Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN PRAKTIKUM PENGEMBANGAN PERTANIAN PERKOTAAN

“FRUIT CARVING SEMANGKA”

Dosen Pengampu : Ir Inkorena Gern S. Sukartono, M.Agr

Siti Fatimah Nurul Q, SP.,M.Si

NAMA : SHARFINAH

NIM : 153112500150021

AGROTEKNOLOGI

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS NASIONAL

JANUARI, 2018
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Fruit carving adalah salah satu seni mengukir buah-buahan, biasanya
disajikan dalam acara besar seperti membuat tumpeng nasi kuning. Seni ini
merupakan andalan pariwisata negara Thailand. Thailand dikenal sebagai salah satu
negara penghasil buah-buahan terbaik di dunia, sehingga tidak asing bila seni ini
sangat dikembangkan di negara Thailand. Buah-buahan yang biasa digunakan
antara lain buah melon, semangka, mentimun, jeruk, wortel, tomat dll. Tak hanya
kayu dan batu saja yang bisa diukir. Buah-buahan pun menjadi sangat cantik dan
menarik ketika disentuh oleh tangan para seniman fruit carving.
Dengan cetakan para seniman ini menjadikan buah-buahan utuh berubah
menjadi layaknya patung yang memiliki nilai seni tinggi. Inilah fruit carving,
sebuah seni dalam menghidangkan makanan dalam keindahan, biasanya media
yang digunakan adalah buah-buahan yang berbentuk bulat serta memiliki tekstur
yang lunak. Menghias dan menggarnis ini mempunyai keahlian khusus, karena
disamping membutuhkan keahlian, keterampilan dan daya imajinasi yang kuat, juga
membutuhkan orang yang memang memiliki jiwa seni yang tinggi. Bahkan tidak
semua chef yang berpengalaman dapat menciptakan dan menuangkan idenya agar
penampilan hidangannya itu menarik. Daya cipta dan kreativitas ide dalam
penyajian hidangan itulah yang mahal karena terkandung nilai seni yang tinggi.
Seni mengukir buah dan sayuran inilah yang disebut Fruit Carving

1.2 Tujuan
Adapun tujuan dari praktikum ini adalah melatih mahasiswa dalam mengukir
buah semangka.
BAB II
DASAR TEORI

Seni ukir atau ukiran merupakan gambar hiasan dengan bagian-bagian cekung
(kruwikan) dan bagian-bagian cembung (buledan) menyusun suatu gambar yang indah.
Pengertian ini berkembang hingga dikenal sebagai seni ukir yang merupakan seni
membentuk gambar pada kayu, batu, atau bahan-bahan lain. Bangsa Indonesia mulai
bisa mengukir sejak zaman batu muda (Neolitik), sekitar tahun 1500 SM. Pada zaman
itu nenek moyang bangsa Indonesia telah membuat ukiran pada kapak batu, tempaan
tanah liat atau bahan lain yang ditemuinya. Motif dan pengerjaan ukiran pada zaman itu
masih sangat sederhana. Umumnya bermotif geometris yang berupa garis, titik, dan
lengkungan, dengan bahan tanah liat, batu, kayu, bambu, kulit, dan tanduk hewan. Pada
zaman yang lebih dikenal sebagai zaman perunggu, berkisar tahun 500 hingga 300 SM.
Bahan untuk membuat ukiran telah mengalami perkembangan, yaitu menggunakan
bahan perunggu, emas, perak dan lain sebagainya. Pembuatan ukirannya menggunakan
teknologi cor.

Seni Ukir Buah


Seni ukir buah atau yang sering disebut dengan fruit carving adalah sebuah seni
menghidangkan makanan dengan keindahan, yang menggunakan media buah yang
berbentuk bulat, serta memiliki tekstur yang lunak. Dalam seni mengukir buah,
seseorang akan memahat dan mengukir sebuah buah menggunakan alat-alat yang cukup
sederhana, yaitu cutter, pisau bergerigi dan tusuk gigi jika diperlukan. Fruit carving atau
seni ukir buah ditemukan pertama kali di Thailand. Pada 1364, seorang dekorator
bernama Nang Nopamas membuat dekorasi lampu perahu pada Festival Royal, yang
rutin dilaklukan pada saat bulan purnama setiap tahun, di bulan Desember. Ia mengukir
buah dan sayur menjadi bunga, hingga rangkaian ukirannya terlihat seperti rangkaian
bunga Lili yang sangat indah. Pada perkembangannya, seni ukir ini tidak hanya berlaku
untuk buah, beragam jenis sayuran pun disulap menjadi bentuk – bentuk menajubkan.
Garnish merupakan penunjang tampilan suatu hidangan. Juru masak profesional selalu
mengkhususkan waktu untuk membuat hiasan dari sayuran, buah – buahan dan carving
lainnya, yang dapat dimakan maupun yang tidak bisa dimakan, untuk menyertai
hidangan yang dibuatnya.
Dalam dunia seni masak memasak, bukan saja rasa enak yang menjadi tujuan
utamanya, faktor keindahan dan keserasian juga memegang peranan penting. Maksud
hiasan (garnish) pada suatu hidangan adalah untuk memberi daya tarik serta keindahan
pada hidangan tersebut. Kedua faktor ini akan mempengaruhi penglihatan, sehingga
menimbulkan selera, yang akhirnya berkeinginan untuk segera mencicipi hidangan yang
disajikan. Sebenarnya, seni menghias hidangan dengan buah dan sayuran itu merupakan
suatu warisan dari leluhur kita. Misalnya, bentuk hiasan buahbuahan untuk sesaji di
Pulau Bali dan gunungan pada Sekaten di Yogyakarta. Garnish kadang-kadang
menunjukkan nama suatu tempat dari mana makanan itu berasal atau menunjukkan
nama siapa yang sedang dipestakan. Misalnya, singkatan nama pengantin yang sedang
dipestakan diukir pada patung atau mentega sebagai salah satu hiasan yang indah.
Apabila akan menghias hidangan, hendaknya memperhatikan beberapa persyaratan,
berikut :
 Bahan yang dipakai harus bahan-bahan yang segar, dapat dimakan, tidak berulat,
dan bersih.
 Harus mengetahui jenis masakan yang akan dihias, sehingga bahan yang dipakai
dapat disesuaikan dengan bahan yang akan dimasak.
 Pergunakan warna yang menyolok dan menarik.
 Besar hiasan dan hidangan yang akan dihias harus seimbang dengan besar ruangan
dan tahu persis dimana hiasan itu akan ditempatkan. Perbandingan hidangan dengan
garnish ± 10 : 1.
 Alat-alat yang dipergunakan sesuai dengan kebutuhan agar hasilnya bagus, rapi,
indah, dan memesona.
 Memberikan variasi warna pada makanan yang memang mempunyai warna yang
kurang menarik agar terlihat lebih menarik.
 Makanan harus kelihatan menarik dan tekstur lebih baik. Makanan yang mempunyai
bentuk kurang menarik, misalnya makanan tersebut terdiri dari bermacam-macam
warna sehingga terlihat ramai. Garnish akan sangat membantu suatu makanan agar
terlihat lebih menarik, misalnya dengan memberikan sehelai daun peterseli atau
irisan tomat atau jeruk nipis dan lainlain.
 Menambah rasa dan aroma yang lezat. Misalnya, cream of asparagus soup ditambah
dengan potongan asparagus yang kecil-kecil, steak yang mempunyai rasa hambar
ditambahkan lada hitam dan lain-lain.

Garnish atau Fruit Carving Berbentuk


Ada banyak jenis seni mengukir buah, mengukir buah juga harus mengutamakan
tekstur buah yang akan diukir. Jika teksturm terlalu lembut maka ukiran tidak terlihat
tegas, buah yang digunakan harus lah memiliki tekstur yang tepat. Seni ukir buah juga
memiliki bentuk yang bermacam–macam jenisnya, ada yang berbentuk hewan, tulisan
nama, ukir–ukiran, bunga bahkan wajah seseorang, berikut beberapa seni mengukir
buah yang digunakan sebagai garnish atau pemanis tampilan hidangan.
BAB III

METODOLOGI

3.1. Waktu dan Tempat Pelaksanaan


Praktikum ini dilaksanakan pada hari Kamis, 28 Desember 2017 dan
bertempat di Laboratorium Pertanian Universitas Nasional

3.2. Alat dan Bahan


 Pisau kecil
 Pisau besar
 Piring plastik
 Pulpen
 Buah semangka

3.3. Cara Kerja


1. Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan
2. Semengka dipotong menjadi setengah bagian
3. Dikupas kulit semangka sampai bagian putih mendekati bagian merah, agar
gradasi warna terlihat
4. Diletakkan potongan semangka di atas piring plastik dan posisi pisau ukir tegak
lurus untuk membuat pola melingkar tepat di tengah buah, kedalaman kurang
lebih 1 cm.
5. Dibuat lingkaran dan dikotak-kotakkan sebagai bagian tengah dari bunga
6. Dibuat delapan pola kelopak bunga di sekeliling lingkaran tadi dengan
menggunakan pulpen
7. Disayat pola kelopak bunga dengan posisi pisau dengan sudut 45º hingga daging
semangka terlepas dengan sendirinya sehingga mudah pada waktu dicongkel.
8. Kemudian dilakukan kembali sampai tiga susun ke bawah
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil Praktikum

4.2. Pembahasan
Fruit Carving adalah sebuah seni menghidangkan makanan dengan
keindahan, biasanya media yang digunakan adalah buah yang berbentuk bulat serta
memiliki tekstur yang lunak. Thailand dikenal sebagai salah satu negara penghasil
buah buahan terbaik di dunia, sehingga tidak asing bila seni ini sangat
dikembangkan di negara thailand. Buah buahan yang biasa digunakan antara lain
buah wortel, melon, semangka, mentimun, jeruk, tomat, dll.
Dalam praktikum ini bahan yang digunakan dalam fruit carving semangka
dibuat ukiran bunga seperti pada gambar di atas. Tujuan dari fruit carving adalah
memberi daya tarik serta keindahan pada suatu hidangan karena bentuknya yang
beragam.
Metode fruit carving proses pembuatannya adalah dengan membuang
bagian-bagian bahan yang tidak essensial dengan jalan dipahat. Teknik carving
sangat sulit dalam proses pengerjaannya, karena selain memerlukan gagasan atau
konsepsi karya yang matang juga diperlukan pengetahuan tentang sifat-sifat bahan
yang akan di proses. Dalam fruit carving juga membutuhkan kesabaran, ketekunan
dan keinginan untuk selalu mencoba lagi jika mengalami kegagalan hingga
berhasil.
BAB V
KESIMPULAN

Berdasarkan hasil praktikum yang telah dilakukan dapat ditarik sebuah


kesimpulan bahwa fruit carving sangat penting disajikan dalam acara-acara besar,
karena dapat menimbulkan daya tarik dan keindahan bagi yang melihatnya. Dalam fruit
carving membutuhkan kesabaran, ketekunan dan keinginan untuk selalu mencoba lagi
jika mengalami kegagalan hingga berhasil.
DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2017. Carving. https://www.scribd.com/mobile/doc/282249640/Carving-fix-


pdf. (Diakses pada 01 Desember 2017 Pukul 00:58)

Anonim. 2013. Fruit Carving https://enescesby.wordpress.com/2013/06/10/fruit-


carving/. (Diakses pada 01 Desember 2017 Pukul 00:17)

Ilham M. 2013. Tentang Fruit Carving, Alat-Alat dan Latihannya.


https://meldyiam.blogspot.co.id/2013/04/tentang-fruit-carving-alat-alat-
dan.html. (Diakses pada 01 Desember 2017 Pukul 23:10)

Putra G. 2015. Seni mengukir buah dan sayuran “Fruit Carving”.


https://www.akaliris.com/catatan-pelajaran-seni-mengukir-buah-dan-sayuran-
fruit-carving/. (Diakses pada 01 Desember 2017 Pukul 01:03)

Anda mungkin juga menyukai