting diperhatikan mengenai produk adalah:
 Kualitas yang mampu menjawab dan memuaskan keinginan konsumen.
 Kuantitas yang sanggup memenuhi kebutuhan pasar.
 Penciptaan produk baru yang inovatif sesuai keinginan konsumen.
 Penciptaan nilai tambah pada produk.
 Penciptaan produk yang mempunyai daur hidup (life cycle) panjang
(jangan cuma booming sesaat).
Pengembangan produk budidaya tanaman hias yang telah diperkenalkan,
adalah untuk menjawab beberapa hal tersebut di atas. Perbaikan kualitas produk
yang mempunyai daya simpan lebih lama, serta kemasannya yang lebih baik
diharapkan dapat menjadi produk tanaman hias yang lebih baik dan banyak
diminati oleh konsumen.
b. Price (Harga)
Pada penetapan harga produk, beberapa hal yang perlu dipertimbangkan di
antaranya, yaitu:
 Mempertimbangkan harga pokok produksi.
 Menyesuaikan harga produk dengan pasar yang kita bidik.
 Melakukan perbandingan harga dengan produk sejenis yang sudah ada di
pasar.
c. Place (tempat)
Beberapa pertimbangan dalam penetapan tempat menjual produk bisa
dilakukan sebagai berikut:
 Lokasi penjualan sebaiknya yang mudah dijangkau konsumen.
 Lokasi penjualan yang memiliki fasilitas yang memuaskan konsumen.
 Lokasi yang mempunyai nilai tambah: ada arena bermain anak dan
keluarga, suasana belanja dan bertamasya, konsep “one stop shopping”.
d. Promotion (Promosi)
Beberapa saluran promosi yang bisa digunakan dalam membantu
meningkatkan penjualan produk, bisa melalui media sosial, blog atau website.
Juga bisa dengan mengikuti bazar-bazar yang banyak dilakukan berbagai
instansi atau organisasi di lingkungan sekitar.
2. Saluran Pemasaran Langsung
Bentuk pemasaran bisa langsung atau tidak langsung, disesuaikan
kebutuhan dan kondisi. Pemasaran langsung menurut Direct Marketing
Association adalah sistem pemasaran interaktif yang menggunakan satu atau
lebih media iklan untuk menghasilkan tanggapan atau transaksi yang dapat
diukur pada suatu lokasi. Pemasaran langsung biasanya menggunakan saluran
langsung ke konsumen (consumer direct) untuk menjangkau dan menyerahkan
barang dan jasa kepada pelanggan tanpa menggunakan perantara pemasaran.
Pemasaran langsung untuk produk budidaya tanaman hias dapat
menggunakan berbagai saluran untuk menjangkau calon pembeli dan pelanggan.
Saluran itu seperti berikut.
a. Penjualan tatap muka, adalah kunjungan penjualan lapangan.
b. Pemasaran surat langsung, terdiri atas pengiriman tawaran,
pemberitahuan, pengingat, atau barang-barang lain kepada seseorang di
alamat tertentu. Pengiriman surat bisa berupa: fax mail, e-mail, dan voice
mail.
c. Pemasaran melalui katalog, terjadi ketika perusahaan mengirimkan satu
atau lebih katalog produk kepada penerima yang terpilih.
d. Telemarketing, menggambarkan penggunaan operator telepon untuk
pelanggan baru, untuk berkontak dengan pelanggan yang ada guna mengetahui
dengan pasti level kepuasan pelanggan, atau untuk mengambil pesanan.
e. TV dan media dengan tanggapan langsung antara lain, iklan tanggapan
langsung, saluran belanja di rumah, dan videotxt dan TV interaktif.
f. Pemasaran melalui kios, berupa mesin penerima pesanan pelanggan.
g. Saluran online, saluran terbaru dari pemasaran langsung adalah saluran
elektronik. Istilah perdagangan elektronik (e-commerce) menggambarkan satu
varietas luas dari perangkat lunak atau sistem komputer elektronik, seperti
pengiriman pesanan pembelian kepada pemasok melalui elektronik data
interchange (EDI), penggunaan faks dan e-mail untuk melakukan transaksi;
penggunaan ATM, kartu smart untuk memudahkan pembayaran dan
mendapatkan uang tunai secara digital; dan penggunaan internet dan layanan
online.
3. Media Promosi Pemasaran Langsung
Budidaya tanaman hias tentu memerlukan media yang tepat untuk sarana
promosi produknya. Media promosi yang bisa digunakan untuk pemasaran
produk khas daerah ini di antaranya adalah sebagai berikut.
a. Pertemuan Rutin
Pertemuan rutin pada area paling kecil, misanya RT atau RW atau komplek
perumahan bisa dijadikan media promosi tanaman hias yang efektif. Jadi, bisa
dilakukan izin promosi pada pertemuan tersebut. Pertemuan rutin itu bisa
pertemuan PKK, dharma wanita, arisan, dan lainnya.
b. Pameran atau Bazar
Saat ini banyak sekali diselenggarakan pameran atau bazar, baik oleh
instansi atau departemen tertentu, maupun pihak swasta dan perorangan. Ajang
ini bisa digunakan untuk media promosi tanaman hias yang baik. Biaya yang
dikeluarkan juga biasanya tidak terlalu besar, masih sangat terjangkau oleh skala
usaha kecil dan menengah (UMKM).
c. Media Sosial
Keberadaan media sosial saat ini sudah begitu menjamur, di mana berbagai
kalangan sudah sangat familier dengan Facebook, Twitter, Instagram, dan
lainnya. Hal ini tentu bisa dimanfaatkan untuk media promosi yang efektif dan
efisien.
D. Perumusan Hasil Kegiatan Usaha untuk Budidaya Tanaman Hias
Pemaparan materi tentang wirausaha budidaya tanaman hias, sudah
diberikan dengan lengkap, yang didukung oleh hasil pengerjaan tugas dari setiap
kelompok. Presentasi kelompok akan produk budidaya tanaman hias juga
memberikan khazanah kekayaan keilmuan dan pengalaman pada teman-
temannya di kelompok lain. Setelah melewati rangkaian pembelajaran
sebelumnya, diharapkan semua peserta didik memahami dengan baik apa yang
dimaksud dengan budidaya tanaman hias, dan meyakini peluang akan usaha ini
yang cukup baik.
Setiap kelompok sudah mempunyai produk unggulan yang akan dijadikan
tonggak sejarah memulai masuk dunia wirausaha. Setiap kelompok sudah sangat
mengetahui dan menguasai produknya masing-masing, sudah membuat
perencanaan usahanya dengan baik, sudah memilih sistem pengolahan yang
tepat, dan sudah melakukan perhitungan biaya yang lengkap. Selain itu juga,
setiap kelompok sudah mempunyai strategi pemasaran yang terpilih.
Strategi pemasaran ini tidak bisa dipisahkan dari pemilihan model
distribusi produk karena salah satu bagian penting dari sistem pemasaran
produk. Pemilihan model distribusi produk yang tepat akan sangat menentukan
keberhasilan penjualan produk ke pasaran. Saluran distribusi menjadi bagian
penting dalam proses penyampaian produk dari produsen kepada konsumen
akhir. Sebagus apa pun produknya dan segencar apa pun promosinya, tanpa
pemilihan saluran distribusi yang tepat, tidak akan membuat produk tersebut
bisa sampai pada konsumen dan diterima dengan baik oleh konsumen.
Saluran distribusi terdiri atas beberapa rantai yang saling terkait dan
memengaruhi. Beberapa rantai tersebut antara lain
adalah supplier, manufacturer, distributor dan retailer serta pelanggan. Saat ini,
rantai dan saluran distribusi tidak hanya bertujuan untuk mengurangi biaya,
tetapi lebih dari itu adalah untuk memenuhi kebutuhan pelanggan sehingga bisa
dipastikan produk terdistribusikan dengan baik sampai di tangan konsumen
yang ditargetkan.
Rantai distribusi merupakan suatu jaringan dari organisasi value
chain yang menjalankan fungsi menghubungkan produsen dan konsumen.
Kegiatan yang dilakukan oleh para penyalur ini pada prinsipnya akan
mengurangi hubungan langsung antara produsen dan konsumen, yang secara
tidak langsung juga membagi tugas sehingga masing-masing fokus pada
tugasnya.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Produk budi daya tanaman hias sangat bervariasi sehingga pelaku usaha
budi daya tanaman hias jeli melihat peluang usaha budi daya yang akan
menguntung. Penetapan desain budidaya tanaman hias dapat disesuaikan
dengan target produk budi daya yang akan dihasilkan dan peluang pasar yang
menguntungkan. cara menentukan harga pokok produksi dan harga jual,
komponen tersebut bisa dimasukkan ke dalam sebuah proposal lengkap suatu
usaha, atau biasa disebut proposal bisnis (business plan).
Pengembangan produk budidaya tanaman hias yang telah diperkenalkan,
adalah untuk menjawab beberapa hal tersebut di atas. Perbaikan kualitas produk
yang mempunyai daya simpan lebih lama, serta kemasannya yang lebih baik
diharapkan dapat menjadi produk tanaman hias yang lebih baik dan banyak
diminati oleh konsumen.
Konsep pemasaran langsung adalah konsep yang pertama akan dijalankan,
saat usaha baru dimulai karena pemasaran langsung merupakan model yang
cukup sederhana dan aman, serta tidak membutuhkan waktu dan modal yang
banyak. Perputaran keuangan juga bisa cepat dengan sistem ini karena tidak
terjadi penumpukan tagihan dan administrasi yang rumit. Untuk para pengusaha
pemula, pengaturan keuangan yang baik adalah kunci keberhasilan, agar
keuangan yang terbatas bisa terus berputar. Setelah berkembang, untuk produk
budidaya tanaman hias ini, baru bisa dicobakan sistem pemasaran lainnya,
sehingga jangkauan pasarnya akan semakin luas, dan semakin berkembang.
B. Saran
Budidaya tanaman harus dilakukan dengan cara yang baik agar
menghasilkan produk budidaya bermutu sehingga dapat diterima oleh
konsumen.

DAFTAR PUSTAKA
Assauri. 1990. Manajemen Pemasaran: Dasar, Konsep, dan Strategi. Jakarta:
Rajawali Pers.
Balithi. 2004. Panduan Karakterisasi Anggrek dan Anturium. Departemen
Pertanian. Jakarta: Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian.
Bank Indonesia. 2008. Pola Pembiayaan Usaha Kecil Industri Tanaman Hias.
Jakarta: Bank Indonesia.
Deptan. 2008. Buku Pedoman Budidaya Tanaman Hias yang Baik dan Benar
(Good Agricultural Practices). Direktorat Budidaya Tanaman Hias,
Direktorat Jenderal Hortikultura.
Mattjik, NA. 2010. Budidaya Bunga Potong dan Tanaman Hias. Bogor: IPB
Press.
Tim Primatani Jakarta Barat. 2010. Budidaya Adenium. Jakarta. Departemen
Pertanian

1  Bisnis tanaman hias meliputi :


1. Bunga Potong2. Tanaman Pot3. Tanaman Lanskap

2  Bunga potong : Anggrek, Gladiol, Mawar, Aster, Chrysan, Dahlia,


Anyelir,Gerbera,Anthurium,Amarylis,Lily,Gladiol,Aster,Dahlia,Sedap malam.

3  Tanaman hias : Masalah budidaya : Kepuasan rohani Konsumsi fisik


Bahan baku industriMasalah budidaya :Tanaman introduksi dari daerah musimanMasih banyak
yang menganggap kebutuhan sampinganPetani masih mengusahakan sebagai tanaman
selaKonstruksi rumah kaca yang tepat untuk daerah tropik masih perlu penelitianInvestasi yang
mahal

4  Industri bunga komoditi pokok


komoditi penunjangKomoditi pokok bunga potongtanaman potKomoditi penunjang bibitStandar
kebutuhan pasar :Volume, jenis, kualitas, konsistensi, kontinuitas penyediaan, transportasiKondisi
pasar :Volume output, sesuai dengan jenis, harga penjualan, lokasi, komoditi terkait, organisasi
pasar, fasilitas, hukum, promosi

5  Pusat penanganan : Jenis tanaman :


Cipanas, Lembang, Sukabumi, Malang, Bengkulu, Bukittinggi, dan BrastagiJenis tanaman :Rosa,
Dianthus, Chrysanthemum, Anthurium, Gladiolus, Sedap malam, Amarylis, Gerbera, Heliconia

6  Sasaran negara yang dipasok :


Singapura, Brunei, Malaysia, Filipina, dan Timur TengahSaingan berat :Thailand, Taiwan,
Singapura, dan IsraelKonsumsi terbesar di dunia :Jerman, Amerika Serikat, dan PerancisPemasok
terbesar di dunia :Belanda dan Colombia

7  Pengairan : Penggunaan jenis air :


Manual dengan springkle, drip system, dan pengkabutan.Penggunaan jenis air :Air PAM, sumur,
kali, selokan, hujan tadahan.Waktu/frekuensi penyiraman dan volume semprot

8  Proteksi terhadap hama dan penyakit :


Tehnik penggunaan pestisidaBiopestisidaMasalah tanaman introduksi pembawapatogen :Resistensi
dan kepekaanBebas virus tahan cendawan
9  Masalah tanah pegunungan :
Tehnik pemupukan :Pupuk daun, pupuk lepas terkendali, pupuk organik, biofertilizer, drip
systemMasalah tanah pegunungan :Sangat masam Al, Fe, Mn tinggikahat unsur mikrokahat K, Ca,
MgBatuan Alovan Fiksasi fosfat

10  Bentuk usaha skala pembibitan


Masalah utama :Penyediaan bibitManipulasi lingkunganPenanganan pasca panenBentuk usaha
skala pembibitanSkala industri dirintis oleh pengusaha besar

11  Kendala dalam usaha :Persaingan perusahaan besar yang sudah mapan seperti PT Sriwijaya,
PT Pagi, FitotekTenaga terampil yang terdidikProduk yang dihasilkan tidak semua dapat dipakai
bibitBahan-bahan kimia yang berkualitas tinggi seperti : kelompok ZPT banyak yang tidak tersedia di
dalam negeriPemeliharaan alat-alat listrik yang rutin seperti AC, LFC

12  Tehnik khusus : Perlakuan fisik : Perlakuan kimiawi :


Penggunaan rumah kaca, rumah plastik, rumah bambuPelukaan dan pelilitanPengeringanTehnik
radiasiPinching dan disbuddingVernalisasi dan stratifikasiPerlakuan kimiawi :Zat Pengatur
TumbuhRhizobium dan MicorizaVitamin, enzim, asam amino

13  Tehnik perbanyakan : Konvensional benih dan vegetatif


Teknologi maju kultur jaringanPenyediaan bibit dalam jumlah banyakDalam waktu reltif singkatSama
dengan induknya

14  Program Pengembangan Sistem Industri Bunga

15  di pasar bunga Rawabelong


Jumlah bunga (%) yang diserap oleh tengkulak/pedagang, toko-toko bunga dan konsumen di
Jakarta (PT Indulexco 1984)Tengkulak/pedagangdi pasar bunga Rawabelong57 % % %Petani %
Toko-toko bunga % Konsumen30 %

16  Jaringan Tata Niaga Bunga Potong Non Anggrek Di Jakarta dan Daerah Jawa Barat
PetaniDiJawa BaratPedagangantardaerahPedagangPengumpulDi
RawabelongKoperasiBungaPengecerdiluar JakartaPengecer atauToko bungaDi
JakartaKonsumenDiJakartaKonsumenDiLuar negeriKonsumendiluar Jakarta

Anda mungkin juga menyukai