Anda di halaman 1dari 34

TEKNOLOGI BUDIDAYA TANAMAN

PANGAN
Tanaman Pangan
 Komoditi pertanian yang sangat penting bagi sebagian
besar penduduk Indonesia.
 Segala jenis tanaman yang dapat menghasilkan
karbohidrat dan protein untuk memenuhi kebutuhan
manusia.
Tanaman pangan dikelompokkan
berdasar umur :

 Tanaman Semusim, tanaman yg dapat dipanen hasilnya satu


musim tanam
Contoh : Padi, kedelai, singkong dan jagung
 Tanaman Tahunan, tanaman yang terus tumbuh setelah
bereproduksi/menyelesaikan siklus hidupnya dalam jangka
waktu yang lebih dari 2 tahun.
Contoh : Sukun dan sagu.
Jenis Tanaman Pangan
Serealia Kacankacngan Umbi-umbian
Serealia Kacang- Umbi umbian
kacangan
Padi Kedelai Singkong
Jagung Kacang Tanah Ubi Jalar
Gandum Kacang Hijau Talas
3 Jenis Tanaman Pangan
 Serealia (tanaman sereal atau biji-bijian), yaitu sekelompok
Tanaman pangan yg ditanam untuk dipanen bijinya sebagai
sumber karbohidrat.
 Kacang, memiliki kandungan protein dan lemak tinggi.
Dalam konteks pangan, kacang biasa dipakai untuk menyertai
nama produk pangan olahan yg dibuat dari kacang tanah.

 Umbi, organ tumbuhan yg mengalami perubahan ukuran dan


bentuk akibat perubahan fungsi.
Umbi biasanya terletak dibawah permukaan tanah, ada juga yang
di atas permukaan tanah. Umbi memiliki kandungan gizi yg baik
Padi

 Padi menghasilkan beras dan nasi,


bentuk olahan yg dikonsumsi
masyarakat sehari-hari
Jagung
 Biji jagung banyak dimanfaatkan untuk makanan
 Sumber karbohidrat
 Untuk pakan ternak
 Diolah menjadi tepung (Maizena)
 Tongkol yg masih muda bisa dimakan sbg sayur dan lalap
Singkong
 Banyak dibudidayakan utk diambil umbinya
 Umbi kaya akan karbohidrat
 Dapat diolah menjadi berbagai makanan
 Masyarakat Jawa “Gaplek” dari umbi singkong yg di jemur
 Sunda “Peuyeum”
 Daun singkong/ ketela pohon  sayuran dan lalapan
Kacang Kedelai
 Termasuk polong-polongan
 Dapat ditanam di daerah kering (tegalan, ladang dan pekarangan)
 Sumber utama protein terutama pd bagian biji yg kaya akan lemak
dan vitamin
 Biji kedelai yang berkecambah dapat dijadikan makanan  Taoge
Kacang Tanah
 Merupakan tanaman Palawija yg banyak protein nabati
 Biji dapat dimanfaatkan utk membuat bumbu-bumbu seperti (gado-gado, p
 Dapat juga di makan mentah, di goreng atau di sangrai
Standar/ Syarat Keamanan Pangan
(GAP, GHP, dan GMP)
 Good Agriculture Practice (GAP)
Cara bubidaya tumbuhan/ternak yang baik agar hasilkan pangan
bermutu dan aman konsumsi.
 Good Handling Practice (GHP)
Cara penanganan pasca panen hasil pertanian yang baik agar hasilkan
pangan bermutu dan aman konsumsi.
 Good Manufacturing Practice (GMP)
Cara pengolahan hasil pertanian yang baik agar hasilkan pangan
bermutu dan aman konsumsi.
A. Persiapan Lahan
Pengolahan lahan : membalik dan menggemburkan struktur tanah
agar menjadi gembur, sehingga memudahkan
perakaran untuk masuk ke dalam tanah dan
memudahkan akar tanaman menyerap unsur hara

Tujuan pengolahan tanah untuk :


• Menciptakan kondisi fisik, khemis dan biologis tanah menjadi lebih baik
• Membunuh gulma dan tanaman yang tidak diinginkan
• Menempatkan sisa-sisa tanaman (seresah) pada tempat yang sesuai agar
dekomposisi berjalan dengan baik.
• Menurunkan laju erosi
• Meratakan tanah untuk memudahkan pekerjaan di lapangan
• Mencampur dan meratakan pupuk dengan tanah
• Mempersiapkan pengaturan irigasi dan drainase
Pengolahan Tanah :
A. Tanah Sawah
Kegiatan pengolahan tanah yang baik dibagi dalam dua
tahap, yaitu:
Pengolahan tanah pertama (pembajakan), tanah dibajak
sedalam 15 – 20 cm, kemudian dibalik agar sisa tanaman
dan gulma yang ada di permukaan tanah terpotong dan
terbenam. Setelah tanah dibajak, maka dibiarkan
beberapa hari, agar terjadi proses fermentasi untuk
membusukkan sisa tanaman dan jerami di dalam tanah.
Sebaiknya ditambahkan bahan organik atau pupuk
kandang lainnya. Tujuannya agar kandungan hara dan
pertumbuhan mikroba dalam tanah meningkat.
Pengolahan Tanah Sawah
Pengolahan tanah kedua. (penggemburan atau
proses pencampuran antara bahan organik
dengan tanah) Proses ini dimaksudkan agar
bahan organik dapat menyatu dengan lapisan
olah tanah.
Selama pengolahan kedua pasokan air harus
cukup. Tidak terlalu kering dan tidak terlalu
basah.
Proses pencampuran ini dilakukan sampai bahan
organik benar-benar menyatu dan melumpur
dengan lapisan olah tanah.
B. Tanah Kering
Persiapan Benih atau Bibit
1. Padi sawah memerlukan persemaian ada 2
macam yaitu : persemaian kering dan basah.
2. Tanaman pangan lain langsung ditanam di
lahan.
Tanam dan Jarak Tanam
Tujuan dan maksud penanaman :
memperoleh hasil yang sebanyak-banyaknya
dengan mutu yang sebaik-baiknya. Jarak tanam
disesuaikan dengan jenis tanamannya dan
kesuburan tanah
Yang Perlu diperhatikan dalam Penanaman :
1. Persiapan sebelum tanam
2. Waktu menanam
3. Cara Menanam
B. Pemeliharaan
1.Penyiraman
Tujuan Menyiram :
a. Menggantikan kehilangan air siang hari
b. Mengembalikan atau mempertahankan ketegaran
tanaman
Faktor-Faktor yang mempengaruhinya :
a. Jenis tanaman : muda dan tua
b. Keadaan cuaca : panas dan berawan
c. Umur tanaman : muda dan tua, baru pindah
d. Keadaan tanah : sering di tanah ringan

2. Pemupukan
Yaitu : pemberian atau penambahan bahan-
bahan atau zat-zat kepada komplek tanah-tanaman
untuk meningkatkan kesuburan tanah
Pupuk : senyawa yang mengandung unsur
hara yang diberikan kepada tanaman.
Tujuan Pemupukan :
a. Menjaga tetap terpeliharanya keseimbangan
unsur hara dalam tanah, karena unsur hara
hilang akibat pencucian, terbawa panen, dll
b. Mengurangi bahaya erosi karena akibat
pemupukan terjadi pertumbuhan vegetatif
yang baik.
c. Meningkatkan pertumbuhan dan produksi
tanaman.
Pengelompokan pupuk :
1. Pembuatannya
a. Pupuk alam/organik : p.kandang, p.hijau, kompos
b. Pupuk buatan/anorganik : Urea, TSP, KCl

2. Kandungan unsur haranya


a. Tunggal (single fertilizer) : Urea (N), TSP (P)
b. Majemuk (compound fertilizer) : Rustica yellow
(NPK)
3. Reaksi kimia
a. Masam : Urea
b. Netral : CaCO3⁺
c. Basa : NaNO3
3. Penyiangan dan Pembumbunan
Umur 15 hari dan 1 bulan setelah tanam.
Tujuan Penyiangan :
- menghindari persaingan pada tanaman budidaya dan
gulma dalam hal mendapatkan cahaya matahari dan
unsur hara.
- memutus siklus hidup serangga.

Tujuan Pembumbunan :
- memperkokoh tegaknya tanaman
- mengemburkan tanah dan menekan pertumbuhan
gulma
4. Pengendalian Hama dan Penyakit
Pengendalian hama terpadu (PHT):
Penerapan semua cara pengendalian
(dengan undang-undang atau peraturan, fisik,
mekanis, biologis, pola bercocok tanam dan
kimiawi) yang kompatibel, untuk menurunkan
dan mempertahankan populasi jasad
pengganggu di bawah batas yang menyebabkan
kerusakan ekonomis dengan menstabilkan
produksi tinggi, lestari lingkungan dan ekonomis.
C. Panen dan Pasca Panen
Panen : kegiatan akhir dari program budidaya
tanaman di lapangan.

Waktu Panen :
1. Jenis tanaman dan bahan yang dipanen
2. Kriteria panen

Pascapanen : usaha atau kegiatan yang dilakukan


setelah panen untuk memperbaiki kualitas
dan kuantitas dari bahan sehingga bisa
menghasilkan produk yang bernilai jual tinggi.
Tujuan Pascapanen :
1. Mengurangi susut jumlah maupun mutu hasil
panen
2. Meningkatkan mutu hasil panen
3. Meningkatkan harga jual dan pendapatan
petani

Pascapanen bagi benih :


1. Menambah panjang daya simpan benih
2. Meningkatkan harga jual
Penanganan Setelah Panen

1. Pengupasan
Untuk menjaga agar kadar air di dalam
tongkol atau polong dapat diturunkan dan
kelembaban disekitar biji tidak menimbulkan
kerusakan biji atau tumbuhnya cendawan.
Memudahkan atau meringankan
pengangkutan selama proses pengeringan.

2. Pengeringan
Untuk menurunkan kadar air serendah
mungkin agar didalam penyimpanan tidak mudah
rusak.
Kandungan air yang tinggi akan menyebabkan :
1. Menurunkan daya kecambah benih.
2. Tongkol atau polong yang ditimbun pada saat kadar air
cukup tinggi dapat menyebabkan panas. Panas ini
akibat aktivitas jasad renik yang semakin giat.
3. Mendorong pertumbuhan cendawan pada tongkol atau
polong.

Pengeringan ada 2 yaitu :


a. Pengeringan secara alami
Sumber panas matahari, membutuhkan tempat
yang luas.
Pelaksanaannya bermacam-macam :
- Penjemuran di lantai jemur.
- Penjemuran dengan alas anyaman bambu.
- Penjemuran dengan cara diikat dan digantung.

b. Pengeringan Buatan
Sistem pengeringan yang menggunakan alat atau
mengalirkan udara panas ke tempat-tempat pengeringan.
Tanaman pangan ketika dipetik kandungan airnya
35% – 40% maka harus diturunkan agar dapat disimpan,
dengan cara memberikan panas pengeringan bersuhu 38⁰C –
43⁰C sehingga kadar air turun menjadi 12% – 13%.

3. Pengumpilan/Alat-Alat
Memisahkan biji-biji dari tempat pelekatan (tongkol
atau polong).
Ada yang menggunakan alat sederhana hingga yang
modern.
4. Membersihkan atau Pemisahan
Setelah jagung terlepas dari tongkol, biji-biji jagung
harus dipisahkan dari kotoran atau apa saja yang tidak
dikehendaki sehingga tidak menurunkan kualitas dari
jagung.
Kotoran dapat berupa sisa-sisa dari tongkol, biji
kecil, biji pecah, biji hampa, kotoran selama pemetikan
ataupun pada waktu pengumpilan atau pembijian.

Manfaatnya :
Menghindari atau menekan serangan jamur dan hama
selama dalam penyimpanan.
Memperbaiki peredaran udara.
Permasalahan produksi dan upaya mengatasi
masalah pangan nasional, rendahnya laju
peningkatan produksi pangan dan terus
menurunnya produksi di Indonesia antara lain
disebabkan oleh:
1. Produktivitas tanaman pangan yang masih
rendah dan terus menurun
2. Peningkatan luas areal penanaman-panen
yang stagnan bahkan terus menurun
khususnya di lahan pertanian pangan produktif
di pulau Jawa.
Faktor dominan penyebab rendahnya
produktivitas tanaman pangan adalah :

(a) Penerapan teknologi budidaya di


lapangan yang masih rendah
(b) Tingkat kesuburan lahan yang terus
menurun.
(c) Eksplorasi potensi genetik tanaman yang
masih belum optimal.
Untuk mengatasi permasalahan tersebut
pemerintah harus memberikan subsidi teknologi
kepada petani dan melibatkan stakeholder
dalam melakukan percepatan perubahan
melalui :
1. Memberikan bantuan modal
2. Memberikan penyuluhan dan pelatihan
3. Mengembalikan kesuburan lahan
4. Memperbaiki teknik budidaya
5. Memahami manajemen dan pemasaran
Dari sisi perluasan areal lahan tanaman pangan
ini upaya yang dapat ditempuh adalah:
• Memanfaatkan lahan lebak dan pasang
surut termasuk di kawasan gambut.
• Mengoptimalkan lahan tidur dan lahan
tidak produktif di pulau Jawa.
Kedua pilihan di atas mutlak harus
dibarengi dengan menerapkan teknologi untuk
meningkatkan produktivitas mengingat sebagian
besar lahan tersebut tidak subur untuk tanaman
pangan.

Anda mungkin juga menyukai