Anda di halaman 1dari 3

1.

- Magna Charta; Inggris ( 1215 )


- Bill of Rights; Inggris ( 1689 )
- Declaration of Independence, USA ( 1776)
- Bill of Rights, USA ( 1791)
- Declaration of the Rights of Man and the Citizen
2.
- Undang-Undang Dasar 1945,
- Deklarasi Universal tentang Hak Asas Manusia,
- Ketetapan MPR Nomor XVIII/MPR/1998 tentang Hak Asasi Manusia.
- Undang-undang Nomor 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia.
- Undang-undang No.26 tahun 2000 tentang Pengadilan HAM.

3. HAKEKAT HAM
Merupakan upaya menjaga keselamatan eksistensi manusia secara utuh melalui
aksi keseimbangan yaitu keseimbangan antara hak dan kewajiban, serta
keseimbangan antara kepenting an perorangan dengan kepentingan umum.
Begitu juga upaya menghormati, melindungi dan menjunjung tinggi HAM, menjadi
kewajiban tanggung jawab bersama antara individu, pemerintah ( apa ratur
pemerintah baik sipil maupun militer ) dan negara.

4. UU RI No. 39 /1999 tentang HAM


Ps.1.(1) HAM :
Seperangkat Hak yang melekat pada hakekat dan keberadaan manusia sebagai
makhluk Tuhan YME dan merupakan anugerah – Nya yang harus dihormati,
dijunjung tinggi dan dilindungi oleh Negara, hokum, pemerintahh dan setiap orang
demi kehormatan serta perlindungan harkat dan Martabat manusia

Ps. I (6) Pelanggaran HAM


Setiap perbuatan seseorang/kelompok orang termasuk aparad Negara baik
disengaja / tidak / kelalaian yang secara melawan hukum mengurangi,
menghalangi, membatasi dan mencabut HAM seseorang / kelompok yang di
jamin UU dan tidak mendapatkan / dikawatirkan tidak akan memperoleh
penyelesaian Hukum yang adil dan benar.

5. UU No. 26 th 2000 tentang Pengadilan HAM


BAB : I Ps. I (2) Pelanggaran HAM BERAT adalah pelanggaran HAM
sebagaimana dimaksud dalam Undang-undang ini.
Penyelidikan : serangkaian dindakaan penyelidik untuk mencari dan menemukan
ada tidaknya suatu peristiwa yang diduga merupakan pelanggaran HAM berat
guna ditindaklanjuti dengan penyidikan sesuai dengan ketentuan yang diatur
dalam uu ini
6. Perbedaan antara UU RI no 39/1999 dengna UU No. 26 th 2000 adalah pada bagian pelanggaran.
Karena pada uu no 26 th 2000 merupakan undang-undang untuk pengadilan ham berat
7. Secara Yuridis, seseorang dapat dikatakan melakukan pelanggaran HAM, apabila telah
diputuskan oleh Pengadilan HAM sebagai pelanggar HAM beserta seluruh prosesnya
yang meliputi penyelidikan, penyidikan dan penuntutan, serta adanya keputusan dari
Hakim pengadilan HAM.

8. Karena pada kasus trisakti menyebabkan sejumlah mahasiswa menjadi korban


diantaranya ada 6 mahasiswa tewas dan adapula yang luka luka sejumlah 16 mahasiswa.
Dikatakan berat karena akibat tragedi tersebut menimbulkan pelanggaran hak asasi
manusia lainnya. seperti adanya penindasan terhadap etnis cina, Pembunuhan oleh
massa, adapula kasus pemerkosaan pada wanita. hingga pelanggaran HAM yang
lainnya.

9. Kompensasi adalah ganti kerugian yang diberikan oleh negara karena pelaku tidak
mampu memberikan ganti kerugian sepenuhnya yang menjadi tanggung jawabnya.

Restitusi adalah ganti kerugian yang diberikan kepada korban atau keluarganya oleh
pelaku atau pihak ketiga, dapat berupa pengembalian harta milik, pembayaran ganti
kerugian untuk kehilangan atau penderitaan, atau penggantian biaya untuk tindakan
tertentu.
Rehabilitasi adalah pemulihan pada kedudukan semula, misalnya kehormatan, nama
baik, jabatan, atau hak-hak lain.

10. Hak untuk tidak dituntut atas dasar hukum yang berlaku surut dapat dikecualikan dalam hal
pelanggaran berat terhadap hak asasi manusia yang digolongkan ke dalam kejahatan terhadap
kemanusiaan.
11. KOMISI NASIONAL HAM ( KOMNAS HAM ) dengan wewenang
a. Melakukan penyelidikan dan pemeriksaan terhadap peristiwa yang timbul dalam
masyarakat yang berdasarkan sifat atau lingkupnya patut diduga terdapat
pelanggaran hak asasi manusia yang berat;
b. Menerima laporan atau pengaduan dan seseorang atau kelompok orang
tentang teradinya pelanggaran hakasasi manusia yang berat, serta mencari
keterangan dan barang bukti.
12. Klasifikasi pelanggaran HAM menurut KOMNAS HAM a.l. :
Penangkapan dan penahan sewenang-wenang
Penghilangan secara paksa
Penyiksaan & perbuatan kejam
. Pembunuhan diluar proses pengadilan
Intimidasi / tindak kekerasan
Pelanggaran di Timor Timur, Maluku, Maluku Utara, Tanjung Priyok, Tragedi
Mei 1998.
13. Komite gabungan pengungkap kebenaran dan Rekonsiliasi sepakat menggunakan langah
‘ NONYUDISIAL” untuk menyelesaikan maslah pelangaran HAM berat masa lalu.
Penyelesaiaj disepakati dengan langkah nonyudisial, yaitu Rekonsiliasi. Hal ini dipiih karena :
1. Ada kesulitan mencari barang bukti
2. Saksi
3. Tersangka yang terjadi dalam kasus pelanggrana HAM berat yang terjadi sudah
sangat lama.
Meski melalui angkah NONYUDISIAL, pengungkapan kebenaran tetap akan dilakuan. Nanti akan
ada semacam pernyataan bahwa benar terjadi pelanggaran HAM, kemudian dengan adanya
pelanggaran HAM itu, kami punya komitmen agar tidak terulang lagi.

14. apabila telah diputuskan oleh Pengadilan HAM sebagai pelanggar HAM beserta seluruh
prosesnya yang meliputi penyelidikan, penyidikan dan penuntutan, serta adanya keputusan dari
Hakim pengadilan HAM.
15. Karena HAM bersifat mutlak yang harus dimiliki oleh setiap orang.
16. peristiwa WASIOR dan WAMENA 2003

Anda mungkin juga menyukai