Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN PRAKTIKUM PENGEMBANGAN PERTANIAN PERKOTAAN

“PEMBUATAN KOKEDAMA”

Dosen Pengampu : Ir Inkorena Gern S. Sukartono, M.Agr

Siti Fatimah Nurul Q, SP.,M.Si

NAMA : SHARFINAH

NIM : 153112500150021

AGROTEKNOLOGI

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS NASIONAL

DESEMBER, 2017
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Berawal dari kegemaran masyarakat Jepang pada teknik menanam yang
sangat terkenal, yaitu bonsai. Bonsai terdiri dari berbagai bentuk dan teknik, salah
satunya adalah nearai, teknik bonsai yang sangat terkenal pada Zaman Edo. Pada
teknik ini, tumbuhan ditanam tanpa pot. Beberapa waktu berlalu, berkembanglah
ide untuk menanam nearai dengan menggunakan tanah lumut. Inilah yang
kemudian berkembang menjadi kokedama. Sementara, nearai sendiri kini sudah
semakin berkembang lagi. Bentuknya tidak lagi bulat, tapi datar.
Selama ini lumut dianggap sebagai tanaman pengganggu yang hidup di
tempat-tempat lembap. Bukan tanpa alasan memang, tumbuhan ini kerap kali
menempel pada bagian tumbuhan lain. Inilah sebabnya, keberadaan lumut dianggap
sebagai tanaman penganggu, namun sangat berguna dalam pembuatan kokedama.
Kokedama merupakan solusi agar rumah lebih asri dan segar tanpa
memerlukan lahan yang luas dengan digantung seperti terrarium dan tanaman
gantung dalam pot. Pastikan Anda mengikat si bola lumut ini dengan rapat tanpa
membuatnya rusak. Jika ingin menjadikan kokedama sebagai tanaman gantung,
sebaiknya pilih yang berisi tanaman dengan arah cabang tidak menjorok ke
samping, agar mudah saat Anda menggantungnya.
Kokedama selain bisa ditampilkan apa adanya, mulai dikawinkan dengan
unsur dekorasi lainnya. Di nampan, kokedama biasa tampil bersama lilin aroma
terapi dan pernak-pernik aksesoris dari kaca. Semuanya disajikan di atas nampan
yang menghiasi meja kopi atau meja kerja.

1.2 Tujuan

Adapun tujuan dari praktikum ini yaitu untuk melatih mahasiswa dalam
membuat kokedama.
BAB II
DASAR TEORI

Secara terminologi, kokedama terdiri dari kata “koke” yang berarti lumut/moss
dan “dama” yang berarti bola/ball. Sehingga kokedama biasa disebut bola lumut, atau
dalam artian yang lebih luas yaitu tanah yang dibentuk seperti bola dan dibungkus
dengan lumut.
Namanya yang kejepang-jepangan dikarenakan ide tersebut pertama kali muncul
di Jepang, yaitu kombinasi antara bonsai tipe Nearai dan Kusamono. Bonsai tipe Nearai
adalah miniatur pohon yang dilepaskan dari wadahnya dan di-display pada tembikar
atau potongan kayu. Sementara bonsai tipe Kusamono merupakan bonsai dengan
peletakan rumput liar dan bunga pada pot atau wadah yang unik. Dan ternyata,
kokedama ini juga merupakan estetika dari Wabi-sabi, yang merepresentasikan
pemandangan Jepang di dunia.

Kokedama disebut juga Japanesse Moss Ball, karena bentuknya yang bulat dan
bahan utamanya lumut. Tanaman yang bisa ditanam untuk dijadikan kokedama hanya
tanaman hias saja. Karena awalnya ide kokedama ini berasal dari tanaman bonsai.
Kokedama di tiap negara berbeda-beda tergantung jenis lumutnya. Butuh lumut banget
karena lumut ini yang akan mengikat tanaman dan membentuknya
menjadi bulatan.Tanah yang ditanami benih lumut lalu dibentuk bulat (biasanya sebesar
tempurung kelapa). Jika terlalu sering menggunakan pot sebagai media tanam, maka
kokedama adalah seni menanam tanpa pot. Justru bola lumut itulah yang berperan
sebagai tempat tumbuh tanaman.

Semuanya berawal dari kegemaran masyarakat Jepang pada teknik menanam


yang sangat terkenal, yaitu bonsai. Bonsai terdiri dari berbagai bentuk dan teknik, salah
satunya adalah nearai, teknik bonsai yang sangat terkenal pada Zaman Edo. Pada teknik
ini, tumbuhan ditanam tanpa pot. Beberapa waktu berlalu, berkembanglah ide untuk
menanam nearai dengan menggunakan tanah lumut. Inilah yang kemudian berkembang
menjadi kokedama. Sementara, nearai sendiri kini sudah semakin berkembang lagi.
Jenis tanaman yang digunakan untuk membuat kokedama :

 Soal jenis tanaman, hampir semua jenis tanaman hias bisa dijadikan kokedama,
kecuali kaktus dan sukulen yang tidak umum, karena tanaman yang dipilih untuk
bercocok tanam seperti ini adalah tanaman yang akarnya bisa tumbuh bagus
dilumut.
 Prinsip kokedama sebenarnya menanam tanaman menggunakan media yang dibalut
dengan lumut atau bisa menggunakan langsung lumut sebagai medianya.
 Uniknya, tanaman ini tidak hanya digantung saja, namun dapat diletakkan dipiring
yang disandingkan dengan boneka keramik ataupun vas bunga.
BAB III

METODOLOGI

3.1. Waktu dan Tempat Pelaksanaan


Praktikum ini dilaksanakan pada tanggal 14 Desember 2017 dan bertempat di
Kebun Percobaan Bambu Kuning Universitas Nasional.

3.2. Alat dan Bahan


1. Tanaman hias
2. Media tanam
3. Air
4. Ijuk
5. Tali/ benang
6. Gunting

3.3. Cara Kerja


1. Tanaman dibungkus dengan media tanam, ditambahkan air ke dalam tanah
sehingga tanah terasa lembek seperti adonan. Adonan bola tanah harus dijaga
sebaik mungkin, bentuklah bola tanah sesuai keinginan, baiknya tidak terlalu
besar atau terlalu kecil. Tetapi, pastikan bahwa bola tanah tersebut bisa
menampung air di dalam akar tanaman tersebut.
2. Tanaman tersebut dibugkus kembali menggunakan ijuk, sampai menutupi semua
bagian dari media.
3. Kemudian diikat menggunakan tali ataupun benang.
4. Membuat tali memanjang untuk menggantung tanaman tersebut.
5. Kokedama yang telah jadi, digantung pada tempat yang disediakan.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Praktikum

4.2 Pembahasan
Kokedama adalah teknik menanam dengan media tanam lumut. Cara ini
merupakan seni tradisional asal Negeri Matahari Terbit, Jepang. Kokedama biasa
disebut juga dengan bola lumut Jepang. Tanah yang ditanami benih lumut lalu
dibentuk bulat (biasanya sebesar tempurung kelapa). Kalau kebanyakan dari kita
menggunakan pot sebagai media tanam, maka kokedama adalah seni menanam
tanpa pot. Justru bola lumut itulah yang berperan sebagai tempat tumbuh tanaman.

Berikut adalah beberapa manfaat dari kodedama :


 kokedama berfungsi sebagai elemen penghias ruangan
 Menghemat lahan atau bahkan tidak menggunakan lahan khusus
 Sebagai ornamen dalam dekorasi suatu ruang atau pertamanan
 Alat untuk mengajarkan tentang kepedulian, rasa tanggung jawab dan kasih
sayang terhadap makhlut hidup pada anak.
 Dapat mengurangi polusi
 Menambah nilai estetika dan sebagainya.
Perawatan yang dilakukan cukup mudah namun membutuhkan ketelatenan.
Untuk perawatan cukup disiram (disemprot) dengan menggunakan air sekaligus
dengan pupuknya. Pemupukan dilakukan dua minggu hingga sebulan sekali. Selain
itu kebutuhan tanaman akan sinar matahri juga perlu diperhatikan. Jika tanaman
memang diletakkan indoor, maka setiap dua minggu sekali tanaman dapat
dikeluarkan agar memperoleh cahaya matahari. Hal itu juga dimaksudkan agar
daun tidak menjadi kusam dan pucat. Dan bila media sudah terlalu kering, media
dapat direndam dalam air kemudian diangkat hingga tiris.
BAB V
KESIMPULAN

Berdasarkan hasil praktikum yang telah dilakukan dapat ditarik sebuah


kesimpulan bahwa kokedama adalah bentuk menanam tanaman hias yang cukup
menarik karena dapat digantung untuk menghemat lahan dan tanpa menggunakan media
pot apalagi dijaman yang semakin berkembang ini, cara membuatnya juga cukup mudah
untuk dilakukan hanya saja perlu kesabaran untuk membentuknya.
DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2017. Kokedama. https://ksatbiogama.wordpress.com/2017/04/15/kokedama/.


(Diakses pada 20 Desember 2017 Pukul 19:34)

Fadiljah D. 2017. Budidaya Kokedama. https://www.academia.


edu/23265638/Budidaya_kokedama. (Diakses pada 20 Desember 2017 Pukul
20:19)

Noviandita I. 2017. Kokedama (Teknik Simpel membuat kokedama).


http://isminoviandita17.blogspot.co.id/2017/06/kokedama-teknik-simpel-
membuat-kokedama.html . (Diakses pada 20 Desember 2017 Pukul 19:10)

Wijayastuti. 2016. Kokedama. https://wijayastutiblog.wordpress.


com/2016/10/13/kokedama/. (Diakses pada 20 Desember 2017 Pukul 20:11)

Anda mungkin juga menyukai