Anda di halaman 1dari 6

PEDOMAN

PENGAMBILAN CONTOH BAHAN BAKU DAN PUPUK PETROGANIK


UNTUK UJI MUTU DI LABORATORIUM

JENIS CONTOH
1. bahan baku halus
bahan baku halus adalah bahan baku setelah melalui proses crusher misalnya
menggunakan jenis bahan baku sebagai berikut:
kotoran sapi (KS) dengan blotong (BLT)
kotoran sapi (KS) dengan kotoran ayam (KA)
kotoran sapi (KS) dengan kotoran kambing (KK)
2. produk jadi adalah pupuk petroganik

PENGAMBILAN CONTOH
Pengelompokan (lot)
- setiap lot petroganik sebanyak 120 ton dibutuhkan bahan baku sesuai consumption rate
dengan contoh perhitungan sebagai berikut:
Bahan baku Consumtion rate Consumption rate Perhitungan 1 lot
% Kg / pan
kotoran sapi 40.22 100.70 0.4022x120=48.26 ton
Kotoran 40.22 100.70 0.4022x120=48.26 ton
kambing
Kaptan PKG 17.65 44.00 0.1765x120=21.18 ton
Mixtro 1.00 2.50 0.0100x120=1.20 ton
suplemen 0.91 2.20 0.0091x120=1.09 ton
jml 100.00 250.0
Satu lot kotoran sapi sebanyak 48.26 ton dan satu lot kotoran kambing sebanyak 48.26
Pengambilan contoh
- setiap lot bahan baku diambil secara acak pada titik yang mewakili masing masing bahan
baku kotoran sapi dan blotong
- setiap titik dari masing masing lot kotoran sapi dan blotong diambil contohnya sebanyak
0.5 kg , setelah terkumpul10 titik berarti terkumpul 5 kg contoh kotoran sapi dan dan 5 kg
contoh blotong.
- Contoh kotoran sapi diaduk rata hingga homogen, demikian juga contoh blotong diaduk
rata hingga homogen, kemudian diambil sebanyak 2 kg dan dimasukkan kedalam 2
kantung plastik yang berisi 1 kg sehingga tersedia 2 kantung plastik contoh kot sapi dan 2
kantung plastik contoh blotong, sedangkan sisa contoh kotoran sapi dan blotong @ 3 kg
lainnya dikembalikan sebagai bahan baku.
- Satu kantong plastik kotoran sapi dan satu kantong plastik blotong dikirim ke lab biro pusat
riset PT. petrokimia gresik untuk dianalisa. Seangkan sisa contoh dari kontong plastik
lainnya disimpan oleh pabrik petroganik

Produk jadi
Pengelompokan (lot)
Setiap lot petroganik adalah 120 ton produk jadi
Pengambilan contoh
- dilakukan setiap hari produksi (20ton) sehari, yaitu dengan mengambil 1 kg produk jadi
siap kemas.
- Setelah produk jadi terkumpul 120 ton (6 hari operasi) berarti contoh yang terkumpul
sebanyak 6 kg kemudian dicampur rata dan diambil sebanyak 2 kg untuk dianalisa di
laboratorium. Sedangkan sisanya dikembalikan sebagai produk jadi.
- Contoh produk jadi sebanyak 2kg dimasukkan kedalam 2 kantong plastik masing masing
berisi 1 kg. selanjutnya satu kantong contoh produk jadi dikirim ke lab biro pusat riset PT
petrokimia atau lab yang ditunjuk oleh PT petrokimia, sedangkan satu kantong lainnya
disimpan oleh pabrik petroganik.

Pengiriman contoh bahan baku dan produk jadi


Contoh bahan baku
Contoh bahan baku yang sudah disiapkan dalam kantong plastik berisi 1 kg untuk dianalisa
mutunya segera dikirim ke lab PT petrokimia gresik dengan alamat sbb:

Kepada :
Biro pusat riset
PT petrokimia gresik
Jl. A. Yani – Gresik 61119

Contoh produk jadi


Contoh produk jadi sebanyak satu kantong plastik berisi 1 kg pupuk petrokimia (mewakili
produksi 120 ton petroganik) dapat dikirim langsung oleh pabrik petroganik ke lab PT
petrokimia atau lab yang ditunjuk.
Tanda terima contoh produk jadi dari lab yang ditunjuk petrokimia segera dikirim ke biro
pusat riset – PT petrokimia gresik untuk kepentingan proses administrasi.

Hasil analisa
Hasil analisa bahan baku
Hasil analisa contoh bahan baku yang dilakukan oleh laboratorium PT petrokimia gresik
akan dikirim ke masing masing pabrik petroganik
Hasil analisa produk jadi
Hasil analisa produk jadi dari lab PT. petrokimia akan dikirim ke biro pusat riset petrokimia
gresik
bahan baku terdiri dari kotoran sapi dan kotoran ayam atau kambing. bahan
baku yang terlalu kasar di crusher hingga menjadi halus seperti tepung. bahan
baku harus sesuai dengan ketentuan yang berlalu baik itu c - organik C/N
Dll..gambar adalah bahan baku kotoran kambing yang sudah kering dan tidak
berbau. karena berbentuk bulatan kecil seperti kelereng maka kotoran
kambing harus di crusher hingga halus.
bahan baku yang sudah halus di dekatkan ke pan granulator agar dapat
dijangkau dengan mudah untuk proses granule selanjutnya. jika hasil granule
tidak bagus akan mempengaruhi hasil jadi, jika terlalu kecil maka dalam
proses pengayakan setelah di bakar akan terlalu banyak hasil granule yang
undersize. begitu juga sebaliknya jika terlalu besar akan menjadi oversize.
baik over size atau undersize akan diproses ulang dari awal yaitu di crusher
lagi. jika hal itu terjadi tentu saja
akan membuat biaya akan membengkak. jadi rugi dwonk...proses
pencampuran bahan baku antara lain dua jenis bahan yaitu sapi dan ayam,
atau sapi dan kambing dll kemudian kapur dicampurkan, mixtro, suplement
dan air. air berfungsi untuk mencampurkan bahan bahan tersebut. jika terlalu
banyak air, hasil akan menjadi besar besar, jika terlalu sedikit air maka
hasilnya akan lama dan hal itu berarti tidak efisien dalam memanfaatkan
waktu. hasil yang dapat dicapai dalam 7 jam dalam proses pencampuran
adalah 25 batch. 1 batch kira kira terdiri dari 100 kg sapi,100 kg ayam 45 kg
kaptan, 2 liter mixtro 2 liter lebih suplement. akan lebih baik jika hasil granule
kemudian diinapkan selama semalam lebih agar tebih kering sehingga dalam
proses selanjutnya hasil granule bisa benar benar kering

setelah hasil granule terlihat lebih kering karena kadar air menurun proses
selanjutnya adalah di panaskan. dalam proses tersebut materi yang
dimasukkan jangan terlalu banyak atau terlalu sedikit. karena jika terlalu
banyak hasilnya akan basah. jika basah maka gulma atau penyakit yang
mengganggu tanaman tidak akan mati. jika terlalu sedikit maka hasilnya akan
terlalu panas dan bisa terjadi kebakaran pada koveyor outletnya.
kunci dari pembakaran dalam proses dryer adalah keadaan tungku batu bara.
kondisi batu bara harus benar benar kering dan tidak terlalu besar, jika terlalu
besar akan menyumbat screw. jika tersumbat aliran batu bara jadi tersendat
yang mengakibatkan tungku tidak ada bara, sehingga tungku akan mati.jika
tungku mati hasil tidak akan tercapai maximal atau hasil jadi akan basah dan
proses harus diulang.
PROSES PEMBUATAN PUPUK ORGANIK (petroganik)

Latar belakang:

TANAH
Adalah salah satu tempat atau media untuk kehidupan tanaman. Tanah terdiri dari lapisan bumi
paling luar yang berasal dari pelapukan batuan induk yang mempunyai kedalaman dan karakter
yang berbeda beda.

BAHAN ORGANIK TANAH


Bahan organic tanah merupakan hasil dari pelapukan sisa sisa tanaman dan atau binatang yang
bercampur dengan bahan mineral lain didalam tanah pada lapisan atas tanah, yang mempunyai
fungsi yaitu:
 fisika : memperbaiki struktur tanah, memperbaiki aerasi tanah, meningkatkan daya
penyangga air tanah, menekan laju erosi.
 Kimia : menyangga dan menyediakan hara tanaman, meningkatkan efisiensi pemupukan,
menetralkan sifat racun Al dan Fe.
 Biologi : sumber energi bagi jasad renik / microba tanah yang mampu melepaskan hara
bagi tanaman.
 Bahan organic tanah merupakan penyangga biologis tanah yang mampu
menyeimbangkan hara dalam tanah dan menyediakan hara bagi tanaman secara efisien.

Tanah pertanian di Indonesia


Kondisi yang memprihatinkan tanah di Indonesia khususnya dipulau jawa karena kondisi
kandungan C-organic sudah sangat rendah, rata rata kurang dari 2% padahal kondisi yang
seharusnya adalah 5%.Kondisi tanah yang bagus terdiri dari udara 25%, Bahan Organik 5%, Air
25%, mineral 45%.
Kondisi kandungan C-organik lahan pertanian kita yang sangat rendah karena akibat dari lahan
lahan yang dikelola secara intensif tanpa memperhatikan kelestarian kesehatan tanah (tanpa
usaha pengembalian bahan organic ke dalam tanah.
Hal ini menjadi salah satu sebab terjadinya pelandaian produktivitas meskipun jenis dan dosis
pupuk kimia ditingkatkan, karena tanah telah menjadi SAKIT.
Bahan organic tanah merupakan bagian dari tanah dan mempunyai fungsi yaitu:
Meningkatkan kesuburan tanah dan menyediakan micro hara dan factor-faktor pertumbuhan
lainnya yang biasanya tidak disediakan oleh pupuk kimia (anorganik)
tanah dengan bahan organic yang rendah, mempunyai daya daya sangga hara yang rendah,
sehingga pemupukan kurang efisien.
Tanah yang subur mengandung bahan organic sekitar 3 – 5 %.

BAHAN ORGANIK
Bahan organic adalah bahan yang berasal dari limbah tumbuhan atau hewan atau produk
sampingan seperti pupuk kandang atau unggas pupuk hijau dll. Pada umumnya bahan organic
mempunyai C/N rasio tinggi (besar dari 30), sehingga bila digunakan langsung pada lahan
pertanian akan mengganggu pertumbuhan tanaman karena terjadi proses fermentasi dalam tanah.
PUPUK ORGANIK
Definisi:
Pupuk organic adalah pupuk yang sebagian besar atau seluruhnya terdiri dari bahan organic yang
berasal dari tanaman dan atau hewan yang telah melalui proses rekayasa, dapat berbentuk padat
atau cair yang digunakan untuk mensuplai bahan organic tanah, memperbaiki sifat fisik, kimia,
dan biolagi tanah.

PEMUPUKAN BERIMBANG
Pemupukan berimbang adalah gabungan antara pupuk Anorganik dengan pupuk organic
Arti praktisnya adalah pemupukan dengan mempertimbangkan JENIS, JUMLAH, CARA, dan
WAKTU.pemupukan, sesuai dengan kesuburan tanah dan kebutuhan tanaman untuk
mendapatkan hasil panen yang optimal.

PUPUK ORGANIK
Dengan penggunaan pupuk organic atau pengembalian bahan organic kedalam tanah akan
berpengaruh pada kesuburan tanah sehingga:
 terjadi peningkatan produksi hasil pertanian
 efisiensi penggunaan pupuk
 menjaga kelestarian lingkungan hidup
untuk mengoptimalkan produktifitas pertanian serta efisiensi pemupukan maka dianjurkan
penerapan teknologi pemupukan berimbang dikombinasikan dengan penggunaan bahan organic

PUPUK ORGANIK PETROGANIK


Guna menjawab tantangan tersebut PT. petrokimia gresik melakukan pengembangan varian
pupuk organic super “petroganik”
Dengan spesifikasi produk:
Kadar c-organik : 12,5%
C/N rasio 10 – 25
pH 4 – 8
kadar air 4 – 12 %
aturan ini telah sesuai dengan Peraturan Menteri Pertanian tentang persyaratan teknis Pupuk
Organik No: 02/pert/HK.060/2/2006 tgl 10 februari 2006.

PROSES PRODUKSI PETROGANIK


Bahan baku terdiri dari pupuk kandang (kotoran sapi, kambing, unggas dll), limbah industri
(limbah pabrik gula) limbah kota (sampah rumah tangga) filler. Kemudian bahan tersebut
dihaluskan sehingga berbentuk butiran hingga debu dengan cara di crusher dengan mesin crusher
atau dengan cara manual dicangkul dan di ayak/ disaring. Bahan yang telah halus ditimbang
sesuai dengan formula yang telah di tetapkan. Setelah dilakukan penimbangan bahan di campur
dengan mixtro, suplemen dan air di pan granulator. Bahan yang telah tercampur akan
membentuk granule/ butiran.hasil granule bahan kemudian didiamkan selama 2 -3 hari untuk
menurunkan kadar air yang terdapat dalam hasil granule.setelah setengah kering kemudian
dilakukan pengeringan. Pengeringan dilakukan pada mesin dryer dengan kapasitas 7 – 10 ton
perhari.dari mesin dryer dilakukan pengayakan pada mesin screen sehingga granule yang diayak
bisa sama besarnya.dari mesin screen kemudian di packing dengan karung 20 Kg.
PABRIK PETROGANIK
1. Kapasitas produksi
10 ton perhari/ 8 jam operasi / atau 10 000 ton /th
2. bahan baku
- kotoran sapi, kotoran ayam, limbah pabrik gula (blothong), limbah pabrik sawit (tandan
kosong)
- mixtro
- suplemen
- filler : kapur / tanah liat
3. Utilities
- listrik : 70 Kwh
- air
4. peralatan utama
- mesin crusher : 1 unit, kap. 2 ton / jam
- pan granulator : 3 unit, kap 1,5 ton / jam
- rotary dryer : 1 unit, kap 1,5 ton / jam
5. luas lahan yang diperlukan 1000 m2
6. jumlah tenaga kerja untuk operasi peralatan pabrik dan penyiapan bahan baku diperlukan
tenaga kerja sekitar 14 orang.

PUPUK PETROGANIK
Kegunaan
 menggemburkan dan menyuburkan tanah
 meningkatkan daya simpan dan daya serap air
 memperkaya hara makro dan mikro
 sesuai untuk semua jenis tanah dan jenis tanaman
keunggulan
 kadar C-organik tinggi
 berbentuk granule sehingga mudah dalam aplikasi
 aman dan ramah lingkungan ( bebas mikroba patogen)
 bebas dari biji bijian gulma
 kadar air rendah sehingga lebih efisien dalam pengangkutan dan penyimpanan
 dikemas dalam kantong kedap
dosis dan penggunaan Pupuk Petroganik
 padi dan palawija : 500 – 1000 Kg/ha
 hortikultura : 2000 Kg/ha
 tanaman keras : 3 Kg / pohon
 tambak : 300 – 500 Kg/ha
penggunaan Pupuk Petroganik seluruhnya pada pemupukan dasar, sedangkan untuk tanaman
keras diberikan pada awal dan akhir musim hujan.
bersambung .....

Anda mungkin juga menyukai