Anda di halaman 1dari 14

KKN-PPM UGM

BUAYAN MENAWAN 2021


UNIT JT-040

BIOENTREPRENEURSHIP DALAM
PEMANFAATAN SABUT KELAPA
MENJADI KOKEDAMA
pendahuluan

Bioentrepreneurship merupakan integrasi antara ilmu biologi


dengan ilmu bisnis yang melibatkan seluruh aspek makhluk
hidup. Menurut Anwar Sisnodo (2015) cit Wardhani et al.,
(2020) bioentrepreneurship berasal dari kata “bio” yang artinya
makhluk hidup dan “entrepreneurship” yang artinya
kewirausahaan, yaitu segala hal yang berkaitan dengan sikap,
tindakan, dan proses yang dilakukan oleh para entrepreneur
dalam merintis, menjalankan, dan mengembangkan usaha
mereka.
Bioentrepreneurship dapat diartikan sebagai pemanfaatan
makhluk hidup yang dapat diolah menjadi produk usaha, dan
dapat dipasarkan sehingga menghasilkan ekonomi produktif.
Bioentrepreneurship untuk masyarakat dapat menunjang
kemandirian dan meningkatkan keterampilan dalam
memanfaatkan potensi lokal di daerah sehingga mampu
menambah pendapatan. Bioentrepreneurship dapat dilatih
melalui pembuatan kokedama dengan memanfaatkan serabut
kelapa yang merupakan salah satu potensi lokal di Desa
Rogodadi.
Sabut kelapa atau serabut kelapa adalah salah satu limbah
yang dihasilkan buah kelapa dan belum bisa dimanfaatkan
dengan optimal. Banyak masyarakat yang belum bisa
memanfaatkan limbah sabut kelapa tersebut menjadi suatu
produk yang memiliki nilai ekonomis. Nilai dari buah kelapa
tidak hanya pada daging ataupun airnya saja, tetapi sabut
kelapa juga merupakan hasil dari kelapa tersebut. Sabut kelapa
merupakan bagian terbesar dari buah kelapa, sehingga 35%
bobot buah kelapa berasal dari serabut kelapa (Opiyanti, 2013
cit Sunardi et al., 2019).
Pengelolahan buah kelapa pada umumnya masih terfokus
pada pengolahan hasil daging buah sebagai hasil utama,
sedangkan industri pengelolahan yang mengolah hasil
samping seperti sabut kelapa masih secara tradisional dan
skala kecil. produk olahan sabut kelapa masih sederhana dan
belum cukup banyak variasinya. Para petani mengganggap
serabut kelapa ini adalah limbah yang mengganggu karena
menjadi tempat hidup hama ulat ataupun dijadikan sarang
ular. Pada umumnya limbah sabut kelapa dimanfaatkan
sebagai bahan bakar atau dijual kepada industri pengolahan
limbah sabut kelapa. Ada sabut kelapa yang dibiarkan begitu
saja tidak dilakukan pengolahan. Meskipun termasuk limbah
organik, tetapi apabila dibiarkan begitu saja akan memberikan
dampak negatif terhadap lingkungan seperti penumpukan
sampah seiring dengan meningkatnya produksi kelapa ( Azzaki
et al., 2020).
Berdasarkan hal tersebut, sangat disayangkan jika serabut
kelapa tidak dapat dimanfaatkan dengan baik. Serabut kelapa
dapat dimanfaatkan dengan mengelolah menjadi produk yang
memiliki nilai jual, seperti kaset, sapu, panel dinding, plafon,
dan bahan baku interior (Bondra et al., 2018 cit Sunardi et al.,
2019). Apabila dilakukan pemanfaatan sabut kelapa menjadi
suatu produk baru dan kreatif sehingga memiliki nilai
ekonomis yang lebih tinggi. Dengan demikian, pemanfaatan
sabut kelapa dapat memberikan keuntungan dan
meningkatkan pendapatan masyarakat. Salah satu produk
yang memanfaatkan sabut kelapa yang belum banyak
masyarakat tahu yaitu Kokedama.
Kokedama merupakan salah satu teknik menanam dari
negeri Jepang. Tanaman diolah dengan membungkus akar
menggunakan tanah dan lumut kering sehingga berbentuk
bulat. Kokedama secara terminologi, berasal dari kata “koke”
yang berarti lumut atau moss dan “dama” yang berarti bola
atau ball, sehingga kokedama biasa disebut bola lumut, Arti
yang lebih luas yaitu tanah yang dibentuk seperti bola dan
dibungkus dengan lumut atau sabut kelapa (Thomson, 2016 cit
Saputra et al., 2019).
Kokedama memiliki bentuk yang unik dan memiliki nilai
estetika. Kokedama tidak membutuhkan pot sebagai wadah
media tanam karena dapat digantikan dengan lumut atau
sabut kelapa. Penggunaan sabut kelapa ini dilakukan untuk
memanfaatkan potensi lokal yang ada di daerah sehingga
dapat dimanfaatkan secara optimal. Selain itu, pemanfaatan
sabut kelapa juga akan berdampak positif untuk lingkungan
karena limbah berkurang.
KOKEDAMA
Koke = Lumut atau Moss

Dama = Bola

Tanah yang dibentuk bulat seperti bola dan

dibungkus dengan lumut

ISAVONI

Tanah yang dibentuk bulat seperti bola dan

dibungkus dengan sabut/serabut kelapa.

Hal tersebut bertujuan untuk melakukan

pemanfaatan serabut kelapa yang menjadi

limbah, sehingga menjadikan sabut kelapa

memiliki nilai ekonomis.


KOKEDAMA
Jenis-jenis tanaman yang dapat ditanam dengan teknik

kokedama akan lebih efektif dan berhasil bila

menggunakan tanaman yang berukuran kecil. Hal tersebut

karena mudah dalam perawatan dan dapat ditempatkan

di dalam ruangan. Contoh jenis tanaman yang dapat

ditanam antara lain, sukulen, kaktus, sirih gading, lili paris,

lidah mertua, aglonema, monstera, dan lain sebagainya.

Lili Paris Sirih Gading

(Chlorophytum comosum) (Epipremnum aureum)

Lidah Mertua Monstera Janda Bolong

(Sansevieria sp.) (Monstera deliciosa)


Panduan PEMBUATAN

Alat dan Bahan :

Sabut kelapa

Tanaman

Media tanam

Gunting

Benang jahit

Tali rami

wadah (misalnya : pot)

Sprayer berisi air

Cara Pembuatan

Media tanam yang sudah

1 disiapkan kemudian dibentuk

menyerupai bola dengan besar

sesuai tanaman yang

digunakan.
Bola media tanam dilubangi
2 bagian tengah, lalu akar

tanaman dimasukkan ke dalam

lubang dan ditutup kembali.

Kemudian bola media tanam dirapikan sehingga akar tertutup

3 sempurna. Lalu sabut kelapa diletakkan pada media tanam

untuk membungkus keseluruhan bola media tanam yang sudah

terbentuk. Wadah seperti pot bisa digunakan untuk membantu

agar sabut kelapa dapat menutupi media tanam.

Benang jahit dililitkan


4 mengelilingi seluruh permukaan

bola yang sudah diselimuti

sabut kelapa, sehingga sabut

kelapanya membungkus tanah

dengan sangat rapi dan mulus.

Hal ini dilakukan untuk menjaga

tanah tidak keluar dari sabut

kelapa pembungkusnya.
Apabila ingin ditambah hiasan seperti tali rami yang dililitkan
5
pada kokedama untuk menambah nilai estetika. Selain itu, tali

rami juga dapat digunakan untuk menggantung kokedama.

Penyiraman dilakukan sesuai kebutuhan tanaman.

Tambahan :

Pemanfaatan sabut kelapa menjadi kokedama tanpa langsung

dibuat dengan tanaman juga bisa dilakukan, yaitu dengan

membuat pot kokedama. Pot ini dibuat bulat seperti kokedama

dengan memanfaatkan sabut kelapa. Cara pembuatan hampir

sama dengan kokedama sebelumnya, hanya saja kita

membutuhkan kawat ataupun pot untuk membentuk kerangka

pot tersebut untuk membantu dan memudahkan dalam

pembentukan kokedama menjadi bulat tanpa terisi media tanam


UNSUR ZAT MEDIA TANAM
SABUT KELAPA (COCOPEAT)

Unsur kalium yang terdapat pada serabut kelapa menjadi

sumber alternatif pertumbuhan tanaman karena didalamnya

terdapat sumber zat kalium yang dapat dijadikan pengganti

pupuk KCL.

Serabut kelapa juga dapat mengikat dan menyimpan air

dengan baik yang berfungsi sebagai drainase dan aerase

baik.

Dapat dijadikan bahan pembuatan pupuk organik alami

untuk tanaman.

Tingkatan porositas tinggi. Tentunya dengan tingkatan

pourositas yang tinggi tidak akan terjadi pengendapan air

yang berlebih, ditambah lagi memudahkan oksigen masuk

dan diserap oleh bagian perakaran, sebab terdapat rongga

rongga yang dapat disesuaikan dengan morfologi tanaman.

(Garden, 2020)

Menurut Ruwana (2015) cit Saputra et


Pemanfaatan sabut kelapa menjadi
al., (2019) Bahan serat serabut kelapa
kokedama merupakah salah satu
memiliki beberapa kelebihan
keunggulan untuk memanfaatkan
elastisitas, kuat, tahan pada
limbah yang belum dimanfaatkan
penguraian mikroba, biodegradable,
secara optimal menjadi barang
tahan terhadap salinitas dan banyak
atau produk yang memiliki nilai jual.
keterseadian di alam.
Kokedama memiliki kelebihan, yaitu cocok untuk

tempat sempit, bentuknya yang artistik dan dapat

digunakan

penghijauan
sebagai

di rumah.
penghias

Tanaman
ruangan

yang dapat
dan
KELEBIHAN
digunakan untuk penerapan teknik kokedama

seperti tanaman pakis, sukulen, sirih-sirihan,

philodendron (Sinaga et al., 2020). Selain itu,

serabut kelapa ramah lingkungan.

Kelemahan produk pada produksi

kokedama antara lain tanaman yang

dapat digunakan sebatas tanaman hias,

KELEMAHAN untuk tanaman

diaplikasikan.
produktif kurang cocok

Kokedama tidak memerlukan perawatan yang

sulit. Jauhkan kokedama dari sinar matahari

langsung dan jaga agar tetap terhidrasi karena

rentang kekeringan.

Untuk menjaga kokedama tetap terhidrasi dengan

baik tidak perlu menyiramnya. Cukup celupkan ke


CARA MERAWAT
dalam ember berisi air bersih dan biarkan

beberapa menit. Lalu gantung hingga kering.

Lakukan dua kali seminggu di musim hujan dan

setiap hari selama musim panas. Atau bisa juga 2-

3 hari sekali tergantung cuaca lingkungan.


PROSPEK MASA DEPAN

Potensi sabut kelapa cukup besar, tetapi

masyarakat belum bisa melakukan pemanfaatan sabut

kelapa dengan baik. Sabut kelapa apabila

dimanfaatkan akan memiliki nilai tambah yang sangat

tinggi. Sabut kelapa dapat diolah menjadi coco fiber,

cocopeat, coco brick, dan lain sebagainya. Coco fiber

atau sabut kelapa dalam bidang pertanian dapat

diolah dan dimanfaatkan menjadi pupuk, media

tanam, dan berbagai pot tanaman dengan berbagai

bentuk. Selain itu, sabut kelapa juga dapat

dimanfaatkan menjadi kokedama. Kokedama memiliki

bentuk yang unik sehingga banyak orang tertarik untuk

mendapatkannya sebagai penambah nilai estetika.

Selain itu, serabut kelapa ramah lingkungan dan

dapat menambah hara untuk tanaman. Ditambah

biasanya kokedama dipadukan dengan tanaman hias

yang akan menambah tingginya prospek bisnis

kokedama ini. Tingginya peminat kokedama dan

tanaman hias akan menjadi salah satu peluang usaha

di masa kini. Kelebihan dari sabut kelapa akan

menambah daya minat masyarakat untuk membeli

sehingga pemanfaatan sabut kelapa baik untuk

dilakukan.
referensi

Azzaki, D. A., M. Iqbal, V. Maulidia, Arifin, I. Apriani, dan D. R.

Jati. 2020. Potensi pemanfaatan limbah sabut kelapa

(Cocofiberi) menjadi pot sabut kelapa (Cocopot). Jurnal

Teknologi Lingkungan Lahan Basah 8 (1) : 39-48.

Garden, I. 2020. Alasan Mengapa Kokedama Menggunakan

Sabut Kelapa?. <https://www.ibadgarden.com/kokedama-

serabut-kelapa/>. Diakses pada tanggal 13 Agustus 2020.

Saputra, N. E., H. B. Hernanda, Nurhuda, F. N. Ridwan, dan M. W.

Ardhi. 2019. Pelatihan Bioentrepreneurship melalui pembuatan

Kokedama di Panti Asuhan Anak Luar Biasa Asih Madium. Jurnal

Pengabdian Masyarakat 2(1) :101-104.

Sinaga, H. D. E., J. Hutahaean, dan Y. Siagian. 2020. Kreatif,

indah, dan berpeluang bisnis lewat Kokedama. Jurnal

Pengabdian Masyarakat 3 (3) : 34-37

Sunardi, T. Wahyono, dan M. B. N. Rahman. 2019. Pemanfaatan

limbah air dan sabut kelapa untuk peningkatan kesejahteraan

masyarakat Mojosari. Jurnal Pengabdian Masyarakat Teknik 2 (1)

: 7-14

Wardhani, I.Y., S. M. Amanda, dan A. R. Kusuma. 2020.

Bioentrepreneurship sebagai upaya meningkatkan kreatifitas

dan alternatif bisnis di masa pandemi. Journal of Biology

Education 3 (2) : 100-109.


KKN-PPM UGM
BUAYAN MENAWAN 2021
UNIT JT-040

Anda mungkin juga menyukai