Anda di halaman 1dari 11

LAPORAN PRAKTIKUM PENGEMBANGAN PERTANIAN

PERKOTAAN

“PEMBUATAN KOKEDAMA”
Dosen Pengampu : Ir Inkorena Gern S. Sukartono, M.Agr

NAMA : Fawwaz Rahmatullah


NIM : 235001526010
KELAS : B

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI


FAKULTAS BIOLOGI DAN PERTANIAN
UNIVERSITAS NASIONAL
JAKARTA
2023
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Berawal dari kegemaran masyarakat Jepang pada teknik menanam yang
sangat terkenal, yaitu bonsai. Bonsai terdiri dari berbagai bentuk dan teknik,
salah satunya adalah nearai, teknik bonsai yang sangat terkenal pada Zaman
Edo. Pada teknik ini, tumbuhan ditanam tanpa pot. Beberapa waktu berlalu,
berkembanglah ide untuk menanam nearai dengan menggunakan tanah lumut.
Inilah yang kemudian berkembang menjadi kokedama. Sementara, nearai
sendiri kini sudah semakin berkembang lagi. Bentuknya tidak lagi bulat, tapi
datar.
Selama ini lumut dianggap sebagai tanaman pengganggu yang hidup di
tempat-tempat lembap. Bukan tanpa alasan memang, tumbuhan ini kerap kali
menempel pada bagian tumbuhan lain. Inilah sebabnya, keberadaan lumut
dianggap sebagai tanaman penganggu, namun sangat berguna dalam
pembuatan kokedama.
Kokedama merupakan solusi agar rumah lebih asri dan segar tanpa
memerlukan lahan yang luas dengan digantung seperti terrarium dan tanaman
gantung dalam pot. Pastikan mengikat si bola lumut ini dengan rapat tanpa
membuatnya rusak. Jika ingin menjadikan kokedama sebagai tanaman
gantung, sebaiknya pilih yang berisi tanaman dengan arah cabang tidak
menjorok ke samping, agar mudah saat menggantungnya.
Kokedama selain bisa ditampilkan apa adanya, mulai dikawinkan dengan
unsur dekorasi lainnya. Di nampan, kokedama biasa tampil bersama lilin aroma
terapi dan pernak-pernik aksesoris dari kaca. Semuanya disajikan di atas
nampan yang menghiasi meja kopi atau meja kerja.

1.2 Tujuan
Adapun tujuan dari praktikum ini yaitu untuk mengetahui dan memahami
kokedama serta cara pembuatan kokedama.
BAB II
DASAR TEORI

Secara terminologi, kokedama terdiri dari kata “koke” yang berarti


lumut/moss dan “dama” yang berarti bola/ball. Sehingga kokedama biasa disebut
bola lumut, atau dalam artian yang lebih luas yaitu tanah yang dibentuk seperti bola
dan dibungkus dengan lumut.
Teknik kokedama adalah suatu teknik bertanam dari Jepang yang
menggunakan lumut sebagai media tanam dan berbentuk bola. Teknik ini bisa
dikatakan sebagai salah satu bentuk pengemasan tanaman hias yang dapat
menggantikan pot sebagai wadah, sehingga teknik ini dapat dikatakan potless atau
tanpa pot. Pengemasan tersebut mengadopsi cara tanam masyarakat Jepang yang
terkenal dengan bonsainya. Pengemasan membulat seperti ini dikenal dengan
teknik menanam kokedama yangartinya bola lumut (Melati dkk, 2020).
Teknik ini merupakan salah satu inovasi menanam tanaman hias dengan
membuat bentuk bulat pada medianya lalu dilapisi lumut untuk pembungkusnya
(Saputra dkk, 2019). Menyesuaikan dengan kearifan lokal setempat, penggunaan
lumut sebagai pembungkus dapat digantikan dengan bahan organi lain dan atau
bahkan limbah bahan organik. Dengan merubah media tanam menjadi bentuk
unik seperti bola dan dihias dengan tali rami, maka hal tersebut akan
meningkatkan nilai jual produk tanaman.
Selain karena bentuknya yang unik dan lucu, teknik pembuatannya pun tak
kalah menarik. Walau kelihatannya hanya sebuah bola tanah yang dibungkus
dengan lumut, namun terdapat sisi art dalam teknik pembuatan tersebut. Itulah
sebabnya media tanam ini sering disebut “seni kokedama” sehingga dalam
pembuatannya dapat dilihat segi kreativitas pembuatnya. Karakteristik dari
kokedama meliputi asimetris, kasar, ekonomis, dan simpel. Selain itu, kokedama
juga menjadi tanaman organik indoor favorit karena tidak menggunakan pot plastik
dan lebih mudah daripada bonsai, karena bisa menggunakan tanaman dengan
beragam jenis, tidak harus spesies tanaman tertentu.
Putra et al., (2021) menjelaskan bahwa pemanfaatan serabut kelapa dalam
teknik kokedama adalah cara kreatif yang dapat menjaga kelestarian lingkungan
dan meningkatkan perekonomian masyarakat di masa pandemi covid-19.
Penggunaan limbah serabut kelapa dapat dijadikan media tanam yang mampu
menahan air dan bersifat biodegradable (Saputra et al., 2019). Material sabut kelapa
yang ramah lingkungan dan bersifat biodegradable dapat menjadi bagian dari
program pengembangan social entrepreneurship, sustainable design, green design,
dan program terkait lainnya Dengan demikian, keterampilan membuat tanaman
hias menjadi lebih menarik dengan kokedama akan sangat berdampak positif bagi
perekonomian masyarakat dan kelestarian alam itu sendiri.
BAB III
METODOLOGI
3.1. Waktu dan Tempat Pelaksanaan
Praktikum ini dilaksanakan pada tanggal 26 Oktober 2023 dan bertempat
di Kebun Percobaan Bambu Kuning Universitas Nasional.

3.2. Alat dan Bahan


1. Tanaman hias
2. Media tanam
3. Air
4. Ijuk
5. Tali/ benang
6. Gunting

3.3. Cara Kerja


1. Tanaman dibungkus dengan media tanam, ditambahkan air ke dalam tanah
sehingga tanah terasa lembek seperti adonan. Adonan bola tanah harus
dijaga sebaik mungkin, bentuklah bola tanah sesuai keinginan, baiknya
tidak terlalu besar atau terlalu kecil. Tetapi, pastikan bahwa bola tanah
tersebut bisa menampung air di dalam akar tanaman tersebut.
2. Tanaman tersebut dibugkus kembali menggunakan ijuk, sampai menutupi
semua bagian dari media.
3. Kemudian diikat menggunakan tali ataupun benang.
4. Membuat tali memanjang untuk menggantung tanaman tersebut.
5. Kokedama yang telah jadi, digantung pada tempat yang disediakan.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Praktikum

4.2 Pembahasan
Kokedama adalah teknik menanam dengan media tanam lumut. Cara ini
merupakan seni tradisional asal Negeri Matahari Terbit, Jepang. Kokedama
biasa disebut juga dengan bola lumut Jepang. Tanah yang ditanami benih lumut
lalu dibentuk bulat (biasanya sebesar tempurung kelapa). Tanaman yang ingin
dibentuk menjadi kokedama dibungkus akarnya dengan menggunakan media
tanam lumut hingga menjadi bulat. Kalau kebanyakan dari kita menggunakan
pot sebagai media tanam, maka kokedama adalah seni menanam tanpa pot.
Justru bola lumut atau sabut kelapa (media alternatif lain) itulah yang berperan
sebagai tempat tumbuh tanaman.

Berikut adalah beberapa manfaat dari kodedama :


▪ kokedama berfungsi sebagai elemen penghias ruangan dan pekarangan
▪ Menghemat lahan atau bahkan tidak menggunakan lahan khusus
▪ Sebagai ornamen dalam dekorasi suatu ruang atau pertamanan
▪ Dapat mengurangi polusi
▪ Menambah nilai estetika dan sebagainya.
Perawatan yang dilakukan cukup mudah namun membutuhkan
ketelatenan. Untuk perawatan cukup disiram (disemprot) dengan
menggunakan air sekaligus dengan pupuknya. Pemupukan dilakukan dua
minggu hingga sebulan sekali. Selain itu kebutuhan tanaman akan sinar matahri
juga perlu diperhatikan. Jika tanaman memang diletakkan indoor, maka setiap
dua minggu sekali tanaman dapat dikeluarkan agar memperoleh cahaya
matahari. Hal itu juga dimaksudkan agar daun tidak menjadi kusam dan pucat.
Dan bila media sudah terlalu kering, media dapat direndam dalam air kemudian
diangkat hingga tiris.
BAB V
KESIMPULAN

Berdasarkan hasil praktikum yang telah dilakukan dapat ditarik sebuah


kesimpulan bahwa kokedama adalah bentuk menanam tanaman hias yang cukup
menarik karena dapat digantung untuk menghemat lahan dan tanpa menggunakan
media pot apalagi dijaman yang semakin berkembang ini, cara membuatnya juga
cukup mudah untuk dilakukan hanya saja perlu kesabaran untuk membentuknya
dan perlu memikirkan pola ikat yang digunakan agar kokedama yang dibuat terlihat
lindah dan menjadikan pekarangan beragam.
DAFTAR PUSTAKA

Arum, S. L., Murtiyaningsih, H., Suroso, B., Muliasari, R. M., Anggriawan, R.


2022. Budidaya Tanaman Hias Potless melalui Teknik Kokedama bersama
PKK Kelurahan Wirolegi, Jember. Agrimas : Jurnal Pengabdian Masyarakat
Bidang Pertanian, 1(1), 25-31.
Astriani, M., Hidayat, S., Saputri, W. 2022. Kokedama: Teknik Inovatif untuk
Meningkatkan Peluang Bisnis Tanaman Hias di Palembang, Sumatera Selatan.
Jurnal Pengabdian Masyarakat, 7(4).
Melati, R. dan Zauzah, A. 2020. Teknik Perbanyakkan Tanaman Hias dan
Pemanfaatan Sabut Kelapa Menjadi Pot Gantung pada Petani Pemula di
Kota Ternate. Prosiding Seminar Nasional IPPeMas 2020.
Putra, A., & Iswahyudi, A, Ningsih, A.W., Pangestu, D.D., Risphawati, E, Melisa,
F., Mahdalena, Gustiani, R.M, Saripah, Oktiarini, V., & Andriansyah. 2021.
Pemanfaatan limbah kelapa dalam meningkatkan ekonomi masyarakat Desa
Jaya Bhakti Kecamatan Enok untuk mendukung pelestarian lingkungan di
tengah pandemi Covid-19. Trimas: Jurnal Inovasi dan Pengabdian Kepada
Masyarakat, 1(1), 8– 18.
Saputra, N. E., Hernanda, H. B., Nurhuda, N., Ridwan, F. N., & Ardhi, M. W. 2019.
Pelatihan bioentrepreneurship melalui pembuatan kokedama di panti asuhan
anak luar biasa Asih Madiun. CARADDE: Jurnal Pengabdian Kepada
Masyarakat, 2(1), 101–104.
Trahutami, S. I., & Wiyatasari, R. 2019. Pengenalan dan pelatihan penamaan
dengan teknik kokedema untuk ibu-ibu PKK. Jurnal Harmoni, 3(2).
LAMPIRAN

Gambar Keterangan

Mempersiapkan media tumbuh untuk


pelapisan akar tanaman yang ingin
dibuat kokedama

Menyiramkan air ke media tumbuh


agar lembab

Persiapkan Tanaman yang ingin


dijadikan Kokedama

Melapisi akar tanaman dengan


media tumbuh yang telah
dipersiapkan
Mempersiapkan tali untunk mengikat
dan menggantung kokedama yang
sudah dibentuk

Hasil Kokedama seluruh


praktikan kelas B

Hasil Kokedama pribadi

Anda mungkin juga menyukai