Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

PENGOLAHAN LIMBAH TERNAK

“Manjamen pengolahan limbah ternak”

ELIZABET CORREIA
420220103013

PRODI BUDI DAYA TERNAK


FAKULTAS LOGISTIK MILITIR UNIVERSITAS
PERTAHANAN REPUBLIK UNDONESIA
TAHUN 20204
KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa. Atas berkat dan rahmat-Nya, penulis dapat
menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “menejemen pengolahan limbah ternak" dengan
tepat waktu.

Makalah disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Selain itu, makalah ini bertujuan
menambah wawasan tentang pengolahan limbah ternak bagi para pembaca dan juga bagi
penulis.

Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh sebab itu, saran dan kritik
yang membangun diharapkan demi kesempurnaan makalah ini.
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR……………………………………………………………...1

DAFTAR ISI..............................................................................................................2

BAB I PENDHULUAN

1 .Latar belakang........................................................................................................3

2. Tujuan....................................................................................................................3

BAB II PEMBAHASAN

1.macam-macam pengolahan limbah.........................................................................4

2.manfaat pengolahan limbah ……………..……..…………………………………4

BAB IV PENUTUP

1.Kesimpulan.............................................................................................................5

2. Saran......................................................................................................................5

DAFTAR PUSTAKA................................................................................................6
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Limbah ternak merupakan hasil sisa buangan dari suatu kegiatan usaha peternakan
seperti usaha pemeliharaan ternak, rumah potong hewan , dan sebagainya. Semakin
berkembanganya usaha peternakan, limbah yang dihasilkan semakin meningkat. Total
limbah yang dihasilkan peternakan tergantung dari species ternak, besar usaha, tipe usaha
dan lantai kandang.

Limbah peternakan meliputi semua kotoran yang dihasilkan dari suatu kegiatan usaha
peternakan baik berupa limbah padat dan cairan, gas, maupun sisa pakan. Limbah padat
merupakan semua limbah yang berbentuk padatan atau dalam fase padat (kotoran ternak,
ternak yang mati, atau isi perut dari pemotongan ternak). Limbah cair adalah semua
limbah yang berbentuk cairan atau dalam fase cairan (urine, air dari pencucian alat-alat).
Limbah gas adalah semua limbah berbentuk gas atau dalam fase gas.

Pengolahan limbah ternak berperan dalam mencegah terjadinya pencemaran


lingkungan, dan secara bersamaan juga meningkatkan produksi tanaman. Limbah ternak
dapat diubah menjadi pupuk organik yang dapat memberikan unsur hara dalam tanah dan
bermanfaat untuk pertanian. Manfaat limbah ternak lainnya adalah sebagai biogas

1.2 Tujuan Praktikum

1. Mengetahui macam-macam pengolahan limbah


2. Mengetahui manfaat pengolahan limbah
BAB II

PEMBAHASAN

2.1A POTENSI KOTORAN TERNAK KAMBING / DOMBA


Salah satu ternak yang cukup berpotensial sebagai sumber pupuk organik adalah
kambing dan domba. Menurut hasil penelitian yang dilakukan oleh Balai Penelitian
Ternak Ciawi, di daerah Cirebon, Bogor dan Garut setiap petani rata-rata memiliki domba
6,32 ekor. Rata-rata setiap ekor memerlukan pakan hijauan segar 5,35 kg/hari atau 33,3
kg/peternak. Berdasarkan hasil perhitungan dari jumlah pakan yang dikonsumsi tersebut 4
kg akan dikeluarkan sebagai feses (bahan kering feses 45%) per hari per 6,32 ekor atau
sekitar 0,6 kg per ekor. Selain itu sisa pakan hijauan yang terbuang berkisar 40 – 50 %
atau 14,2 kg. Dengan demikian feses dan sisa pakan yang dapat dikumpulkan setiap hari
sebagai bahan kompos mencapai 18,2 kg untuk setiap peternak. Feses kambing / domba
mengandung bahan kering dan nitrogen berturut turut 40 – 50 % dan 1,2 – 2,1 %.
Produksi urin kambing / domba mencapai 0,6 – 2,5 liter per hari dengan kandungan
nitrogen antara 0,51 – 0,71 %. Variasi kandungan nitrogen urine tersebut bergantungpada
pakan yang dikonsumsi, tingkat kelarutan protein kasar pakan, kemampuan ternakuntuk
memanfaatkan nitrogen asal pakan dan lain sebagainya . Dengan perkataan lain apabila
kotoran kambing-domba yang umumnya tersusun dari feses, urine clan sisa pakan
diperhitungkan sebagai komponen yang berpotensi sebagai pupuk organik, maka
kandungan nitrogen kotoran tersebut menjadi lebih tinggi daripada yang hanya berasal
dari feses .(Wayan, 2014).
B. MEMBUAT PUPUK ORGANIK PADAT (POP) KOTORAN KAMBING
Prinsip pembuatan pupuk organik kotoran kambing menurut Nurbertus (2013) adalah
pengomposan atau composting yaitu proses merubah limbah organic menjadi pupuk
organic secara biologis di bawah kondisi yang terkontrol. Tujuan pengomposan limbah
ternak melalui kondisi yang terkontrol adalah untuk membuat keseimbangan porses
pembusukan bahan organic dalam limbah, mengurangi bau ,membunuh biji-biji gulma
dan organisme pathogen sehingga menjadi pupuk yang sesuai dengan lahan pertanian.
Apabila kondisi tidak atau kurang terkontrol akan terjadi pembusukan sehingga timbul
bau yang menyengat, timbul cacing dan insekta.
Banyak cara untuk membuat pupuk organic padat dari kotoran kambing ini, berikut
ini salah satu contoh membuat pupuk padat dari kotoran kambing.
Bahan :

- 1 ton kotoran kambing

- 200 kg kapur pertanian (Dolomit)

- 200 kg abu/sekam/bekas gergajian

- 4 Botol EM4 (decomposer)

Alat :

- Cangkul

- Terpal

- Ember

Sebelum kita membuat Campuran bahan tersebut diatas kotoran Kambing harus kita
hancurkan terlebih dahulu dengan memakai alat (mesin) atau manual dengan ditumbuk.
Setelah Inthil (kotoran) kambing ini hancur dan tidak utuh lagi kita ikuti tahapan
berikut:

Tahapan pembuatan Pupuk Organik Padat (POP) Kotoran Kambing

1. Siapkan tempat atau hamparan yang ternaungi dan jika hujan tempat tersebut tidak
tergenang air.

2. Lakukan proses pencampuran bahan, agar mudah dan merata bisa dilakukan dengan
cara membuat lapisan-lapisan.

3. Pembuatan lapisan dengan cara menghamparkan kotoran kambing dan setebal


kurang lebih 20-30 cm dan taburkan dolomit, abu dan decomposer secukupnya.

4. Kemudian siapkan EM4 dari dosis yang ditetapkan yang dilarutkan dalam air
kemudian disiramkan pada lapisan tersebut hingga kadar air mencapai 40%. Atau
bisa diukur dengan cara diremas dengan tangan air tidak meneteskan atau bahan
organik tidak pecah saat genggaman tangan dibuka.
5. Buat lapisan berikutnya hingga semua bahan habis, kemudian lapisan tersebut
dicangkul dari salah satu sisi searah hingga menimbulkan timbunan baru.

6. Lakukan lagi kearah kebalikannya, kemudian ditimbun atau dibuat gunungan


sebesar lebar terpal penutup.

7. Timbunan ditutup rapat dengan terpal dan bagian pinggir terpal diberi beban
sehingga jika ada angin terpal tidak terbuka.

8. Diamkan selama 1 minggu, setelah satu minggu terpal dibuka dan timbunan diaduk
untuk tujuan pemberian airasi pada proses pengomposan. Proses pengomposan yang
berhasil akan timbul panas dan dapat dirasakan saat pembongkaran gundukan.

9. Perkirakan setelah 3 minggu Kompos sudah bisa dibongkar dan diangin anginkan
supaya menghilangkan bau amoniak dan sudah dapat dipakai.

Cara aplikasi pada tanaman :

Aplikasi pupuk organik untuk tanaman musiman dapat dilakukan bersamaan saat
pengolahan lahan, Pemupukan pada tanaman tahunan, sebaiknya dibenam pada bagian
ujung perakaran, dan setiap tanaman umumnya memiliki ujung perakaran berada tepat
dibawah daun paling ujung dari tanaman tersebut. Semakin banyak pupuk organik
diberikan semakin meningkat kesuburan tanah.

C. MEMBUAT PUPUK ORGANIK CAIR (POC) DARI URIN KAMBING

Untuk membuat pupuk organic cair (POC) ada banyak cara, salah satunya adalah
seperti berikut :

Bahan:

- (Satu) drum plastic urine dengan kapasitas 150 liter.

- Tetes Tebu/Molasses 1 ltr.

- Empon-empon (Temulawak, Temuireng, Kunyit,Laos,Kunci dll) 5kg

- Biostarter (EM4 atau merk dagang lain) yang banyak di pasaran sebagai starter
fermenter

Cara membuat:
o Bakteri EM4 dan Molases dilarutkan dalam air jernih sebanyak 10 liter kemudian
dituangkan ke dalam drum urine

o Empon-empon dihancurkan dan dimasukan ke dalam drum.

o Setelah tercampur antara urine dan bahan-bahantersebut kemudian urine diaduk


sampai rata selama 15 menit, kemudian drum plastic ditutup rapat

o Lakukan pengadukan setiap hari selama 15 menit dan kemudian drum ditutup rapat
kembali selama tujuh hari.

Setelah tujuh hari urine dipompa dengan menggunakan pompa yang biasa dipakai
pada aquarium untuk meniriskan urine dan dilewatkan melalui talang plastik dengan
panjang 2m yang dibuat seperti tangga selama 3 jam, tujuan proses ini untuk penipisan
atau menguapkan kandungan gas ammonia, agar tidak berbahaya bagi tanaman yang
akan diberi pupuk bio urine tersebut. Kemudian pupuk cair ini siap digunakan.

Cara Penggunaan Pupuk Organik Cair (POC) atau Bio Urine :

Untuk aplikasi Bio urine ini bisa disiramkan atau disemprotkan ke tanaman

o Perbandingan Bio Urine + Air 1 : :20 untuk tanaman Padi diulang setiap 15 hari
sampai dengan umur 60 HST.

o Untuk Rumput Gajah pada saat setelah dipotong/panen.

2.2 Manfaat pengolahan limbah

1. Mengurangi pencemaran lingkungan: Pengolahan limbah dapat mengurangi


pencemaran lingkungan karena limbah yang telah diolah akan memiliki dampak yang
lebih rendah terhadap lingkungan.

2. Mengurangi risiko kesehatan: Limbah yang tidak diolah dapat menyebabkan risiko
kesehatan bagi manusia dan hewan. Dengan pengolahan limbah, risiko ini dapat
dikurangi.

3. Mendaur ulang bahan: Beberapa jenis limbah dapat diolah dan didaur ulang menjadi
bahan yang dapat digunakan kembali, seperti kertas, plastik, dan logam.

4. Menghasilkan energi: Beberapa jenis limbah dapat diolah menjadi sumber energi
alternatif, seperti biogas dari limbah organik atau energi panas dari limbah biomassa.
5. Mengurangi penggunaan sumber daya alam: Dengan mendaur ulang limbah,
penggunaan sumber daya alam dapat dikurangi karena bahan-bahan yang sudah ada
dapat digunakan kembali.

6. Meningkatkan kebersihan dan estetika lingkungan: Dengan pengolahan limbah,


lingkungan dapat menjadi lebih bersih dan estetis karena limbah yang telah diolah
tidak lagi berserakan di sekitar tempat tinggal.

7. Meningkatkan kesadaran lingkungan: Pengolahan limbah juga dapat meningkatkan


kesadaran masyarakat akan pentingnya menjaga lingkungan dan merawat bumi.
BAB III

PENUTUP

3.1 kesimpulan

Untuk meningkatkan daya guna dari limbah ternak kambing yang berupa kotoran,
sisa-sisa pakan dan urin kambing, maka jangan hanya ditumpuk di belakang kandang.
Dengan menggunakan teknologi yang sederhana limbah ternak kambing bisa diolah
menjadi produk yang lebih bermanfaat yaitu menjadi pupuk organic padat (POP), pupuk
organic cair (POC) dan biogas sebagai sumber energy untuk keperluan rumah tangga
menggantikan minyak tanah, LPG dan kayu bakar.

3.2 Saran

Tinjauan singkat tentang jenis-jenis limbah dan dampaknya terhadap lingkungan dan
kesehatan manusia.Penjelasan mengenai metode pengolahan limbah yang efektif dan
ramah lingkungan, seperti daur ulang,kompos,dan pengolahan anaerobik.Analisis
tentang teknologi terbaru dalam pengolahan limbah dan implementasinya di berbagai
negara.Perbandingan antara kebijakan pengelolaan limbah di beberapa negara dan
evaluasi terhadap keberhasilan mereka dalam mengatasi masalah limbah.Studi kasus
tentang proyek pengolahan limbah yang sukses dan dampaknya terhadap lingkungan
dan masyarakat setempat.Saran tentang langkah-langkah yang dapat diambil oleh
pemerintah, perusahaan, dan masyarakat untuk meningkatkan pengelolaan limbah
secara berkelanjutan.
DAFTAR PUSTAKA

. Balai Penelitian Ternak Ciawi,---., Kotoran Kambing-Domba pun Bisa Bernilai


Ekonomis. BPT Ciawi

Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Bali. 2013.Teknologi Pembuatan


Biogas yang Ramah Lingkungan

Bambang Sudiarto, 2008. Pengelolaan Limbah Peternakan Terpadu dan Agribisnis


Berwawasan Lingkungan. Seminar Nasional Teknologi Peternakan dan Veteriner.

Nurbertus Kaleka, 2013. Beternak Kambing Tanpa Bau, Angon dan Ngarit. Arcita,
Solo.

Wayan M.I., 2014. Potensi Dan Pemanfaatan Pupuk Organik Asal Kotoran Kambing
– Domba Balai Penelitian Ternak. Ciawi.

Anda mungkin juga menyukai