DISUSUN OLEH
Dzaky Ahmad Naufal (F0118033)
Erika Dhantylistyani (F0118039)
B. Profil Perusahaan
Toko Pojok Bunga merupakan toko yang menyediakan aneka tanaman hias
yang dijual langsung ditoko dan dijual secara online juga. Latar belakang berdirinya
toko ini adalah kegiatan Work From Home akibat pandemi menumbuhkan minat
sebagian masyarakat terhadap tanaman hias sebagai sarana refreshing dan
menghilangkan jenuh akibatnya banyak pengusaha tanaman hias yang memperoleh
keuntugan lebih besar dibandingkan sebelumnya.
Nama perusahaan : Toko “Pojok Bunga”
Alamat : Banyuanyar, Surakarta
Telepon/whatsaap : 0895365719166
Website : www.pojokbunga.co.id
Instagram : @pojokbunga
A. Aspek Produksi
1. Jenis produksi/diversifikasi produk.
Toko pojok bunga akan menjual tiga jenis produk diantaranya:
a. Penjualan Benih dan Bibit Tanaman
Benih merupakan bagian dari tanaman yang telah dipili dan diseleksi. Benih
tanaman dan biasanya berupa biji dan memiliki ukuran kecil. Sedangkan bibit
tanaman adalah benih tanaman yang telah disemai dan telah berkecembah
dengan ciri memiliki akar, daun, dan batang yang mengalmai proses
pertumbuhan dan perkembangan. Selain menyediakan bibit dan benih tanaman
hias toko”pojok bunga” juga mneyediakan bibit dan benih sayuran dan buah-
buahan hidroponik.
b. Penjualan Tanaman Hias
Pojok bunga merupakan usaha tanaman hias yang tidak hanya
memfokuskan pada satu jenis tanaman saja. Pojok bunga berusaha
menghadirkan berbagai macam jenis tanaman hias sebagai penyejuk rumah
yang sering dicari untuk dibeli oleh masyarakat dalam ukuran kecil maupun
sedang. Jenis tanaman hias tersebut diantaranya sebagai berikut:
Suplir
Tanduk rusa
Lidah mertua
Kuping gajah
Keladi red star
Sri rejeki
Puring
Sirih gading
Lili paris
Pucuk merah
Daun puring
Kaktus
Bunga anggrek
Palem hias
Selain menyediakan tanaman hias yang biasanya digunakan sebagai penghias
dan penyejuk rumah pojok bunga juga berusaha menyediakan berbagai
tanaman hias yang populer pada masa pandemi seperti jenis tanaman montera
andansoni (janda bolong), caladium (keladi), aglonema (srirejeki), calathea
orbifolia (tanaman betrdoa), rhaphidophora (mini monstera). Tanaman hias
populer tersebut dihadirkan dengan maksud untuk menarik pembeli lebih
banyak lagi. Tanaman hias populer juga dijual dalam ukuran kecil maupun
sedang. Namun dalam persediaan tanaman hias populer ini tidak disediakan
sebanyak jumlah tanaman hias biasa atau terbatas.
c. Penjualan sarana produksi tanaman
Dalam menjalankan usahanya selain menjual produk dalam bentuk
tanaman hias dan bibit tanaman toko “pojok bunga” menyediakan berbagai
barang yang mungkin dibutuhkan dalam proses bertanam pembeli. Toko
“pojok bunga” menyediakan beberapa sarana produksi tanaman bagi pembeli
seperti pot tanaman dalam berbagai ukuran (10 cm, 15cm, 20cm, 25cm,
30cm), pot gantung, polybag, tanah humus, humus bambu, pupuk kandang,
dan pupuk organik. Produk atau barang sarana produksi tanaman
mengutamakan kaulitas bagi pembelinya. Namun dalam penyediaan stock
toko “pojok bunga” baru dapat menyediakan dalam variasi barang dan jumlah
yang terbatas. Diharapkan dengan berkembangnya usaha nantinya toko “pojok
bunga” mampu lebih mengembangkan diri untuk kedepannya.
2. Keunggulan produk
a. Dapat menjadi penghilang stress
b. Memperindah halaman rumah
c. Dapat mengurangi polusi udara
3. Gambar Produk
Tanaman Aglomena
Sumber: https://higaragro.com/product/tanaman-hias-aglaonema
Tanaman Anggrek
4. Proses Produksi
a. Pemilihan supplier
Supplier memegang peranan penting guna menjaga ketersediaan bahan
baku dalam usaha. Dalam pengadaan bahan baku pemilik usaha memutuskan
untuk melakukan pembelian laangsung kepada petani. Pembelian langsung ini
dilakukan dengan pertimbangan kualitas tanaman yang baik serta harga
perolehan yang lebih murah. Selain itu dilakukan pula pembelian secara
online bagi bahan baku yang sulit diperoleh dari petani. Dengan pembelian
secar online juga dapat menghemat biaya trsnportasi yang dikeluarkjan oleh
pemilik usaha.
b. Penyedia Media Tanam
Tanaman hias umumnya ditanam didalam pot dengan media tanah
humus. Namun, anda juga boleh mencoba media tanam yang lain. Pada
umumnya media yang digunakan terdiri dari komposisi sekam, tanah dan
tanah humus.
c. Teknik Penanaman.
Alat yang dibutuhkan untuk menanam tanaman hias adalah sarung
tangan karet, gunting tanamanm pot, media tanahm dan pupuk. Sarung tangan
karet dapat diganti dengan plastik. Jangan lupa juga untuk periksa kondisi
perakaran bibit muda anda. Setiap belahan harus memiliki bagian batang yang
seimbang.
Isi pot yang telah anda sediakan dengan media pupuk dengan rasia 2:1,
campur rata. Benanamkan bibit hingga hanya sedikit pucuk yang terlihat
mencuat ke permukaan tanah. Siram biibt dengan air, hingga air mengalir dari
lubang-lubang dibawah pot anda. Tanaman hias harus dirawat dengan baik
dengan penyiraman teratur pagi dan sore. Tanahnya tidak boleh dibiarkan
terlalu lembab ataupun mengering.
d. Kualitas Produk
Pada kegiatan peroduksi dilakukan pengawasan produksi oleh pemilik
usaha dalam pengolahan produk usaha yang bertujuan untuk menghasilkan
produk yang baik dan sesuai standar. Selian itu pengawasan yang dilakukan
bermanfaat untuk menciptakan efisiensi sumber daya dan mapun bahan dalam
menhasilkan produk yang ditawarkan.
5. Lokasi Pembuatan
Kami melakukan kegiatan proses produksi tanaman hias di toko kami sendiri.
Lokasi toko kami berada di Jl. Taruma Negara Dalam No. 10, Surakarta, Jawa
Tengah. Pemilihan tempat lokasi ini dikarenakan lokasi dinilai memiliki harga
sewa tempat yang terjangkau dan berada pada lokasi yang strategis. Lokasi berada
dekat dengan pasar tempat membeli bahan baku mentah dan merupakan wilayah
perbatasan kota yang sering dilalui masyarakat. Hal tersebut mendukung distribusi
dari produk yang dijual. Pemilihan lokasi dengan kondisi seperti ini dinilai dapat
memberikan dampak positif, karena dapat menghemat biaya transportasi.
B. Aspek Pemasaran
1. Segmentasi Pasar
Segmen pasar dari produk ini dibagi menjadi 3 kelompok yaitu:
a. masyarakat yang memiliki hobi untuk mengoleksi dan merawat tanaman hias
b. penghuni rumah baru yang rata-rata akan mencari tanaman hias sebagai
pelengkap rumah
c. Instnasi perkantoran.
Berdasarkan segmen pasar tersebut masyarakat yang memiliki hobi mengoleksi
dan merawat tanaman hias sebagi target utama baik dari kalangan masyarakat
umum, pekerja kantor, maupun pencita tanaman hias sebagai pembeli.
2. Penentuan Harga
Keputusan penentuan harga jual (pricing decision), Keputusan ini dapat
dipengaruhi oleh kebijakan penentuan harga jual, pemanfaatan kapasitas dan
tujuan organisasi. Metode yang digunakan dalam penetapan harga usaha tanaman
hias sebagai berikut:
a. Penetapan harga yang berorientasi pada biaya
b. Penetapan harga yang berorientasi pada persaingan
c. Penetapan harga yang berorientasi pada permintaan dan pelanggan
3. Strategi Pemasaran
Untuk mendorong minat konsumen, toko kami memiliki beberapa strategi,
diantaranya:
Menetapkan harga yang relatif lebih murah dibanding
Menyediakan dan menjamin tanaman hias dengan kualitas yang baik
Tempat penjualan yang strategis. (dalam hal ini kami menjual baik secara
offline maupun online
Memberikan potongan harga kepada konsumen yang membeli tanaman
dengan jumlah yang banyak.
4. Cara pembayaran
Dalam hal ini, toko kami menyediakan berbagai metode pembayaran untuk
memudahkan konsumen dalam bertransaksi ditoko kami, cara pembayaran yang
dapat dipakai adalah:
Tunai/cash
Melalui transfer bank
Gopay
Ovo
Dana
5. Kompetitor
Berikut merupakan klasifikasi kompetitor yang kami identifikasi
Direct competitors (Kompetitor Langsung)
Beberapa pesaing bisnis yang menjual produk yang sama dengan pojok
bunga, bisnis yang sudah berjalan ini merupakan pesaing yang sulit,
mengingat mereka sudah dikenal luas oleh masyarakat, produk yang
ditawarkan pun lebih beragam dan memiliki banyak cabang di berbagai
kota.
Indirect Competitors (Kompetitor Tidak Langsung
Beberapa competitor bisnis di industry yang sama namun dengan metode
atau penawaran yang berbeda. Biasanya produk yang dijual indirect
competitors ini bisa menjadi produk pengganti dari produk yang dijual di
Pojok Bunga.
Future Competitors (Kompetitor yang Akan Datang)
Beberapa competitor baru yang akan bermunculan dimasa depan seiring
makin berkembangnya industri tanaman hias. Mengingat jika ide bisnis ini
menghasilkan hasil yang positif maka akan banyak orang akan berlomba-
lomba untuk menjual produk tersebut. Dengan demikian, hal ini juga dapat
menjadi ancaman yang cukup serius yang dapat menghambat
perkembangan suatu bisnis, bahkan dapat menyebabkan bisnis tersebut
bangkrut.
C. Aspek Keuangan
1. Sumber Dana
Dalam menjalankan sebuah usaha modal menjadi faktor pendukung yang
sangat diperlukan. Riyanto (2010), Schwiedland menjelaskan bahwa modal
meliputi modal dalam bentuk uang maupun dalam bentuk barang. Menurut
Mardiyatmo (2008) modal sendiri terbagi menjadi:
a. Modal sendiri adalah modal yang diperoleh dari pemilik usaha itu sendiri.
b. Modal Asing atau modal pinjaman adalah modal yang biasanya diperoleh
dari pihak luar perusahaan dan biasanya diperoleh dari pinjaman.
c. Modal Patungan diperoleh dengan cara menggabungkan antara modal sendiri
dengan modal satu orang teman atau beberapa orang (yang berperan sebagai
mitra usaha).
Sumber Dana
Modal Sendiri Rp 15.000.000
Pinjaman Mitra Rp 10.000.000
Total Modal Rp 25.000.000
Tabel 2.1 Sumber Dana
Keputusan menggunakan sumber modal berasal dari pemilik dan modal
yang berasal dari pinjaman atau patungan dari mitra usaha. Hal ini
dikarenakan usaha ini merupakan usaha yang baru berjalan, dimana pemilik
usaha belum bisa melakukan/mengajukan hutang bank disebabkan persyaratan
untuk melakukan hutang bank adalah sebuah usaha berjalan enam bulan
(sumber: BRI KUR).
2. Penggunaan Dana
Dengan memutuskan permodalan menggunakan modal sendiri, maka
memiliki usaha memiliki keterbatasan dana sehingga menyebabkan beberapa hal
baik jenis kebutuhan atau jumlah barang yang harus dikurangi supaya usaha tetap
bisa berjalan. Rincian penggunaan dana modal usaha tanaman hias dapat dilihat
dari tabel Dibawah ini:
Penggunaan dana modal dalam biaya peralatan digunakan untuk membeli peralatan usaha
berupa rak kayu, rak besi, lemari kaca, katalog, mesin kasir, serta meja dan kursi kasir.
Pada rincian penggunaan dana modal untuk biaya bahan digunakan untuk
pemebilan bibit tanaman, berbagai jenis tanaman hias yang akan dijual dan
beberapa barang sarana produksi tanaman seperti pot, polybag, pupuk, dan tanah
humus.
3. Estimasi Pendapatan
Suatu usaha selalu berhubungan dengan Kebijakan untuk penentuan harga jual
(pricing policies). Berdasarkan penentuan faktor-faktor yang dipertimbangkan
dalam penentuan harga jual seperti:
a. Biaya
b. Persaingan harga
c. Permintaan dari pelanggan
Maka masing-masing harga dari produk tanaman hias “pojok bunga” dapat
diklasifikasikan pada tabel berikut:
Rincian Estimasi Pendapatan
NAMA BARANG JUMLAH HARGA / PRODUK PENDAPATAN
Benih Tanaman 1000 Rp 5.000 Rp 5.000.000
Tanaman Hias Kecil 100 Rp 20.000 Rp 2.000.000
Tanaman Hias Sedang 100 Rp 35.000 Rp 3.500.000
Tanaman Hias Hits 10 Rp 1.000.000 Rp 10.000.000
Polybag 100 Rp 6.000 Rp 600.000
Pot 10 Cm 10 Rp 3.000 Rp 30.000
Pot 15 Cm 10 Rp 5.000 Rp 50.000
Pot 20 Cm 10 Rp 6.000 Rp 60.000
Pot 25 Cm 10 Rp 10.000 Rp 100.000
Pot 30 Cm 10 Rp 18.000 Rp 180.000
Pot Gantung 20 Rp 20.000 Rp 400.000
Tanah Humus 20 kg Rp 10.000 Rp 200.000
Humus Bambu 20 kg Rp 20.000 Rp 400.000
Pupuk Kandang 20 kg Rp 10.000 Rp 200.000
Pupuk Organik 20 kg Rp 30.000 Rp 600.000
TOTAL PENDAPATAN Rp 23.320.000
Tabel 2.5 Rincian Setimasi Pendapatan
Dengan penetapan harga terhadap masing-masing produk. Pemilik usaha
mengasumsikan semua stock produk pada toko “pojok bunga” terjual habis dalam
sebulannya. Sehingga dapat diestimasikan bahwa pendapatan toko pojok bunga
dalam dapat mencapai Rp 23.320.000 per bulan.
4. Estimasi Pengeluaran
Dalam satu bulan pengeluaran usaha dilakukan dengan rincian pembayaran sewa
tempat usaha, pembayaran listrik, biaya gaji, biaya pemasaran, biaya perawatan
tanaman, dan biaya pembalian bahan. Sehingga dapat diestimasikan bahwa
pendapatan toko pojok bunga dalam dapat mencapai Rp 21.910.000 per bulan.
5. Payback Payment
Payback payment dilakukan guna mengetahui berapa lama usaha yang dijalankan
mampu melakukan pengembalian modal usaha dari segi nilai ekonomi maupun
perbaikan kondisi lingkungan perhitungan payback payment diperoleh degan
rumus sebagai berikut:
Nilai Investasi
Payback Payment =
Penerimaan Bersih
Nilai Investasi
Payback Payment =
Penerimaan−Pengeluaran
25.000 .000
¿
23.320 .000−21.910.000
25.000.000
¿
1.410.000
= 17,7305
D. Aspek Teknis.
Penentuan kelayakan aspek teknis dapat dilihat dari produksi produk, perencanaan
proses dan fasilitas, serta lokasi usaha budidaya tanaman hias
a) Quality Control
Toko Pojok Bunga akan memastikan bahwa seluruh produk tanaman hias yang
dijual memiliki kualitas yang baik. Produk tanaman hias yang dijual dijamin
kualitasnya.
b) Perencanaan Fasilitas
Dalam melakukan budidaya tanaman hias toko kami menggunakan bibit dan
tanah dengan kualitas yang baik, sehingga dapat menghasilkan hasil yang
maksimal.
c) Perencanaan lokasi
Rencananya kami akan menyewa lahan didaerah strategis, agar dapat
memudahkan dalam akses pemasaran produk.
E. Aspek Hukum
Untuk landasan hukum, toko Pojok Bunga dapat dikategorikan sebagai UMKM, jadi
landasan hukum yang digunakan adalah Peraturan Perundang-undangan terkait yang
menjadi dasar hukum UU 20 Tahun 2008 Tentang Usaha Mikro, Kecil, Dan
Menengah adalah Pasal 5 ayat (1), Pasal 20, Pasal 27 ayat (2).
F. Aspek Lingkungan
Kegiatan usaha kami tidak berdampak negatif terhadap lingkungan, karena toko kami
hanya menyediakan tanaman hias, dan hanya menghasilkan limbah berupa sisa-sisa
daun atau tanah.
BAB III
ASPEK MANAJEMEN RESIKO BISNIS
Perusahaan sebagai lembaga bisnis akan selalu menghadapi ketidakpastian yang bisa
menyebabkan adanya suatu kegagalan dikarenakan beberapa faktor sehingga perusahaan
memperoleh resiko kerugian baik secara materi dan non materi dalam berbagai bentuk.
Melalui anaalisis yang tetap diharapkan perusahaan mampu memperkirakan kemungkinan
resiko yang akan terjadi. Dalam Maralis, R., & Triyono, A. (2019) menyebutkan manajemen
resiko adalah penerapan fungsi-fungsi manajemen dalam penanggulangan resiko, terutama
resiko yang dihadapi oraganisasi atau perusahaan, keluarga, atau masyarakat. Nitisusastro
dalam Latifa, H.2018 berpendapat Manajemen risiko adalah suatu proses dimana manajer
perusahaan melakukan identiikasi adanya risiko pada seluruh bagian di dalam organisasi
yang berpotensi menimbulkan kerugian, kemudian mengembangkan rencana untuk
meniadakan atau memperkecil jumlah kerugian yang mungkin terjadi. Sehingga dapat ditarik
kesimpulan bahwa manajemen resiko merupakan suatu upaya perusahaan untuk dapat
memprediksi resiko yang akan terjadi guna penganggulangan atau mengurangi dampak
kegagalan yang akan terjadi. Tujuan dari adanya manajemen resiko sebagai berikut:
1. Menanggulangi kemungkinanan kerugian secara ekonomis perusahaan dengan cara
yang seefisien mungkin
2. Mengurangi rasa kekhawatiran akan kegagalan usaha yang sedang dijalankan.
3. Sebagai upaya pemenuhan kewajiban perusahaan kepada pihak ketiga
Monitoring dan
Identifikasi Resiko Pengukuran Resiko Kombinasi Solusi
Evaluasi
2. Pengukuran resiko
Mengukur risiko yang mungkin terjadi dan dampak yang berpotensi menimbulkan
kerugian. Pada perusahaan terdapat dua pengukuran yang dilakukan sebagai berikut:
a. Kemungkinan dampak atau resiko yang akan ditimbulkan dalam satu periode
b. Besarnya kerugian terhadap keadaan keuangan perusahaaan
3. Kombinasi solusi
Berusaha untuk mencari solusi tepat dan ekonomis guna menyelesaikan berbagai
masalah yang timbul secara tidak terduga. Keputusan yang akan dilakukan diharapkan
mampu memeberikan:
a. Upaya menghindari kemungkinan resiko dan kegagalan
b. Upaya mengurangi kesempatan terjadi kegagalan
c. Upaya mengatasi masalah apabila menerima resiko dan kegagalan
4. Monitoring dan evaluasi
Tahap terakhir yang diksanakan adalah dengan mengkoordinasikan berbagi keputusan
yang diambil atau sosusi terhadap resiko dan kegagalan. Monitoring dan evaluasi
merupakan hal penting yang harus dilakukan untuk mengawasi perubahan selama
penanggulangan resiko serta nantinya pengelolaan resiko dapat berguna dimasa
pendatang.
Berikut beberapa resiko dari beberapa aspke dalam berwirausaha:
A. Resiko Aspek Pemasaran
Resiko dalam aspek pemasaran dapat menimbulkan berbagai dampak kepada
perusahaan diantaranya penurunan tingkat penjualan dan kerusakan citra baik
perusahaan yang telah dibangunnya. Penurunan pendapatan terjadi seiring dengan
menurunanya pangsa pasar dan distribusi produk. Adanya kenaikan pajak juga dapat
menimbulkan kenaikan biaya distribusi perusahaansehingga berdampak pada harga
jual barang yang semakin mahal. Selian itu perubahan selera konsumen dan
persaingan angtar perusahaan, terbatasnya distribusi produk juga menjadi resiko
pemasaran. Dalam menjalankan usahanya perusahaaan telah mengidentifikasikan
resiko pemasaran yang dihadapi sebgai berikut:
1. Persaingan harga jual
Persaingan harga jual ini pasti dirasakan pemilik usaha dikarenakan telah terdapat
banyak usaha yang memfokuskan dirinya pada produk tanaman hias. Masyarakat
akan membandingkan antar produk dari usaha tanaman hias dari pemilik dengan
usaha tanaman hias lain dalam satu daerah pemasaran. Upaya dalam mengahadapi
resiko tersebut adalah dengan menunjukan keunggulan kualitas tanaman hias
pemilik, berusaha mencari tanaman hias hias dari petani langsung sehingga
nantinya harga jula yang ditawarkan mampu bersaing bahkan dapat lebih murah,
dan melakukan sistem promosi kepada pembeli dalam jangkauan yang luas.
2. Munculnya pesaing usaha
Dikarenakan usaha yang digeluti pemilik bukan suatu produk baru bagi
masyarakat dan banyak dikenal oleh masyarakat umum sehingga menyebabkan
pesaing usaha diawal pendiriaanya telah terhitung banyak dan semakin bertambah
lagi dengan kembali populernya tanaman hias dikalangan masyarakat. Upaya yang
dilakukan untuk menghadapi banyaknya pesaing usaha dengan pemasaran produk
bukan hanya dilakukan di toko offline saja, namun juga merambah ke toko online
dengan membanguan website toko maupun mendirikan toko pada platform
onlineshop yang saat ini populer seperti tokopedia, shoope, lazada, dan lainnya.
Sebagai media promosi pemilik memanfaatkan kekuatan sosial media seperti
instagram, facebook, maupun twiter dalam usaha pengenalan pemasaran produk.
3. Distribusi yang terbatas
Keterbatasan dalam mendistribusikan barang menyebabkan sempitnya jangkauan
distribusi yang dilakukan. Hal tersebut terjadi dikarenakan terbatasnya jumlah
karyawan sehingga belom adanya pelayanan pengantaran produk bagi konsumen.
Upaya dalam mengahadapi hal tersebut adalah dengan bekerja sama dengan ojek
online seperti grab maupun gojek dalam halam pengantaran barang atau produk
bagi konsumen pada daerah pemasaran yang menginginkan pengiriman. Selain itu
bagi konsumen yang berasal dari luar daerah pemasaran dapat dikirimkan
memalui ekspedisi pengiriman. Nantinya biaya tambahan pengiriman produk
tersebut akan dikomunikasikan dengan konsumen terlebih dahulu.
4. Persepsi konsumen
Pendapat konsumen terhadap suatu usaha dapat berpengaruh terhadap citra usaha
tersebut. Tersebarnya citra usaha yang kurang baik dari beberapa konsumen dapat
mempengaruhi konsumen lain untuk mengurungkan niat dan minatnya untuk
membeli produk yang kita miliki. Upaya yang dilakukan untuk menanggulangi
permasalahan tersebut adalah dengan tetap mempertahankan produk yang
berkualitas dan berkualitas serta memberikan pelayanan yang terbaik bagi
konsumen. Pelayanan baik konsumen dengan menerapkan konsep konsumen atau
pembeli sebagai raja dan memenerapkan beberapa tindakan kecil namun sangat
berharga bagi konsumen seperti mengembangkan sikap senyum, sapa, dan salam
kepada konsumen, bersikap ramah, dan selalu menerima masukan baik kritik
maupun saran kepada produk atau usaha dengan lapang dada yang dapat dijadikan
sebagai bahan evaluasi usaha kedepannya.
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Toko “pojok bunga” merupakan usaha dibidang agricultural dengan
menawarkan produk berupa bibit tanaman, tanamn hias, dan sarana produksi
tanaman. Toko ini menerapkan strategi secar offline maupun online dengan
menerapkan cara pembayaran yang mudah bagi pembeli.
2. Sumber dana toko “pojok bunga” berskala dari modal sendiri dan modal mitra
usaha tanpa menggunakan pinjaman bank karena perdyaratan sebagai usaha
yang telah berdiri selama lebih dari 6 bulan belum dapat dipenuhi.
Berdasarkan perhitungan payback payment modal usaha dapat kembali setelah
usaha berjalan selama 17 bulan.
3. Untuk landasan hukum, toko Pojok Bunga dapat dikategorikan sebagai
UMKM, jadi landasan hukum yang digunakan adalah Peraturan Perundang-
undangan terkait yang menjadi dasar hukum UU 20 Tahun 2008 Tentang
Usaha Mikro, Kecil, Dan Menengah adalah Pasal 5 ayat (1), Pasal 20, Pasal 27
ayat (2).
4. Pada aspek lingkungan Kegiatan usaha kami tidak berdampak negatif terhadap
lingkungan, karena toko kami hanya menyediakan tanaman hias, dan hanya
menghasilkan limbah berupa sisa-sisa daun atau tanah.
5. Dalam usaha pasti terdapat resiko produksi, pemasaran, maupun teknis yang
harus dihadapi pemilik. Namun dengan penanggulangan yang tepat
diharapkan dapat mengurangi berbagai resiko tersebut.
B. Saran
Bagi calon wirausaha dalam memulai usahanya sebaiknya memerlukan beberapa
hal sebagai berikut:
1. Perlunya rencana bisnis.
Sebuah rencana usaha harus dilakukan dengan perencanaan dan perancangan
yang matang. Rencana bisnis akan membantu para pengusaha untuk
melaksanakan eksekusi ide dan mencapai tujuan dan sasarannya.
2. Kemampuan manajerial
Selain rencana bisnis yang matang manajerial pengolahan suatu usaha dalam
berbagai aspek. kemampuan manajerial sangatlah diperlukan bagi pemilik
usaha karena mereka akan selalu bersinggungan dengan hal tersebut. Selain itu
kemampuan manajerial juga berkaitan dengan pengelolaan resiko, dengan
pengelolaan resiko yang baik tentunya diharapkan suatu usaha dapat
berlangsung dalam jangka panjang.
DAFTAR PUSTAKA