Oleh:
Nama : M. Farhan
NO. BP : 231022005
Kelas : Agri C
Dosen : Obel, S.P , M.P
Asisten : 1. Maulana Zikri (1910213032)
2. Novita Zikra (2110211022)
3. Meilani Rizki Andini (2110211033)
M. F
i
DAFTAR ISI
Halaman
ii
DAFTAR TABEL
Halaman
iii
DAFTAR GAMBAR
Halaman
iv
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
v
BAB 1 PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
1
Beberapa faktor yang dapat mempengaruhi pertumbuhan dan hasil
kangkung di tanah ultisol adalah varietas, pupuk, dan pengelolaan tanaman.
Varietas kangkung yang tahan terhadap kondisi tanah asam dan hama
penyakit lebih disarankan untuk ditanam di tanah ultisol. Pupuk organik dan
anorganik dapat digunakan untuk memperbaiki sifat fisik, kimia, dan biologi
tanah ultisol, serta untuk memenuhi kebutuhan hara tanaman kangkung.
Pengelolaan tanaman kangkung meliputi pembibitan, penanaman,
pemeliharaan, dan panen yang sesuai dengan standar operasional prosedur
(SOP Budidaya Kangkung, 2020).
Selain itu, terdapat pula tanaman kedelai yang tidak kalah pentingnya
dalam memenuhi kebutuhan masyarakat Indonesia. Kedelai (Glycine max
L.) adalah tanaman kacang-kacangan yang memiliki nilai ekonomi dan gizi
yang tinggi. Kedelai dapat diolah menjadi berbagai produk pangan, seperti
tahu, tempe, kecap, susu kedelai, dan lain-lain. Kedelai juga dapat
meningkatkan kesuburan tanah karena mampu mengikat nitrogen dari udara
melalui simbiosis dengan bakteri Rhizobium (Direktorat Jendral Tanaman
Pangan, 2022).
2
majemuk dengan tiga helai. Helai daun tunggal memiliki tangkai pendek
dan daun bertiga mempunyai tangkai agak panjang. Daun tanaman kedelai
berbentuk oval, tipis, ukuran daun lebar (Astuti, 2012).
3
2014). Kandungan N pada lahan umumnya termasuk tinggi, namun N
tersedia rendah, karena N yang ada umumnya dalam bahan organik. Kondisi
porositas lahan mempermudah hara N tercuci oleh gerakan air. Di sisi lain
kandungan protein kedelai termasuk tinggi, berkisar 35-45% sehingga
membutuhkan hara N yang tinggi (Anwar, 2014).
4
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Tanaman Kedelai
5
kulit biji dan kotiledon terdapat lapisan endosperma.
Kulit biji kedelai terdiri dari tiga lapisan yaitu epidermis, hypodermis, dan
parenkim. Pada epidermis terdapat sel-sel palisade yang diselubungi oleh lapisan
kutikula, lapisan hipodermis terdiri dari selapis sel yang berbentuk huruf I
(hourglass), dan lapisan parenkim terdiri dari 6 sampai 8 lapisan tipis yang terdapat
pada keseluruhan kulit biji kecuali pada hilum yang tersusun oleh tiga lapisan yang
berbeda.
Embrio terdiri dari dua kotiledon, sebuah plumula dengan dua daun yang
telah berkembang sempurna, dan sebuah radikula hipokotil, ujung radikula
dikelilingi jaringan yang dibentuk oleh kulit biji. Di Indonesia pengelompokan
ukuran biji menjadi ukuran besar (berat > 14 gram/biji), sedang (10-14 g/100 biji),
dan kecil (< 10 g/100 biji) (Adie dan Krisnawati, 2016).
Sistem perakaran tanaman kacang kedelai dimulai dari awal pertumbuhan
dari belahan kulit biji yang muncul disekitar mesofil. Sistem perakaran tanaman
kacang kedelai terdiri dari dua macam yaitu akar tunggang dan akar sekunder atau
(serabut) yang tumbuh disekitar akar tunggang. Akar tunggang dapat tumbuh
mencapai dua meter atau lebih pada kondisi optimal, tetapi akar tunggang hanya
tumbuh pada kedalaman olahan tanah 30 sampai 50 cm.
Akar serabut dapat tumbuh pada kedalaman sekitar 20 sampai 30 cm. Calon
akar akan tumbuh dengan cepat ke dalam tanah dan kotiledon yang terdiri dari 2
keping akan tumbuh ke atas permukaan tanah (pertumbuhan epigeal). Perakaran
tanaman kacang kedelai mengandung bintil-bintil (nodula) akar yang merupakan
koloni dari bakteri Rhizobium japonicum.
Bakteri Rhizobium japonicum mengikat nitrogen dari udara yang digunakan
untuk pertumbuhan tanaman. Pada tanah yang 7 telah mengandung bakteri
Rhizobium akan mulai terbentuk bintil akar pada 16 sampai 20 hari setelah tanam
(Rukmana dan Yudirachman, 2014). Menurut Adie dan Krisnawati (2016),
menyatakan akar mengeluarkan beberapa substansi triptofan yang mengakibatkan
perkembangan bakteri dan mikroba lain di sekitar daerah perakaran.
Pembesaran bintil akar berhenti pada minggu keempat setelah terjadinya
infeksi bakteri. Ciri bintil akar yang telah matang adalah berwarna merah muda
yang disebabkan oleh adanya leghemoglobin, yang memfiksasi nitrogen. Batang
6
pada tanaman kacang kedelai berasal dari proses perkecambahan benih kacang
kedelai yang merupakan bagian dari hipokotil. Hipokotil dan dua keping kotiledon
yang melekat pada hipokotil akan tumbuh ke permukaan tanah (Rukmana dan
Yudirachman, 2014).
Epikotil adalah bagian batang kecambah yang berada di atas kotiledon.
Batang tanaman kedelai berbentuk semak dengan ketinggian 30 sampai 100 cm,
agak mengayu, kulit batang berwarna ungu atau hijau, dan dapat membentuk tiga
hingga enam cabang. Pertumbuhan tanaman kacang kedelai dibedakan menjadi dua
jenis yaitu determinit (determinate) dan indeterminit (indeterminate). Pertumbuhan
batang tipe-tipe determinit terlihat dari batang yang tidak tumbuh lagi setelah
tanaman kedelai mulai berbunga. Pertumbuhan batang tipe indeterminit dilihat dari
pucuk batang tanaman kedelai yang masih tumbuh daun, meskipun tanaman sudah
mulai berbunga (Rukmana dan Yudirachman, 2014).
Cabang tanaman kedelai akan tumbuh sesuai dengan fase pertumbuhan
tanaman kedelai. Jumlah batang tidak memiliki hubungan yang nyata dengan
jumlah biji yang diproduksi, sehingga jumlah cabang banyak, belum tentu produksi
biji kedelai juga banyak (Rukmana dan Yudirachman, 2014). Tanaman kacang
kedelai mempunyai dua bentuk daun yaitu pada stadium perkecambahan dengan
dua helai daun tunggal (kotiledon) dan pada stadium tanaman muda dengan daun
bertangkai tiga (trifoliate leaves). Daun kacang kedelai terdiri dari dua bentuk yaitu
bulat (oval) dan lancip (lanceolate). Daun kacang kedelai termasuk daun majemuk
yang memiliki tiga helai anak daun (trifoliate). Daun kacang kedelai berwarna hijau
tua atau hijau muda hingga 8 kekuningan dan berbulu pendek. Daun tanaman
kacang kedelai berfungsi untuk proses asimilasi dan transpirasi (Rukmana dan
Yudirachman, 2014).
Menurut Adie dan Krisnawati (2016) bahwa kedelai merupakan tanaman
yang menyerbuk sendiri atau kleistogami. Rukmana dan Yudirachman (2014)
menjelaskan bahwa pertumbuhan tanaman kacang kedelai terdiri dari dua stadium
yaitu stadium vegetatif dan reproduktif. Stadium vegetatif terjadi pada fase
perkecambahan sampai berbunga dan stadium reproduktif terjadi pada fase
pembentukan bunga sampai pematangan biji. Bentuk bunga tanaman kacang
kedelai menyerupai kupu-kupu dengan tangkai bunga tumbuh dari ketiak tangkai
7
daun (rasim).
Jumlah bunga pada setiap ketiak daun sangat beragam antara 2 sampai 25
kuntum bunga tergantung pada kondisi lingkungan dan varietas tanaman. Bunga
pertama terbentuk pada umumnya di buku ke-5, ke-6 atau buku yang lebih tinggi.
Pembentukan bunga dipengaruhi oleh suhu dan kelembaban lingkungan. Pada suhu
tinggi dan kelembaban rendah jumlah sinar matahari yang jatuh pada ketiak tangkai
daun lebih banyak sehingga akan merangsang pembentukan bunga. Jumlah bunga
pada batang determinit lebih sedikit dibandingkan dengan batang indeterminit.
Tanaman kacang kedelai berbunga 9 pada umur 30 sampai 50 hari setelah
tanam, tergantung dari varietas. Bunga kacang kedelai mempunyai alat kelamin
jantan dan alat kelamin betina sehingga termasuk sempurna (hermaprodite) dengan
warna bunga putih atau ungu.(Rukmana dan Yudirachman, 2014)
B. Tanaman Kangkung
Tanaman kangkung (Ipomea reptans) termasuk tanaman sayuran yang
berumur pendek. Kegunaan daunnya mempunyai peran penting bagi perekonomian
Indonesia. Kebutuhan kangkung akan meningkat akibat pertumbuhan jumlah
penduduk, juga akibat perubahan pola konsumsi di beberapa negara berkembang.
Kangkung sangat digemari oleh masyarakat, karena kangkung memiliki kandungan
gizi yang cukup tinggi.
Selain mengandung vitamin A, B,dan C, kangkung juga mengandung
protein, kalsium, fosfor, besi, karoten, dan sitosterol. Di Indonesia dan daerah tropis
lainnya kangkung menjadi bahan sayuran yang sangat digemari dan hamper
dijumpai disetiap pasar tradisional maupun supermarket. Mengingat kangkung
yang memiliki kandung nutrisi yang cukup banyak tersebut dan memiliki arti
penting bagi kesehatan, maka produksi kangkung perlu ditingkatkan secara kualitas
maupun kuantitas. Pelaksanaan pemupukan dilapangan sering menjadi masalah
dalam bercocok tanam kangkung, walaupun demikian tanaman kangkung
mempunyai respon yang baik terhadap pemupukan, baik organik maupun pupuk an
organik (buatan).
Untuk meningkatkan hasil maka perlu ditingkatkan pertumbuhan tanaman
kangkung. Dengan meningkatnya pertumbuhan, maka hasil produksi kangkung
juga akan meningkat. Pertumbuhan tanaman dan produksi suatu tanaman
8
tergantung pada interaksi antara tanaman dan keadaan lingkungan Dimana tanaman
itu tumbuh. Keadaan lingkungan dapat dibagi dalam beberapa faktor yaitu
iklim,tanah dan organisme lainnya. Faktor ini dapat membatasi serta mendorong
pertumbuhan dan produksi tanaman, sehingga untuk memperoleh produksi yang
tinggi dapat dilakukan dengan pengaturan faktor-faktor lingkungan sebaik
mungkin. Salah satu usaha untuk mengatur lingkungan ini adalah dengan
penambahan pupuk untuk pertumbuhan. Dalam penelitian ini digunakan pupuk
kascing sebagai pupuk organik. Kascing yaitu tanah bekas pemeliharaan cacing
merupakan produk sampingan dari budidaya cacing tanah yang berupa pupuk
organic sangat cocok untuk pertumbuhan tanaman karena dapat meningkatkan
kesuburan tanah. Kascing mengandung berbagai bahan yang dibutuhkan untuk
pertumbuhan tanamanya itu suatu hormon seperti giberellin, sitokinin dan auxin,
serta mengandung unsur hara (N,P,K, Mg dan Ca) serta Azotobactersp yang
merupakan bakteri penambat N non-simbiotik yang akan membantu memperkaya
unsur N yang dibutuhkan oleh tanaman (J. Sains MIPA, Edisi Khusus Tahun 2007).
Menurut Helminawati (2011), klasifikasi Ipomoea reptans. adalah sebagai
berikut:
Kingdom : Plantae
Sub-kingdom : Tracheobionta
Super divisi : Spermatophyta
Division : Magnoliophyta
Class : Magnoliopsida
Sub-class : Asteridae
Order : Solanales
Family : Convolvulaceae
Genus : Ipomoea
Warna buah hitam jika sudah tua dan hijau ketika muda. Buah kangkung
berukuran kecil sekitar 10 mm, dan umur buah kangkung tidak lama. Bentuk biji
kangkung bersegi-segi atau tegak bulat. Berwarna cokelat atau kehitam-hitaman,
dan termasuk biji berkeping dua. Pada jenis kangkung darat biji kangkung berfungsi
sebagai alat perbanyakan tanaman secara generatif (Faisal, 2016). Kangkung Darat
(Ipomoea reptans) dapat tumbuh pada daerah yang beriklim panas dan beriklim
9
dingin (Rahman, 2014).
Jumlah curah hujan yang baik untuk pertumbuhan tanaman ini berkisar
antara 1500-2500 mm/tahun (Faisal,2016). Tanaman kangkung dapat tumbuh di
dataran rendah sampai dataran tinggi dengan suhu 20 – 30 OC. Intensitas cahaya
matahari yang dibutuhkan tanaman kangkung tergolong sedang yaitu 200 – 400
footcandels. Sedangkan untuk kelembaban tergolong tinggi yaitu > 60%. Selama
fase pertumbuhannya, tanaman kangkung dapat berbunga, berbuah dan berbiji,
terutama jenis kangkung darat. Bentuk bunga seperti terompet dan daun mahkota
bunga berwarna putih. Buah kangkung berbentuk bulat yang di dalamnya terdapat
3 biji yang berfungsi sebagai alat perbanyakan tanaman secara generatif (Iskandar,
2018). Bentuk biji kangkung bersegi-segi atau agak bulat, berwarna coklat atau
kehitam-hitaman dan termasuk biji berkeping dua (Pertiwi, 2020).
10
BAB III. METODE PENELITIAN
11
sudut bedengan diberi pancang dan tali rafia agar ukurannya tiap bedengan
sama
Dalam satu lubang tanaman terdapat 2 benih untuk setiap tanaman, hal ini
bertujuan untuk mengindari gagal tumbuh benih pada tanaman, usahakan
posisi benih di dalam lubang tanam tegak lurus saat dimasukkan. Setelah
benih ditanam, lubang benih kangkung dan kedelai tersebut ditutup dan di
buat laringan di antara lubangnya, lalu diberi pupuk NPK 10-15 butir tiap
lerengan nya (total 6 lerengan ) karena itu di butuhkan pupuk NPK nya
sebanyak 100-150 butir yang bertujuan untuk mengendalikan dan membasmi
hama pada tanaman.
6. Pemeliharaan
12
Pemeliharaan dilakukan dengan pembersihan gulma pada bedengan yang
dilakukan sekali seminggu, penyiraman dilakukan sekali sehari (pagi atau sore
harisesuai dengan kondisi tanaman), penyisipan tanaman dilakukan pada saat
tanaman yang ditanam gagal tumbuh. Pemupukan dilakukan 2 kali selama
masa tanam. Pemupukan pertama dilakukan pada minggu ke-2 setelah tanam,
pemupukan kedua dilakukan pada minggu ke-6 setelah tanam. Pemberian
pupuk inidilakukan dengan cara membuat lubang melingkari tanaman.
Pembuatan lubang jangan terlalu dekat dengan tanaman dan juga jangan
terlalu jauh dari tanaman. Apabila lubang dibuat dekat dengan tanaman, dapat
menyebabkan tanaman mati karena pupuk tersebut bersifat panas jika belum
terurai dengan air. Penyemprotan insektisida dilakukan sebanyak sekali
selama masa tanam, dan pengamatan dilakukan sekali seminggu mulai dari
minggu pertama setelah tanam sampai pemanenan. Setelah tanaman
kangkung dan kedelai tumbuh membesar, dilakukan pengamatanpada tinggi
tanaman, lebar daun, panjang daun, luas daun, dan jumlah daun pada tanaman
kangkung dan kedelai. Untuk memudahkan dan didapatkan hasil yang akurat
dalam pengamatan tinggi tanaman, dapat digunakan penggaris untuk
membantu dalam proses pengukuran tanaman. Selanjutnya hitung panjang
dan lebar daun diukur dengan penggaris juga dan untuk luas daun di hitung
menggunakan rumus yaitu Panjang daun x lebar daun x konstanta (0,5 cm).
D. Variabel Pengamatan
1. Tanaman Kedalai
13
Pengamatan dilakukan sekali dalam seminggu. Untuk alat bantu
pengukuran diukur dengan penggaris. Untuk lebar daun diukur pada bagian
tengah daun.
D. Panjang Daun (cm)
2. Tanaman Kangkung
14
BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil
Sampel Rata-Rata
1 10,4
2 17,6
3 47,4
4 50
5 53,4
15
Tabel 2 Rata rata panjang daun kangkung
Sampel Rata-Rata
1 5
2 9
3 22,4
4 29,6
5 31,4
35
Rata-rata Panjang daun(cm)
30
25
20
15
10
0
1 2 3 4 5
Umur Tanaman (MST)
16
Tabel 3 Rata rata lebar daun kangkung
Sampel Rata-Rata
1 1,8
2 1,9
3 3,2
4 3,8
5 4
4.5
4
3.5
3
2.5
2
1.5
1
Rata-rata Lebar daun(cm)
0.5
0
1 2 3 4 5
Umur Tanaman (MST)
17
Tabel 4 Rata rata jumlah daun kangkung
Sampel Rata-Rata
1 7,6
2 12
3 15,6
4 24,2
5 27,4
30
Rata-rata Jumlah daun
25
20
15
10
0
1 2 3 4 5
Umur Tanaman (MST)
18
Tabel 5 Rata rata luas daun kangkung
Sampel Rata-Rata
1 4,55
2 8,65
3 36,2
4 56,25
5 62,8
70
Rata-rata Luas daun(cm)
60
50
40
30
20
10
0
1 2 3 4 5
Umur Tanaman (MST)
19
2.Tanaman Kedelai (Glycine max L.)
Sampel Rata-Rata
1 8.4
2 13,5
3 25,5
4 34,2
5 42,8
6 45,4
7 48
8 50,8
20
Rata-rata tinggi tanam
40
30
20
10
0
1 2 3 4 5 6 7 8
Umur tanaman (MST)
21
Tabel 7 Rata rata panjang daun kedelai
Sampel Rata-Rata
1 4,4
2 5,3
3 8,3
4 11,6
5 12,6
6 14,9
7 16,8
8 17,2
16
14
12
10
8
6
4
2
0
1 2 3 4 5 6 7 8
Umur tanaman (MST)
22
Tabel 8 Rata rata lebar daun kedelai
Sampel Rata-Rata
1 2,86
2 3,5
3 4,7
4 5,96
5 6,84
6 8,2
7 9,6
8 9,9
23
Rata
2
0
1 2 3 4 5 6 7 8
Umur tanaman (MST)
24
Tabel 9 Rata rata jumlah daun tanaman kedelai
Sampel Rata-Rata
1 2,2
2 3
3 4
4 7
5 8
6 9,8
7 10,8
8 10,8
25
Ra
2
0
1 2 3 4 5 6 7 8
Umur tanaman (MST)
26
Tabel 10 Rata rata luas daun kedelai
Sampel Rata-Rata
1 6,283
2 9,275
3 19,53
4 34,66
5 42,36
6 61,2
7 74,7
Luas
8 Daun Tanaman Kedelai 85,25
90
80
Rata-rata luas daun (cm2)
70
60
50
40
30
20
10
0
1 2 3 4 5 6 7 8
Umur tanaman (MST)
27
B. Pembahasan
Budidaya tanaman yang sudah dilakukan dalam pratikum Dasar-Dasar
Agronomi kali ini adalah budidaya tanaman kangkung dan tanaman kedelai.
Praktikum yang dilakukan bukan hanya sekedar menanam tanaman kangkung dan
kedelai namun praikum ini di lakukan untuk mengetahui faktor-faktor yang
mempengaruhi pertumbuhan tanaman kangkung dan kedelai tersebut.
1. Tanaman Kedelai
28
mana tujuan dari kegiatan perendaman tersebut di antara lain adlah untuk
memastikan dan mempercepat proses perkecambahan pada benih tersebut, lalu
juga ada fungsinya yang lain yaitu untuk membantu mengaktivasi enzim yang ada
dalam biji atau benih tanaman kangkung dan kedelai tersebut, dan fungsi lainnya
juga dapat untuk mencegah atau mengurangi kesemaptan terkena penyakit yang
mungkin akan di alami benih tersebut ketika tumbuh.
Pratikum yang kami lakukan ini juga di harapkan menjadi sebuah data yan
konkrit sehingga dapat dijadikan acuan dalam membudidayakan tanman kangkung
dan kedelai oleh para petani atau orang yang memiliki niat untuk memulai
budidaya tanaman kangkung dan kedelai tersebut.
Pratikum yang dapat memberikan data yang baik menunjukkan proses
pratikum itu berjalan dengan baik dan dapat di jadikan bahann penelitian
selanjutnya dan dapat juga di sebar luaskan hasil pratikum tersebut agar dapat
bermanfaat bagi orang banyak
Pengamatan terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman kangkung dan kedelai
menunjukkan perbedaan satu tanaman dengan yang lainnya. Ini terlihat dari semua
tabel yang ditampilkan pada hasil pengamatan di atas. Pengamatan terhadap
pertumbuhan terlihat pada tinggi tanaman, panjang daun, lebar daun, luas daun,
dan jumlah helai daun. Semua perubah pengamatan ini menunjukkan hasil yang
tidak sama. Perbedaan ini di duga disebabkan oleh kemampuan dari masingmasing
tanaman dalam menyerap unsur hara dan air.
Peningkatan variable pengamatan terjadi tiap minggu pada setiap sampel yang
di uji, ini di karenakan unsur hara yang di butuhkan tanaman terpenuhi dalam
jumlah yang cukup. Misalnya pada tabel pengamatan tinggi tanaman kedelai dapat
di lihat pada minggu ke-3 terjadi peningkatan yang signifikan, salah satu alasannya
adalah karena telah dilakukannya pemupukan pada minggu sebelumnya
menggunakan pupuk NPK.
Peningkatan pertumbuhan tersebut di sebabkan oleh unsur N pada pupuk NPK
yang mana unsusr N tersebut berfungsi mempercepat pertumbuhan (tinggi
tanaman, panjang daun, lebar daun, luas daun, dan jumlah daun.
Sedangkan terkadang juga terjadi kerusakan pada daun tanaman kedelai
dikarenakan beberapa faktor yaitu kekurangan unsur N dan juga karena serangan
29
hama oleh karena itu di butuhkan juga pemberian Inteksida yang berguna untuk
mencegah hama medekati tanaman budidaya kita tersebut, sehingga jumlah daun
yang dimiliki oleh tanaman budidaya kita tetap terjaga dan terus meningkat.
Pestisida atau inteksida yang digunakan diharapkan menggunakan pestisida
yang berbahan alami atau berasal dari alam bukan mengunkan zat kimia sintesis,
karena penggunaan pestisida buatan pabrik yang menggunakan zat kimia sintesisi
dapat merusak tanah dan alam lingkungan sekitar tanaman budidaya tersebut.
Selain dari pemupukan dan pemberian Inteksida, kegiatan pemeliharaan yang
mempengaruhi peningkatan variable pengamatan yang dilakukan adalah kegiatan
penyiraman, air merupakan nutrisi utama bagi tanaman oleh karena itu dibutuhkan
penyiraman yang rutin dan berlanjut pada tanaman budidaya kita tersebut. Namun
kebanyakan air juga tidak baik oleh karena itu pemeberian air dilakukan secara
terjadwal.
Selanjutnya diperlukan juga pengamatan dan pengawasan terhadap
OPT(Organisme Pengganggu Tanaman) seperti Hama, Penyakit, dan Gulma. Untuk
penanganan atau pemeliharaan gulma dapat dengan melakukan penyiangan yang
mana termasuk dari salah satu proses pemeliharaan tanaman budidaya dari
OPT(Orgaisme Pengganggu Tanaman) yaitu gulma, yang mana dilakukan
pencabutan gulma dan tanah di sekitar situ di gemburkan kembali.
Terakhir proses pemanenan tanaman budidaya kacang kedelai di lakukan ketikan
tanaman kacang kedelai tersebut telah menunjukkan ciri-ciri atau tandatanda yang
mana di antaranya adalah daun tanman kedelai tersebut sudaah mulai menguning
dan beberapa daun sudah mudah rontok, polong biji tanaman kacang kedelai
tersebut mengering dan berwarna kecoklatan. Dan ketika tanaman kacang kedelai
tersebut menunjukkan beberapa ciri-ciri atau tanda-tanda tanaman kacang kedelai
tersebut siap untuk di panen, maka segerakan panen tanaman kacang kedelai
tersebut. Yaitu dengan cara memotong batang tanaman kacang kedelai tersebut atau
dengan menggunakan sabit atau menyabit dengan sabit.
2. Tanaman Kangkung
Untuk pembahasan terkait tanaman kangkung pada hasil pratikum yang saya
lakukan tidak jauh berbeda dengan pembahasan tanaman kedelai, tetapi juga ada
beberapa pembahasan yang lebih spesifik terkait tanaman kangkung ini di antara
30
lain seperti peningkatan variable pengamatan terjadi tiap minggu pada setiap
sampel yang di uji, ini di karenakan unsur hara yang di butuhkan tanaman
terpenuhi dalam jumlah yang cukup. Misalnya pada tabel pengamatan tinggi
tanaman kangkung dapat di lihat pada minggu ke-3 terjadi peningkatan yang
signifikan, salah satu alasannya adalah karena telah dilakukannya pemupukan
pada minggu sebelumnya menggunakan pupuk NPK.
Peningkatan pertumbuhan tersebut di sebabkan oleh unsur N pada pupuk NPK
yang mana unsusr N tersebut berfungsi mempercepat pertumbuhan (tinggi
tanaman, panjang daun, lebar daun, luas daun, dan jumlah daun. Sedangkan
terkadang juga terjadi kerusakan pada daun tanaman kangkung dikarenakan
beberapa faktor yaitu kekurangan unsur N dan juga karena serangan hama oleh
karena itu di butuhkan juga pemberian Inteksida yang berguna untuk mencegah
hama medekati tanaman budidaya kita tersebut, sehingga jumlah daun yang
dimiliki oleh tanaman kangkung kita tetap terjaga dan terus meningkat.
31
BAB V. PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
32
DAFTAR PUSTAKA
Adie M dan Krisnawati A., 2016. Keragaan Hasil dan Komponen Hasil Biji
Kedelai Pada Berbagai Agroekologi. Prosiding Seminar Hasil
Penelitian Tanaman Aneka Kacang dan Umbi. Malang: Pemulia
Kedelai Balitkabi.
33
LAMPIRAN
Lampiran 1
PENGAMATAN
PENGAMATAN
34
kedelai 5 13,5 cm 5,2 cm 3,5 cm 3 9,1 scm
35
PENGAMATAN
Kedelai 2 25 cm 8 cm 4,5 cm 4 18 cm
cm
PENGAMATAN
Kedelai 1 32 cm 11 cm 6 cm 6 33 cm
Kedelai 2 34 cm 11cm 6 cm 8 33 cm
Kedelai 5 45 cm 14 cm 6 cm 8 42 cm
36
PENGAMATAN
Kedelai 2 49 cm 12 cm 7,5 cm 9 45 cm
Kedelai 3 38 cm 13 cm 7 cm 7 42 cm
Lampiran 2.
PENGAMATAN
daun
Kangkung 12 7 2 8 7
Kangkung 9 5 2 6 5
37
Kangkung 10 4 1,5 9 3
Kangkung 10 4 2 6 4
PENGAMATAN
Kangkung 18 9 2 15 9
Kangkung 18 10 2 12 10
Kangkung 20 9 2 12 9
Kangkung 17 10 2 9 10
PENGAMATAN
38
TINGGI Panjang Lebar Jumlah LUAS
Daun Daun Daun Daun
(cm)
TANAMAN (cm) (cm) (cm2)
Kangkung 60 32 3,5 14 56
Kangkung 46 20 3 17 30
Kangkung 45 20 3,5 14 35
Kangkung 42 20 3 13 30
Kangkung 44 20 3 20 30
PENGAMATAN
Kangkung 65 35 4 23 70
Kangkung 47 26 4 27 52
Kangkung 47 28 4 20 56
39
Kangkung 46 29 3,5 21 50,75
PENGAMATAN
Kangkung 68 36 4 27 72
Kangkung 50 28 4 30 56
Kangkung 50 31 4 27 62
Kangkung 52 32 4 25 64
Kangkung 47 30 4 28 60
40
Lampiran 3. Kegiatan Praktikum
DOKUMENTASI KETERANGAN
1. Pembukaan Lahan
Membersihkan lahan dan penggemburan
tanah, dilakukan untuk memperbaiki
kondisi tanah menjadi gembur
41
3. Pemupukan dan
Pengapuran Tanah
Selanjutnya bedengan yang sudah
dibuat di gemburkan kembali dandi
berikan pupuk kompos dan kapur
dolomit dengantujuan menetralkan
PH tanah.
42
4. Persiapan Benih
5. Penanaman
6. Pemupukan
43
7. Penyiraman
8. Penyemprotan Pestisida
9. Pengukuran Kedelai
Tiap Minggu
44
10. Pengukuran
Kangkung Tiap
Minggu
11. Panen
45
1. Kangkung = jarak tanam 20x15 cm
Dosis = 5kg/Bedengan = 5.000g/Bedengan
1 Bedengan = 7x12 lubang
=84 tanaman
= 59-60g/tanaman
Perhitungan pupuk = 40 x 70 =2800 cm2
Jumlah tanaman = 100.000.000/2800 = 35.714
Dosis pupuk = 150.000/35.714 = 4,2 /tanaman
46