hama maupun penyakit tersebut biasanya bersifat serentak sehingga merusak hampir seluruh
pertanaman yang ada pada areal tersebut. Serangan hama dan penyakit tersebut tidak bisa
diprediksikan namun dengan mengatur pola tanam dan penanaman melihat musim.
Adapun permasalahan pada perbenihan bawang merah adalah :
Umbi yang telah tersedia dan telah siap ditanam (telah disimpan 3-4 bulan) diseleksi
ukuran umbinya supaya seragam (sekitar 5 gram/umbi untuk varietas Super Philip dan
Bauji) atau sekitar 10-12 g/umbi untuk varietas Batu Ijo
Seleksi juga dilakukan untuk memilah dan membuang umbi benih yang busuk, cacat,
terserang OPT dan sekaligus membersihkan dari kotoran serta kulit-kulit yang kering.
Menyisihkan (membuang) umbi benih yang menyimpang dari tipe aslinya (campuran
varietas lain/CVL)
Memilih warna umbi yang sesuai dengan preferensi (keinginan) konsumen.
2. Pemilihan Lahan
Untuk produksi benih dapat dilakukan di dataran rendah hingga datarn tinggi (20-900 m
dpl)
Dipilih lahan yang subur dan gembur dengan pengairan cukup
Sebelumnya lahan tidak digunakan untuk pertanaman bawang merah atau tanaman
sefamili dan tidak endemis penyakit fusarium
Isolasi lahan dengan memisahkan areal dari pertanaman bawang merah untuk digunakan
konsumsi
Jika memproduksi benih lebih dari 2 varietas , sebaiknya lahan dibedakan antar varietas
atau terpisah lokasinya sehingga tidak tercampur
3. Pengolahan lahan
4. Penanaman
Benih yang akan ditanam dipotong ujung umbinya 1/3 bagian untuk mempercepat
munculnya tunas
Jika benih telah muncul tunasnya tidak perlu dipotong ujung umbinya
Jarak tanam yang digunakan adalah jarak tanam yang rapat (15 x 15 cm) , agar nantinya
diperoleh umbi benih dengan ukuran kecil
Benih dibenamkan 2/3 bagian ke dalam tanah
Setelah tanam maka tanaman segera diairi
5. Pemeliharaan tanaman
Pemeliharaan dilakukan sama dengan cara budidaya bawang merah untuk konsumsi.
Pemupukan susulan menggunakan Urea 200-300 kg ha, KCl 300-400 kg /ha dan ZA
500 kg /ha diberikan masing-masing separo dosis pada 15 dan 30 hari setelah tanam
Pengairan diberikan dengan cara leb atau disirat dan disesuaikan dengan kondisi lahan (
1-2 hari sekali jika musim kemarau)
Pengendalian gulma dilakukan 2-3 kali atau disesuaikan dengan kondisi
gulma. Sebaiknya dilakukan sebelum pemupukan.
6. Pengendalian OPT
8. Panen
Umur panen tanaman bawang merah yang digunakan untuk benih lebih panjang
dibandingkan umur panen untuk konsumsi dan tergantung dari varietasnya. Biasanya
umur panen untuk benih diperpanjang lebih dari 2 minggu dibandingkan untuk konsumsi
Umur panen untuk pertanaman di dataran rendah 70-75 HST sedangkan di dataran tinggi
80-85 HST
Panen ditandai dengan 90 % daun menguning dan tanaman rebah serta leher umbi telah
kosong dan umbi tersembul keluar
Panen diusahakan dilakukan saat udara cerah
Cara panen dengan mencabut keseluruhan tanaman dan umbi secara hati-hati
9. Pasca Panen
10. Penyimpanan
Gudang atau tempat penyimpanan bawang merah pada ruang berventilasi sehingga
mempunyai sirkulasi udara yang baik dan dapat mencegah serangan hama dan penyakit.
Gudang berpembangkit vorteks (mengubah aliran udara jenuh dalam gudang, dengan
menghembus ke atas keluar gudang dan digantikan udara luar yang lebih bersih oleh
adanya vorteks) merupakan tempat penyimpanan yang paling baik
Dalam ruang penyimpanan dibuat para-para dari bambu yang letaknya tersusun dengan
jarak antar para-para 30 cm. Ikatan bawang merah, diletakkan di atas para-para. Setelah
1-1,5 bulan disimpan maka dilakukan sortasi terhadap umbi bawang merah yang keropos,
busuk atau terkena serangan hama dan penyakit. Sortasi dilakukan juga pada bulan
berikutnya
Untuk mencegah serangan hama dan penyakit di gudang dapat menggunakan fungisida
dengan cara menaburkannya pada daun dan umbi bawang merah dengan dosis 100 gram
fungisida/100 kg umbi. Selain itu dapat juga menggunakan cara lainnya seperti
menggunakan bubuk kapur, bubuk semen putih dan lainnya dengan dosis yang sama