Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN PRAKTIKUM

EKONOMI SUMBER DAYA


PEMBUATAN VERTICAL GARDEN DENGAN
PEMANFAATAN LIMBAH ORGANIK DAN HDPE (High
Density Polyethylene)
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Mata Kuliah Ekonomi Sumber Daya
Dosen Pengampu : Dr. Aliudin, S.P., MP

Disusun Oleh :
Inas Oriana Hanifah (4441160061)
Lia Fauziah (4441160086)
Nengsih Naibaho (4441160106)
Kelas : 5 C

JURUSAN AGRIBISNIS
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
2018
KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta
hidayah-Nya, karena nikmat-Nya itu pula kami dapat menyelesaikan laporan ini
dalam bentuk maupun isinya yang sederhana. Laporan ini disusun untuk
menambah ilmu pengetahuan juga wawasan tentang “Pembuatan Vertical Garden
dengan pemanfaatan limbah organik dan HDPE (High Density Polyethylene)”
serta memudahkan proses pembelajaran mata kuliah Ekonomi Sumber Daya.
Harapan kami semoga makalah ini dapat membantu menambah pengetahuan
dan pengalaman bagi para pembaca, sehingga kami dapat memperbaiki bentuk
maupun isi laporan ini agar ke depannya menjadi lebih baik.
Menyadari adanya kemungkinan kesalahan dan kekurangan dalam penulisan
laporan, kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun untuk
peningkatan ke depannya. Akhir kata penulis ucapkan terimakasih.

Serang, Oktober 2018

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................ii
DAFTAR ISI.........................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
1.1 Latar Belakang...............................................................................................1
BAB II TINJAUAN PUSTAKA............................................................................2
2.1 Vertical Garden (Taman Vertikal).................................................................2
2.1.1 Pengertian Vertical Garden.....................................................................2
2.1.2 Manfaat Vertical Garden.........................................................................2
2.1.3 Media Tanam...........................................................................................2
2.2 Tanaman Obat – obatan ( Lidah Buaya)........................................................3
BAB III METODE PRAKTIKUM.......................................................................5
3.1 Alat dan Bahan...............................................................................................5
3.2 Cara Kerja.......................................................................................................6
a. Pembuatan Pupuk Bokasi.............................................................................6
b. Pembuatan Pupuk Kompos...........................................................................6
c. Pembuatan Kerangka....................................................................................6
3.3 Penanaman......................................................................................................7
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................8

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Seiring dengan berkembangnya teknologi dan pola pikir masyarakat di
kota besar, banyak orang lebih memilih untuk mengfungsionalisasikan lahan
kosong untuk mendirikan bangunan, perluasan jalan, ataupun kepentingan
pribadinya. Selain itu, meningkatnya jumlah penduduk juga mengakibatkan
lahan kosong menjadi sangat berkurang. Hal – hal tersebut memberikan
pengaruh yang sangat besar bagi kondisi cuaca dan lingkungan. Di lain hal,
pengurangan lahan kosong juga dapat mengurangi estetika. Sebagai contoh,
taman kota yang cukup luas dibongkar sedemikian rupa untuk dijadikan
perumahan, mal dan sebagainya.
Berkurangnya luas lahan yang kosong dapat menimbulkan berbagai
masalah yang cukup besar, salah satunya sampai saat ini masih terjadi Global
Warming (Pemanasan Global). Global warming merupakan salah satu kondisi
dimana panas bumi meningkat, intensitas jumlah curah hujan menurun,
batuan es di daerah kutub banyak yang mencair, peningkatan permukaan air
laut, dan gangguan ekologis.
Teknik vertical garden merupakan salah satu teknik penghijauan yang
dapat diterapkan di lahan terbatas. Jenis tanaman yang dapat dibudidayakan
dengan teknik ini, antara lain : tanaman yang dapat merambat ke atas, ke
bawah, dan ke samping, tanaman perdu atau tanaman dengan bobot yang
ringan dan pertumbuhan agak lambat. Penerapan teknik vertical garden
menjadi salah satu solusi upaya penghijauan di lahan terbatas sehingga dapat
meminimalkan terjadinya pemanasan global serta penerapan teknik ini baik
baik di luar dan di dalam dapat menambah nilai estetika lingkungan rumah
dan bangunan.

1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Vertical Garden (Taman Vertikal)


2.1.1 Pengertian Vertical Garden
Vertical garden adalah penanaman yang dilakukan pada struktur
vertikal seperti tanggul atau dinding penahan (retaining wall). Pada
umumnya, vertical garden dibangun untuk menahan lereng yang berfungsi
untuk membantu meningkatkan kestabilan lereng. Fungsi lain dari penanaman
cara ini adalah menjadikan dinding atau lereng lebih menarik dan dapat
menciptakan habitat bagi satwa (Arifin dkk, 2008).
Blanc (2008), menyatakan bahwa vertical garden merupakan tanaman
yang disusun secara vertikal dan dapat menciptakan iklim mikro yang
spesifik di sekitarnya, karena tanaman berperan penting dalam keseimbangan
lingkungan. Tanaman dapat menyediakan ruang yang sejuk dan kaya oksigen
untuk manusia. Dalam arti lain, vertical garden merupakan suatu gagasan
memindahkan efek natural ke dalam sebuah lingkungan perkotaan. Konsep
vertical garden memberikan manfaat, antara lain : menambah keindahan
alami lingkungan, menciptakan taman indah di lahan terbatas, menahan panas
dari luar, mengurangi tingkat kebisingan suara, mengurangi polusi udara,
menangkap partikel – partikel kotoran, meningkatkan suplai oksigen.

2.1.2 Manfaat Vertical Garden


Vertical garden atau taman vertikal memiliki beberapa manfaat
menurut Sujayanto (2011), yaitu : menciptakan karakter fashionable di tengan
lingkungan kota yang modern, menjadikan solusi penataan taman dalam
kondisi keterbatasan lahan, merefleksikan atau memindahkan suatu
pemandangan alam, tirai alami menghasilkan suasana sejuk.

2
2.1.3 Media Tanam
Media tanam yang digunakan pada vertical garden dibedakan menjadi
dua menurut bahan pembentuknya. Jenis yang pertama adalah media tanam
yang berasal dari bahan organik, antara lain arang, batang pakis, kompos,
moss, pupuk kandang, sabut kelapa, humus, rumput laut, dan lain-lain. Jenis
yang kedua adalah media tanam yang berasal dari bahan anorganik. Media
tanam ini antara lain felt, gel, pasir, kerikil, pecahan batu bata, spons, tanah
liat, vermikulit dan perlite, gabus, rockwool, zeolit, red lava dan lain-lain. Hal
yang perlu diperhatikan dalam pemilihan media tanam adalah bobot. Karena
bobot media tanam mempengaruhi berat total dari vertical garden, sehingga
media tanam yang digunakan dipilih yang memiliki bobot relatif ringan.

2.2 High Density Polyethylene (HDPE)

HDPE adalah polietilena termoplastik yang terbuat dari minyak bumi.


Membutuhkan 1,75 kg minyak bumi (sebagai energi dan bahan baku) untuk
membuat 1 kg HDPE. HDPE dapat didaur ulang, dan memiliki nomor 2
pada simbol daur ulang. Pemilihan pipa HDPE ini karena bahan plastiknya
non-toxic sehingga aman untuk air konsumsi rumah tangga. Hal ini menutup
kekurangan pipa besi yang mudah berkarat dan membahayakan bila terminum
manusia.

Karena elastis dan kuat, pipa HDPE banyak digunakan masyarakat yang
tinggal di lingkungan dengan kontur tanah bebatuan yang curam, rawan
gempa, longsor, dan tanah labil. Keberadaan pipa HDPE sudah diakui
keunggulannya dan sering digunakan untuk pipa industri, perkebunan, hingga
pertanian karena bentuknya yang cocok digunakan untuk kondisi lahan yang
sulit.

2.3 Tanaman Obat – obatan ( Lidah Buaya)


Tanaman lidah buaya diperkirakan masuk ke Indonesia sekitar abad ke-
17. Saat ini lidah buaya terdapat di seluruh pelosok Indonesia dan umumnya

3
ditanam terbatas sebagai tanaman hias di dalam pot dan halaman rumah. Di
samping itu, tanaman ini dapat dijadikan sebagai bahan obat-obatan dan
kosmetik, karena bahan lendir atau gel yang terdapat dalam daunnya
mengandung barbaloin dan iso barbaloin (Wahid, 2000).
Dari segi fisiologis tanaman ini dapat digolongkan pada tanaman Craculance
Asid Metabolisme (CAM) yang mempunyai kemampuan untuk mengikat CO 2
pada malam hari dan melakukan fotosintesis pada siang hari. Berdasarkan
klasifikasi lidah buaya dapat digolongkan sebagai berikut :
Diviso : Spermatophyte
Sub Devisio : Angiosspermae
Kelas : Monokotyledoneae
Ordo : Liliaceae
Famili : Liliales
Genus : Aloe
Species : Aloe vera (Wahjono dan Koesnandar, 2002).
Lidah buaya mengandung cairan bening seperti jeli dan cairan berwarna
kekuningan yang mengandung aloin. Beberapa bahan kimia yang terkandung
dalam tanaman ini adalah barbaloin, isobarbaloin, aloe-imodin, aloenin dan
aloesin yang mengandung antibiotik. Efek farmakologis lidah buaya
diantaranya adalah obat luka bakar, pencahar (laxative), parasiticide dan
memperbaiki pankreas. Tanaman ini dapat dijadikan sebagai obat sakit
kepala, pusing, sembelit (constipation), kejang pada anak, kurang gizi
(malnutrition), batuk rejan (pertussis), muntah darah, kencing manis, wasir,
dan meluruhkan haid. Tak kalah pentingnya, lidah buaya dapat dijadikan
sebagai obat alamiah untuk penderita HIV/AIDS karena kandungan
polisakarida dan acelated mannose (Jatnika, 2009).

4
BAB III
METODE PRAKTIKUM

3.1 Alat dan Bahan


Alat yang digunakan pada praktikum pembuatan vertical garden adalah
sebagai berikut :
1. Ember cat bekas ukuran 5 kg sebanyak 9 buah
2. Pipa ukuran 4 inch dengan tinggi 1,5 meter
3. Pipa sambung 3 inch sebanyak 9 buah
4. Pisau
5. Sendok pengaduk semen
6. Gergaji
7. Solder
8. Spidol
9. Tali rapia
10. Wadah (ember besar) 1 buah
11. Plastik bekas

Bahan yang digunakan pada praktikum pembuatan vertical garden adalah


sebagai berikut :
1. Sekam bosok 1 karung
2. Kotoran hewan 1 karung
1
3. Terasi kg
4
4. Gula jawa 1 kg
5. Air beras 10 liter
6. Semen 1 kg
1
7. Pasir kg
2
8. Lem bakar
9. Tanaman obat – obatan (tanaman lidah buaya)

5
3.2 Cara Kerja
a. Pembuatan Pupuk Bokasi
1. Potong gula jawa menjadi ukuran yang kecil atau halus
2. Masukkan air beras ke dalam wadah yang telah disiapkan
3. Campurkan terasi, dan gula ke dalam wadah yang berisikan air beras
tersebut
4. Aduk semua bahan tersebut menggunakan kayu hingga tercampur
merata
5. Tutup wadah tersebut dengan rapat menggunakan plastik, kemudian
ikat dengan tali rapia. Usahakan tidak ada udara yang masuk ke
dalam wadah tersebut
6. Simpan di tempat yang tidak terkena sinar matahari langsung
7. Diamkan selama 6 – 7 hari, setelah itu buka wadah tersebut dan
bokasi siap digunakan

b. Pembuatan Pupuk Kompos


1. Campurkan kotoran hewan dan sekam bosok ke dalam wadah
dengan perbandingan 1:1
2. Campurkan pupuk bokasi yang telah dibuat
3. Aduk campuran tersebut menggunakan kayu
4. Jika sudah selesai, tutup wadah tersebut dengan plastik atau dengan
apa saja supaya tidak ada yang masuk ke dalam wadah tersebut
5. Tunggu selama 10 – 15 hari sampai pupuk benar – benar hancur

c. Pembuatan Kerangka
1. Potong pipa dengan ukuran 1,5 meter dengan gergaji
2. Buatlah pola lingkaran di sisi – sisi pipa dengan spidol sebanyak 9
lubang
3. Lubangi pipa dengan solder

6
4. Pasang sambungan pipa ke dalam lubang – lubang yang telah dibuat
tadi
5. Apabila sambungan pipa belum terpasang dengan kuat, maka dapat
menggunakan lem bakar
6. Selanjutnya, campurkan semen dan pasir dengan perbandingan 2:1
dalam wadah menggunakan sendok pengaduk semen hingga merata
7. Masukkan ujung pipa ke dalam ember cat, lalu tuangkan campuran
semen dan pasir ke dalamnya
8. Letakkan di tempat yang terkena sinar matahari langsung supaya
proses pengeringan berjalan dengan cepat
9. Cat kerangka sesuai keinginan agar terlihat lebih menarik

3.3 Penanaman
1. Siapkan 9 buah ember cat ukuran 5 kg
2. Lubangi bagian dasar ember cat dengan solder sebagai jalan untuk
mengeluarkan kelebihan air
3. Siapkan media tanam yang telah dibuat
4. Masukkan media tanam ke dalam ember cat yang telah dilubangi
bagian dasarnya sebanyak setengah ember
5. Siapkan anakan lidah buaya. Usahakan akarnya tidak putus
6. Buat lubang kecil pada media tanam dan masukkan anakan lidah
buaya ke dalamnya
7. Siram tanaman sampai media tanamnya basah. Lidah buaya tidak
terlalu banyak memerlukan air.
8. Tempatkan tanaman ditempat yang cerah dan jangan terlalu sering
disiram.

7
BAB IV
HASIL PRAKTIKUM

8
9
10
DAFTAR PUSTAKA

Arifin H.S, Munandar A, Arifin N.H.S, Pramukanto Q dan Damayanti V.D. 2008.
Sampoerna Hijau Kotaku Hijau. Edisi Kedua, Cetakan Pertama. PT.
Sampurna Hijau.
Blanc, Patrick. 2008. Le Mur Végétal, de la nature à la ville ("The green wall in
town and country"), éditions Michel Lafon.
Jatnika, Ajat. 2009. Manfaat Lidah Buaya. www.bbpplembang.deptan.go.id.
Sujayanto, G. 2011. Tipologi Vertical Greenery. Jakarta: PT Samindra Utama
Wahid, P. 2000. Peluang Pengembangan Lidah Buaya (Aloe vera). Badan
Penelitian dan Pengembangan Kehutanan dan Perkebunan. Puslitbang 135
Tanaman Perkebunan. Warta Penelitian dan Pengembangan Tanaman
Industri, 6 (3): 6-9.
Wahjono, E. dan Koesnandar. 2002. Mengebunkan Lidah Buaya Secara Intensif.
PT Agromedia Pustaka, Jakarta.
Widayat, Rahmanu. (2016). Persepsi dan Motivasi Masyarakat terhadap
Penerapan Teknik Vertical Garden di Lahan Terbatas. Hal 183

11

Anda mungkin juga menyukai