Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN PRAKTIKUM PENGEMBANGAN PERTANIAN PERKOTAAN

“FRUIT CARVING”

Dosen Pengampu : Ir Inkorena Gern S. Sukartono, M.Agr

Siti Fatimah Nurul Q, SP.,M.Si

NAMA : SHARFINAH

NIM : 153112500150021

AGROTEKNOLOGI

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS NASIONAL

OKTOBER, 2017
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Fruit carving adalah salah satu seni mengukir buah-buahan, biasanya
disajikan dalam acara besar seperti membuat tumpeng nasi kuning. Seni ini
merupakan andalan pariwisata negara Thailand. Thailand dikenal sebagai salah satu
negara penghasil buah-buahan terbaik di dunia, sehingga tidak asing bila seni ini
sangat dikembangkan di negara Thailand. Buah-buahan yang biasa digunakan
antara lain buah melon, semangka, mentimun, jeruk, wortel, tomat dll. Tak hanya
kayu dan batu saja yang bisa diukir. Buah-buahan pun menjadi sangat cantik dan
menarik ketika disentuh oleh tangan para seniman fruit carving.
Dengan cetakan para seniman ini menjadikan buah-buahan utuh berubah
menjadi layaknya patung yang memiliki nilai seni tinggi. Inilah fruit carving,
sebuah seni dalam menghidangkan makanan dalam keindahan, biasanya media
yang digunakan adalah buah-buahan yang berbentuk bulat serta memiliki tekstur
yang lunak. Menghias dan menggarnis ini mempunyai keahlian khusus, karena
disamping membutuhkan keahlian, keterampilan dan daya imajinasi yang kuat, juga
membutuhkan orang yang memang memiliki jiwa seni yang tinggi. Bahkan tidak
semua chef yang berpengalaman dapat menciptakan dan menuangkan idenya agar
penampilan hidangannya itu menarik. Daya cipta dan kreativitas ide dalam
penyajian hidangan itulah yang mahal karena terkandung nilai seni yang tinggi.
Seni mengukir buah dan sayuran inilah yang disebut Fruit Carving

1.2 Tujuan
Adapun tujuan dari praktikum ini adalah melatih mahasiswa dalam membuat
ukiran pada buah sehingga terlihat lebih indah.
BAB II
DASAR TEORI

Seni ukir atau ukiran merupakan gambar hiasan dengan bagian-bagian cekung
(kruwikan) dan bagian-bagian cembung (buledan) menyusun suatu gambar yang indah.
Pengertian ini berkembang hingga dikenal sebagai seni ukir yang merupakan seni
membentuk gambar pada kayu, batu, atau bahan-bahan lain. Bangsa Indonesia mulai
bisa mengukir sejak zaman batu muda (Neolitik), sekitar tahun 1500 SM. Pada zaman
itu nenek moyang bangsa Indonesia telah membuat ukiran pada kapak batu, tempaan
tanah liat atau bahan lain yang ditemuinya. Motif dan pengerjaan ukiran pada zaman itu
masih sangat sederhana. Umumnya bermotif geometris yang berupa garis, titik, dan
lengkungan, dengan bahan tanah liat, batu, kayu, bambu, kulit, dan tanduk hewan. Pada
zaman yang lebih dikenal sebagai zaman perunggu, berkisar tahun 500 hingga 300 SM.
Bahan untuk membuat ukiran telah mengalami perkembangan, yaitu menggunakan
bahan perunggu, emas, perak dan lain sebagainya. Pembuatan ukirannya menggunakan
teknologi cor.

Seni Ukir Buah


Seni ukir buah atau yang sering disebut dengan fruit carving adalah sebuah seni
menghidangkan makanan dengan keindahan, yang menggunakan media buah yang
berbentuk bulat, serta memiliki tekstur yang lunak. Dalam seni mengukir buah,
seseorang akan memahat dan mengukir sebuah buah menggunakan alat-alat yang cukup
sederhana, yaitu cutter, pisau bergerigi dan tusuk gigi jika diperlukan. Fruit carving atau
seni ukir buah ditemukan pertama kali di Thailand. Pada 1364, seorang dekorator
bernama Nang Nopamas membuat dekorasi lampu perahu pada Festival Royal, yang
rutin dilaklukan pada saat bulan purnama setiap tahun, di bulan Desember. Ia mengukir
buah dan sayur menjadi bunga, hingga rangkaian ukirannya terlihat seperti rangkaian
bunga Lili yang sangat indah. Pada perkembangannya, seni ukir ini tidak hanya berlaku
untuk buah, beragam jenis sayuran pun disulap menjadi bentuk – bentuk menajubkan.
Garnish merupakan penunjang tampilan suatu hidangan. Juru masak profesional selalu
mengkhususkan waktu untuk membuat hiasan dari sayuran, buah – buahan dan carving
lainnya, yang dapat dimakan maupun yang tidak bisa dimakan, untuk menyertai
hidangan yang dibuatnya.
Dalam dunia seni masak memasak, bukan saja rasa enak yang menjadi tujuan
utamanya, faktor keindahan dan keserasian juga memegang peranan penting. Maksud
hiasan (garnish) pada suatu hidangan adalah untuk memberi daya tarik serta keindahan
pada hidangan tersebut. Kedua faktor ini akan mempengaruhi penglihatan, sehingga
menimbulkan selera, yang akhirnya berkeinginan untuk segera mencicipi hidangan yang
disajikan. Sebenarnya, seni menghias hidangan dengan buah dan sayuran itu merupakan
suatu warisan dari leluhur kita. Misalnya, bentuk hiasan buahbuahan untuk sesaji di
Pulau Bali dan gunungan pada Sekaten di Yogyakarta. Garnish kadang-kadang
menunjukkan nama suatu tempat dari mana makanan itu berasal atau menunjukkan
nama siapa yang sedang dipestakan. Misalnya, singkatan nama pengantin yang sedang
dipestakan diukir pada patung atau mentega sebagai salah satu hiasan yang indah.
Apabila akan menghias hidangan, hendaknya memperhatikan beberapa persyaratan,
berikut :
 Bahan yang dipakai harus bahan-bahan yang segar, dapat dimakan, tidak berulat,
dan bersih.
 Harus mengetahui jenis masakan yang akan dihias, sehingga bahan yang dipakai
dapat disesuaikan dengan bahan yang akan dimasak.
 Pergunakan warna yang menyolok dan menarik.
 Besar hiasan dan hidangan yang akan dihias harus seimbang dengan besar ruangan
dan tahu persis dimana hiasan itu akan ditempatkan. Perbandingan hidangan dengan
garnish ± 10 : 1.
 Alat-alat yang dipergunakan sesuai dengan kebutuhan agar hasilnya bagus, rapi,
indah, dan memesona.
 Memberikan variasi warna pada makanan yang memang mempunyai warna yang
kurang menarik agar terlihat lebih menarik.
 Makanan harus kelihatan menarik dan tekstur lebih baik. Makanan yang mempunyai
bentuk kurang menarik, misalnya makanan tersebut terdiri dari bermacam-macam
warna sehingga terlihat ramai. Garnish akan sangat membantu suatu makanan agar
terlihat lebih menarik, misalnya dengan memberikan sehelai daun peterseli atau
irisan tomat atau jeruk nipis dan lainlain.
 Menambah rasa dan aroma yang lezat. Misalnya, cream of asparagus soup ditambah
dengan potongan asparagus yang kecil-kecil, steak yang mempunyai rasa hambar
ditambahkan lada hitam dan lain-lain.

Garnish atau Fruit Carving Berbentuk


Ada banyak jenis seni mengukir buah, mengukir buah juga harus mengutamakan
tekstur buah yang akan diukir. Jika teksturm terlalu lembut maka ukiran tidak terlihat
tegas, buah yang digunakan harus lah memiliki tekstur yang tepat. Seni ukir buah juga
memiliki bentuk yang bermacam–macam jenisnya, ada yang berbentuk hewan, tulisan
nama, ukir–ukiran, bunga bahkan wajah seseorang, berikut beberapa seni mengukir
buah yang digunakan sebagai garnish atau pemanis tampilan hidangan.
BAB III

METODOLOGI

2.1. Waktu dan Tempat Pelaksanaan


Praktikum ini dilaksanakan pada hari Kamis, 26 Oktober 2017 dan bertempat
di Laboratorium Pertanian Universitas Nasional

2.2. Alat dan Bahan


Alat : Pisau kecil, pisau besar, piring plastik, talenan.
Bahan : Wortel dan Timun zukini

2.3. Cara Kerja


A. Cara kerja fruit carving wortel
1. Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan
2. Dipilih wortel yang ukurannya agak besar dan lurus untuk mempermudah
dalam mengukir
3. Wortel dapat dibentuk sesuai keinginan
4. Untuk membuat bentuk daun, dipotong wortel menjadi 1/3 bagian dan wortel
tersebut dibelah untuk mendapatkan bagian tengahnya

5. Potongan tersebut dibentuk menjadi seperti daun dengan ujung bagian


runcing, kemudian setiap pinggir bagian dilubangi dengan ujung pisau dan
disetiap tepi dipotong jarak tak berhingga untuk membuat seperti gigi
B. Cara kerja fruit carving timun
1. Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan
2. Dipilih timun yang ukurannya agak besar untuk mempermudah dalam
mengukir
3. Timun dapat dibentuk sesuai keinginan
4. Untuk membuat bentuk keranjang, timun dipotong menjadi setengah bagian
kemudian bagian kiri dan kanan dibelah sampai setengah bagian dan
dilubangi untuk membuat seperti pegangannya keranjang
5. Bagian depan keranjang diberi ukiran bunga.
6. Untuk membuat bentuk daun, dipotong timun 1/3 bagian dan timun tersebut
dipotong timun memanjang menjadi irisan yang cukup tebal
6. Potongan tersebut dibentuk menjadi seperti daun dengan ujung bagian
runcing, kemudian setiap pinggir bagian dilubangi dengan ujung pisau dan
disetiap tepi dipotong jarak tak berhingga untuk membuat seperti gigi
7. Potongan tersebut dibentuk menjadi seperti daun dengan ujung bagian
runcing, kemudian dipotong alur untuk mewakili rusuk tengah daun lalu
disayat bagian pinggir-pinggirnya dan diberi jarak untuk memberi pola hijau
putih yang menarik.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

Fruit Carving merupakan salah satu seni mengukir buah buahan, biasanya
disajikan dalam acara besar. Seni ini merupakan andalan pariwisata negara thailand.
Thailand dikenal sebagai salah satu negara penghasil buah buahan terbaik di dunia,
sehingga tidak asing bila seni ini sangat dikembangkan di negara thailand. Buah buahan
yang biasa digunakan antara lain buah wortel, melon, semangka, mentimun, jeruk,
tomat, dll.
Dalam praktikum ini bahan yang digunakan dalam fruit carving adalah wortel
dan timun zukini. Untuk wortel dapat dibuat ukiran daun maupun bunga seperti pada
gambar di atas. Sedangkan timun zukini dibuat ukiran daun maupun keranjang.
Membuat ukiran daun ini dilakukan karena merupakan ukiran yang paling mendasar
bagi yang belum pernah melakukannya. Tujuan dari fruit carving adalah memberi daya
tarik serta keindahan pada suatu hidangan karena bentuknya yang beragam.
Metode fruit carving proses pembuatannya adalah dengan membuang bagian-
bagian bahan yang tidak essensial dengan jalan dipahat. Teknik carving sangat sulit
dalam proses pengerjaannya, karena selain memerlukan gagasan atau konsepsi karya
yang matang juga diperlukan pengetahuan tentang sifat-sifat bahan yang akan di proses.
Dalam fruit carving juga membutuhkan kesabaran, ketekunan dan keinginan untuk
selalu mencoba lagi jika mengalami kegagalan hingga berhasil.
BAB V
KESIMPULAN

Berdasarkan hasil praktikum yang telah dilakukan dapat ditarik sebuah


kesimpulan bahwa fruit carving sangat penting disajikan dalam acara-acara besar,
karena dapat menimbulkan daya tarik dan keindahan bagi yang melihatnya. Dalam fruit
carving membutuhkan kesabaran, ketekunan dan keinginan untuk selalu mencoba lagi
jika mengalami kegagalan hingga berhasil.
DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2017. Carving. https://www.scribd.com/mobile/doc/282249640/Carving-fix-


pdf. (Diakses pada 28 Oktober 2017 Pukul 10:13)

Ardiani Y. 2016. Fruit Carving, Seni Mengukir Buah. Institut Seni Indonesia Denpasar.
Bali

Ilham M. 2013. Tentang Fruit Carving, Alat-Alat dan Latihannya.


https://meldyiam.blogspot.co.id/2013/04/tentang-fruit-carving-alat-alat-
dan.html. (Diakses pada 1 November 2017 Pukul 20:22)

Putra G. 2015. Seni mengukir buah dan sayuran “Fruit Carving”.


https://www.akaliris.com/catatan-pelajaran-seni-mengukir-buah-dan-sayuran-
fruit-carving/. (Diakses pada 1 November 2017 Pukul 19:45)

Anda mungkin juga menyukai