Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

Pembuatan kompos Dari Sampah Dedaunan

D
I
S
U
S
U
N
OLEH:
Nova Paradiza

Sera Ayu Lestari

Farah Anjelinah

M.Robet Andre ansyah Putra

Kondisi optimum
KATA PENGANTAR

Daftar Isi
Kata pengantar ……………………………………………………………………………………….

Bab I
1.1Pendahuluan ……………………………………………………………………………

Bab II
2.1Pengertian Kompos ………………………………………………………………….

2.2Manfaat Pembuatan Kompos …………………………………………………..

2.3Kegunaan Kompos ……………………………………………………………………

2.4Tujuan Pembuatan Kompos ……………………………………………………..

Bab III
3.1Tempat dan Waktu ………………………………………………………………….

3.2Materi dan Peralatan ………………………………………………………………

3.3Metode ……………………………………………………………………………………

3.4Perubahan yang Diamati ………………………………………………………….

3.5Pengamatan Warna Kompas ……………………………………………………

3.6Pengamatan Bau Kompas ………………………………………………………..

3.7Pengamatan Tekstur Kompas …………………………………………………..

Bab IV
4.1Hasil Dan Pembahasan ……………………………………………………………..

Bab V
5.1 Kesimpulan dan saran ……………………………………………………………..

Kondisi optimum
1.1 PENDAHULUAN

BAB I

A. LATAR BELAKANG

Pupuk Merupakan Bahan Tambahan Yang Diberikan Ke Tanah dengan Tujuan


Untuk Memperkaya Atau Meningkatkan Kondisi Kesuburan Tanah Baik Kimia
Fisik Maupun Biologis. Pupuk Pada Umum Nya terbagi menjadi 2 kelompok
yaitu pupuk anorganik dan pupuk organic (kompos). Pengomposan adalah
peroses perombakan (dekomposisi) bahan bahan organic dengan
memanfaatkan peran atau aktivitas mikroorganisme.

Bahan kompos yang digunakan yaitu sampah daun dari lingkunagn SMA NEGRI
2 RUJUKAN MUARA ENIM sampah daun tersebut dihasilkan dari beberapa jenis
pohon disekitar lingkunggan sekolah sehingga akan menghasilkan sampah
dedaunan yang banyak dapat diolah menjadi produk bermanfaat berupa
pupuk anorganik atau kompos.

BAB II
2.1 Pengertian kompos

Kompos merupakan salah satu jenis pupuk organik yang sudah ada sejak
lama.kompos adalah bahan-bahan organik yang sudah megalami proses
pelupukan karena terjadi interaksi antara mikroorganisme atau bakteri
pembusuk yang bekerja di dalam bahan organik tersebut.

Kompos merupakan salah satu pupuk organic yang terdiri dari bahan-bahan
organic yang berasal dari sisa tumbuhan ataupun makhluk hidup lain.kompos
tidak dapat dibuat dari bahan anorganik karena pada umumnya pembuatan
kompos yaitu melalui dekomposisi(penguraian) sedangkan bahan organic tidak
dapat diuraikan kompos befungsi sebagai sumber hara dan media tumbuh bagi
tanaman , terdapat 2 macam proses pembuatan kompos,melalui proses
earobik (Dengan udara) dan anaerob (tanpa udara) kedua metode tersebut

Kondisi optimum
menghasilkan kompos yang sama baiknya hanya saya bentuk fisiknya sedikit
berbeda.

2.2 Manfaat pembuatan kompos

Memperbaiki struktur tanah , tanah yang baik adalah tanah yang melekat
satu sama lain.

2.3 Kegunaan Kompos

Kegunaan kompos bermanfaat untuk menjaga kesehatan akar serta membuat


akar tanaman mudah tumbuh.oleh karena itu,pengunaannya harus dilakukan
dengan sangat banyak untuk memenuhi kebutuhan hara tanaman.

2.4 Tujuan Pembuatan kompos

1. Meningkatkan daya ikat tanah terhadap air sehingga dapat menyimpan


air tanah lebih lama
2. Membantu pemerintah dalam mengelola dan mengurangi sampah
3. Menghemat biaya pengangkutan sampah ke tempat pembuangan Akhir
(TPA)
4. Serta mengurangi lahan TPA

BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 Tempat dan waktu

Penelitian ini dilaksankan pada tanggal 20- 07-2022 Sampai dengan tanggal
15-09-2022 Di SMAN 2 RUJUKAN MUARA ENIM.

3.2 Peralatan

Bahan yang digunakan pada penelitian ini adalah Sampah dedaunan.


Sedangkan alat yang digunakan adalah mesin pencacah daun.

3.3 Metode

Metode yang digunakan dalam pembuatan kompos ini adalah metode


heap. Di daerah SMA NEGRI 2 RUJUKAN MUARA ENIM, kompos dapat dibuat

Kondisi optimum
dari tumpukan dedaunan yang terjatuh di atas permukaan tanah, tumpukan
dedaunan yang diambil satu persatu menggunakan tangan.

3.4 Perubahan Yang Diamati

Perubahan suhu maka tumpukan yang diberikan laju aerasi 0,5 L/min.Kg

3.5 Pengamatan Warna Kompos

Kompos yang sudah matang adalah coklat kehitam-hitaman. Apabila


kompos berwarna hijau atau warnanya mirip dengan bahan mentahnya berati
kompos tersebut belum matang. Selama proses pengomposan pada
permukaan kompos seringkali juga terlihat miselium jamur yang berwarna
putih.

3.6 Pengamatan Bau Kompas

Kompos yang sudah matang berbau seperti tanah dan harum.apabila


kompos tercium bau yang tidak sedap,berarti terjadi fermentasi anaerobik dan
menghasilkan senyawa senyawa berbau yang mungkin berbahaya bagi
tanaman.apabila kompos masih berbau seperti bahan mentahnya berarti
kompos masih belum matang.

3.7 Pengamatan Tekstur Kompas

Kompos terbentuk setelah 4 minggu inkubasi dengan tekstur remah,warna


coklat kehitaman dan berbau tanah dengan suhu ± 32˚C.

BAB IV
4.1 Hasil dan pembahasan

A.Hasil

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan di rumah kompos diperoleh hasil


seperti pada able 1 berikut:

B.Pembahasan

Penambahan mikroorganisme ke dalam suatu media tanam akan


menguntukan tanaman, karena mikroorganisme tersebut

Kondisi optimum
mampumendegradasi komponen makroorganik menjadi kompos dan
membantu penyediaan unsur hara yang diperlukan oleh tanaman. Aktivitas
mikroorganisme dalam mendegradasi bahan dasar limbah organik dapat
meningkatkan suhu pada awal proses pengomposan. Suhu yang rerlalu tinggi
justru dapat mematikan mikroorganisme tersebut.

Mikroorganisme pada EM4 membantu penghancuran limbah organik,


penyediaan unsur hara dan merangsang pertumbuhan tanaman. Pemberian
EM4 dalam pengomposab sampah organik dapat meyeimbangkan drajat
keasaman tanah, sehingga unsur hara yang dikandung tanah juga lebih
seimbang. Derrajat keasaman suatu tanah akan berpengaruh terhadap
mikroorganisme tanah tersebut. Mikroorganisme pengikat nitrogen akan
dihambat bila pH kurang dari 5.5. sebaliknya pH yang terlalu tinggi (alkalis) juga
akan mikroorganisme tanah. Mikroorganisme yang terhambat ini selanjutnya
juga akan mempengaruhi penyediaan unsur hara yang diperlukan bagi
pertumbuhan tanaman. Dalam EM4 terdapat banyak sekali mikroorganisme.
Mikroorganisme mikroorganisme tersebut antara lain iyalah bakteri
proteolitik,mikoriza, bakteri selulotik, azospirilum,actiinomycetes,dan
rhizobium. Mikroorganisme tersebut dapat membantu mempercepat proses
pengomposan.

Indikator kompos yang telah matang diantaranta tidak lagi berbau busuk,
kompos menyerupai tanah, berwarna coklat tua kehitamana, dan suhu
menjadi stabil sekitar 40°C. Jika kompos yang dihasilkan terlalu busuk, maka
terjadi aktivitas mikroba patogen selama proses pengomposan dan fermentasi
tidak berhasil. Suhu berperan sebagai pengendali proses proses fisik dan
kimiawi yang selanjutnya akan mengendalikan reaksi biologi dalam tubuh
tanaman. Misalnya, suhu menentukan laju difusi dari gas dan zat cair dalam
tanaman. Kecepatan reaksi kimia sangat dipengaruhi suhu, suhu semakin tinggi
dalam batas tertentu maka reaksi semakin cepat. Disamping itu suhu juga
berpengaruh pada kesetabilan sistem enzim. Pertunbuhan tanaman
nenerlukan batas batas suhu tertentu, sehingga suhu yang terlalu tinggi
mengakibatkan tanaman mudah kehilangan air karena penguapan..

Kondisi optimum
BAB V
5.1 Kesimpulan Dan Saran

A. Simpulan

Dari hasil praktikum pembuatan kompos yang telah dilakukan. Bahan baku
kompos yang digunakan sampah coklat yaitu dedaunan dengan komposisi
sebesar ± 5kg, bobot murni kompos yang dihasilkan sebesar ± 3kg. Pembuatan
kompos tidak efisien dikarenakan kompos yang diperoleh hanya 60% dari
jumlah bahan baku yang digunakan, Dan hal ini dapat dikarenakan oleh
beberapa fakto.

B.SARAN

Untuk mendapat produk kompos yang optimal.disarankan untuk


memperhatikan pemisahan bahan, bentuk bahan, nutrient dan kadar air bahan
seperti yang telah dijelaskan sebelumnya di bagian pembahasan. Selain itu,
kondisi optimum yang diperlukan agar proses pengomposan berjalan cepat
dan aman. Kemudia disertai hasil yang baik dan memenuhi syarat yaitu bahwa
selain bentuk dan sifat bahan, juga fakto lingkungan abiotik yang menyertainya
diperhatikan dan disertai cara pengerjaannya

Kondisi optimum
Kondisi optimum
Kondisi optimum
Kondisi optimum
Kondisi optimum
Kondisi optimum

Anda mungkin juga menyukai