Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

TEKNOLOGI PEMBIAKAN TANAMAN


“Teknologi Budidaya Tanaman Aglaonema sp. dan Aspek Ekonomi, Seni
serta Lingkungannya”

Oleh:

GRATIANTI PLENA SERANG


D1B118026
AGT-D

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2020
BAB I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Aglaonema atau sri rejeki dijuluki dengan “ratu daun”. Nama aglaonema
berasal dari bahasa Yunani yang terdiri dari kata “aglaos” dan “nema/nematos”
yang artinya terang/mengkilap. Tanaman ini masih satu famili dengan talas-
talasan (Aracaeae) serta kerabat dekat dengan Spathipyllum dan Philodendron.
Penyebaran utama di Asia Tenggara meliputi Filipina, Indonesia, Malaysia,
Thailand, Laos, Vietnam, Brunai Darussalam, dan Myanmar. Kemudian tanaman
ini menyebar ke Cina, Florida, dan Amerika.
Tanaman Aglaonema sp. merupakan tanaman hias primadona di Indonesia.
Tanaman ini juga dikenal sebagai ratu tanaman hias karena daya tarik utamanya
terletak pada keindahan daunnya, sehingga mempunyai nilai ekonomi yang tinggi.
Tanaman Aglaonema sp. mempunyai nama lain seperti Chinese Evergreen, karena
orang yang pertama kali membudidayakannya orang Cina. Hat Deleon dari USA
hasil persilangan antara Aglaonema custisii dan Aglaonema treubi. Aglaonema
hibrida yang dihasilkan diberi nama Aglaonema Silver Queen.
Tanaman Aglaonema sp. dimanfaatkan sebagai tanaman penghias ruangan,
karena keindahan dari tanaman ini yaitu terletak pada bentuk, corak, dan warna
daunnya. Tanaman Aglaonema sp. termasuk tanaman yang pertumbuhannya
lambat, padahal permintaan pasar akan tanaman tersebut tinggi. Penjualan bibit
tanaman Aglaonema sp. tidak kalah bersaing dengan tanaman bergengsi lainnya,
seperti bonsai. Variasi harga satuan Aglaonema sp. berkisar puluhan ribu sampai
ratusan juta rupiah. Harga hasil persilangan baru yang jumlah populasinya sedikit
berkisar satu atau dua tanaman.

1.2. Rumusan Masalah


Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka dapat diambil rumusan
masalah yaitu:
1. Bagaimana teknologi budidaya tanaman Aglaonema sp.?
2. Bagaiaman aspek ekonomi tanaman Aglaonema sp.?
3. Bagaiaman aspek seni tanaman Aglaonema sp.?
4. Bagaiaman aspek lingkungan tanaman Aglaonema sp.?
1.3. Tujuan
Adapun tujuan dari makalah ini yaitu?
1. Untuk mengetahui dan memahami teknik budidyata tanaman Aglaonema sp.
2. Untuk mengetahui dan memahami aspek ekonomi tanaman Aglaonema sp.
3. Untuk mengetahui dan memahami aspek seni tanaman Aglaonema sp.
4. Untuk mengetahui dan memahami aspek lingkungan tanaman Aglaonema sp.
BAB II. PEMBAHASAN

2.1. Teknologi Budidaya Tanaman Aglaonema sp.

Aglaonema berasal dari bahasa Yunani, yaitu aglaos (terang) dan nema
(benang sari yang bersinar). Setelah sukses disilangkan, banyak orang kini melirik
tanaman ini. Warna daunnya menawan dan harganya pun langsung melejit
keangka jutaan rupiah pertanaman, bahkan perdaun.
Teknik budidaya:
a. Persiapan Lahan
Ada dua macam tempat penanaman Aglaonema yaitu di tanah dan di
dalam pot. Aglaonema umumnya ditanam dalam pot dengan media tanah
sekam bakar. Namun, Anda juga boleh mencoba media tanam yang lazim
dipakai para pecinta sri rejeki di Thailand, yaitu tanah sekam dicampur sedikit
kompos daun dan tambahan choco chips.
b. Media tanam
Aglaonema di habitat aslinya tumbuh dilapisan tanah paling atas yang
umumnya berupa tumpukan sisa-sisa daun dan ranting tanaman yang telah
terdekomposisi menjadi kompos. Aglaonema di alam umumnya tumbuh di
bawah rindangnya pepohonan besar dan tinggi dengan daun yang rimbun. Hal
ini menyebabkan lingkungan tumbuh asli Aglaonema merupakan daerah yang
subur, lembab dan terlindung dari sinar matahari langsung. Oleh karena itu
untuk menghasilkan Aglaonema yang prima, maka diperlukan media tanam
yang subur, mempunyai derajat keasaman sekitar 6-7 dan bersifat porous tetapi
tetap bisa menjaga kelembaban dalam jumlah cukup.
c. Perbanyakan tanaman
Aglaonema dapat dibudidayakan dengan menanam bonggolnya. Dari
satu bonggol bisa mendapatkan 2-3 anakan baru. Setelah 6 bulan, dapat
memisahkan anakan baru tersebut dari induknya. Perbanyakan aglaonema
umumnya dilakukan melalui stek batang, namun hasil tunas yang tumbuh hanya
berkisar antara 1 hingga 3 tunas, sedangkan untuk budidaya tanaman ini diperlukan
banyak bahan tanaman sehingga merusak tanaman induk, oleh karena itu saat ini
mulai digunakan metode kultur jaringan untuk budidaya tanaman aglaonema.
Perbanyakan Aglaonema sp. secara kultur jaringan dapat memberikan solusi bagi
permasalahan yang muncul akhir-akhir ini, misalnya terbatasnya jumlah tanaman
indukan, mahalnya harga jual bibit, serta rendahnya kualitas dan kuantitas bibit yang
dihasilkan melalui stek batang maupun cangkok.
d. Penanaman
Penanaman Aglaonema yang terpenting, saat penanaman awal media
diusahakan lembab (tidak kering kerontang dan jangan pula basah). Sehabis
menanam jangan langsung disiram. Baru disiram 1-2 hari kemudian dengan
cara menyiram permukaan medianya saja (nanti airnya akan meresap ke bawah
sehingga medianya jadi lembab tapi tidak basah). Setelahnya siram setelah 3
hari atau lebih (tergantung kondisi lingkungan). Begitu kira-kira akar jalan,
boleh disiram sampai basah pakai air biasa dan tunggu sampai media kering
baru disiram lagi. Biasanya Aglaonema busuk jika media masih lembab sudah
disiram lagi
e. Penyiraman
Aglaonema membutuhkan air dalam jumlah memadai, tapi tidak
menyukai media basah atau tergenang. Penyiraman menggunakan sprayer
dengan butiran air halus mencegah daun rusak atau sobek. Semprotkan air pada
daun, mulai dari bagian atas hingga seluruh permukaannya basah. Media tanam
juga disemprot air, tetapi jangan terlalu basah sampai akar-akarnya. Pada hari
berikutnya, bila matahari bersinar dengan terik maka tanaman cukup disiram
sedikit ke daun untuk mengurangi penguapan. Frekuensi penyiraman untuk
setiap lokasi berbeda. Bila ditanam di dataran rendah penyiraman dapat
dilakukan seminggu sekali hingga basah. Lain halnya dengan lokasi di dataran
sedang, penyiraman hingga jenuh (basah) sekali seminggu.
f. Pemupukan
Pemupukan sebaiknya menggunakan pupuk majemuk, yakni pupuk yang
memiliki kandungan nutrisi lebih dari satu unsur. Di pasaran banyak tersedia
pupuk majemuk dengan berbagai merk dagang. Pupuk majemuk dilarutkan
dalam air sesuai dosis anjuran dan disemprotkan pada daun (lebih baik bagian
bawah daun) seminggu sekali. Penyemprotan sebaiknya dilakukan pada pagi
hari. Pupuk yang biasa dipakai ialah pupuk NPK. Perbandingan ketiga unsur
yang baik digunakan ialah 1 : 1 : 1 atau 3 : 1 : 2.
g. Penyiangan
Kegemburan dapat dijaga dengan cara media didangir atau disiangi
secara teratur. Maksudnya agar kelembaban dan aerasi media tetap terjaga.
Saat mendangir, jangan sampai merusak atau memutus akar. Gunakan sebatang
kayu kecil untuk mendangir. Saat mendangir sekitar batang, harus dilakukan
secara hati-hati karena akar muda biasanya terletak disekitar batang. Rumput
atau gulma dicabut agar tidak terjadi rebutan unsur hara yang menghambat
pertumbuhan Aglaonema. Penyiangan ini hendaknya dilakukan rutin selama 2
atau 3 kali seminggu atau disesuaikan dengan kondisi.
h. Pengendalian hama dan penyakit
Hama tanaman aglaonema yaitu:
 Melybugs
 Kutu perisai
 Ulat
 Semut
 Siput
 Belalang
Penyakit yang menyerang tanaman aglaonema yaitu:
 Busuk lunak (Bacterial stem rot)
 Jamur fusarium (Fusarium stem rot)
 Botrytis
 Busuk akar
 Virus

2.2. Aspek ekonomi, Seni dan Lingkungan tanaman Aglaonema sp.


a. Aspek akonomi
Aglaonema atau sering juga dikenal dengan nama Sri Rejeki adalah
tanaman hias yang masih temasuk kedalam family Araceae. Tanaman hias ini
terbagi menjadi sekitar 30 spesies yang tersebar di seluruh benua. Habitat asli
dari tanaman aglaonema adalah hutan hujan tropis, namun tanaman ini
juga dapat tumbuh pada areal dengan intensitas penyinaran rendah dan
mempunyai kelembaban yang tinggi.
Pada saat ini, tanaman hias ini banyak dicari dan di buru oleh banyak
orang. Dikarnakan tamanan ini memiliki nilai jual yang tinggi saat sudah
tumbuh besar. Bahkan harga satu tanaman hias ini di pasaran dapat mencapai
kisaran 1 juta – 2 juta rupiah. Mahalnya tanaman ini dipengaruhi oleh beberapa
faktor eperti warna daun yang unik, ukuran dan usia dari tanaman tersebut.
Pada spesies yang ukuran dan umurnya sudah dewasa, harga jual dari tanaman
ini akan jauh lebih tinggi jika dibandingkan dengan spesies yang masih
berukuran kecil. Selain itu, faktor pertumbuhan dan kekompakan daun juga
mempengaruhi harga tanaman ini. Tanaman aglaonema yang memiliki tangkai
daun lebih pendek biasanya memiliki harga jual yang lebih tinggi.
b. Aspek seni
Aglaonema sering dijadikan sebagai salah satu pilihan bagi para pecinta
tanaman hias dikarenakan tanaman ini memiliki tampilan daun yang sangat
indah dengan corak warna yang khas. Selain itu, tanaman ini juga sangat cocok
untuk ditanam di pekarangan rumah maupun sebagai tanaman hias dalam
ruangan. Tanaman hias ini juga cocok sebagai penghias meja kantor, meja
restaurant dan meja hotel.
Untuk proses perawatan dari tanaman ini sangatlah mudah, lakukan
penyiraman setiap 3 – 4 kali sehari dengan cara di semprotkan, bukan diguyur.
Tanaman hias jenis ini tidak terlalu membuntuhkan banyak air. Penyiraman
dengan cara di semprot di lakukan agar menjaga kelembapan dari tanaman
tersebut.
c. Aspek lingkungan
Lingkungan pertanaman merupakan faktor penting yang harus
diperhatikan dan dapat mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan
tanaman secara keseluruhan. Aglaonema dapat tumbuh pada ketinggian sedang
hingga rendah dan tempat tumbuh ideal tanaman agloanema berkisar antara
300 - 500 meter di atas permukaan laut. Tanaman aglaonema yang tumbuh
pada lokasi tempat yang relatif tinggi biasanya akan menampakkan performa
lebih jangkung dan sukulen, warna hijau lebih dominan, warna merah kurang
menyala dan daun kurang mengkilap.
Suhu optimal tetap diperlukan untuk menunjang pertumbuhan tanaman
yang optimal. Pada dataran sedang, suhu siang antara 24 - 27 derajat Celcius
dan 18 - 21 derajat Celcius pada malam hari merupakan suhu yang disukai
tanaman. Sedangkan pada dataran rendah, lingkungan tanaman sebaiknya
dimodifikasi hingga suhu lingkungan mendekati 27 - 30 derajat Celcius pada
siang hari dan 21 - 24 derajat Celcius pada malam hari. Suhu yang terlalu
rendah ( < 20 derajat Celcius) akan menyebabkan terganggunya pada warna
daun.
Kelembaban udara yang disukai aglaonema berkisar antara 55 - 75
%. Pada kelembaban rendah (< 50 %) / kondisi kering, tanaman akan lebih
cepat layu terutama daun muda. Sebaliknya, bila kelembaban terlalu tinggi,
akan memancing penyebaran organisme pengganggu tanaman terutama
penyakit dengan cepat. Sesuai dengan habitat aslinya yang tumbuh di bawah
rindangan tajuk hutan dengan intensitas cahaya rendah, maka aglaonema tidak
menyukai terpaan sinar matahari langsung. Kebutuhan intensitas cahaya
tanaman aglaonema berkisar antara 1000 - 2.500 fc (footcandles).
BAB III. PENUTUP

3.1. Kesimpulan
Aglaonema berasal dari bahasa Yunani, yaitu aglaos (terang) dan nema
(benang sari yang bersinar). Setelah sukses disilangkan, banyak orang kini melirik
tanaman ini. Warna daunnya menawan dan harganya pun langsung melejit
keangka jutaan rupiah pertanaman, bahkan perdaun. Aglaonema sp. umumnya
ditanam dalam pot dengan media tanah sekam bakar. perbanyakannya dapat
dilakukan secara generatif dan vegetatif. Aspek seni dari tanaman aglaonema sp.
memiliki tampilan daun yang sangat indah dengan corak warna yang khas. Aspek
ekonomi tanaman aglaonema sp. yaitu memiliki nilai jual yang tinggi saat sudah
tumbuh besar. Bahkan harga satu tanaman hias ini di pasaran dapat mencapai
kisaran 1 juta – 2 juta rupiah. Aspek lingkungan yaitu kelembaban udara yang
disukai aglaonema berkisar antara 55 - 75 %. Pada kelembaban rendah (< 50
%) / kondisi kering, tanaman akan lebih cepat layu terutama daun muda, suhu
yang terlalu rendah ( < 20 derajat Celcius) akan menyebabkan terganggunya pada
warna daun dan aglaonema dapat tumbuh pada ketinggian sedang hingga rendah
dan tempat tumbuh ideal tanaman agloanema berkisar antara 300 - 500 meter di
atas permukaan laut.

Anda mungkin juga menyukai