Anda di halaman 1dari 24

TUGAS MAKALAH

TEKNOLOGI PRODUKSI PERTANIAN

“BUDIDAYA MANGGA DALAM POT ”

Disusun Oleh Kelompok 14

Moh Syifaul Qulub 115040101111104

Nirmala Kusuma Wardani 115040101111106

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

MALANG

2012

1
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan
rahmat-Nya kami diberi kesempatan untuk menyelesaikan makalah ini yang merupakan tugas
mata kuliah TPT yang membahas mengenai Teknologi Budidaya Mangga Dalam pot. Dalam
pembuatan makalah ini kami selaku penulis ingin mengucapkan banyak terimaksaih kepada :

1. Bapak dan ibu Dosen TPT yang memberikan materi di perkuliahan dan dukungan
secara moril pada kami.
2. Orang tua kami yang senantiasa memberikan dikungan secara moril dan materiil.
3. Teman-teman kelompok yang turut serta memberikan ide dan bahan bahasan pada
makalah ini.
4. Teman-teman kelas I yang memberikan kritik, saran, serta pertanyaan yang bersifat
membangun dalam pembuatan makalah ini.

Demikian makalah ini kami buat, semoga bermanfaat bagi yang membacanya.

Malang, 30 September 2012

Tim Penulis

2
DAFTAR ISI

Kata Pengantar ……………………………………………………………….. i

Daftar Isi ……………………………………………………………………….. ii

Daftar gambar ……………………………………………………………….. iv

Daftar Tabel ……………………………………………………………………….. v

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ……………………………………………………………….. 1
1.2 Tujuan ………………………………………………………………………... 2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


2.1 Teknologi Produksi yang Digunakan ……………………………………….. 3
2.2 Pasca Panen Mangga ……………………………………………………….. 3
2.3 Pemasaran dan Analisis Usaha Tani ……………………………………...... 5
2.3.1 Pemasaran ……………………………………………………….. 5
2.3.2 Analisis Usaha Budidaya ……………………………………….. 6

BAB III PEMBAHASAN


3.1 Teknologi Budidaya Mangga Tabulampot ……………………………….. 9
3.1.1 Varietas ………………………………………………………... 9
3.1.2 Perbanyakan Tanaman Mangga ……………………………….. 9
3.1.3 Bahan Tanaman ……………………………………………….. 10
3.1.4 Media Tanam ……………………………………………………..… 10
3.1.5 Pot yang Digunakan ……………………………………………..… 10

3.1.6 Penanaman Bibit ……………………………………………….. 11


3.1.7 Pemeliharaan Tanaman ……………………………………….. 11
3.2 Panen dan Pasca panen Mangga Tabulampot ……………………….. 11

3.2.1 Pemetikan ……………………………………………………….. 11

3
3.2.2 Membersihkan buah ……………………………………………….. 12

3.2.3 Sortasi buah mangga ……………………………………………….. 12


3.2.4 Grading buah mangga ………………………………………… 13
3.2.5 Pelilinan (waxing) ………………………………………………… 13
3.2.6 Pengemasan ………………………………………………………… 14
3.2.7 Adaptasi suhu …………………………………………………………. 14
3.2.8 Penyimpanan………………………………………………………… 15
3.3 Pemasaran Mangga Tabulampot ………………………………………… 16

BAB IV PENUTUP
4.1 Kesimpulan………………………………………………………………………… 17
DAFTAR PUSTAKA ………………………………………………………………… 18

4
Daftar Gambar

No Halaman

1. Gambar 1. Alur perlakuan pasca panen …………………………………………………………………………. 4


2. Gambar 2. Mangga Dalam pot drum bekas usia 3,5 tahun ……………………….…………… 10
3. Gambar 3. Kemasan mangga ekspor ………………………………………………………………………….. 14

5
Daftar Tabel

NO Halaman
1. Tabel 1. Biaya Produksi Selama 10 Tahun ……………………….. 6
2. Table 2. Jumlah Pendapatan ……………………………………………….. 8

6
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 Latar Belakang
Tabulampot bisa menjadi solusi bagi yang ingin berkebun di lahan sempit. Terutama
pada kawasan perumahan yang mempunyai luas lahan yang minim. Dengan memanfaatkan
lahan yang tidak luas, beberapa jenis tanaman bisa ditempatkan dalam lokasi yang
berdekatan. Selain itu, hampir semua jenis tanaman buah-buahan bisa ditanam dalam
tabulampot. Seperti sawo, mangga, rambutan, jeruk, belimbing, kedondong, jambu air,
nangka, salak, dan lainnya.
Dari semua jenis tabulampot, yang paling mudah ditanam adalah mangga dan jambu
air. Sedangkan tanaman lainnya perlu ketekunan karena memiliki karakter yang berbeda.
Selain itu, pada tabulampot proses berbuahnya lebih cepat dibanding tanaman biasa. Mangga
tabulampot, misalnya, bisa berbuah dalam waktu sekitar tiga tahun.
Mangga perlu waktu hingga lima tahun untuk benar- benar bisa berproduktif . Itu
karena tabulampot ditanam di tempat yang terbatas sehingga pasokan air maupun pupuk bisa
diatur sesuai keinginan dan tidak tersebar ke mana-mana. Berbeda dari tanaman biasa yang
ditanam di atas lahan, pasokan air dan pupuk bisa menyebar ke tempat sekitarnya sehingga
kebutuhan tanaman pada dua hal itu berkurang.
Menurut beberapa sumber yang didapat pada tabulampot penyerapan air dan pupuk
sampai 80 persen. Mediumnya pun bermacam. Tanah adalah medium yang biasa. Atau dapat
memanfaatkan sekam. Untuk wadahnya yang digunakan sebagai pot kita dapat
memanfaatkan kaleng bekas cat, drum dan wadah-wadah yang sekiranya memungkinkan
untuk dijadikan pot.
Usia sebuah tabulampot mangga maksimal sekitar 10 tahun. Pohon mangga biasa bisa
puluhan tahun. Bagi yang hobi, kendala itu tidak menjadi masalah. Banyak orang yang bisa
meraih sukses dengan hobi ini. Bahkan bisa mengembangkannya hingga berbuah dalam
jumlah besar.
Oleh sebab itu perlu diadakan kajian yang lebih serius mengenai budidaya mangga
dalam pot. Agar metode penanaman ini benar-benar memberi manfaat bagi masyarakat luas.

7
Sehinnga kedepanya tanaman mangga dalam pot lebih bisa berkembang dan lebih member
keuntungan.
1.4 Tujuan
 Mengetahui bagaiman budidaya buah mangga dalam pot
 Mengetahui kelebihan dan kekurang penggunaan teknologi tabulampot
 Mengetahui manfaat dari teknologi penanaman buah mangga dalam pot

8
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Teknologi Produksi yang Digunakan
Sekarang ini budidaya mangga tabulampot (tanaman buah dalam pot) sedang
digalakkan. Karena budidaya tabulampot ini memiliki banyak kelebihan. Selain dapat
memperkaya wawasan lingkungan, juga sangat penting terutama dalam mendukung
kelestarian sumber plasma nuftah buah-buahan di tengah masyarakat luas. Tidak hanya
sebagai sarana penunjang keindahan lingkungan hidup di sekitar rumah, besar kemungkinan
hobi tabulampot juga bisa dikembangkan untuk sarana usaha skala bisnis, yang berarti
peluang membuka lapangan kerja baru. Yang pasti dengan mangga tabulampot, siapapun
dapat ikut serta menyalurkan hobi berkebun. Lahan sesempit apapun bukan kendala untuk
bertabulampot, sekaligus dapat dijadikan sebagai sumber penghasilan baru.
Berbudidaya mangga tabulampot, tidak hanya sekedar berbudidaya tanaman seperti
pada umumnya. Namun, perlu pengembangan teknologi maju. Untuk itu, para pakar dan
praktisi lapangan dituntut untuk mampu merekayasa teknik tabulampot yang efisien dan tepat
guna. Soalnya banyak komponen teknologi yang harus diperhatikan dan diaplikasikan.
Tujuannya, agar tabulampot berbentuk bagus, pendek, serasi, sehat, mampu berbunga dan
berbuah sesuai dengan keinginan.
Melakukan budidaya mangga tabulampot perlu diimbangi dengan pemilihan atau
penggunaan bibit varietas unggul sebagai bahan pertanaman. Mutu bibitnya ditentukan oleh
faktor genetik (pohon induk unggul) dan lingkungan (ketinggian tempat, curah hujan,
kesuburan tanah).
(Bambang , 1994)

2.2 Pasca Panen Mangga


Pengertian pascapanen hasil pertanian adalah tahapan kegiatan yang dimulai sejak
pemungutan (pemanenan) hasil pertanian yang meliputi hasil tanaman pangan, holtikultura,
perkebunan, peternakan, dan perikanan sampai siap untuk dipasarkan. Hasil utama pertanian
adalah hasil pertanian yang merupakan produk utama untuk tujuan usaha pertanian dan
diperoleh hasil melalui maupun tidak melalui proses pengolahan

9
Adapun yang dimaksud dengan penanganan pascapanen adalah tindakan yang
disiapkan atau dilakukan pada tahapan pascapanen agar hasil pertanian siap dan aman
digunakan oleh konsumen dan atau diolah lebih lanjut oleh industri ( Anonim, 1986).
Penanganan pascapanen hasil pertanian meliputi semua kegiatan perlakuan dan pengolahan
langsung terhadap hasil pertanian yang karena sifatnya harus segera ditangani untuk
meningkatkan mutu hasil pertanian agar mempunyai daya simpan dan daya guna lebih tinggi.
Sesuai dengan pengertian tersebut diatas, kegiatan pascapanen meliputi kegiatan
pemungutan hasil (pemanenan), perawatan, pengawetan, pengangkutan, penyimpanan,
pengolahan, penggundangan dan standardisasi mutu ditingkat produsen. Khususnya terhadap
komoditas padi, tahapan pascapanen padi meliputi pemanenan, perontokan, perawatan,
pengeringan, penggilingan, pengolahan, transportasi, penyimpanan, standardisasi mutu dan
penanganan limbah.
Penanganan pascapanen hasil pertanian bertujuan untuk menekan tingkat kerusakan
hasil panen komoditas pertanian dengan meningkatkan daya simpan dan daya guna
komoditas pertanian agar dapat menunjang usaha penyediaan bahan baku industri dalam
negeri, meningkatkan nilai tambah dan pendapatan, meningkatkan devisa negara dan
perluasan kesempatan kerja serta melestarikan sumberdaya alam dan lingkugan hidup.

Gambar 1. Alur perlakuan pasca panen (Wordpress. 2006)

10
 2.3 Pemasaran dan Analisis Usaha Tani
2.3.1 Pemasaran

Kebanyakan produk-produk hasil budidaya secara tabulampot (termasuk


mangga) di pasaran lebih mahal dari produk-produk pertanian secara konvensional.
Karena melihat besarnay biaya produksi dan jenis varietas yang ditanam. Varietas
mangga yang ditanam biasanya varietas yang unggul dan sangat laku dipasaran.

Tujuanan pasarnya pun berbeda dari produk pertanian biasa. Harga yang
dipatok untuk tanaman hasil teknologi tabulampot yang terbilang mahal, pada
umumnya memang bisa ditemui di tempat perbelanjaan seperti supermarket dan
hipermarket. Bahkan hingga di ekspor ke luar negeri, karena tujuan akhir pasarnya
adalah konsumen dengan tingkat kesejahteraan menengah ke atas.

Pada umumnya masyarakat Indonesia yang peduli dan mengutamakan kualitas


produk-produk yang dikonsumsinya hanya yang tingkat kesejahteraannya menengah
ke atas, sedangkan yang menengah ke bawah hanya berorientasi pada apa yang bisa
dimakan, jarang atau bahkan tanpa memperdulikan kualitasnya. Jadi tujuan pemasaran
produk mangga tabulampot semakin jelas, yaitu dipasarkan di tempat-tempat yang
menjadi tujuan para konsumen-konsumen dengan tingkat kesejahteraan menengah ke
atas, seperti supermarket, hipermarket, maupun minimarket hingga pasar luar negeri.

Salah satu upaya untuk meningkatkan masa simpan dan nilai jual mangga yang
lebih tinggi dapat diusahakan dengan cara pengolahan pasca panen mangga. mangga
dapat diolah menjadi beberapa produk makanan seperti : Juice mangga , manisan
mangga, dodol mangga, hingga sirup rasa mangga. Produk olahan seperti inilah yang
lebih memberi keuntungan bagi pra pelaku usaha tani mangga dalam pot.

(Anak Anak Terang, 2009)

11
2.3.2 Analisis Usaha Budidaya
Analisis biaya budidaya tanaman mangga dengan luas lahan 1 hektar selama 10
tahun di daerah Jawa Barat pada tahun 1999.
Tabel 1. (Kemal Prihatman, 2000)
Biaya Produksi Selama 10 Tahun
No Nama pengeluaran Harga @ Skala kebutuhan jumlah

1 Sewa lahan 1.500.000 10 tahun 15.000.000


2 Bibit 10.000 121 batang 1.250.000
3 Pot seng 20.000 121 buah 2.420.000
4 Pupuk
 Pupuk kandang 60.000 3 t0n 1.800.000
 urea 11.115 28 kg
- tahun 1 dan 2 62.440
- tahun ke 3 49.060
- tahun ke 4 61.325
- tahun ke 5-10 555.270

 TSP 1.600 11 kg

- tahun ke 1 17.600

- tahun ke 2 26.400

- tahun ke 3 52.800

- tahun ke 4 61.600

- tahun ke 5-10 528.000

 KCL 1.650 11 Kg

- tahun ke 1 18.150

- tahun ke 2 27.225

- tahun ke 3 36.300,-

- tahun ke 4 45.305

- tahun ke 5-10 435.600

5 Pestisida furadan 12.500 3 kg 370.500


6 Peralatan

12
- Cangkul 2 buah 5000 2 buah 10.000
- Koret 2 buah 5000 2 buah 10.000
- Parang 1 buah 7000 1 buah 7.000
- Sprayer 25.000 1 buah 25.000
6 Tenaga kerja
- Pembersihan lahan 35 HOK 7.500 225.000
- Pembuatan drainasE 25 HOK 7.500 187.500
- Pengajiran 4 HOK 7.500 30.000
- Pembuatan teras 20 HOK 7.500 150.000
- Pembuatan lubang pot 15 HOK 7.500 112.500
- Pemupukan dasar 5 HOK 7.500 37.500
- Penanaman 7 HOK 7.500 52.500
- Penyulaman 6 HOK 7.500 45.000
- Penyiangan 20 HOK 7.500 1.500.000
- Pemupukan 10 HOK 7.500 1.500.000
- Perlindungan tanaman 4 HOK 7.500 300.000
- Perbaikan drainase 12 HOK 7.500 .810.000
- Pemangkasan 10 HOK 7.500 450.000

13
7 Pemanenan
- Tahun ke-5 22 HOK 7.500 165.000
- Tahun ke-6
35 HOK 7.500 264.000
- Tahun ke-7
- Tahun ke-8 48 HOK 7.500 363.000
- Tahun ke-9
62 HOK 7.500 462.000
- Tahun ke-10
75 HOK 7.500 561.000
84 HOK 7.500 . 627.000
8 Pengemasan
- Tahun ke-5 330.000
- Tahun ke-6 528.000
- Tahun ke-7 686.000
- Tahun ke-8 892.000
- Tahun ke-9 1.160.000
- Tahun ke-10 1.508.000

JUMLAH produksi 10 tahun Rp. 34.499.675,-

 Tabel 2. (Kemal Prihatman, 2000)


Jumlah Pendapatan
NO Tahun Buah Harga @ Jumlah
1 5 7.500 500 3.750.000
2 6 10.800 500 5.400.000
3 7 12.940 500 6.420.000
4 8 15.400 500 7.700.000
5 9 18.700 500 9.350.000
6 10 20.900 500 10.450.000
jumlah 43.120.000

 Keuntungan :
- Dalam 10 tahun Rp. 8.220.325,-
- Parameter kelayakan usaha :
B/C rasio = 1,25
Sumber: (Kemal Prihatman, 2000)

BAB III
PEMBAHASAN
3.2 Teknologi Budidaya Mangga Tabulampot

14
3.2.1 Varietas
Hampir semua varietas dapat dibuahkan dalam pot. Namun, masing-masing
varietas mempunyai perbedaan dalam kecepatan masa berbuah, produksi buah, bentuk
tajuk dan tingkat kesulitan. Sebaliknya dipilih varietas yang mudah berbuah, mudah
dirawat, bertajuk kompak dan produktif. Contoh manalagi kecil, apel, nangklangwan,
okyong dan namdokmai. Ini dapat dibuahkan sejak umur 2,5 tahun, selain itu jumlah buah
juga relatif banyak sehingga penampilan menarik. Sedangkan arumanis, gedong, golek dan
gedong gincu, baru bisa dibuahkan setelah berumur 3-4 tahun sejak okulasi. Buahnya tak
sebanyak apel, manalagi kecil atau dokmai, tetapi berpenampilan yang eksotik.
3.2.2 Perbanyakan Tanaman Mangga
Tanaman mangga untuk tabulampot dapat diperbanyak dengan 3 cara,yaitu :
1. Dengan biji :
Yaitu dengan memanfaatkan sifat poly embrional biji mangga. Cara ini
termasuk cara yang paling mudah dan murah karena dari satu biji dapat diperoleh
lebih dari 2 semai atau tanaman baru. Pembiakan dengan cara ini kurang dianjurkan
karena lama baru bias menghasilkan (7 tahun) dan sering sifat-sifatnya
menyimpang dari sifat induknya sesuai dengan hukum segregasi Mendell.
Umumnya cara ini dilakukan untuk menunjang pengadaan batang bawah untuk
keperluan okulasi.
2. Dengan mencangkok
Batang yang terpilih untuk dicangkok di sayat dan dikuliti, lebar sayatan
7-10 cm. Penyayatan dilakukan sehingga kelihatan kayunya, yaitu dengan jalan
mengerok lapisan kambium batang tersebut. Selanjutnya luka sayatan dibiarkan
kering selama 2-4 hari, kemudian disekeliling sayatan diberi campuran tanah dan
pupuk serta dibungkus pakai plastik yang telah dilubangi atau pakai pembungkus
lainnya.

3. Dengan okulasi
  Ambil mata tunas (mata tempel) berikut kayunya dari pohon yang benar-benar
unggul. Pohon pangkal (under stump) dikupas setinggi 10-15 cm di atas tanah.

15
Kulit yang dikupas dipotong dua per tiga bagiannya. Mata tunas diselipkan pada
pohon pangkal, lalu diikat erat dengan tali plastik, tunasnya jangan ikut terikat.
Setelah 3 minggu ikatan tali plastik dilepas, jika mata tunas tetap hijau artinya
okulasi berhasil, jika layu/ kering bearti gagal, dapat dilakukan ulangan
disebelahnya
3.2.3 Bahan Tanaman
Untuk mempercepat berbuah, pilih bibit hasil perbanyakan vegetatif, berukuran
besar dan telah berumur 1,5-2 tahun. Diameter batang utama 4-5 cm, bentuk tajuk
seimbang dengan cabang dan ranting yang kokoh serta cukup tua. Dengan kondisi itu
batang cukup kuat menyangga cabang dan ranting di atasnya apabila berbuah.
3.2.4 Media Tanam
Mangga menyenangi media berstruktur remah, berbutir-butir, gembur dan kaya
unsur hara. Media juga harus porous, cukup ringan agar mudah dipindahkan serta bebas
dari hama dan penyakit. Komposisi bahan yang digunakan adalah merupakan campuran
dari tanah, pupuk kandang/kompos dan arang sekam dengan perbandingan 2 : 1 : 1.
3.2.5 Pot yang Digunakan
Banyak jenis pot atau wadah tanaman yang dapat dipakai. Sebaiknya pilih yang
ringan, tidak mudah pecah, berbentuk normal dan serasi dengan tanaman. Dipasaran wadah
yang memenuhi syarat cukup banyak, yaitu mulai dari pot plastik tahan pecah, pot semen,
drum hingga pot kayu. Dasar pot harus dilubangi, ukuran lubang 1-2 cm sejumlah 4-6
buah. Selain itu agar pembuangan air lancar, pot harus memiliki kaki atau dapat juga
diganjal dengan batu bata atau batako.

Gambar 2. Mangga Dalam pot drum bekas usia 3,5 tahun. (Indotani, 2008)
3.2.6 Penanaman Bibit
Mula-mula isi dasar pot dengan serutan gergaji atau pecahan batu bata/genting
hingga setebal 5-10 cm. itu menjamin kelancaran drainase dan aliran udara. Setelah itu

16
masukan campuran media kedalam pot secara merata, hingga mencapai separuh pot.
Masukan tanaman setelah polibagnya dibuka, dengan posisi tanaman tepat di bagian
tengah. Ruang-ruang kosong di sekeliling bola akar diisi lagi dengan media campuran
sampai mendekati permukaan atas pot, usahakan bidang bekas okulasi atau sambungan
masih menonjol 10-15 cm di atas permukaan media, selanjutnya siram media tanaman
dengan air.
3.2.7 Pemeliharaan Tanaman
Pemeliharaan tanaman sangat penting dilakukan untuk menjamin pertumbuhan
dan pembuahan mangga yaitu penyiraman, pemangkasan, pemupukan, perangsangan
pembuahan dan pengendalian hama/penyakit.
3.4 Panen dan Pasca panen Mangga Tabulampot
Tanda buah sudah dapat dipanen adalah adanya buah yang jatuh karena matang
sedikitnya 1 buah/pohon, warna buah arumanis/manalagi berubah menjadi hijau tua kebiruan,
warna buah mangga golek/gedok berubah menjadi kuning/merah Buah yang dipetik harus
masih keras. Di Indonesia pohon mangga berbunga satu tahun sekali sehingga panen
dilakukan. satu periode dalam satu tahun. Dari satu pohon, buah tidak akan masak bersamaan
sehingga dilakukan beberapa kali panen.

3.4.1 Pemetikan
Pada saat pemetikan, buah jangan sampai terpotong, tercongkel atau jatuh sampai
memar. Buah dipetik di sore hari dengan menggunakan pisau tajam atau dengan galah
yang diujungnya terdapat pisau dan keranjang penampung buah. Waktu pemetikan buah
antara jam 07.00-08.00 wib ,maupun sesuai kebiasaan daerah tertentu, buah yang di petik
tidak langsung terkena sinar matahari karena akan mempercepat perusakan buah .
Buah yang dipanen dengan menggunakan tangkai menunjukkan getah yang lebih
bersih berbeda dengan buah yang tidak menggunakan tangkai lebih tampak kotor. Buah
mangga dipanen dengan tingkat ketuaan85% yaitu berumur 110 – 120 hari semenjak
bunga mekar dengan warna hijaudengan pangkal kemerahan. Buah mangga dipanen
dengan menyisakan tangkai sepanjang 10 - 15 mm.
Hal ini dikarenakan dengan menyisakan tangkai tidak akan terjadi penyebaran
getah. Getah ini diperkirakan akan mempercepat kerusakan buah dan mendorong

17
terjadinya stem end rot dan akan mengotori permukaan buahsehingga buah tetap terlihat
bersih. Dalam tahap pemanenan buah tidak bolehdilempar untuk mengurangikerusakan
akibat memar.Waktu panen dan cara petik yang tepatdapat menekan kerusakan dan
meningkatkan kualitas terutama untuk  pemasaran eskspor.
3.4.2 Membersihkan buah
Apabila saat panen digunakan gunting untuk memanen buah, setidaknya 10 cm
dari tangkai harus dipertahankan. Dengan demikian getah yang sangatlekat dan mudah
mengalir pada buah mangga yang baru dipetik, tidak akanmengotori  buah.
Buah mangga, khususnya varietas berwarna hijau di Indonesia, banyak sekali
mengalirkan lateks atau getah dari tangkai yang baru sajadipotong. Getah ini harus
dibersihkan dari buah dengan mencuci buah denganlarutan 100 ppm natrium hipokhlorit
secepatnya setelah buah dipetik, untuk mencegah getah membakar kulit buah yang
selanjutnya dapat menyebabkan buah membusuk.
Untuk mengendalikan Antraknosis buah direndam dalam air hangat bersuhu 520
C selama 1 - 3 menit. Kendala yang dihadapi pada metodeini ialah bahwa sulit sekali
untuk mempertahankan suhu yang diperlukan dengan peralatan yang tersedia di daerah
pedesaan. Lagi pula metode ini mahal dan buahakan banyak bertambah ringan,
kehilangan lapisan lilinnya dan lebih cepatmembusuk sebagai akibat dari penerapan
metode tersebut.

3.4.3 Sortasi buah mangga


Setelah pemanenan,Perlakuan inidilakukan untuk memperoleh buah dengan
ukuran, tingkat kematangan dankualitas yang seragam. Sortasi bertujuan untuk
memisahkan buah yang layak  jual dan tidak layak dijual agar diperoleh buah yang
seragam bentuk, warna,ukuran dan kematangannya.

3.4.4 Grading buah mangga


Grading dilakukan untuk memperoleh buah yang seragam ukurannya (besar,
sedang, kecil atau sanga tkecil).Sortasi dan grading mangga gedong dilakukan dengan

18
kriteria ukuranyang seragam dilakukan dengan pemilahan buah berdasarkan ukuran tidak
cacat, utuh, tidak duduk, tidak  bernoda hitam, tidak berlubang dan tidak tergores.
Sortasi dan pengkelasan dilakukan secara manual dengan cara memisahkan buah
berukuran kecil ≤200g, sedang 200-400g dan besar ≥400g.Kegiatan ini penting dilakukan
agar buah yang dipasarkan terjaga mutunya,karena buah yang rusak akan mempercepat
dan mempengaruhi kerusakan buahyang lain yang ada dalam satu kemasan. Pada buah
mangga gedong, kriteriayang juga sangat penting dalam sortasi adalah buah tidak duduk
(bentuk buahdatar di ujung)

3.4.5 Pelilinan (waxing)


Pelapisan lilin atau waxing dapat menekan laju respirasi sehingga perlakuan ini
merupakan salah satu alternatif untuk memperpanjang masa simpan buah-buahan.
Pelilinan akan menghambat proses respirasi sehingga perubahan kimiawi yang terjadi
pada mangga relatif terhambat.
Dengan terjadinya penghambatan respirasi akan menunda kematangan buah.
Pelilinan 6% yang diikuti dengan penggunaan benomyl 1000 ppm dan glossy agent
dengan konsentrasi 0,125% dapat mempertahankankesegaran buah hingga mencapai
minggu ke 4 dibandingkan dengan buah tanpa pelilinan. Hal ini menunjukkan bahwa
pelilinan mampu membentuk lapisan padaseluruh permukaan mangga dan menutupi pori-
pori secara merata namun tidak mengganggu aktivitas fisiologis yang masih berlangsung.
Proses ini yang diduga sebagai proses penghambatan sehingga buah lebih tahan lama
dibandingkandengan tanpa adanya pelilinan.
Perlakuan pelilinan buah dilakukan dengan cara pencelupan atau penyemprotan
menggunakan emulsi lilin selama 10 - 30 detik. Kemudiandilakukan penirisan dengan
membiarkan kering angin atau menggunakan kipasangin guna mempercepat proses
pengeringan. Mangga yang diberi perlakuan pelilinan memiliki penampakan yanglebih
bagus dibandingkan dengan tanpa pelilinan.pada buah mangga dapat menurunkan
serangan antracnose dan buah memiliki penampakan yang lebih baik secara fisik dan
kimia dengan kerusakan minimal.

3.4.6 Pengemasan

19
Pengemasan harus mampu melindungi mangga dari kerusakan yang terjadi
selama distribusi dan  pemasaran. Fungsi lain pengemasan adalah mempertahankan
bentuk dan kekuatan kemasan dalam waktu yang lama,termasuk dalam kondisi
kelembaban nisbi yang mendekati jenuh atau Setelah terguyur air.
Pengemasan merupakan bagian dari kegiatan pascapanen sebelum dilakukan
transportasi atau penyimpanan. Adanya wadah atau pembungkusdapat membantu
mencegah atau mengurangi kerusakan, melindungi produk yang ada di dalamnya dan
melindungi dari bahaya pencemaran serta gangguan fisik (gesekan,benturan, getaran)
(Broto, W., 2003).
Untuk pemasaran ekspor,sebelum dimasukkan ke dalam karton, mangga diberi 
pelapis net foam. Hal inidilakukan untuk mencegah kerusakan fisik akibat benturan
selama dalamtransportasi. Setelah dilakukan  pengemasan dengan net foam, baru
kemudiandimasukkan ke dalam karton yang dibagian dalam diberi pelapis lilin.
Ukurankarton yang digunakan adalah 40x30x10 cm dengan isi tiap karton 2 kg.

Gambar2. Kemasan mangga ekspor (Hendra, 2010)


3.4.7 Adaptasi suhu
untuk mencegah terjadinya chilling injury yaitu kerusakan buah jika suhu yang
digunakan terlalu rendah. Adaptasi suhu dilakukan pada suhu 15°C selama 24 jam. Hal
ini sesuai dengan beberapa penelitian yangmenggunakan suhu adaptasi pada 15°C yang
dapat mempertahankan kesegaran buah selama 4 minggu .Setelah buah dikemas
kemudiandilakukan adaptasi pada cold room. Setelah tercapai suhu yang diinginkan,
buah dipindahkan ke ruang berpendingin dengan suhu 10°C untuk penyimpanan.

3.4.8 Penyimpanan

20
Dilakukan dalam suhu dingin. Penyimpanan dingin buah klimakterik selain
mengakibatkan tertundanya kematangan buah juga berpengaruh pada respon jaringan
terhadap etilen. Hal ini berarti,buah memerlukan waktu kontak lebih lamadengan dosis
etilen tertentu untuk mengawali kematangannya pada suhu rendah (Bp3kp Kerinci.
2011). Penyimpanan dingin bertujuan untuk membatasi pembusukan tanpa menyebabkan
terjadinyakematangan abnormal atau  perubahan-perubahan lainnya yang tidak 
diinginkandan mempertahankan mutu sampai ke tangan konsumen dalam jangka waktu
yang lama.
Perlu diperhatikan bahwa buah mangga dapat rusak karena suhurendah/dingin
(kerusakaan faali bila disimpan pada suhu rendah tetapi di atastitik beku air). Kerusakan
oleh suhu rendah ini antara lain terlihat sebagai berubahnya warna kulit menjadi abu-abu,
terbentuknya lobang-lobang padakulit dan buah tidak merata menjadi masak (warna buah
jelek dan juga rasanya pun tidak enak). Guna mencegah kerusakan oleh suhu rendah,
sebaiknya buahmangga disimpan pada duhu 10 - 150C.
Kisaran ini disebabkan oleh varietas,tingkat masak buah, lokasi, pengaruh musim
pada buah, dan sebagainya.Umur kesegaran mangga dapat dipertahankan hingga 2 – 3
minggu biladisimpan pada kondisi suhu 13C dan kelembaban 85 – 90 persen,
namundemikian beberapa varietas masih dapat bertahan pada suhu yang lebih
rendahyaitu 10 C di bawah suhu tersebut merupakan kondisi yang tidak baik bagi
penyimpanan mangga.
Penyimpanan buah mangga pada sistim udara terkendalinampaknya tidak
memberikan banyak keuntungan dalam perpanjangan masasimpan. Kondisi penyimpanan
udara terkendali untuk buah mangga yang amanadalah bersuhu 13 C dengan kadar CO2:
5% dan kadar O2: 5%

3.5 Pemasaran Mangga Tabulampot


Produk-produk hasil budidaya secara tabulampot (termasuk mangga) di pasaran
lebih mahal dari produk-produk pertanian secara konvensional. Karena melihat besarnya

21
biaya produksi dan jenis varietas yang ditanam. Varietas mangga yang ditanam biasanya
varietas yang unggul dan sangat laku dipasaran.
Tujuanan pasarnya pun berbeda dari produk pertanian biasa. Harga yang dipatok
untuk tanaman hasil teknologi tabulampot yang terbilang mahal, pada umumnya memang
bisa ditemui di tempat perbelanjaan seperti supermarket dan hipermarket. Bahkan hingga di
ekspor ke luar negeri, karena tujuan akhir pasarnya adalah konsumen dengan tingkat
kesejahteraan menengah ke atas.
Salah satu upaya untuk meningkatkan pemasaran mangga agar lebih efisien dan
menguntungkan adalah dengan memanipulasi masa simpan dan nilai jual mangga agar lebih
tinggi. Upaya itu dapat diusahakan dengan cara pengolahan pasca panen mangga. Mangga
dapat diolah menjadi beberapa produk makanan seperti : Juice mangga , manisan mangga,
dodol mangga, hingga sirup rasa mangga. Produk olahan seperti inilah yang lebih memberi
keuntungan bagi pra pelaku usaha tani mangga dalam pot.
Untuk pemasaran ekspor,sebelum dimasukkan ke dalam karton, mangga diberi 
pelapis net foam. Hal inidilakukan untuk mencegah kerusakan fisik akibat benturan selama
dalamtransportasi. Setelah dilakukan  pengemasan dengan net foam, baru
kemudiandimasukkan ke dalam karton yang dibagian dalam diberi pelapis lilin.
Pasar luar negeri sangat memberi ruang dalam pemasran mangga. karena kebutuhan
mangga di pasar global masih minim. Kesempatan inilah yang seharusnya bisa dimanfaatkan
oleh para pelaku usaha tani Indonesia. Dengan sedikit keseriusan dan perlakuan berbeda
mangga tabulampot akan memniliki kualitas yang baik dan unggul sehingga mampu bersaing
dipasaran.

BAB IV
KESIMPULAN

22
Budidaya mangga tabulampot (tanaman buah dalam pot) adalah usaha budidaya mangga
dengan perlakuan berbeda, yakni menanam mangga bukan di lahan yang luas namun hanya
dalam sebuah wadah pot-pot kecil atau beberapa jenis wadah lainnya yang bisa digunakan.
Sehingga mangga yang dihasilkan lebih mini sehinnga mempermudah perawatan dan
pemanenan. Rata-rata varietas yang ditanam adalah varietas mangga unggul dengan system
pencakokan sehingga buah yang dihasilkan lebih melimpah.
Budidaya tabulampot ini memiliki banyak kelebihan. Selain dapat memperkaya wawasan
lingkungan, juga sangat penting terutama dalam mendukung kelestarian sumber plasma nuftah
buah-buahan di tengah masyarakat luas. Tidak hanya sebagai sarana penunjang keindahan
lingkungan hidup di sekitar rumah, besar kemungkinan hobi tabulampot juga bisa dikembangkan
untuk sarana usaha skala bisnis, yang berarti peluang membuka lapangan kerja baru. Yang pasti
dengan mangga tabulampot, siapapun dapat ikut serta menyalurkan hobi berkebun. Lahan
sesempit apapun bukan kendala untuk bertabulampot, sekaligus dapat dijadikan sebagai sumber
penghasilan baru.
Tabulampot bisa menjadi solusi bagi yang ingin berkebun di lahan sempit. Dengan
memanfaatkan lahan yang tidak luas, beberapa jenis tanaman bisa ditempatkan dalam lokasi
yang berdekatan Pada tabulampot air dan pupuk dapat diserap sampai 80 persen. Sedangkan
pada tanaman biasa air dan pupuk menyebar ke sekitarnya. Karena peredaran akarnya dibatasi,
otomatis kemampuan berbuahnya juga terbatas.

DAFTAR PUSTAKA

23
Hendra, 2010. Budidaya tabulmpot. Dalam: http://cybex.deptan.go.id/lokalita/tabulampot-salah-
satu-model-usahatani-lahan-sempit. Diakses tanggal 30 september 2012
Anak Anak Terang, 2009 . Kegiatan Tabulampot. http://anakanakterang.web.id/web/kegiatan/
tabulampot/ Diakses tanggal 30 september 2012
Anne Ahira,2009. Tabulampot. http://www.anneahira.com/tabulampot.htm Diakses tanggal 30
september 2012
Bambang Marhijanto, Drs & Setiyo Wibowo. 1994. Bertanam Mangga. Arkola. Surabaya.
Bp3kp Kerinci. 2011. Menanam Buah Dalam Pot Tabulampot
http://bp3kpkerinci.blogspot.com/2011 /10/menanam-buah-dalam-pot- tabulampot.
html . Diakses tanggal 30 september 2012
Indotani, 2008 Jual Bibit Mangga Kio Jay. http://indotani.com/jual-bibit-mangga-kio-jay/
Diakses tanggal 30 september 2012
Kemal Prihatman, 2000. Sistim Informasi Manajemen Pembangunan di Perdesaan. BAPPENAS.
Jakarta

Wordpress. 2006. Tabulampot Solusi Berkebun di lahan Sempit. http://tabulampot.wordpress.


com/2006/12/22/tabulampot-solusi-berkebun-di-lahan-sempit/ Diakses tanggal 30
september 2012

24

Anda mungkin juga menyukai