TEKNOLOGI PUPUK
DAN PEMUPUKAN
PARANITA ASNUR AGROTEKNOLOGI
2018
RATIH KURNIASIH UNIVERSITAS GUNADARMA
DAFTAR ISI
Tahap Pembuatan:
1. Potong seresah daun menjadi potongan yang kecil.
2. Campur potongan seresah, sekam dan dedak hingga rata lalu
masukkan ke dalam tong.
3. Buat larutan dari EM4, molase/gula dan air dengan perbandingan 1
ml : 1 ml : 1 liter air.
4. Siramkan larutan EM4 dan gula secara merata ke no.2 hingga
kandungan air mencapai 30-40%, tandanya adonan yang terbentuk
jika dikepal dengan tangan, maka tidak ada air yang keluar dari
adonan. Begitu pula bila kepalan dilepaskan maka adonan kembali
mengembang (kandungan air sekitar 30%).
5. Tutup tong komposter dengan rapat selama 4-7 hari.
6. Agar suhu adonan tidak terlalu panas, aduk adonan untuk
mempertahankan suhu 40-50°C. Untuk mengontrolnya, setiap 5 jam
sekali (minimal sekali sehari) suhunya diukur. Apabila suhunya tinggi,
bahan tersebut dibalik didiamkan sebentar agar suhunya turun, lalu
ditutup kembali. Demikian seterusnya
7. Setelah 7 hari tong dapat dibuka. Pembuatan bokashi dikatakan
berhasil jika bahan bokashi terfermentasi dengan baik. Ciri-cirinya
adalah bokashi akan ditumbuhi oleh jamur yang berwarna putih dan
aromanya sedap. Sedangkan jika dihasilkan bokashi yang berbau
busuk, maka pembuatan bokashi gagal.
8. Bokashi yang sudah jadi sebaiknya langsung digunakan. Jika bokashi
ingin disimpan terlebih dahulu, maka bokashi harus dikeringkan
terlebih dahulu dengan cara menganginanginkan di atas lantai hingga
kering. Setelah kering bokashi dapat dikemas di dalam kantung
plastik.
Tahap Pembuatan :
Cara pembuatan bokashi pupuk kandang mirip dengan pembuatan
bokashi jerami, hanya jerami digantikan dengan pupuk kandang.
Tahap Pembuatan :
Cara pembuatan bokashi pupuk kandang tanah mirip dengan
pembuatan bokashi pupuk kandang-arang, hanya perlu ditambahkan tanah.
Tahap Pembuatan:
1. Pupuk kandang dan hijauan daun diaduk hingga rata.
2. EM4 dan gula dilarutkan dengan air secukupnya.
3. Campurkan campuran no 1 dan no 2, masukkan ke dalam drum
plastik dan tambahkan air kira-kira 50 liter.
4. Drum ditutup rapat dan setiap hari dibuka dan diaduk sebentar lalu
ditutup kembali.
5. Setelah 7 hari fermentasi, saring campuran tadi.
6. Bokashi cair siap digunakan.
Tahap Pembuatan:
1. Isi tong komposter dengan air setengahnya atau kurang lebih 25 liter.
2. Buat larutan molase sebanyak 1 liter, yaitu mencampur gula
pasir/merah 65 gr dengan air 1 liter ke dalam ember.
3. Masukkan larutan molase tadi ke dalam tong, lalu tambahkan larutan
EM4.
4. Aduk perlahan hingga rata.
5. Masukkan pupuk kandang dan aduk perlahan.
6. Tambahkan air sebanyak 25 liter, aduk rata lalu tutup tong
komposter.
7. Lakukan pengadukan secara berkala setiap pagi selama 4 hari.
Pengadukan dilakukan 5 putaran saja. Setelah diaduk, biarkan larutan
tenang lalu tong ditutup kembali.
8. Setelah 4 hari bokashi cair siap digunakan.
Tahap Pembuatan:
1. Potong sampah menjadi ukuran yang kecil-kecil.
2. Larutkan 4 tutup EM4 dan gula pasir/molase/gula jawa ke dalam 2
ember air.
3. Letakkan potongan sampah dedaunan di dalam tong.
4. Siram dengan larutan EM4 secara merata.
5. Tutup tong dengan rapat agar terhindar dari sinar matahari langsung.
6. Seminggu sekali aduk tumpukan, bolak balik agar fermentasi merata.
7. Tambahkan sampah yang kita peroleh setiap hari agar menjadi lebih
banyak.
8. Setiap menambahkan sampah, semprot dengan larutan EM4 dan
diaduk.
9. Mengontrol dan mencatat kondisi suhu dan kelembaban pupuk.
10. Jika adonan dirasa kering pertanda bakteri tidak bekerja. Maka
tambahkan air secukupnya.
11. Jika cacahan sampah daun sudah terurai/teras lembut, pupuk siap
dipakai.
Tahap Pembuatan:
1. Siapkan sampah organik dari limbah rumah tangga.
2. Cincang semua sampah hijau seperti sisa sayuran, sisa buah, sisa
tulang dan sebagainya.
3. Siapkan tong komposter lengkap dengan tutupnya.
4. Siapkan kantong plastik dan beri beberapa lubang sebesar 1 cm di tiap
sisi. Lubang ini untuk memperlancar sirkulasi dalam tong.
5. Siapkan tetes tebu atau gula yang sudah dilarutkan.
6. Siapkan EM4 dan air.
7. Campurkan cincangan sampah hijau, EM4 dan air gula ke dalam tong
plastik.
8. Setelah itu campuran dimasukkan ke dalam kantong plastik yang
sudah dilubangi.
9. Kemudian masukkan kantong plastik ini ke dalam tong dan
tambahkan dengan air.
10. Ikat kantong plastik berisi sampah hijau dan tutup rapat tong
komposter selama kurang lebih 3 minggu (cek tong setiap minggu).
11. Setelah 3 minggu, buka tutup tong dan cek hasilnya. Jika sampah
dalam tong itu tidak berbau busuk dan kelihatan menyusut berarti
pembuatan pupuk organik cair berhasil.
12. Ada 2 pupuk yang didapatkan, yaitu sampah dari dalam kantong
plastik menjadi pupuk padat, sedangkan air dalam tong menjadi
pupuk organik cair.
Tahap Pembuatan:
1. Campur pepaya, pisang, nanas, kacang panjang dan sayuran dan
lumatkan bahan-bahan tersebut dengan blender.
2. Masukkan bahan-bahan yang telah lumat ke dalam ember yang ada
penutupnya.
3. Lalu tambahkan 1 liter air, gula pasir dan ragi tape. Aduk perlahan
hingga merata.
4. Tutup ember dengan rapat dan diamkan selama 7 hari.
5. Setelah 7 hari akan terbentuk cairan berwarna coklat gelap.
6. Saring cairan tersebut. Air hasil saringan merupakan larutan efektif
mikroorganisme (EM) yang bisa dijadikan dekomposer pupuk.
7. Simpan cairan dalam wadah atau botol. Larutan EM bisa dipakai
hingga 6 bulan, sedangkan ampasnya bisa digunakan sebagai kompos.
Tahap Pembuatan:
Tahap I
1. Nasi bekas atau nasi basi kita buat bulat sebesar bola pimpong,
sebanyak 3-4 bulatan.
2. Setelah itu, nasi basi yang telah dibentuk bulat sebesar bola pimpong
kita simpan di dalam wadah (kaleng/botol plastik) kemudian ditutup
rapat.
3. Letakkan botol berisi nasi basi ditempat yang tidak langsung terkena
sinar matahari.
4. Setelah 1 minggu, nasi basi akan ditumbuhi jamur (cendawan) yang
berwarna merah hingga kekuning-kuningan.
Tahap II
1. Siapkan botol kapasitas 2 liter air.
2. Masukan nasi basi yang telah ditumbuhi jamur kedalam botol.
3. Buat larutan air bercampur gula pasir atau gula merah. Perbandingan
antara air dan gula pasir atau gula merah adalah; 1,5 ltr air : 5 sendok
gula pasir atau gula merah.
4. Masukkan larutan air gula pasir atau gula merah kedalam botol yang
berisi nasi basi yang telah ditumbuhi jamur.
5. Botol yang berisi campuran nasi basi dan gula pasir atau gula merah
lalu ditutup
6. Setelah 4 hari, botol dibuka sambil dikocok, agar nasi basi dan gula
bercampur merata. Perlu diperhatikan dalam mengocok larutan, agar
sesekali botol dibuka agar kandungan gas-gas yang ada dalam botol
dapat keluar. Tekanan gas yang ada di dalam botol cukup tinggi,
hingga cukup mengejutkan bila tutup botol dibuka selesai cairan
pupuk dikocok.
7. Tutup kembali botol, dan simpan kembali.
Tahap Pembuatan :
1. Bonggol pisang dipotong kecil-kecil lalu dihaluskan.
2. Iris-iris gula merah lalu masukkan ke dalam air beras dan aduk
sampai larut.
3. Campurkan campuran air beras dan gula merah ke dalam wadah
berisi bonggol pisang.
4. Tutup wadah dengan rapat, buka setiap 2 hari sekali atau jika wadah
menggembung.
5. MOL sudah bisa dipanen dalam jangka waktu sekitar 15 hari
Catatan:
Cara Memperbanyak MOL
Daripada membuat MOL berulang-ulang, lebih baik memperbanyaknya alias
menternakkannya. Caranya, bagi dua MOL ke dalam 2 wadah. Misalnya jika
kita punya 1 botol MOL, bagi dua ke botol kedua, separuh-separuh. Lalu
tambahkan air sampai hampir penuh. Masukkan gula pasir/gula merah
sesuai takaran di atas. Beberapa hari kemudian akan terlihat cairan MOL di
dalam botol menjadi lebih pekat, itu tandanya MOL sudah beranak-pinak.
Lakukan cara yang sama untuk membuat MOL di botol-botol berikutnya.
Djuarni, N., Kristian., Setiawan., B. Susilo. 2006. Cara Cepat Membuat Kompos.
Jakarta : Agromedia. Hal 36-38.
Mulyono. 2014. Membuat MOL dan Kompos dari Sampah Rumah Tangga.
Penerbit PT. Agro Media Pustaka. Jakarta.
Rinsema, W.T. 1986. Pupuk dan Cara Pemupukan. Bharata Karya Aksara,
Jakarta.
Salma, S. dan J., Purnomo. 2015. Pembuatan MOL dari Bahan Baku Lokal
Sebagai Dekomposer dan Pemacu Tumbuh Tanaman. Balai
Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Kementerian Pertanian.
Bogor.