Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN

FARM EXPERIENCE

PEMBUATAN PUPUK TRICHOKOMPOS DI RUMAH KOMPOS ORGANIK


TERATAI DI KELURAHAN TALANG BAKUNG
KECAMATAN PAAL MERAH PROVINSI JAMBI

OLEH

SAHRUL RAMA ANSORI


E10016073

FAKULTAS PETERNAKAN
UNIVERSITAS JAMBI
2020

1
PRAKATA

Puji syukur kehadirat Allah SWT berka rahmat-Nya penulis dapat


menyelesaikan dan melaksanakan laporan Farm Experience Berjudul ”Pembuatan
Pupuk Trichokompos di Rumah Kompos Organik Teratati di Kelurahan Talang
Bakung Kecamatan Paal Merah Provinsi Jambi”. Ucapan terimakasih penulis
sampaikan kepada Ibu Prof. Dr. Ir. Ucop Haroen, M.S. sebagai pembimbing Farm
Experience dan Bapak Toha Ansori selaku pemilik rumah kompos organik teratai.
Dan Penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada kedua orang tua yang selalu
memberi semangat dan dukungan sehingga penulis dapat menyelesaikan Farm
Experience ini. Penulis menyadari bahwa dalam penulisan laporan Farm Experience
ini masih banyak kekurangan, Maka dari itu penulis menerima masukan dan saran
dari pembaca yang sifatnya membangun. Semoga bermanfaat bagi generasi
peternakan yang akan datang.

Jambi, Mei 2020

Penulis

2
DAFTAR ISI

Halaman
PRAKATA …………………………………………………….................. i
DAFTAR ISI................................................................................................ ii
DAFTAR GAMBAR................................................................................... iii
BAB I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang ........................................................................ 1
1.2. Tujuan...................................................................................... 2
1.3.Manfaat..................................................................................... 2
BAB II. PROSEDUR KEGIATAN
2.1. Tempat dan Waktu…………………………………………. 3
2.2. Prosedur Kerja........................................................................ 3
2.3. Analisis Data…………………………….............................. 4
BAB III. HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1. Kondisi Umum Usaha Kompos Teratai……………………. 5
3.2 Pengalaman Farm Experience…………………………........ 6
3.3. Proses Pengolahan Pupuk Trichokompos…………………. . 7
3.4. Pengemasan Pupuk Trichokompos………………………... . 9
BAB IV.KESIMPULAN DAN SARAN
4.1. Kesimpulan............................................................................ 10
4.2. Saran………………………………………………………... 10
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………….. 11

3
DAFTAR GAMBAR

Halaman
Gambar 1. Proses Pembuatan Pupuk Trichokompos……………………… 3
Gambar 2. Keadaan Umum Rumah Kompos Organik Teratai……………. 5
Gambar 3. Proses Fermentasi dan Pengeringan Pupuk Trichokompos…… 8
Gambar 4. Pengemasan Pupuk Trichokompos……………………………. 9

4
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Rumah kompos organik Teratai milik Bapak Toha merupakan salah satu
peternakan sapi rakyat yang terletak di Kelurahan Talang Bakung Kecamatan Paal
Merah Provinsi Jambi. Setiap harinya peternakan sapi milik Bapak Toha
memproduksi kotoran sapi sebanyak kurang lebih 180 Kg limbah padatnya. Rumah
kompos organik telah memproduksi pupuk organik padat berupa trichokompos yang
terbuat dari campuran feces sapi dengan Jamur Tichoderma sp. Untuk mendapatkan
pupuk organik yang berkualitas perlu dilakukan pengolahan limbah feces sapi mulai
dari persiapan bahan, pembuatan cendawan Trichoderma Sp, proses pembuatan
kompos itu sendiri dan pengemasan pupuk sampai proses pendistribusian.
Trichocompos merupakan salah satu bentuk pupuk organik kompos yang
mengandung jamur antagonis Trichoderma sp. Menurut Nadeak et al., (2014)
Trichoderma sp berfungsi sebagai decomposer bahan organik dan sekaligus sebagai
pengendali objek pengendali tanaman penyakit tular tanah seperti scelrotium sp,
phytium sp, fusarium sp, phythoptora sp dan rhizoptonia sp. Sesuai dengan pendapat
Nadeak et al., (2014), pupuk kompos dari kotoran sapi yang menggunakan
Trichoderma sp banyak mengandung unsur hara dan memiliki kemampuan sebagai
antagonis terhadap penyakit tular tanah seperti jamur fusarium, jamur phytophora,
dan jamur phytium dengan cara mengeluarkan racun (toksin) untuk membunuh
jamur-jamur yang merugikan tersebut, sehingga dapat meningkatkan pertumbuhan
dan dan produksi tanaman jagung manis. Kompos tidak hanya menambah unsur hara,
tetapi juga menjaga fungsi dari tanah sehingga tanaman dapat bertumbuh dengan baik
(Setyobudi, 2013).Selain sebagai organisme pengurai, Trichoderma sp dapat pula
berfungsi sebagai agen hayati dan stimulator pertumbuhan tanaman.Penggunaan
Trichoderma sp pada pembuatan Trichocompos bertujuan untuk menyediakan unsur
hara makro dan mikro, memperbaiki struktur tanah, memudahkan pertumbuhan akar

5
tanaman, menahan air, meningkatkan aktifitas biologis mikroorganisme tanah yang
menguntungkan, meningkatkan PH pada tanah asam dan sebagai pengendalian
penyakit tular tanah.Selain itu penambahan Trichoderma sp pada pembuatan pupuk
Trichokompos ini sangat efektif digunakan untuk menyuburkan tanah dan mencegah
penyakit jamur pathogen pada tanaman perkebunan seperti karet, kakao, papaya,
kelapa sawit dan lain sebagainya.Disamping itu juga penambahan Trichoderma sp
pada pembuatan pupuk Trichokompos dapat digunakan pada tanaman holtikultura
semusim seperti tanaman cabai, tomat, dan terong.Penambahan Trichoderma sp pada
pembuatan pupuk Trichokompos juga efektif digunakan untuk mencegah
perkembangan dan penyebaran jamur patogen yang tumbuh pada tunggul kayu, sisa-
sisa akar kayu dan sisa-sisa pelapukan kayu.
Berdasarkan latar belakang diatas maka dilakukan farm experience dengan
melihat bagaimana cara pembuatan pupuk Trichokompos di rumah kompos organik
teratai di Kelurahan Talang Bakung Kecamatan Paal Merah Provinsi Jambi.

1.2. Tujuan
Tujuan Farm Experience ini adalah untuk mengetahui proses pembuatan pupuk
Trichokompos dari kotoran ternak sapi berupa feces yang di produksi di rumah
kompos organik teratai .

1.3. Manfaat
Manfaat yang diperoleh dari pelaksanaan Farm Experience ini adalah mahasiswa
mendapatkan pengalaman, keahlian, keterampilan, dan kemampuan manajerial
khususnya dalam proses pembuatan pupuk Trichokompos dari kotoran ternak sapi di
rumah kompos organik teratai.

6
BAB II
PROSEDUR KERJA

2.1. Tempat dan Waktu

Kegiatan Farm Experience dilaksanakan pada tanggal 10 Agustus 2019 sampai


10 September 2019 selama 1 bulan bertempat di Rumah Kompos Organik Teratai
milik bapak Toha, Jl. Teratai RT/RW 023/000 Kelurahan Talang Bakung Kecamatan
Paal Merah Provinsi Jambi.

2.2. Prosedur Kerja


Prosedur kerja dalam kegiatan Farm Experience adalah pengamatan langsung
terhadap kegiatan pembuatan pupuk Trichokompos di Rumah Kompos Organik
Teratai. Proses pembuatan pupuk Trichokompos dirumah kompos organik teratai
dapat dilihat pada Gambar 1 di bawah ini.

Feces sapi 65 % , Serbuk gergaji 15%


Sekam padi 5% , Limbah getah 15%

Bahan Baku : Trichoderma sp 0,5 kg


Feces sapi, Serbuk gergaji, dan air 20 Liter
Sekam padi, Limbah getah,

Fermentasi selama 21 Hari

Trichokompos

Gambar 1. Proses Pembuatan pupuk Trichokompos organik teratai di Kelurahan


Talang Bakung Kecamatan Paal Merah Provinsi Jambi.

7
2.3. Analisis Data
Data yang dihimpun dalam Farm Experience terdiri dari data primer dan
sekunder. Data primer diperoleh dengan cara pengamatan langsung (observasi)
meliputi pengamatan secara langsung penampungan kotoran ternak sapi, persiapan
bahan tambahan yaitu serbuk gergaji, sekam padi, limbah getah, air dan Trichoderma
sp, serta proses pembuatan Trichokompos, proses fermentasi, dan pengemasan pupuk
Trichokompos. Sedangkan data sekunder meliputi presentasi penggunaan bahan-
bahan pembuatan Trichokompos dalam satu kali proses pembuatan.

8
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1. Keadaan Umum Rumah Pupuk Trichokompos Organik Teratai

Rumah pupuk Trichokompos organik teratai didirikan pada tanggal 15 April


2013 yang terletak di Jl. Teratai Kelurahan Talang Bakung Kecamatan Paal Merah
Provinsi Jambi. Pendiri Rumah Kompos Organik Teratai adalah Bapak Toha, Bapak
Toha merupakan seorang peternak sapi potong di daerah talang bakung. Sapi yang
dipelihara pak toha sebanyak 9 ekor, yang mana dari 9 ekor sapi tadi menghasilkan
kotaran padat kurang lebih sebanya 180 Kg. Dengan keadaan ini sangat
memungkinkan untuk di olah menjadi pupuk kompos organik.
Untuk menghasilkan pupuk organik pak toha membuat rumah kompos dengan
modal pinjaman dari bank dengan ukuran 15x20 m 2 untuk kapasitas penyimpanan 70
ton pupuk kompos. Rumah kompos yang didirikan itu diberikan nama rumah kompos
organik teratai dan memiliki satu orang pegawai sebagai pekerja dan terletak sekitar
20 m dari rumah pak toha. Untuk lebih jelasnya rumah kompos organik teratai dapat
dilihat pada Gambar 2.

Gambar 2. Rumah kompos organik teratai di Kelurahan Talang Bakung Kecamatan


Paal Merah Provinsi Jambi.

9
3.2. Pengalaman Farm Experience
Kegiatan Farm Experience dilaksanakan di Rumah Kompos Organik Teratai di
Kelurahan Talang Bakung kecamatan Paal Merah Kota Jambi selama 1 bulan dimulai
pada tanggal 10 Agustus sampai dengan 10 September 2019. Jadwal Farm
Experience dimulai pada pukul 08.00 WIB sampai 13.00 WIB selama 3 hari dalam
seminggu pada hari jum’at, sabtu dan minggu. Kegiatan Farm Experience ini dimulai
pukul 08.00 pagi dengan melakukan kegiatan pembersihan kandang sapi,
Pembersihan kandang dilakukan dengan cara membersihkan kotoran ternak sapi
dengan cara mengumpulkan pada kotak penampungan feces yang akan di olah
menjadi pupuk Trichokompos. Setelah kandang bersih selanjutnya pada pukul 10.00
WIB dilakukan pembersihan lingkungan kandang antara lain pembersihan sisa-sisa
pakan yang terjatuh di lantai.
Setelah kegiatan pembersihan kandang dan lingkungan kandang selesai, kegiatan
selanjutnya adalah mempersiapkan pembuatan alat dan bahan pupuk Trichokompos.
Bahan untuk pembuatan pupuk Trichokompos terdiri dari sebuk gergaji, limbah
getah, sekam padi, Trichoderma sp dan air. Pembuatan pupuk Trichokompos di
Rumah Kompos Organik Teratai menggunakan alat yaitu gerobak sorong, mesin
chopper, cangkul, karung, ember dan plastik. selanjutnya pada pukul 11.20 WIB –
13.00 WIB kegiatan farm experience selanjutnya dilakukan pembuatan pupuk
kompos dengan cara fermentasi dengan menggunakan trichoderma sp.
Selama melaksanakan Farm experience Pembuatan Trichokompos hanya
dilakukan 1 kali dalam satu bulan, pembuatan pupuk Trichokompos pada kegiatan
farm experience ini hanya dilakukan 1 kali dalam satu bulan, karena proses
pembuatan pupuk Trichokompos berlangsung selama 21 hari.

10
3.3. Proses Pembuatan Pupuk Trichokompos
Pembuatan pupuk Trichokompos dimulai dari persiapan bahan baku yang terdiri
dari feses sapi, serbuk gergaji, limbah getah hitam, sekam padi, dan Trichoderma Sp.
Pada usaha pengolahan pupuk Trichokompos di rumah kompos organik teratai. Feses
diperoleh dari kotoran ternak sapi peliharaan sendiri dan dari berbagai tempat
peternakan sapi yang ada disekitar tempat tinggal Bapak Toha. Kemudian kotoran
ternak sapi di keringkan di bawah sinar matahari kemudian dicampurkan dengan
bahan baku pembuatan pupuk Trichokompos dan selanjutanya dilakukan pencacahan
agar kotoran ternak sapi cepat kering.
Bahan baku untuk pembuatan trichokompos adalah kotoran ternak sapi,
Trichoderma Sp, Limbah getah hitam, serbuk gergaji, sekam padi, dan air. Bahan
baku tersebut diperoleh dengan membeli pada tempat pemasok bahan-bahan tersebut.
Pembuatan pupuk Trichokompos di rumah kompos organik teratai dalam satu kali
pembuatan yaitu sebanyak 5 ton dengan jumlah komposisi feses sapi 3,25 ton. serbuk
gergaji sebanyak 750 kg. Manfaat dari penggunaan serbuk gergaji sebagai bahan
baku pembuatan pupuk Trichokompos jelas sangat banyak baik dari segi ekonomis
ataupun dari segi lingkungan, diantaranya dapat memangkas biaya produksi serta
dapat menjaga unsur hara dalam tanah karena tanpa menggunakan bahan kimia dan
dengan menggunakan pupuk Trichokompos yang mengandung serbuk gergaji kondisi
dari tanah tidak akan mengalami penurunan kualitas. limbah getah sebanyak 750 kg
yang memiliki kandungan N, P, dan K yang cukup tinggi yang dapat bermanfaat
untuk pertumbuhan tanaman, sekam padi sebanyak 250 kg. sekam padi memiliki
unsur utama protein, lemak, serat kasar dan karbohidrat. Manfaat sekam padi sebagai
bahan tambahan pupuk Trichokompos yaitu penangkal cacing dan bekicot, dan dapat
memperbaiki struktur tanah dan meningkatkan porositas tanah Sehingga sekam padi
memiliki potensi yang dapat digunakan sebagai bahan tambahan pembuatan kompos,
air 20 L dan Trichoderma Sp 0,5 kg. Yang mana dengan diberikannya Trichoderma
sp merupakan salah satu upaya dalam meningkatkan kesuburan tanah dalam
mendukung pertumbuhan tanaman, yaitu dengan penggunaan Trichoderma sp

11
sebagai agen hayati yang mampu mendegradasi bahan organik sehingga lebih
tersediannya hara bagi pertumbuhan tanaman (EPA. 2000: Viterbo et al., 2006).
Proses fermentasi dilakukan setelah semua bahan di campur dan diberi
Trichoderma Sp, kemudian bahan di cacah menggunakan garuk hingga bahan-bahan
semua tercampur rata. Setelah rata bahan-bahan tersebut kemudian ditutup
menggunakan terpal hingga rapat agar terjadi fermentasi yang sempurna. Pada proses
fermentasi suhu diperkirakan antara 25- 45ºC. Menurut Pardosi et al., (2014) Suhu
fermentasi dipertahankan antara 30 – 50 ºC. Pemberian bahan organik yang
didekomposisi oleh jamur saprofit Trichoderma sp mampu memacu jumlah batang
dan pertumbuhan tanaman. Menurut Rinekso (2012), fermentasi adalah pereaksi
dengan menggunakan Biokatalis untuk mengubah bahan baku menjadi produk.
Setelah di tutup menggunakan terpal, pupuk di cacah kembali pada hari ke 3
dan di cacah kembali setiap 3 hari sekali sampai hari ke 21. Pencacahan juga
dimaksudkan untuk mempercepat proses pengeringan padapupuk Trichokompos.
Kemudian setelah bahan baku kering, selanjutnya dilakukan pencoperan bahan baku
yang telah di fermentasi tadi menggunakan mesin chopper. Untuk lebih jelasnya
dapat dilihat pada Gambar 3.

Gambar 3.Proses fermentasi pupuk Trichokompos di rumah kompos organik teratai


di Kelurahan Talang Bakung Kecamatan paal Merah Provinsi Jambi.

12
3.4. Pengemasan Pupuk Trichokompos
Setelah semua selesai, pupuk kompos tersebut siap untuk dikemas dimasukan
dalam tempat plastik yang bersih sebanyak 5 kg yang telah di beri label sesuai nama
produk yaitu Trichokompos. Setelah di masukan kedalam plastik dan kemudian di
lem dan di kemas menggunakan karung dengan berat 40 kg pupuk Trichokompos.
Selanjutnya setelah selesai dilakukan pengemasan di jual ke toko-toko pertanian yang
ada di Kota Jambi dan di letakan di depan rumah bila ada yang membeli. Pupuk
Trichokompos dengan berat 5 kg di jual Rp. 7.500 per kemasan dan kemasan 40 Kg
pupuk Trichokompos dijual dengan harga Rp. 50.000 per karung. untuk lebih
jelasnya dapat dilihat pada Gambar 4.

Gambar 4. Pengemasan Pupuk Trichokompos dengan berat 5 kg di rumah kompos


organik teratai di Kelurahan Talang Bakung Kecamatan Paal Merah
Provinsi Jambi.

13
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN

4.1. Kesimpulan
Berdasarkan kegiatan farm experience yang telah dilaksanakan dapat
disimpulkan bahwa Pupuk Trichokompos yang ada di Rumah Kompos Organik
Teratai di kemas dengan 2 jenis kemasan sesuai berat pupuk tersebut yaitu berat 40
kg dan 5 kg. selain itu pada pembuatan pupuk Trichokompos yang berada di Rumah
Kompos Organik Teratai tersebut sudah tergolong baik dilihat dari proses
pencacahannya dan penggilingan sudah menggunakan mesin copper tidak lagi
menggunakan ayakan manual sehingga management waktunya sudah baik.
4.2.Saran
Berdasarkan kegiatan farm experience yang telah dilaksanakan disarankan agar
menambah tenaga kerja sehingga pembuatan pupuknya lebih cepat dikerjakan dan
tidak memakan waktu lama pada saat pencopperan dan pengemasannya.

14
DAFTAR PUSTAKA

Balai Penelitian Tanah, 2005. Pupuk Organik Tingkatkan Produksi


Pertanian.www.pustaka-deptan.go.id. Diakses pada tanggal 22 Januari 2020.

Betham, Y.H., H. Bustaman,A.D. Nusantara, E. Inoriah dan Riwsandi.1996.


Membandingkan Kemampuan Glioccladium, Paceilomyces dan Trichoderma
sp Dalam Mereput Jerami Padi Gogo. Laporan Proyek OPF. Universitas
Bengkulu, Bengkulu.

EPA.2000. Trichoderma Hazianum Rifai Strain T-39 (119200) Technical Dokument.

Erickson M, Critzer. F, And Doyle.M.(2003), Science Of Organic Waste Criteria For


Animal Manure, Produce Safety Project, Georgetown University.

Hardjowigeno, Sarwono.2003. Ilmu Tanah. Penerbit Akademika Pressindo: Jakarta.

Pardosi, A. H., Irianto dan Mukhsin., 2014. Respons Tanaman Sawi terhadap Pupuk
Organik Cair Limbah Sayuran pada Lahan Kering Ultisol. Jambi: Universitas
Jambi. Prosiding Seminar Nasional Lahan Suboptimal 2014, Palembang 26-
27 September 2014 ISBN : 979-587-529-9.

Rinekso, B.K., E. Sutrisno., S. Sumiyati., 2012.Studi Pembuatan Pupuk Organik Cair


Dari Fermentasi Urine Sapi (Ferisa) Dengan Variasi Lokal Peternakan Yang
Berbeda. Universitas Diponegoro, Semarang.

Setyotini, D. R., & Saraswati, dan Anwar, E. K. (2006).Kompos.Jurnal Pupuk


Organik dan Pupuk Hayati. 2(3), 11-40.

Syam, A. (2003). Efektivitas Pupuk Organik dan Anorganik terhadap Produktivitas


Padi di Lahan Sawah. Jurnal Agrivigor 3 (2), 232–244.

Wulang, Y. D., dan C. Thalib., 2012.Evaluasi Pengembangan Pembibitan Kerbau Di


Kabupaten Sumba Timur. Lokakarya Nasional Perbibitan Kerbau 2012 Di
Samarinda.

15

Anda mungkin juga menyukai