Anda di halaman 1dari 15

PROPOSAL USAHA

BUDIDAYA TANAMAN HIAS AGLAONEMA (SRI REJEKI)

Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Pelajaran Kewirausahaan

DISUSUN OLEH :

NAMA : BELLA ERLITA


KELAS : X IPA 2

DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN KOTA METRO


SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 4 METRO
TAHUN PELAJARAN 2019/2020

i
KATA PENGANTAR

Segala puji hanya milik Allah SWT. Shalawat dan salam selalu
tercurahkan kepada Rasulullah SAW. Berkat limpahan dan rahmat-Nya penyusun
mampu menyelesaikan tugas PROPOSAL USAHA BUDIDAYA TANAMAN HIAS
AGLAONEMA (SRI REJEKI) ini guna memenuhi tugas mata pelajaran
Kewirausahaan.
Dalam penyusunan tugas ini, tidak sedikit hambatan yang penulis hadapi.
Namun penyusun menyadari bahwa kelancaran dalam penyusunan materi ini tidak
lain berkat bantuan, dorongan, dan bimbingan orang tua, dan berbagai pihak
sehingga kendala-kendala yang dihadapi dapat teratasi.
Penyusun menyadari bahwa proposal ini masih jauh dari sempurna, baik isi
maupun penulisannya. Untuk itu kritik dan saran yang membangun saya diharapkan
demi kesempurnaan pada penulisan selanjutnya. Semoga proposal ini dapat
bermanfaat bagi penyusun khususnya juga bagi pembaca pada umumnya.

Metro, Februari 2020

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ................................................................................... i


KATA PENGANTAR ................................................................................. ii
DAFTAR ISI ............................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN
A. Mengenal Tanaman Hias Aglaonema ..................................... 1
B. Teknik Budidaya Aglaonema .................................................. 2
C. Perencanaan Usaha ................................................................. 5

BAB II PEMBAHASAN
A. Pra-Produksi ............................................................................ 7
B. Proses Produksi ....................................................................... 8
C. Aspek Pemasaran .................................................................... 9
D. Analisis SWAT ....................................................................... 9
E. Analisis Usaha ........................................................................ 10

BAB III PENUTUP .................................................................................... 11

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Mengenal Tanaman Hias Aglaonema


Aglaonema, sri rezeki, atau chinese evergreen merupakan tanaman hias
populer dari suku talas-talasan atau Araceae. Genus Aglaonema memiliki sekitar
30 spesies. Habitat asli tanaman ini adalah di bawah hutan hujan tropis, tumbuh
baik pada areal dengan intensitas penyinaran rendah dan kelembaban
tinggi.Tanaman ini memiliki akar serabut serta batang yang tidak berkambium
(Berkayu). Daun Menyirip serta memiliki pembuluh pengangkut berupa xilem
dan floem yang tersusun secara acak.
Kini berbagai macam Aglaonema hibrida telah dikembangkan dengan
penampilan tanaman yang sangat menarik dengan bermacam-macam warna,
bentuk, dan ukuran daun sehingga jauh berbeda dari spesies alami. Orang
Indonesia menamakan tanaman ini dengan nama Sri Rejeki karena tanaman ini
setelah di tanam dan hidup dan mengluarkan tunas baru maka orang yang
menanam terserbut akan mendapat rejeki yang banyak ini mitos orang indonesia.
Yang jelas kalau kita berkerja maka akan mendapat rejeki dan sebaliknya.
Ini yang menakutkan teryata tanaman hias sri rejeki beracun yang
lumayan mematikan, karena getahnya mengandung kristal oksalat yang
bentuknya seperti jarum tapi harus mengunakan mikroskop untuk bisa
melihatnya. Maka tanaman hias ini sangat berbahaya apa lagi kalau sampai kena
mulut, lidah, tengorokan bisa bengkak apa lagi yang terkena daerah tengorokan
yang luka bisa sesak napas dan berakhir dengan kematian bila pertolongan telat.
Tanaman sri rejeki atau aglaonema sangat berbaya untuk anak kecil apa bila
sampai tertelan, biasanya anak-anak kecil yang baru bisa berjalan yang dimana
yang namanya anak-anak tidak tahu apa- apa dan suka mencoba hal-hal baru dan
pengawasan ibu yang kurang, sebaiknya bila mempunyai anak-anak untuk
tanaman jenis ini bisa di letakan agak jauh dari tempat bermain anak-anak atau
bisa diletakan yang dimana anak-anak tidak bisa menjangkau.
Tanaman ini juga bahaya buat orang dewasa bukan hanya anak kecil saja
maksutnya untuk orang dewasa tingkat kekebalan kesehatan tubuh sudah kuat
tapi tidak menutup kemungkinan bisa berujung kematian bila tidak di tindak
lanjuti secara cepat dan tepat. Sifat dari tanaman aglaonema beragam, ada yang
dapat terkena sinar matahari dan ada juga yang harus ternaungi, sebagian
aglaonema dapat hidup ditempat lembab dan sebagian lagi ditempat sedikit

1
kering, tanaman aglaonema tergolong bandel, mudah dirawat dan cocok
dijadikan tanaman indoor, apalagi aglaonema terkenal dengan motif daunnya
yang indah.

B. Teknik Budidaya Aglaonema


Syarat yang harus dipenuhi untuk mendapatkan pertumbuhan aglaonema
yang optimal adalah lokasi, cahaya, kelembaban dan suhu. Lokasi yang ideal
untuk merawat sri rejeki adalah daerah yang berketinggian 300-400 m diatas
permukaan laut, namun tidak menutup kemungkinan juga dapat tumbuh baik di
dataran rendah, sesuai habitatnya aglaonema menyukai lokasi yang teduh dengan
pencahayaan terbatas, intensitas sinar matahari berkisar antara 10-30%.
Kelembapan yang cocok untuk merawat aglaonema adalah 50-70%, di
kisaran itu tanaman tumbuh baik, lebih dari 75% dapat menyebabkan tumbuhnya
cendawan pada media tanam, selain itu juga sisa suhu menunjang pertumbuhan,
lokasi sebaiknya bersuhu 28-30 C pada siang hari dan 20-22 C malam hari dan
dibantu juga dengan sirkulasi udara yang baik.
Untuk memiliki tanaman aglaonema yang tumbuh sehat dan baik
diantaranya adalah dengan menggunakan media dengan komposisi yang pas,
media dengan tingkat keasaman/pH dan porotisitas (Porous) yang ideal sangat
baik untuk pertumbuahn aglaonema, media tanam aglaonema juga harus steril,
yaitu bebas dari penyakit, tidak mudah lapuk dan hancur karen air, mudah
diperoleh dan harganya terjangkau, aglaonema dapat tumbuh dengan baik pada
media denagn pH 7 atau disebut juga pH netral yang kaya akan zat hara, angka
pH dengan selisih 0,5-1 masih dianggap pH ideal.
Porous artinya mudah mengeluarkan kelebihan air, tingkat porotisitas
yang dibutuhkan pada media tanam sangat dipengaruhi oleh faktor lingkungan,
yaitu ketinggian dan hujan rendah, media tanam sebaiknya harus bisa menahan
air sehingga media tidak kekeringan, sebaliknya didataran tinggi yang umumny
sering hujan sebaiknya menggunakan media dengan porositas tinggi agar
kelebihan air mudah dikeluarkan.

1. Media Tanam
Berikut macam jenis unsur yang digunakan untuk media tanam sri
rejeki, yang tentunya dengan tingkat porositas yang berbeda dengan
kekurangan kelebihan masing-masing, kombinasi beberapa unsur media
dapat digunakan sesuai dengan kebutuhan dan faktor lingkungan :
 Pakis, sekam bakar, pasir malang, humus (1;1;1;1)

2
 Pakis, pasir malang, sekam bakar, cocopeat (2;1;1;1)
 Pakis, sekam bakar, pasir malang, cocopeat (2;1;1;1)
 Cocopeat, sekam bakar kompos organic (5;3;2)
 Pakis, pasir malang, kaliandra (3;2;1).
 Jenis unsur media tanam

a. Pakis
Pakis dapat menyimpan air dengan baik dan memiliki drainase
yang bagus, akar dapat menyerap air dengan mudah dan leluasa untuk
berkembang, tidak mudah lapuk dan memilki daya tahan cukup tinggi.
b. Sekam Bakar
Sekam bakar memiliki kelebihan unsure yang terletak pada
sifatnya yang steril dan daya tahannya mencapai 1 tahun, aerasinya cukup
baik namun daya serapnya terhadap air kurang baik, sehingga harus
dicampur dengan unsure yang dapat menyerap air.
c. Pasir Malang
Pasir malang unsure media yang tingkat porotisitasnya cukup
baik, karena itu penggunaannya digunakan untuk mencegah media yang
terlalu basah dan air yang menggenang.
d. Cocopeat
Cocopeat adalah sabut kelapa hasil olahan, unsure ini sangat
cocok digunakan bial menginginkan media ynag cukup lembab untuk
aglaonem khususnya didaerah yang kering dan panas, cocopeat dapat
menahan air cukup lama dalam jumlah yang banyak, namun sifatnya
mudah lapuk.
e. Kaliandra
Kaliandra cocok digunakan sebagai media di daerah kering dan
panas, media ini cenderung cepat lembab sehingga rawan terjangkit
cendawan pengganggu, sifatnya mudah lapuk dan hanya bertahan 4-6
bulan.
2. Penyiraman
Sri rejeki termasuk tanaman yang membutuhkan air dalam jumlah
cukup, jadi penyiraman hal penting yang mesti diperhatikan agar aglaonema
tumbuh baik, tepi tidak sampai mengegnagi medianya, frekuensi dan dosis
penyiaraman perlu diatur sesuai dengan kondisi media dan lingkungan
setempat.

3
3. Pemupukan
Untuk menunjang pertumbuhan tanaman sri rejeki, kebutuhan nutrisi
sangat penting, beragam merek pupuk majemuk/anorganik mudah diperoleh,
bahkan saat ini sudah banyak beredar pupuk khusus aglaonema. Sebelum
memilih, cermati dulu komposisi nutrisi dan penggunaanya, barulah cara dan
dosis pemberiannya, pemberian pupuk dengan dosis rendah, tetapi sering
diberikan akan menghasilkan tanaman kualitas baik dibanding dengan
pemberian sesekali dengan dosis tinggi.
4. Mengganti Memdia Tanam/Repotting
Untuk menjaga agar kulaitas aglaonema tetap baik perlu dilakukan
penggantian media tanam, media tanam yang baik akan membuat aglaonem
tumbuh dengan sehat, penggantian media tanam/repotting aglaonema
dilakukan setiap 6-12 bulan sekali, repotting juga dibutuhkan oleh tanaman
yang sudah terlalu besar sehingga tidak sebanding lagi dengan ukuran pot.
Sri rejeki dapat dibudidayakan dengan menanam bonggolnya. Dari
satu bonggol bisa didapatkan 2-3 anakan baru.setelah 6 bulan, pisahkan
anakan baru tersebut dari induknya. Aglaonema bisa dikembangbiakkan
dengan lebih cepat dengan cara memotong pucuk. Dengan cara ini, tanaman
induk akan terangsang untuk mengeluarkan tunas baru. Dari satu potongan
pucuk, bisa didapatkan 2-3 anakan baru lagi. Anakan dari potongan pucuk ini
dapat dijadikan bibit setelah memiliki 5-7 helai daun.
Jika anda menggunakan dua metode ini sekaligus, dari satu tanaman
saja bisa didapatkan 5-6 anakan sri rejeki baru. Metode memotong pucuk bisa
lebih optimal hasil jika metode ini dilakukan pada aglaonema dewasa yang
memiliki 8-10 helai daun. Namun, kondisi tanaman induk harus diperhatikan.
Pilihlah induk yang sehat, daun dewasa yang segar dan kokoh atau daun
muda tidak mengecil. Akarnya juga harus kuat dengan kriteria berwarna
putih, gemuk, dan tidak busuk. Sebelum melakukan pemotongan pucuk,
sebaiknya benamkan bagian batang lebih dalam ke tanah hingga 8-10 cm.
Frekuensi pemberian pupuk pun boleh ditingkatkan 2-3 minggu
sebelum pemotongan pucuk. Jika biasanya pemberian pupuk dilakukan 1 x
seminggu, sebelum pemotongan digandakan menjadi 2 x seminggu.
Cara melakukan pemotongan pucuk adalah sebagai berikut:
 Siapkan pisau dan alat pengorek
 Korek media untuk melihat kondisi akar (ingat kriteria akar yang kuat)

4
 Potong batang aglaonema dan sisakan satu daun pada bonggol tanaman
induk, yang dimaksudkan agar tanaman induk dapat berfotosintesis
menghasilkan makanan, sehingga tunas baru yang muncul nanti akan
besar-besar.
 Pada bagian yang dipotong, baik pada bonggol yang tersisa juga pada
potongan pucuk, olesi antiseptic (betadine atau campuran pinang + sirih)
untuk menutup luka.
 Tanam potongan pucuk dalam media berupa campuran tanah sekam,
pasir malang, humus andam, dan pakis (rasio berturut-turut 1:5:2:2).
 Siram secara teratur, dan letakkan ditempat yang teduh
 Tunas baru akan muncul dalam waktu 1 bulan.
Anakan yang anda dapatkan dari hasil pemotongan pucuk belum tentu
memiliki akar. Ketika anda memindahkan anakan aglaonema yang belum
memiliki akar yang kuat maka gunakan metode bungkus plastic. Tanam
anakan baru tersebut dalam pot, kemudian membuat sungkup dari plastic
bening.
Dengan demikian, kelembaban dalam sungkup tinggi (mencapai
80%), suhu tetap stabil. Hal tersebut emmungkinkan terjadinya peningkatan
laju metabolism sehingga akar lebih cepat tumbuh.a kar akan muncul setelah
3 minggu disungkup dan siap dipindahkan ke luar. Sungkup plastik being dan
dapat juga diganti denagn tabung transparan dari bahan plastic jika
memungkinkan. Tabung plastik lebih daripada plastik bening bisa karena
tidak akan sobek.

C. Perencanaan Usaha
1. Visi dan Misi Usaha
Visi
Menjadikan usaha pembudidayaan tanaman sri rejeki, sebagai slah satu
usaha yang dapat meningkatkan taraf hidup masyarakat Sulawesi tenggara.
Serta menjadi alternative dalam menambah penghasilan daerah dan sesuatu
yang bermaanfaat mengurangi polusi pada lingkungan.

Misi
Menambah alternative penghasilan daerah, sekaligus dapat mengurangi
polusi yang sangat bermanfaat bagi lingkungan. Serta menumbuhkan minat
berwirausaha di kalangan siswa-siswi.

5
2. Tujuan Usaha
Adapun tujuan usaha ini adalah :
 Meningkatkan taraf hidup masyarakat
 Media penyaluran hobi bercocok tanam yang positive
 Melatih kewirausahaan
 Melatih kemandirian

3. Manfaat Usaha
Adapun manfaat dari usaha ini adalah
 Menambah sumber pendapatan
 Menciptakan lapangan pekerjaan
 Mengatasi polusi pada lingkungan
 Mampu memenuhi kebutuhan pasar akan tanaman tersebut

4. Deskripsi Usaha
Jenis usaha yang akan kami lakukan bergerak dibidang budidaya.
Dalam hal ini yang kami budidayakan adalah tanaman sri rejeki, yang kami
lakukan dengan beberapa cara misalnya stek. Kami memilih
membudidayakan tanaman karena lebih mudah dan manfaat yang di
hasilkannya pun besar. Serta di kalangan pelajar seperti kami, masih terbilang
cukup murah dan tidak membutuhkan biaya besar dalam proses budidaya
awalnya.

6
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pra-Produksi
1. Manfaat Tanaman Sri Rejeki
 Menyerap Polutan dari udara
 Sebagai lahan bisnis yang sukses
 Penghias taman

2. Sarana dan Teknik Penanaman


Untuk membudidayakan tanaman Sri Rejeki Kami Menggunakan cara
pertunasan yaitu menanam anakan Sri Rejeki yang tumbuh dari induknya.
Anakan ini ditumbuhkambangkan di Polybag sampai siap untuk ditanam
dalam pot.

3. Aspek Produk
 Jenis Produk
Produk yang akan diproduksi dan dijual dalam usaha ini adalah Tanaman
Sri Rejeki dalam bentuk bibit siap tanam.
 Jumlah Produk
Jumlah tanaman yang akan dibudidayakan dalam usaha ini sebanyak 60
tanaman.
 Bahan dan Perlengakapan yang digunakan
Bahan :
- Bibit tanaman Sri Rejeki
- Perlengkapan :
- Ember
- Kos Tangan
- Sungkup
- Polybag
- Paku

7
B. Proses Produksi
1. Penyediaan Media Tanam
Sri rejeki memiliki preferensi terhadap jenis tanah yang lembab tapi
tidak becek. Aglaonema umumnya ditanam dalam pot dengan media tanah
sekam bakar. Namun, Anda juga boleh mencoba media tanam yang lazim
dipakai para pecinta sri rejeki di Thailand, yaitu tanah sekam dicampur
sedikit kompos daun dan tambahan choco chips.
Umumnya media yang digunakan terdiri dari komposisi sekam, tanah
lempung, dan pasir malang dengan rasio perbandingan 2:2:1. Jika bibit
Aglaonema yang Anda miliki masih sangat muda, maka tanamlah bibit
tersebut dalam media tanah campuran sekam bakar, pasir malang, cocopeat,
dan dolomite (rasio perbandingan 70:12,5:12,5:5). Dolomite yang
merupakan batuan pasir berfungsi sebagai penetralisir pH. Untuk siraman
pertama, cobalah campuran air dengan hormon, bakterisid, dan fungisid.
Untuk siraman selanjutnya, silahkan gunakan air biasa.

2. Teknik Penanaman
Alat yang Anda butuhkan dalam menanam sri rejeki adalah; sarung
tangan karet, gunting tanaman, pot, media tanah, dan pupuk. Sarung tangan
karet dapat diganti dengan plastik. Penggunaan sarung tangan cukup penting
karena getah Aglaonema dapat saja menyebabkan iritasi pada kulit sensitif.
Langkah pertama yang harus dilakukan sebelum menanam Aglaonema tentu
saja memilih bibit yang baik. Bibit sri rejeki yang baik berupa tunas yang
memiliki beberapa helai daun muda yang baru tumbuh. Pastikan warna tunas
daun tersebut hijau muda segar, bukan hijau muda yang layu. Jangan lupa
juga periksa kondisi perakaran bibit muda Anda.
Jika akar bibit terlalu berantakan, tidak apa untuk memotong/
merapikannya dengan gunting tanaman. Langkah selanjutnya adalah
membelah bibit menjadi empat bagian agar Anda memiliki banyak
Aglaonema. Langkah ini opsional, tidak wajib, tapi jika Anda ingin
melakukannya maka buat potongan membujur dari bagian batang ke arah
akar, membagi dua bibit Anda. Kemudian, belah lagi tiap potongan
sebelumnya sehingga Anda mendapatkan 4 belahan bibit.
Setiap belahan harus memiliki bagian batang dan bonggol yang
seimbang. Isi pot yang telah Anda sediakan dengan media dan pupuk dengan
rasio 3:1, campur rata. Benamkan bibit Anda hingga hanya sedikit pucuk

8
yang terlihat mencuat di permukaan tanah. Siram bibit dengan air, hingga air
mengalir dari lubang-lubag di bawah pot Anda. Pada minggu-minggu
pertama, letakkan pot-pot tersebut di dalam rumah pada tempat yang teduh,
misalnya pada ambang jendela.

3. Teknik Pemeliharaan
Tanaman sri rejeki harus dirawat dengan baik dengan penyiraman
teratur pagi dan sore. Tanahnya tidak boleh dibiarkan terlalu lembap ataupun
mengering.

C. Aspek Pemasaran
1. Segmen Pasar
Tanaman hias segmen pasarnya sangat luas, karena hampir semua
rumah memerlukan keindahan yang bisa didapat dari tanaman hias.
Sedangkan jenis tanaman hias sri rejeki cenderung banyak diminati
masyarakat karena keindahannya disamping juga manfaatnya.

2. Strategi Pemasaran
Dalam menyukseskan usaha Tanaman hias ini, ada beberapa strategi
yang kami gunakan, yaitu :
 Menetapkan harga yang relatif murah
 Menyediakan tanaman yang subur dan sehat
 Tempat penjualan strategis
 Memberikan Potongan harga kepada konsumen yang membeli dengan
jumlah yang banyak.

3. Penetapan Harga Jual


Harga Jual tanaman sri rejeki di pasaran sekitar Rp 40.000,-/bibit,
Namun untuk menarik konsumen maka kami menetapkan harga jual sebesar
Rp 30.000,-/bibit.

D. Analisis SWOT
1. Strength (Kelebihan)
 Memberikan kualitas yang baik
 Menyediakan bibit unggul
 Menyediakan tanaman yang inovatif, bervariasi dan mengikuti trend
pasaran

9
 Menyediakan paket penjualan dan penyewaan tanaman hias
 Menyediakan jasa dekorasi taman dan pembuatan taman

2. Weakness (Kelemahan)
 Kurangnya link dengan perusahaan besar akan kurang dikenal oleh
masyarakat penggunaan nama di pasaran untuk menarik minat
 Kurang dalam bentuk financial, modal yang digunakan cukup besar

3. Opportunity (Peluang)
 Peluang usaha yang lain yang dapat dikembangkan selain usaha tanaman
hias ini adalah usaha wisata alam, dapat bekerjasama dengan pihak wisata
alam. Sebagai investor tanaman.
 Peluang lain yang ditawarkan adalah decoration organizer untuk
pembuatan taman atau juga dekarasi taman pernikahan
 Penjual bunga rangkai

4. Threaten (Ancaman)
Threaten adalah apa saja yang dapat mengancam dan membahayakan
kegiatan usaha. Berikut ini threaten dari usaha tanaman hias.
 Pesaing yang memiliki kerjasama dengan perusahaan besar lain
 Fasilitas yang harus dipenuhi

E. Analisis Usaha
Biaya merupakan sejumlah pengorbanan yang harus dikeluarkan untuk
memperoleh tanaman sri rejeki siap tanam. Biaya yang diperlukan oleh usaha ini
yaitu biaya investasi, biaya tetap, dan biaya tidak tetap.

1. Biaya Investasi
Paku Rp 5.000,-
Sekop tanah Rp 25.000,-
Ember Rp 15.000,-
Kos Tangan 5 pasang Rp 25.000,-
Total Rp 70.000,-
2. Biaya Tetap
Penyusutan pertahun +10% Rp 8.000,-
Transportasi Rp 10.000,-
Total Rp 18.000,-

10
3. Biaya Tidak Tetap
Anakan bunga 10.000,- x @60 Rp 600.000,-
Polybag 1 Pack Rp 10.000,-
Label Rp 5.000,-
Sekam Rp 10.000,-
Perangsang akar Rp 5.000,-
Tanah Subur Rp 10.000,-
Total Rp 640.000,-

Dengan demikian, total biaya produksi dengan cara anakan dapat dhitung
sebagai berikut :
Total biaya produksi = biaya tetap + biaya tidak tetap
= Rp 18.000,- + Rp 640.000,-
= Rp 658.000,-

4. Pendapatan dan Keuntungan


Pendapatan :
1 tanaman seharga Rp 30.000,-
60 x Rp 30.000,- = Rp 1.800.000,-

Total Keuntungan
Keuntungan = Pendapatan-Total biaya produksi
= Rp 1.800.00,00-Rp 658.000,00
= Rp 1.142.000,-

11
BAB III
PENUTUP

Tingkatan usaha yang dibahas dalam proposal merupakan usaha kecil dan
menengah yang bergerak dalam bidang penjualan tanaman hias Sri Rejeki. Meskipun
usaha ini termasuk usaha kecil dan menengah namun usaha ini telah membuka
lapangan kerja di daerah sekitar pemasaran baik itu karyawan tetap maupun pekerja
kontrak. Usaha ini ingin mengembangkan usahanya mulai dari peragaman jenis
tanaman, peningkatan mutu barang, peningkatan pelayanan, peningkatan cabang toko
atau perluasan pasar dan peningkatan promosi.
Oleh sebab itu usaha ini membutuhkan modal usaha yang nantinya akan
digunakan sebagai pendukung dalam pengembangan usaha. Dengan modal tersebut
diharapkan usaha ini akan memanfaatkan dengan seoptimal mungkin dalam
pengembangan dan peningkatan usaha. Dengan peningkatan produktivitas usaha
diharapkan dapat membuka lapangan kerja baru dan menyerap tenaga kerja yang
lebih banyak serta dapat bersaing dengan para pesaing.

12

Anda mungkin juga menyukai