Anda di halaman 1dari 24

PROPOSAL USAHA

TANAMAN HIAS “POJOK BUNGA’

DISUSUN OLEH
Dzaky Ahmad Naufal (F0118033)
Erika Dhantylistyani (F0118039)

PROGRAM STUDI STRATA EKONOMI PEMBANGUNAN


FAKULTAS EKONOMI & BISNIS
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2021
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Tanaman hias adalah semua jenis tanaman yang ditanam untuk estetika
keindahan baik itu tanaman bunga, atau pohon. Tanaman hias merupakan salah satu
jenis komoditi agribisnis yang mempunyai masa depan yang cerah sehingga
kebutuhan akan tanaman hias kian meningkat secara langsung permintaan terhadap
tanaman hias pun semakin tinggi. Selama pandemic COVID-19 permintaan akan
tanaman hias semakin tinggi, dikarenakan banyak masyarakat yang melakukan
kegiatan dari rumah, sehingga mereka ingin memperindah lingkungan rumah mereka.
Akibatnya banyak pengusaha tanaman hias yang memperoleh keuntungan lebih besar
dibandingkan sebelumnya
Toko kami berencana tidak hanya menjual tanaman hias, akan tetapi juga
menjual bibit dan sarana produksi tanaman. Bibit tanaman yang ditawarkan tidak
hanya bibit Bunga saja, akan tetapi juga ada bibit sayuran dan buah-buahan dalam
bentuk hidroponik, rencananya toko kami akan menyediakan sekitar 1000 bibit
tanaman hias. Produk utama dari toko kami adalah berbagai jenis tanaman hias seperti
kaktus, paku, lidah mertua, sirih gading, bunga anggrek, dan tanaman hias lainnya
baik dalam ukuran kecil maupun sedang. Selain itu toko kami juga menyediakan
beberapa tanaman hias yang popular pada saat pandemic COVID-19 dengan jumlah
yang sangat terbatas. Yang terakhir toko kami juga menyediakan sarana pendukung
produksi tanaman dan pertanian, seperti polybag, pot dalam berbagai ukuran, tanah
humusm dan juga pupuk.

B. Profil Perusahaan
Toko Pojok Bunga merupakan toko yang menyediakan aneka tanaman hias
yang dijual langsung ditoko dan dijual secara online juga. Latar belakang berdirinya
toko ini adalah kegiatan Work From Home akibat pandemi menumbuhkan minat
sebagian masyarakat terhadap tanaman hias sebagai sarana refreshing dan
menghilangkan jenuh akibatnya banyak pengusaha tanaman hias yang memperoleh
keuntugan lebih besar dibandingkan sebelumnya.
Nama perusahaan : Toko “Pojok Bunga”
Alamat : Banyuanyar, Surakarta
Telepon/whatsaap : 0895365719166
Website : www.pojokbunga.co.id
Instagram : @pojokbunga

C. Visi dan Misi Usaha


a) Visi Usaha
Menjadikan usaha tanaman hias, sebagai salah satu usaha yang dapat
meningkatkan taraf hidup masyarakat disekitar toko. Serta menjadi alternatif
dalam menambah penghasilan sekaligus mengurangi tingkat pengangguran
disekitas wilayah toko dan sesuatu yang bermaanfaat mengurangi polusi pada
lingkungan.
b) Misi Usaha
 Menyediakan tanaman hias yang berkualitas dan harga terjangkau
 Memberikan pelayanan yang terbaik bagi pelanggan
 Meningkatkan daya saing dengan Fokus pada kualitas, efisiensi dan
inovasi.
 Mengurangi polusi yang sangat bermanfaat bagi lingkungan.
 Serta menumbuhkan minat berwirausaha di kalangan pemuda.
D. SWOT Analisis
Analisis SWOT merupakan sebuah singkatan dari Strength, Weakness,
Opportunity, dan Threat. Analisis ini pertama kali dikemukakan oleh Albert
Humphrey seorang pimpinan proyek di Universitas Stanford. Analisis swot
didasarkan pada sebuah asumsi bahwa sebuah strategi yang efektif berasar dari faktor
internal dan eksternal pada sebuah bisnis/usaha. Oleh karena itu analisis ini
menggabungkan ke-empat faktor internal dan eksternal. Bagi pengusaha analisis
SWOT sangatlah berguna, analisis ini dapat menjadi strategi masa depan dalam
keberlangsungan bisnis perusahaan, bagaimana sebuah perusahaan menjalankan
strategi untuk mencapai tujuan perusahaan. Analisis SWOT juga dapat digunakan
oleh pengambil kebijakan untuk mengetahui kondisi faktor internal dan eksternal
perusahaannya. Berikut beberapa analisis SWOT pada usaha tanaman hias “pojok
bunga”
Kekuatan:
1. Manajemenen yang memiliki komitmen dan kompetensi yang tinggi
2. Sistem pembayaran dan pemesanan yang mudah bagi pembeli
3. Tanaman hias berkualitas dan selalu dilakukan perawatan
4. Mengutamakan pelayan terbaik bagi pembeli
Kelemahan
1. Pemilik usaha perlu memiliki pengetahuan lebih mendalam tentang
tanaman hias dan perawatanya.
2. Toko “pojok bunga” sebagai usaha baru yang belum dikenal banyak orang
Peluang:
1. Masyarakat kembali tertarik terhadap tanaman hias di masa pandemi
2. Harga jual tanaman hias dan minat masyarakat yang sedang naik
3. Target pasar yang luas
4. Lokasi yang strategis
5. Usaha tanaman hias sebagai usaha yang memiliki prospek dimasa
mendatang dan buak sebagai usaha musiman.
Ancaman:
1. Banyak pesaing yang mulai masuk ke ranah atau bidang tanaman hias
2. Semakin beragam jenis atau variasi tanaman hias yang dicari pembeli
BAB II
ASPEK MANAJEMEN DALAM BISNIS

A. Aspek Produksi
1. Jenis produksi/diversifikasi produk.
Toko pojok bunga akan menjual tiga jenis produk diantaranya:
a. Penjualan Benih dan Bibit Tanaman
Benih merupakan bagian dari tanaman yang telah dipili dan diseleksi. Benih
tanaman dan biasanya berupa biji dan memiliki ukuran kecil. Sedangkan bibit
tanaman adalah benih tanaman yang telah disemai dan telah berkecembah
dengan ciri memiliki akar, daun, dan batang yang mengalmai proses
pertumbuhan dan perkembangan. Selain menyediakan bibit dan benih tanaman
hias toko”pojok bunga” juga mneyediakan bibit dan benih sayuran dan buah-
buahan hidroponik.
b. Penjualan Tanaman Hias
Pojok bunga merupakan usaha tanaman hias yang tidak hanya
memfokuskan pada satu jenis tanaman saja. Pojok bunga berusaha
menghadirkan berbagai macam jenis tanaman hias sebagai penyejuk rumah
yang sering dicari untuk dibeli oleh masyarakat dalam ukuran kecil maupun
sedang. Jenis tanaman hias tersebut diantaranya sebagai berikut:
 Suplir
 Tanduk rusa
 Lidah mertua
 Kuping gajah
 Keladi red star
 Sri rejeki
 Puring
 Sirih gading
 Lili paris
 Pucuk merah
 Daun puring
 Kaktus
 Bunga anggrek
 Palem hias
Selain menyediakan tanaman hias yang biasanya digunakan sebagai penghias
dan penyejuk rumah pojok bunga juga berusaha menyediakan berbagai
tanaman hias yang populer pada masa pandemi seperti jenis tanaman montera
andansoni (janda bolong), caladium (keladi), aglonema (srirejeki), calathea
orbifolia (tanaman betrdoa), rhaphidophora (mini monstera). Tanaman hias
populer tersebut dihadirkan dengan maksud untuk menarik pembeli lebih
banyak lagi. Tanaman hias populer juga dijual dalam ukuran kecil maupun
sedang. Namun dalam persediaan tanaman hias populer ini tidak disediakan
sebanyak jumlah tanaman hias biasa atau terbatas.
c. Penjualan sarana produksi tanaman
Dalam menjalankan usahanya selain menjual produk dalam bentuk
tanaman hias dan bibit tanaman toko “pojok bunga” menyediakan berbagai
barang yang mungkin dibutuhkan dalam proses bertanam pembeli. Toko
“pojok bunga” menyediakan beberapa sarana produksi tanaman bagi pembeli
seperti pot tanaman dalam berbagai ukuran (10 cm, 15cm, 20cm, 25cm,
30cm), pot gantung, polybag, tanah humus, humus bambu, pupuk kandang,
dan pupuk organik. Produk atau barang sarana produksi tanaman
mengutamakan kaulitas bagi pembelinya. Namun dalam penyediaan stock
toko “pojok bunga” baru dapat menyediakan dalam variasi barang dan jumlah
yang terbatas. Diharapkan dengan berkembangnya usaha nantinya toko “pojok
bunga” mampu lebih mengembangkan diri untuk kedepannya.
2. Keunggulan produk
a. Dapat menjadi penghilang stress
b. Memperindah halaman rumah
c. Dapat mengurangi polusi udara
3. Gambar Produk
 Tanaman Aglomena
Sumber: https://higaragro.com/product/tanaman-hias-aglaonema
 Tanaman Anggrek

4. Proses Produksi
a. Pemilihan supplier
Supplier memegang peranan penting guna menjaga ketersediaan bahan
baku dalam usaha. Dalam pengadaan bahan baku pemilik usaha memutuskan
untuk melakukan pembelian laangsung kepada petani. Pembelian langsung ini
dilakukan dengan pertimbangan kualitas tanaman yang baik serta harga
perolehan yang lebih murah. Selain itu dilakukan pula pembelian secara
online bagi bahan baku yang sulit diperoleh dari petani. Dengan pembelian
secar online juga dapat menghemat biaya trsnportasi yang dikeluarkjan oleh
pemilik usaha.
b. Penyedia Media Tanam
Tanaman hias umumnya ditanam didalam pot dengan media tanah
humus. Namun, anda juga boleh mencoba media tanam yang lain. Pada
umumnya media yang digunakan terdiri dari komposisi sekam, tanah dan
tanah humus.
c. Teknik Penanaman.
Alat yang dibutuhkan untuk menanam tanaman hias adalah sarung
tangan karet, gunting tanamanm pot, media tanahm dan pupuk. Sarung tangan
karet dapat diganti dengan plastik. Jangan lupa juga untuk periksa kondisi
perakaran bibit muda anda. Setiap belahan harus memiliki bagian batang yang
seimbang.
Isi pot yang telah anda sediakan dengan media pupuk dengan rasia 2:1,
campur rata. Benanamkan bibit hingga hanya sedikit pucuk yang terlihat
mencuat ke permukaan tanah. Siram biibt dengan air, hingga air mengalir dari
lubang-lubang dibawah pot anda. Tanaman hias harus dirawat dengan baik
dengan penyiraman teratur pagi dan sore. Tanahnya tidak boleh dibiarkan
terlalu lembab ataupun mengering.
d. Kualitas Produk
Pada kegiatan peroduksi dilakukan pengawasan produksi oleh pemilik
usaha dalam pengolahan produk usaha yang bertujuan untuk menghasilkan
produk yang baik dan sesuai standar. Selian itu pengawasan yang dilakukan
bermanfaat untuk menciptakan efisiensi sumber daya dan mapun bahan dalam
menhasilkan produk yang ditawarkan.
5. Lokasi Pembuatan
Kami melakukan kegiatan proses produksi tanaman hias di toko kami sendiri.
Lokasi toko kami berada di Jl. Taruma Negara Dalam No. 10, Surakarta, Jawa
Tengah. Pemilihan tempat lokasi ini dikarenakan lokasi dinilai memiliki harga
sewa tempat yang terjangkau dan berada pada lokasi yang strategis. Lokasi berada
dekat dengan pasar tempat membeli bahan baku mentah dan merupakan wilayah
perbatasan kota yang sering dilalui masyarakat. Hal tersebut mendukung distribusi
dari produk yang dijual. Pemilihan lokasi dengan kondisi seperti ini dinilai dapat
memberikan dampak positif, karena dapat menghemat biaya transportasi.
B. Aspek Pemasaran
1. Segmentasi Pasar
Segmen pasar dari produk ini dibagi menjadi 3 kelompok yaitu:
a. masyarakat yang memiliki hobi untuk mengoleksi dan merawat tanaman hias
b. penghuni rumah baru yang rata-rata akan mencari tanaman hias sebagai
pelengkap rumah
c. Instnasi perkantoran.
Berdasarkan segmen pasar tersebut masyarakat yang memiliki hobi mengoleksi
dan merawat tanaman hias sebagi target utama baik dari kalangan masyarakat
umum, pekerja kantor, maupun pencita tanaman hias sebagai pembeli.
2. Penentuan Harga
Keputusan penentuan harga jual (pricing decision), Keputusan ini dapat
dipengaruhi oleh kebijakan penentuan harga jual, pemanfaatan kapasitas dan
tujuan organisasi. Metode yang digunakan dalam penetapan harga usaha tanaman
hias sebagai berikut:
a. Penetapan harga yang berorientasi pada biaya
b. Penetapan harga yang berorientasi pada persaingan
c. Penetapan harga yang berorientasi pada permintaan dan pelanggan
3. Strategi Pemasaran
Untuk mendorong minat konsumen, toko kami memiliki beberapa strategi,
diantaranya:
 Menetapkan harga yang relatif lebih murah dibanding
 Menyediakan dan menjamin tanaman hias dengan kualitas yang baik
 Tempat penjualan yang strategis. (dalam hal ini kami menjual baik secara
offline maupun online
 Memberikan potongan harga kepada konsumen yang membeli tanaman
dengan jumlah yang banyak.
4. Cara pembayaran
Dalam hal ini, toko kami menyediakan berbagai metode pembayaran untuk
memudahkan konsumen dalam bertransaksi ditoko kami, cara pembayaran yang
dapat dipakai adalah:
 Tunai/cash
 Melalui transfer bank
 Gopay
 Ovo
 Dana

5. Kompetitor
Berikut merupakan klasifikasi kompetitor yang kami identifikasi
 Direct competitors (Kompetitor Langsung)
Beberapa pesaing bisnis yang menjual produk yang sama dengan pojok
bunga, bisnis yang sudah berjalan ini merupakan pesaing yang sulit,
mengingat mereka sudah dikenal luas oleh masyarakat, produk yang
ditawarkan pun lebih beragam dan memiliki banyak cabang di berbagai
kota.
 Indirect Competitors (Kompetitor Tidak Langsung
Beberapa competitor bisnis di industry yang sama namun dengan metode
atau penawaran yang berbeda. Biasanya produk yang dijual indirect
competitors ini bisa menjadi produk pengganti dari produk yang dijual di
Pojok Bunga.
 Future Competitors (Kompetitor yang Akan Datang)
Beberapa competitor baru yang akan bermunculan dimasa depan seiring
makin berkembangnya industri tanaman hias. Mengingat jika ide bisnis ini
menghasilkan hasil yang positif maka akan banyak orang akan berlomba-
lomba untuk menjual produk tersebut. Dengan demikian, hal ini juga dapat
menjadi ancaman yang cukup serius yang dapat menghambat
perkembangan suatu bisnis, bahkan dapat menyebabkan bisnis tersebut
bangkrut.
C. Aspek Keuangan
1. Sumber Dana
Dalam menjalankan sebuah usaha modal menjadi faktor pendukung yang
sangat diperlukan. Riyanto (2010), Schwiedland menjelaskan bahwa modal
meliputi modal dalam bentuk uang maupun dalam bentuk barang. Menurut
Mardiyatmo (2008) modal sendiri terbagi menjadi:
a. Modal sendiri adalah modal yang diperoleh dari pemilik usaha itu sendiri.
b. Modal Asing atau modal pinjaman adalah modal yang biasanya diperoleh
dari pihak luar perusahaan dan biasanya diperoleh dari pinjaman.
c. Modal Patungan diperoleh dengan cara menggabungkan antara modal sendiri
dengan modal satu orang teman atau beberapa orang (yang berperan sebagai
mitra usaha).
Sumber Dana
Modal Sendiri Rp 15.000.000
Pinjaman Mitra Rp 10.000.000
Total Modal Rp 25.000.000
Tabel 2.1 Sumber Dana
Keputusan menggunakan sumber modal berasal dari pemilik dan modal
yang berasal dari pinjaman atau patungan dari mitra usaha. Hal ini
dikarenakan usaha ini merupakan usaha yang baru berjalan, dimana pemilik
usaha belum bisa melakukan/mengajukan hutang bank disebabkan persyaratan
untuk melakukan hutang bank adalah sebuah usaha berjalan enam bulan
(sumber: BRI KUR).
2. Penggunaan Dana
Dengan memutuskan permodalan menggunakan modal sendiri, maka
memiliki usaha memiliki keterbatasan dana sehingga menyebabkan beberapa hal
baik jenis kebutuhan atau jumlah barang yang harus dikurangi supaya usaha tetap
bisa berjalan. Rincian penggunaan dana modal usaha tanaman hias dapat dilihat
dari tabel Dibawah ini:

Rincian Penggunaan Dana


Sewa Tempat Rp 4.000.000
Listrik Rp 240.000
Gaji Karyawan Rp 3.000.000
Pemasaran Rp 500.000
Perawatan Tanaman Rp 500.000
Peralatan Rp 2.850.000
Bahan Rp 13.910.000
TOTAL BIAYA Rp 25.000.000
Tabel 2.2 Penggunaan Dana

Pengguanaan dana modal sebesar 25 juta digunakan dengan rincian penyewaan


tempat, biaya listrik, gaji karyawan, biaya pemasaran, biaya perawatan tanaman,
biaya peralatan dan biaya pembelian bahan.
Berikut pula rincian pembelian peralatan yang digunakan oleh toko “pojok
bunga” pada tabel berikut:

Rincian Biaya Peralatan


NAMA BARANG JUMLAH HARGA
Rak Kayu 2 Rp 400000
Rak Besi 2 Rp 600000
Lemari Kaca 1 Rp 950000
Katalaog 2 Rp 60000
Mesin Kasir 1 Rp 350000
Meja Kursi Kasir 1 Rp 490000
TOTAL BIAYA Rp 2.850.000
Tabel 2.3 Rincian Biaya Peralatan

Penggunaan dana modal dalam biaya peralatan digunakan untuk membeli peralatan usaha
berupa rak kayu, rak besi, lemari kaca, katalog, mesin kasir, serta meja dan kursi kasir.

Rincian Biaya Bahan


NAMA BARANG JUMLAH HARGA
Benih Tanaman 1000 Rp 3.000.000
Tanaman Hias Kecil 100 Rp 1.500.000
Tanaman Hias Sedang 100 Rp 3.000.000
Tanaman Hias Hits 10 Rp 5.000.000
Polybag 100 Rp 300.000
Pot 10 Cm 10 Rp 15.000
Pot 15 Cm 10 Rp 25.000
Pot 20 Cm 10 Rp 30.000
Pot 25 Cm 10 Rp 50.000
Pot 30 Cm 10 Rp 90.000
Pot Gantung 20 Rp 200.000
Tanah Humus 20 kg Rp 100.000
Humus Bambu 20 kg Rp 200.000
Pupuk Kandang 20 kg Rp 100.000
Pupuk Organik 20 kg Rp 300.000
TOTAL BIAYA Rp 13.910.000

2.4 Tabel Rincian Biaya Bahan

Pada rincian penggunaan dana modal untuk biaya bahan digunakan untuk
pemebilan bibit tanaman, berbagai jenis tanaman hias yang akan dijual dan
beberapa barang sarana produksi tanaman seperti pot, polybag, pupuk, dan tanah
humus.

3. Estimasi Pendapatan
Suatu usaha selalu berhubungan dengan Kebijakan untuk penentuan harga jual
(pricing policies). Berdasarkan penentuan faktor-faktor yang dipertimbangkan
dalam penentuan harga jual seperti:
a. Biaya
b. Persaingan harga
c. Permintaan dari pelanggan
Maka masing-masing harga dari produk tanaman hias “pojok bunga” dapat
diklasifikasikan pada tabel berikut:
Rincian Estimasi Pendapatan
NAMA BARANG JUMLAH HARGA / PRODUK PENDAPATAN
Benih Tanaman 1000 Rp 5.000 Rp 5.000.000
Tanaman Hias Kecil 100 Rp 20.000 Rp 2.000.000
Tanaman Hias Sedang 100 Rp 35.000 Rp 3.500.000
Tanaman Hias Hits 10 Rp 1.000.000 Rp 10.000.000
Polybag 100 Rp 6.000 Rp 600.000
Pot 10 Cm 10 Rp 3.000 Rp 30.000
Pot 15 Cm 10 Rp 5.000 Rp 50.000
Pot 20 Cm 10 Rp 6.000 Rp 60.000
Pot 25 Cm 10 Rp 10.000 Rp 100.000
Pot 30 Cm 10 Rp 18.000 Rp 180.000
Pot Gantung 20 Rp 20.000 Rp 400.000
Tanah Humus 20 kg Rp 10.000 Rp 200.000
Humus Bambu 20 kg Rp 20.000 Rp 400.000
Pupuk Kandang 20 kg Rp 10.000 Rp 200.000
Pupuk Organik 20 kg Rp 30.000 Rp 600.000
TOTAL PENDAPATAN Rp 23.320.000
Tabel 2.5 Rincian Setimasi Pendapatan
Dengan penetapan harga terhadap masing-masing produk. Pemilik usaha
mengasumsikan semua stock produk pada toko “pojok bunga” terjual habis dalam
sebulannya. Sehingga dapat diestimasikan bahwa pendapatan toko pojok bunga
dalam dapat mencapai Rp 23.320.000 per bulan.

4. Estimasi Pengeluaran

Rincian Biaya Operasional / Biaya Pengeluaran


Sewa Tempat Rp 4.000.000
Listrik Rp 240.000
Gaji Karyawan Rp 3.000.000
Pemasaran Rp 500.000
Perawatan Tanaman Rp 500.000
Bahan Rp 13.910.000
TOTAL BIAYA Rp 21.910.000
Tabel 2.5 Rincian Setimasi Pendapatan

Dalam satu bulan pengeluaran usaha dilakukan dengan rincian pembayaran sewa
tempat usaha, pembayaran listrik, biaya gaji, biaya pemasaran, biaya perawatan
tanaman, dan biaya pembalian bahan. Sehingga dapat diestimasikan bahwa
pendapatan toko pojok bunga dalam dapat mencapai Rp 21.910.000 per bulan.
5. Payback Payment
Payback payment dilakukan guna mengetahui berapa lama usaha yang dijalankan
mampu melakukan pengembalian modal usaha dari segi nilai ekonomi maupun
perbaikan kondisi lingkungan perhitungan payback payment diperoleh degan
rumus sebagai berikut:
Nilai Investasi
Payback Payment =
Penerimaan Bersih

Nilai Investasi
Payback Payment =
Penerimaan−Pengeluaran

25.000 .000
¿
23.320 .000−21.910.000

25.000.000
¿
1.410.000

= 17,7305

Berdasarkan perhitungan diatas Payback payment atau pengembalian modal usaha


dapat terpenuhi pada bulan ke 17, 7305 setelah usaha dilaksanakan

D. Aspek Teknis.
Penentuan kelayakan aspek teknis dapat dilihat dari produksi produk, perencanaan
proses dan fasilitas, serta lokasi usaha budidaya tanaman hias
a) Quality Control
Toko Pojok Bunga akan memastikan bahwa seluruh produk tanaman hias yang
dijual memiliki kualitas yang baik. Produk tanaman hias yang dijual dijamin
kualitasnya.
b) Perencanaan Fasilitas
Dalam melakukan budidaya tanaman hias toko kami menggunakan bibit dan
tanah dengan kualitas yang baik, sehingga dapat menghasilkan hasil yang
maksimal.
c) Perencanaan lokasi
Rencananya kami akan menyewa lahan didaerah strategis, agar dapat
memudahkan dalam akses pemasaran produk.
E. Aspek Hukum
Untuk landasan hukum, toko Pojok Bunga dapat dikategorikan sebagai UMKM, jadi
landasan hukum yang digunakan adalah Peraturan Perundang-undangan terkait yang
menjadi dasar hukum UU 20 Tahun 2008 Tentang Usaha Mikro, Kecil, Dan
Menengah adalah Pasal 5 ayat (1), Pasal 20, Pasal 27 ayat (2).
F. Aspek Lingkungan
Kegiatan usaha kami tidak berdampak negatif terhadap lingkungan, karena toko kami
hanya menyediakan tanaman hias, dan hanya menghasilkan limbah berupa sisa-sisa
daun atau tanah.

BAB III
ASPEK MANAJEMEN RESIKO BISNIS

Perusahaan sebagai lembaga bisnis akan selalu menghadapi ketidakpastian yang bisa
menyebabkan adanya suatu kegagalan dikarenakan beberapa faktor sehingga perusahaan
memperoleh resiko kerugian baik secara materi dan non materi dalam berbagai bentuk.
Melalui anaalisis yang tetap diharapkan perusahaan mampu memperkirakan kemungkinan
resiko yang akan terjadi. Dalam Maralis, R., & Triyono, A. (2019) menyebutkan manajemen
resiko adalah penerapan fungsi-fungsi manajemen dalam penanggulangan resiko, terutama
resiko yang dihadapi oraganisasi atau perusahaan, keluarga, atau masyarakat. Nitisusastro
dalam Latifa, H.2018 berpendapat Manajemen risiko adalah suatu proses dimana manajer
perusahaan melakukan identiikasi adanya risiko pada seluruh bagian di dalam organisasi
yang berpotensi menimbulkan kerugian, kemudian mengembangkan rencana untuk
meniadakan atau memperkecil jumlah kerugian yang mungkin terjadi. Sehingga dapat ditarik
kesimpulan bahwa manajemen resiko merupakan suatu upaya perusahaan untuk dapat
memprediksi resiko yang akan terjadi guna penganggulangan atau mengurangi dampak
kegagalan yang akan terjadi. Tujuan dari adanya manajemen resiko sebagai berikut:
1. Menanggulangi kemungkinanan kerugian secara ekonomis perusahaan dengan cara
yang seefisien mungkin
2. Mengurangi rasa kekhawatiran akan kegagalan usaha yang sedang dijalankan.
3. Sebagai upaya pemenuhan kewajiban perusahaan kepada pihak ketiga

Monitoring dan
Identifikasi Resiko Pengukuran Resiko Kombinasi Solusi
Evaluasi

Gambar 3.1 pengelolaan resiko


Prose pengelolaan resiko dilakukan dalam beberapa tahap berikut:
1. Indentifikasi Resiko
Setelah memeperoleh tujuan perusahaan guna menerapkan pengelolaan resiko.
Kemudian perusahaan dapat melakukan identifikasi, analisis, pemetaan daerah,
maupun gejala resiko yang nantinya mengakibatkan kerugian

2. Pengukuran resiko
Mengukur risiko yang mungkin terjadi dan dampak yang berpotensi menimbulkan
kerugian. Pada perusahaan terdapat dua pengukuran yang dilakukan sebagai berikut:
a. Kemungkinan dampak atau resiko yang akan ditimbulkan dalam satu periode
b. Besarnya kerugian terhadap keadaan keuangan perusahaaan
3. Kombinasi solusi
Berusaha untuk mencari solusi tepat dan ekonomis guna menyelesaikan berbagai
masalah yang timbul secara tidak terduga. Keputusan yang akan dilakukan diharapkan
mampu memeberikan:
a. Upaya menghindari kemungkinan resiko dan kegagalan
b. Upaya mengurangi kesempatan terjadi kegagalan
c. Upaya mengatasi masalah apabila menerima resiko dan kegagalan
4. Monitoring dan evaluasi
Tahap terakhir yang diksanakan adalah dengan mengkoordinasikan berbagi keputusan
yang diambil atau sosusi terhadap resiko dan kegagalan. Monitoring dan evaluasi
merupakan hal penting yang harus dilakukan untuk mengawasi perubahan selama
penanggulangan resiko serta nantinya pengelolaan resiko dapat berguna dimasa
pendatang.
Berikut beberapa resiko dari beberapa aspke dalam berwirausaha:
A. Resiko Aspek Pemasaran
Resiko dalam aspek pemasaran dapat menimbulkan berbagai dampak kepada
perusahaan diantaranya penurunan tingkat penjualan dan kerusakan citra baik
perusahaan yang telah dibangunnya. Penurunan pendapatan terjadi seiring dengan
menurunanya pangsa pasar dan distribusi produk. Adanya kenaikan pajak juga dapat
menimbulkan kenaikan biaya distribusi perusahaansehingga berdampak pada harga
jual barang yang semakin mahal. Selian itu perubahan selera konsumen dan
persaingan angtar perusahaan, terbatasnya distribusi produk juga menjadi resiko
pemasaran. Dalam menjalankan usahanya perusahaaan telah mengidentifikasikan
resiko pemasaran yang dihadapi sebgai berikut:
1. Persaingan harga jual
Persaingan harga jual ini pasti dirasakan pemilik usaha dikarenakan telah terdapat
banyak usaha yang memfokuskan dirinya pada produk tanaman hias. Masyarakat
akan membandingkan antar produk dari usaha tanaman hias dari pemilik dengan
usaha tanaman hias lain dalam satu daerah pemasaran. Upaya dalam mengahadapi
resiko tersebut adalah dengan menunjukan keunggulan kualitas tanaman hias
pemilik, berusaha mencari tanaman hias hias dari petani langsung sehingga
nantinya harga jula yang ditawarkan mampu bersaing bahkan dapat lebih murah,
dan melakukan sistem promosi kepada pembeli dalam jangkauan yang luas.
2. Munculnya pesaing usaha
Dikarenakan usaha yang digeluti pemilik bukan suatu produk baru bagi
masyarakat dan banyak dikenal oleh masyarakat umum sehingga menyebabkan
pesaing usaha diawal pendiriaanya telah terhitung banyak dan semakin bertambah
lagi dengan kembali populernya tanaman hias dikalangan masyarakat. Upaya yang
dilakukan untuk menghadapi banyaknya pesaing usaha dengan pemasaran produk
bukan hanya dilakukan di toko offline saja, namun juga merambah ke toko online
dengan membanguan website toko maupun mendirikan toko pada platform
onlineshop yang saat ini populer seperti tokopedia, shoope, lazada, dan lainnya.
Sebagai media promosi pemilik memanfaatkan kekuatan sosial media seperti
instagram, facebook, maupun twiter dalam usaha pengenalan pemasaran produk.
3. Distribusi yang terbatas
Keterbatasan dalam mendistribusikan barang menyebabkan sempitnya jangkauan
distribusi yang dilakukan. Hal tersebut terjadi dikarenakan terbatasnya jumlah
karyawan sehingga belom adanya pelayanan pengantaran produk bagi konsumen.
Upaya dalam mengahadapi hal tersebut adalah dengan bekerja sama dengan ojek
online seperti grab maupun gojek dalam halam pengantaran barang atau produk
bagi konsumen pada daerah pemasaran yang menginginkan pengiriman. Selain itu
bagi konsumen yang berasal dari luar daerah pemasaran dapat dikirimkan
memalui ekspedisi pengiriman. Nantinya biaya tambahan pengiriman produk
tersebut akan dikomunikasikan dengan konsumen terlebih dahulu.
4. Persepsi konsumen
Pendapat konsumen terhadap suatu usaha dapat berpengaruh terhadap citra usaha
tersebut. Tersebarnya citra usaha yang kurang baik dari beberapa konsumen dapat
mempengaruhi konsumen lain untuk mengurungkan niat dan minatnya untuk
membeli produk yang kita miliki. Upaya yang dilakukan untuk menanggulangi
permasalahan tersebut adalah dengan tetap mempertahankan produk yang
berkualitas dan berkualitas serta memberikan pelayanan yang terbaik bagi
konsumen. Pelayanan baik konsumen dengan menerapkan konsep konsumen atau
pembeli sebagai raja dan memenerapkan beberapa tindakan kecil namun sangat
berharga bagi konsumen seperti mengembangkan sikap senyum, sapa, dan salam
kepada konsumen, bersikap ramah, dan selalu menerima masukan baik kritik
maupun saran kepada produk atau usaha dengan lapang dada yang dapat dijadikan
sebagai bahan evaluasi usaha kedepannya.

B. Resiko Aspek Produksi


Menurut Djohanputro. 2018 menjelaskan bahwa resiko proses merupakan resiko yang
berkaitan dengan pernyimpangan dari hasil proses yang telah ditetapkan mulai dari
penggunaan sumber daya baik sumber daya manusia, keahlian, peralatan, teknologi,
dan material dan perubahan lingkungan. Dalam resiko proses ini pula mencakup
permasalah prosedur didalamnya. Resiko dalam aspek produksi dapat timbul apabila
pengusaha tidak mampu menguasi faktor produksi dalam menjalankan usaha dan
menyebabkan kegagalan produktivitas yang telah diperhitungkan sebelumnya. Resiko
berupa bahan baku produk, musim, teknologi dapat menjadi kemungkinan resiko
operasional yang dapat timbul. Beberapa resiko yang ditimbulkan dari aspek produksi
pada perusahaan dapat diuraikan sebagai berikut:
1. Kenaikan harga produk
Produk yaang dihasilkan merupakan produk yang bergantung pada hasil alam
yaitu berupa tanaman hias dan bibit tanaman. Fenomena perubahan selera
konsumen terhdap suatu jenis tanaman hias berpengaruh terhadap meningkatnya
jumlah permintaan terhadap suatu jenis tanaman hias sehingga membuat harga
naik. Untuk mengatasi permasalahan tersebut pemilik memiliki stock cadangan
beberapa jenis tanaman hias populer sesuai permintaan dan selera konsumen
dalam ukuran dan harga tertentu. Namun konsumen dapat melakukan sistem
pemesanan pre-order dimana konsumen melakukan sejumlah pembayaran
terhadap barang di awal, sedangkan barang akan disediakan beberapa waktu
kemudian sesuai dengan perjanjian yang telah disepakati sebelumnya. Sistem pre-
order ini dilakukan dalam upaya menanggulangi jumalh modal pemilik yang
terbatas.
2. Perlunya perawatan bagi tanaman hias
Pengetahuan dasar mengenai tanaman sangat diperlukan bagi pengusaha tanaman
hias. Perawatan dan mempercantik tampilan tanaman hias merupakan salah satu
hal yang perlu dilakukan pelaku usaha tanaman hias sebagai upaya
mempertahankan kualitas agar tanaman hias yang dijual tidak layu bahkan mati.
Kesalahan perawatan terhadap tanamna hias tidak jarang menjadi salh satu faktor
kegagalan dari usaha bertanam atau budidaya tanaman. Untuk menanggulangi
masalah tersebut pemilik mengganggarkan dana setiap bulannya sebagai biaya
perawatan tanaman hias. Dalam perawatan tanaman hias bukan hanya pemenuhan
kebutuhan kebutuahn akan air dan sinar matahari saja yang diberikan. Namun
pemberian pupuk secara berkala, menjaga kebrsihan tanamn hias dari bahan-
bahan yang dapat menghabat pertumbuhan (plastik, kaleng, atau bahan tidak
teruarai lain) selalu dilakukan. Selain itu pemilik selalu melakukan pengecekan
dan memastikan keadaan setiap tenaman hias selalu sehat dan segar.
3. Kesulitan mencari tanaman hias dan bibit tanaman
Mulai tertariknya kembali masyarakat terhadap tanaman hias menyebabkan
kenaikan jumlah permintaan konsumen terhadap tanaman hias meningkat. Upaya
untuk mengatasi hal tersebut adalah dengan melakukan pembudidayaan berbagai
jenis tanaman hias yang dikategorikan sulit didapatkan atau langka sehingga
nantinya stock terhadap tanaman hias langka yang diinginkan konsumen dapat
terpenuhi.

C. Resiko Aspek Teknis


Resiko lain yang dihadapi pemilik usaha adalah resiko pada aspek teknis. Resiko yang
sering muncul adalah berhubungan dengan kinerja sumber daya manusia atau
karyawan dari usaha tersebut diantaranya sebagai berikut:
1. Keterbatasan jumlah karyawan
Terbatasnya jumalh karyawan mungkin akan menyebabkan terganggunya proses
operasional usaha. Dengan keterbatasan tersebut apabila karyawan tidak dapat
bekerja dikarenakan alasan mendesak dan tidak dapat ditinggalkan sehingga dapat
mengganggu proses produksi dan operasional usaha. Upaya yang dilakukan untuk
mengatasi hal tersebut adalah pemilik juga ikut andil dalam berbagai proses
produksi maupun operasional sehingga nantinya apabila terjadi kejadian tidak
terduga pemilik dapat mengambil alih tugas karyawan.
2. Kesalahan faktor manusia
Kesadaran bahwa manusia tidak pernah lepas dari kesalahan, begitu pula seorang
karyawan yang dapat mengalami kondisi kelelahan atau tidak fokus sehingga
membuat kesalahan dalam pekerjaanya. Upaya untuk mengatasi hal tersebut
sebagai seorang bukan hanya sebagai pemilik usaha saja, namun pemilik dapat
melakukan pendampingan dan pengawasan kerja terhadap karyawan tanpa
memebikan tekanan yang berlebih kepada karyawan. Diharapkan dengan hal
tersebut dapat meminimalisir kesalahan dan pekerjaan dapat dilakukan sesuai
dengan ketentuan yang ditetapkan.
Selain aspek sumber daya manusia (SDM), pengelolaan keuangan usaha dengan baik
dan benar menjadi faktor penting dalam pengelolaan dan peoperasian suatu usaha.
Pengelolaan keuangan harus dilakukan pada setiap usaha tanpa memnadang besar atau
kecilnya usaha tersebut. Dengan berjalannya suatu usaha beberapa resiko keuangan
akan diperoleh sebagai berikut:
1. Keterbatasan modal
Keterbatasan dana yang dimiliki oleh pemilik menyebabkan keterbatasan ruang
gerak keuangan usaha menjadi sempit pula. Namun dengan keterbatasan dana
tersebut pemilik diharuskan untuk dapat tetap bisa menjalankan usahanya. Upaya
yang dapat dilakukan dalam menanggulangi keterbatasan modal yang dimiliki
suatu bisnis atau usaha yaitu dengan mengatur modal yang ada seoptimal mungkin
dengan membuat skala prioritas kebutuhan usaha dan mengurangi atau
menghilangkan kebutuhan yang dianggap tidak terlalu penting.
2. Kesalahan keputusan harga jual
Kesalahan keputusan harga jual suatu produk dapat menyebabkan dampak yang
besar hingga kerugian finansial bagi perusahaaan. Penetapan harga jual yang
terlalu murah maupun terlalu mahal berpengaruh terhadap modal usaha.
Kesalahan penetapan harga jual harus segera untuk dievaluasi perusahaan. Upaya
yang dilakukan dalam menanggulangi hal tersebut adalah dengan mengevaluasi
dimanakah letak kesalahan dalam pengambilan keputusan harga jual sehingga
dimasa mendatang dapat dijadikan pengalaman dan pembelajaran. Selain itu
dalam penentuan harga jual produk diperlukann adanya riset pasar yang
melibatkan konsumen maupun pesaing usaha.
3. Resiko kredit
Dalam usaha pengembangan usaha atau bisnis dilakukan penambahan modal
usaha melalui pinjaman dari bank. Pinjaman tersebut akan rentan terhadap
kenaikan suku bunga bank. Upaya yang dilakukan untuk menanggulangi resiko
dari kredit adalah dengan melakukan monitoring terhadap perubahan suku bunga
serta dalam pengelolaan keuangan dilakukan efisisensi biaya baik penerimaan atau
pengeluaran usaha

BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Toko “pojok bunga” merupakan usaha dibidang agricultural dengan
menawarkan produk berupa bibit tanaman, tanamn hias, dan sarana produksi
tanaman. Toko ini menerapkan strategi secar offline maupun online dengan
menerapkan cara pembayaran yang mudah bagi pembeli.
2. Sumber dana toko “pojok bunga” berskala dari modal sendiri dan modal mitra
usaha tanpa menggunakan pinjaman bank karena perdyaratan sebagai usaha
yang telah berdiri selama lebih dari 6 bulan belum dapat dipenuhi.
Berdasarkan perhitungan payback payment modal usaha dapat kembali setelah
usaha berjalan selama 17 bulan.
3. Untuk landasan hukum, toko Pojok Bunga dapat dikategorikan sebagai
UMKM, jadi landasan hukum yang digunakan adalah Peraturan Perundang-
undangan terkait yang menjadi dasar hukum UU 20 Tahun 2008 Tentang
Usaha Mikro, Kecil, Dan Menengah adalah Pasal 5 ayat (1), Pasal 20, Pasal 27
ayat (2).
4. Pada aspek lingkungan Kegiatan usaha kami tidak berdampak negatif terhadap
lingkungan, karena toko kami hanya menyediakan tanaman hias, dan hanya
menghasilkan limbah berupa sisa-sisa daun atau tanah.
5. Dalam usaha pasti terdapat resiko produksi, pemasaran, maupun teknis yang
harus dihadapi pemilik. Namun dengan penanggulangan yang tepat
diharapkan dapat mengurangi berbagai resiko tersebut.

B. Saran
Bagi calon wirausaha dalam memulai usahanya sebaiknya memerlukan beberapa
hal sebagai berikut:
1. Perlunya rencana bisnis.
Sebuah rencana usaha harus dilakukan dengan perencanaan dan perancangan
yang matang. Rencana bisnis akan membantu para pengusaha untuk
melaksanakan eksekusi ide dan mencapai tujuan dan sasarannya.
2. Kemampuan manajerial
Selain rencana bisnis yang matang manajerial pengolahan suatu usaha dalam
berbagai aspek. kemampuan manajerial sangatlah diperlukan bagi pemilik
usaha karena mereka akan selalu bersinggungan dengan hal tersebut. Selain itu
kemampuan manajerial juga berkaitan dengan pengelolaan resiko, dengan
pengelolaan resiko yang baik tentunya diharapkan suatu usaha dapat
berlangsung dalam jangka panjang.
DAFTAR PUSTAKA

Basyaib, F. (2007). Manajemen Resiko. Grasindo.


Maralis, R., & Triyono, A. (2019). Manajemen resiko. Deepublish.
Latifa, H. (2018). Analisis Aspek Bisnis dan Manajemen Risiko Pada Bisnis Catering Diet
Sehat “Dapur Menthik” (Master's thesis, Universitas Islam Indonesia).
Frinces, Z. H. (2010). Pentingnya profesi wirausaha di Indonesia. Jurnal ekonomi dan
pendidikan, 7(1).
https://kemenkopukm.go.id/read/kemenkop-dan-ukm-berharap-lulusan-perguruan-tinggi-
dituntut-berkarya-kreatif-dan-inovatif
https://www.bps.go.id/publication/2019/11/20/fe955ae6a40e1a87f424569e/statistik-
karakteristik-usaha-2019.html

Anda mungkin juga menyukai