2021/2022
KATA PENGANTAR
Assalamu'alaikum Wr Wb.,
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan karunianya
sehingga Buku Panduan Praktikum Teknik Formulasi & Produksi
Biofarming Fakultas Pertanian UMY tahun 2021/2022 telah dapat
diselesaikan. Buku panduan ini merupakan penyempurnaan dari edisi
sebelumnya, sebagai pedoman bagi mahasiswa Program Studi
Agroteknologi dalam melaksanakan praktikum dan memberikan petunjuk
praktis agar mahasiswa mendapatkan gambaran secara jelas dalam
melakukan formulasi dan produksi pupuk hayati, biopestisida dan rekayasa
tanaman.
Terimakasih disampaikan kepada Innaka Ageng Rineksane, SP.MP,
PhD Dr. Siti Aisyah, SP. MP Ir. Agung Astuti, M.Si Ir. Mulyono, MP.
Genesiska, S.Si.MSc. Taufiq Hidayat, SP.MSc. atas kontribusi dalam
penyempurnaan buku Panduan ini. Terimakasih kepada Sumarsih yang telah
berkontribusi dalam editing serta dan semua pihak yang telah ikut membantu
dalam penyelesaian buku ini.
Kami menyadari masih terdapat kekurangan dalam buku Panduan
Praktikum ini, untuk itu kritik dan saran terhadap penyempurnaan buku ini
sangat diharapkan. Semoga buku Panduan Praktikum ini bermaanfaat bagi
mahasiswa Agroteknologi khususnya dan bagi semua pihak yang
membutuhkan.
Wassalamu'alaikum Wr Wb.
Agustus 2021
Koordinator Praktikum &
Penyusun Buku,
Ir. Agung Astuti, MSi
ii
DAFTAR ISI
Kata Pengantar..................................................................... i
Daftar Isi .............................................................................. iii
Tata Tertib ........................................................................... vii
Pembuatan Ekstrak Pestisida Nabati ................................... 2
Pengamatan Fisik ................................................................... 3
Aplikasi ke OPT..................................................................... 3
Produksi Jamur Untuk Biopestisida ......................................... 6
Produksi dan Aplikasi Bakteri Untuk Biopestisida .................... 15
Produksi Aktivator dan Aplikasi Dekomposisi Bahan Organik .. 18
Produksi Inokulum Mikoriza dan Aplikasinya .......................... 20
Produksi Inokulum Pelarut Phosfat dan Aplikasinya ................. 22
Produksi Inokulum Rhizobium sp. dan Aplikasinya .................. 24
Produksi Inokulum Azolla Dan Aplikasinya ............................. 26
Produksi Inokulum Rhizobacteri Dan Aplikasinya .................... 27
Isolasi DNA Dengan Kit ......................................................... 30
PCR (Polymerase Chain Reaction) .......................................... 32
Elektroforesis ......................................................................... 35
Daftar Pustaka........................................................................ 37
iii
iv
ACARA
A. BIOPESTISIDA KIMIA
1. Produksi dan Aplikasi Biopestisida nabati
2. Produksi dan Aplikasi
Biofungisida/biobakterisida nabati
B. BIOPESTISIDA MIKROBIA
1. Produksi dan Aplikasi Jamur untuk Biopestisida
2. Produksi dan Aplikasi Bakteri untuk Biopestisida
D. REKAYASA TANAMAN
1. Deteksi DNA insert pada tanaman transgenik
2. Amplifikasi DNA insert dari tanaman
transgenik dengan PCR
3. Checking DNA insert dengan
elektroforesis
v
vi
TATA TERTIB
Sebelum Praktikum
1. Praktikan berpakaian sopan mengikuti aturan yang telah
ditetapkan oleh Universitas Muhammadiyah Yogyakarta
2. Praktikan wajib mempelajari acara praktikum pada hari itu
(lihat acara dan jadual praktikum)
3. Praktikan harus siap di laboratorium 10 menit sebelum
praktikum dimulai. Bagi yang terlamabt lebih dari 10 menit
tidak diijinkan mengikuti praktikum
4. Praktikan memberikan surat ijin secara tertulis dan dapat
dipercaya jika berhalangan hadir
5. Membawa buku catatan, ballpoint, pensil 2B, kain lap/
serbet dan korek api
Selama Praktikum
1. Praktikan harus membawa jas praktikum dan dipakai waktu
akan masuk laboratorium
2. Co- asisten mengadakan test acara yang bersangkutan
selama 10- 15 menit
3. Asisten memberikan asistensi acara yang bersangkutan
selama 15- 30 menit
4. Praktikan wajib mematuhi petunjuk- petunjuk yang
diberikan asisten
5. Bekerja dengan hati- hati dan jika merusakkan alat harus
segera dilaporkan asisten serta menjadi tanggung jawab
praktikan yang bersangkutan
6. Sepuluh menit sebelum praktikum berakhir maka praktikan
harus bersiap- siap untuk membuat laporan
7. Praktikan membuat laporan sementara yang disyahkan oleh
asisten/ co-asisten
vii
Setelah Praktikum
1. Praktikan harus membuat laporan sesuai petunjuk asisten
dan diserahkan pada praktikum acara berikutnya (3- 4 hari
setelah praktikum)
2. Jika tidak membawa laporan atau sebelum selesai 75%
(sampai pembahasan) maka akan diberi tugas khusus
3. Praktikan harus membuat Proposal Proyek Penelitian dan
dipresentasikan pada acara VIII
4. Praktikan harus membuat laporan Proyek Penelitian dan
dipresentasikan
Lain- Lain
1. Praktikan harus mengikuti semua acara
2. Praktikum dianggap gagal apabila tidak mengikuti semua
acara yang ditetapkan: tidak mengikuti pengamatan, tidak
membuat laporan, maupun tidak ikut responsi
viii
A. BIOPESTISIDA KIMIA
1
ACARA I
PEMBUATAN EKSTRAK PESTISIDA NABATI
2
ACARA II
PENGAMATAN FISIK
2. Formulasi Tepung
Hasil ekstrak 100 ml dicampur dengan 50 gram tepung
zeolit, diaduk sampai rata, dikering anginkan atau di hair
dryer, sesudah kering baru dipak/ dibungkus dengan plastik,
kemudian dimasukkan dalam dus dengan diberi label.
3. Formulasi Butiran
Hasil ekstrak 100 ml dicampur dengan 50 gram pasir,
diaduk sampai rata, kering anginkan kemudian dibungkus
dengan plastik, dimasukkan ke dalam dus & diberi label.
5
ACARA I
PRODUKSI JAMUR UNTUK BIOPESTISIDA
6
A. Pembuatan media inokulum
Cara kerja:
1. Dedak gandum/ beras diletakkan ke dalam baskom dan
diberi air, kemudian diremas- remas hingga basah dan
homogen
2. Dikukus selama 15 menit kemudian diangkat dan diangin-
anginkan
3. Setelah dingin dedak beras/ bekatul diberi Chlorampenicol
200 ml/ kg (0,1%) dan diaduk hingga merata
4. Kemudian dimasukkan dalam plastik 0,5 kg sebanyak
100 g/ kantong plastik, kemudian dilipat
5. Setelah itu dimasukkan dalam Autoklaf untuk disterilkan
selama 15 menit, tekanan 1 atm dan suhu 121oC
6. Medium yang sudah disterilkan dibiarkan didalam
otoklaf dan diinkubasi selama 24 jam
7. Medium disterilkan lagi dalam Autoklaf untuk
disterilkan selama 15 menit, tekanan 1 atm dan suhu
121oC
8. Medium dedak gandum/ beras diangkat dan didinginkan
dalam ruang inokulasi, siap untuk diinokulasi
b. Medium Jagung
Bahan- bahan yang diperlukan:
1. Jagung 1 kg
2. Akuades 500 ml
3. Chlorampenicol (0,1%) 200 ml
7
Cara kerja:
1. Jagung dicuci sampai bersih, kemudian ditiriskan dan
dimasukkan kedalam dandang
2. Dikukus dan disiram air yang mendidih sebanyak 4 kali
atau sampai jagung matang dan diangkat diangin-
anginkan
3. Setelah dingin jagung diberi Chlorampenicol 200 ml/ kg
(0,1%) dan diaduk hingga merata
4. Kemudian dimasukkan dalam plastik 0,5 kg sebanyak 100
g/ kantong plastik, kemudian dilipat
5. Setelah itu dimasukkan dalam Autoklaf untuk disterilkan
selama 15 menit, tekanan 1 atm dan suhu 121oC
6. Medium yang sudah disterilkan dibiarkan didalam otoklaf
dan diinkubasi selama 24 jam
7. Medium disterilkan lagi dalam Autoklaf untuk disterilkan
selama 15 menit, tekanan 1 atm dan suhu 121oC
8. Medium jagung diangkat dan didinginkan dalam ruang
inokulasi, siap untuk diinokulasi
c. Medium Beras
Bahan- bahan yang diperlukan:
1. Beras 1 kg
2. Akuades 500 ml
3. Chlorampenicol (0,1%) 200 ml
Cara kerja:
1. Beras dicuci sampai bersih, tiriskan dan masukkan
kedalam dandang
2. Dikukus dan disiram air mendidih 2 kali atau sampai
beras matang kemudian diangkat dan diangin- anginkan
3. Setelah dingin beras diberi Chlorampenicol 200 ml/ kg
(0,1%) dan diaduk hingga merata
4. Kemudian dimasukkan dalam plastik 0,5 kg sebanyak
100 g/ kantong plastik, kemudian dilipat
5. Setelah itu dimasukkan dalam Autoklaf untuk disterilkan
8
selama 15 menit, tekanan 1 atm dan suhu 121oC
6. Medium yang sudah disterilkan didalam Autoklaf dan
diinkubasi selama 24 jam
7. Medium disterilkan lagi dalam Autoklaf untuk
disterilkan selama 15 menit, tekanan 1 atm dan suhu
121oC
8. Medium beras diangkat dan didinginkan dalam ruang
inokulasi, siap untuk diinokulasi
Cara kerja:
1. Menyalakan lampu Bunsen
2. Jarum ose dicelupkan dalam desinfektan dan dipanaskan
diatas lampu Bunsen
3. Jamur diambil dengan menggunakan jarum ose dengan
didekatkan pada lampu Bunsen
4. Jamur yang sudah diambil lalu diinokulasikan pada
medium dedak gandum dan jagung yang sudah ada
9
5. Medium diratakan dan plastik dilipat dibentuk segitiga,
kemudian distepler dan diisolasi
6. Kemudian bibit jamur yang sudah diinokulasi, diinkubasi
selama 21 hari sampai terbentuk spora jamur
7. Jamur yang diinkubasi dipelihara dengan
disemprot menggunakan alkohol 70% setiap 2 hari sekali
8. Amati:
a. Berat miselia
Berat miselia diperoleh dari hasil penimbangan berat awal
media inokulum dikurangi berat akhir inokulum setelah
inkubasi
b. Kadar air inokulum
Penghitungan kadar air dilakukan dengan cara
penimbangan setelah pengeringan oven pada suhu 40 oC
selama 1 jam dengan 3 kali pengovenan, dengan rumus:
c-a
x 100%
b-a
Keterangan: a = berat mangkok kosong
b = berat mangkok dan inokulum
basah c = berat mangkok dan
inokulum setelah
pengeringan
c. Jumlah Spora
Penghitungan jumlah spora dengan Haemacytometer
dengan rumus:
txd
S= x 106
n x 0,25
S = Jumlah spora per gram
t = Banyaknya spora yang dihitung perkotak
perhitungan
d = Tingkat pengenceran
n = Banyaknya kotak kecil yang diamati
10
d. Viabilitas spora
Dihitung dengan metode plate count pada PDA +
chlorampenicol 0,1% dengan seri pengenceran 10 5, 106,
107 dan ditentukan jumlah spora viable per gram bahan x
faktor pengenceran.
Cara kerja:
1. Buat larutan inokulum Beaveria bassiana dengan
konsentrasi 50 g/ l, dengan cara menimbang inokulum
Beauveria bassiana sebanyak 50 g kemudian
tambahkan akuades sebanyak 1 liter
2. Remas- remas inokulum tersebut hingga jamur
terpisah dari carrier, lalu diamkan selama 15-30 menit
hingga mengendap.
3. Tuang larutan cair ke dalam botol sprayer tambah
deterjen 1% sebg surfaktan, atur noszel hingga
semprotan berkabut, kemudian aplikasikan ke
tanaman padi yang ada werengnya.
4. Amati:
a. Uji Toksisitas:
- Persentase Mortalitas (%)
Mortalitas dilakukan dengan cara menghitung hama
wereng yang mati setelah diaplikasikan
jamur
Beuvaria bassiana. dari berbagai media perbanyakan,
dilakukan setiap hari selama satu minggu.
- Kecepatan kematian (ekor/hari)
12
Pengamatan dilakukan untuk mengetahui kecepatan
mortaliatas serangga wereng. setelah diaplikasikan
dengan jamur Beauveria bassiana. Dengan
menggunakan rumus:
14
ACARA II
PRODUKSI DAN APLIKASI BAKTERI UNTUK BIOPESTISIDA
17
ACARA I
PRODUKSI AKTIVATOR DAN APLIKASI DEKOMPOSISI
BAHAN ORGANIK
PRAKTIKUM 1
PEMBUATAN AKTIVATOR
PRAKTIKUM 2
DEKOMPOSISI BAHAN ORGANIK
PRAKTIKUM 3
APLIKASI BAHAN ORGANIK PADA TANAMAN
Cara kerja :
1. Siapkan media tanam dalam polibag @ 5 Kg
2. Masukkan kompos jerami sesuai aturan dan biarkan
1 minggu
3. Tanam benih/ bibit di lubang tanam
4. Pemeliharaan selama 4 minggu dengan pemberian air
dan pengendalian hama/ penyakit
5. Pengamatan meliputi :
a. Panjang akar
b. Pola percabangan akar
c. Berat segar akar
d. Berat segar tanaman
e. Tinggi tanaman
f. Luas daun
19
ACARA II
PRODUKSI INOKULUM MIKORIZA DAN APLIKASINYA
PRAKTIKUM 1
PERBANYAKAN MIKORIZA
Cara Kerja:
1. Ambil tanah rhisozfer tanaman pandan- pandanan/ nanas-
nanasan/ jagung yang mengandung spora mikoriza,
sebanyak 4-8 kg dan dimasukkan dalam polybag
2. Tanam 2- 3 butir benih jagung
3. Pemeliharaan 2 bulan dg penyiraman, lalu 1 bulan tanpa
siram
4. Potonglah pangkal batang dan cacah akarnya lalu kering
anginkan bersama media tanam, sudah menjadi crude
inokulum MVA
5. Cek % infeksi MVA dengan rumus :
A
= X 100 %
B
A = jumlah akar yang terinfeksi
B = jumlah total akar yang diamati
6. Cek jumlah spora MVA dengan metode isolasi spora
MVA metode penyaringan basah bertingkat, lalu tuang di
cawan petri dan diamati dengan mikroskop disekting dan
hitung jumlah spora/100 g tanah
7. Apabila jumlah spora ± 60 spora/ 100 gram tanah dan
persentase infeksi MVA 80- 10% maka inokulum cukup
40 gram/ tanaman. Jika spora < 60 spora/100 gram maka
jumlah inokulum ditingatkan.
20
PRAKTIKUM 2
APLIKASI INOKULUM MIKORIZA PADA TANAMAN
JAGUNG
Cara kerja :
1. Siapkan media tanam dalam polibag @ 5 Kg
2. Masukkan inokulum mikoriza sesuai aturan
3. Tanam benih/bibit di lubang tanam
4. Pemeliharaan selama 4 minggu dengan pemberian
pupuk, air dan pengendalian hama/penyakit
5. Pengamatan meliputi :
a. Persentase infeksi MVA
b. Panjang akar
c. Pola percabangan akar
d. Berat segar akar
e. Berat segar tanaman
f. Tinggi tanaman
g. Luas daun
21
ACARA III
PRODUKSI INOKULUM PELARUT PHOSFAT DAN
APLIKASINYA
PRAKTIKUM 1
PERBANYAKAN JAMUR ATAU BAKTERI PELARUT
PHOSFAT
22
PRAKTIKUM 2
APLIKASI INOKULUM PELARUT PHOSFAT PADA
TANAMAN
Cara kerja :
1. Siapkan media tanam dalam polibag @ 5 Kg
2. Tanam benih/bibit di lubang tanam
3. Masukkan inokulum Pelarut Phosfat 10-15 ml/tanaman
4. Pemeliharaan selama 4 minggu dengan pemberian
zeolit, pupuk, air dan pengendalian hama/penyakit
5. Pengamatan meliputi :
a. Panjang akar
b. Berat segar akar
c. Pola percabangan akar
c. Berat segar tanaman
d. Tinggi tanaman
e. Luas daun
23
ACARA IV
PRODUKSI INOKULUM Rhizobium sp. DAN APLIKASINYA
PRAKTIKUM 1
ISOLASI DAN PEMBUATAN INOKULUM Rhizobium sp.
Cara kerja :
1. Pilih nodul akar yang masih segar.
2. Sterilkan nodul akar tersebut dengan larutan sublimat atau
alkohol 70 % dalam cawan petri steril selama 2- 6 menit.
Selanjutnya di cuci dengan air steril 3- 5 kali. Nodul ditumbuk
hingga keluar cairan berwarna merah (suspensi bakteroid).
3. Ambil 1 ose suspensi nodul akar, kemudian buatlah goresan
pada permukaan YMA di petridish. Pada bekas goresan
tersebut akan tertinggal sedikit suspensi Rhizobium sp., lalu
goreskan lagi ke medium agar dengan ose yang telah dibakar
sebelumnya.
4. Balikkan cawan petri yang telah diberi etiket, kemudian
inkubasikan pada temperatur kamar.
5. Pada akhir goresan biasanya tumbuh koloni yang terpisah-
pisah dan dapat diisolasi. Tiap koloni yang terpisah
kemungkinan berasal dari satubakteri Rhizobium sp.
6. Pilih dari masing- masing tipe koloni berwarna merah jambu,
satu koloni saja yang merupakan satu jenis Rhizobium sp.
Identifikasi bentuk koloni, struktur dalam, bentuk tepi dan
elevasinya.
7. Ambil secara aseptik dengan ose satu koloni yang dikehendaki
dan suspensikan dalam air steril.
8. Periksa morfologi selnya dibawah mikroskop dengan
pengecatan gram. Gambar bentuk selnya.
24
PRAKTIKUM 2 |
PEMURNIAN DAN PERBANYAKAN Rhizobium sp.
Cara kerja pemurnian dan perbanyakan:
1. Pindahkan masing- masing jenis hasil isolasi ke dalam
Medium YMA miring dan medium YMC pada tabung reaksi
2. Inkubasikan pada temperatur kamar yang sesuai selama 24-
48 jam.
3. Uji kembali kemurniannya dengan pengecatan gram.
4. Jika dari tiap tabung hanya terdapat satu macam Rhizobium sp.
maka isolasi tersebut telah berhasil.
5. Koloni bakteri yang telah murni selanjutnya diperbanyak pada
YMC di elenmeyer, gojog kultur selama 48 jam (10 -8 CFU/
ml).
6. Inokulum cair Rhizobium sp siap di inokulasikan pada tanaman
sebanyak 10-15 ml/ tanaman.
PRAKTIKUM 3
APLIKASI INOKULUM Rhizobium sp. PADA TANAMAN
KEDELAI
Cara kerja :
1. Siapkan media tanam dalam polibag @ 5 Kg
2. Tanam benih/ bibit di lubang tanam
3. Masukkan inokulum Rhizobium sp. 10-15 ml/tanaman
4. Pemeliharaan selama 4 minggu dengan pemberian pupuk,
air dan pengendalian hama/penyakit
5. Pengamatan meliputi :
a. Sebaran nodul e. Panjang akar
b. Jumlah nodul f. Berat segar akar
c. Persentase nodul g. Berat segar tanaman
efektif h. Tinggi tanaman
d. Berat nodul i. Luas daun
25
ACARA V
PRODUKSI INOKULUM AZOLLA DAN APLIKASINYA
PRAKTIKUM 1
PERBANYAKAN AZOLLA DAN PENGKOMPOSAN
INOKULUM AZOLLA
Cara kerja :
1. Taruhlah tanah sawah dalam bak plastik setebal 35 cm, lalu
tuang air dipermukaan setebal 35 cm
2. Letakkan Azolla di permukaan air
3. Perawatan selama 4 minggu dengan menyemprotan larutan
SP-36
4. Panenlah Azolla lalu komposkan
5. Kompazolla siap digunakan sebagai pupuk hayati dengan
mencampur pada lubang tanam 5 gram/ tanaman
PRAKTIKUM 2
APLIKASI INOKULUM AZOLLA PADA TANAMAN SELADA
Cara kerja :
1. Siapkan media tanam dalam polibag @ 5 Kg
2. Masukkan inokulum Kompazolla 5 gram /tanaman
3. Tanam benih/bibit selada di lubang tanam
4. Pemeliharaan selama 4 minggu dengan pemberian pupuk,
air dan pengendalian hama/penyakit
5. Pengamatan meliputi :
a. Panjang akar
b. Berat segar akar
c. Pola percabangan akar
d. Berat segar tanaman
e. berat kering tanaman
f. Tinggi tanaman
g. Luas daun
26
ACARA VI
PRODUKSI INOKULUM Rhizobacteri DAN APLIKASINYA
PRAKTIKUM 1
PERBANYAKAN Rhizobacteri
PRAKTIKUM 2
APLIKASI INOKULUM PELARUT PHOSFAT PADA
TANAMAN
Cara kerja :
1. Siapkan media tanam dalam polibag @ 5 Kg
2. Tanam benih/bibit di lubang tanam padi
3. Masukkan inokulum Rhizobacteri 10-15 ml/tanaman
4. Pemeliharaan selama 4 minggu dengan pemberian pupuk,
air dan pengendalian hama/penyakit
5. Pengamatan meliputi :
a. Panjang akar d. Jumlah anakan
b. Berat segar akar e. Berat segar tanaman
c. Pola percabangan f. Tinggi tanaman
akar g. Luas daun
27
28
C. REKAYASA TANAMAN
29
ACARA I
ISOLASI DNA DENGAN KIT
Tujuan:
1. Mahasiswa mampu memahami teknik isolasi DNA dari
tanaman
2. Mahasiswa mampu melakukan isolasi DNA dari tanaman
Bahan:
1. Daun seedling padi/ kalus padi hasil transformasi
30
2. Larutan/ buffer elusi
3. Isopropanol/ alkohol 70%
4. Es Batu
5. Akuades steril/ larutan TE
Alat:
1. Mortar & pestle 1 4. Spidol label (marker)
pasang yang telah 5. Sterofoam
dibungkus aluminum 6. Spatula/Sendok logam
foil dan disimpan 7. Water Bath
dalam Freezer 8. Tempat Es
2. Eppendorf 9. Pembuangan tips
3. Mikropipet
Cara Kerja:
1. Ukur daun seedling padi kira-kira 4 cm/kalus padi hasil
transformasi dan digerus menggunakan mortal & pestle
(jangan terlalu lembut)
2. Tambah buffer elusi 800µL, kemudian masukkan dalam
eppendorf dan diinkubasi dalam waterbath (suhu 65°C) selama
30 menit dan setiap 10 menit dibolak-balik
3. Ambil dan angkat eppendorf dari waterbath dan didiamkan di
suhu ruang selama 2 menit
4. Sentrifus 11.000 rpm selama 10 menit, maka cairan akan
terpisah menjadi 2 lapis
5. Ambil supernatan (cairan bagian atas) dengan mikropipet
secara hati-hati dan tambahkan 500µL alkohol 70%
6. Sentifus supernatant 11.000 rpm selama 5 menit
7. Buang cairan atasnya kemudaian dikeringanginkan di dalam
LAF
8. Setelah agak kering, tambahkan 50µL akuades steril atau
50µL larutan TE
9. Inkubasi dalam suhu 37°C selama 5 menit
10. Larutan DNA disimpan pada suhu 4°C
31
ACARA II
PCR (Polymerase Chain Reaction)
32
Salah satu cara untuk mengetahui keberhasilan isolasi
DNA dan PCR adalah dengan menggunakan teknik
Elektroforesis. Elektroforesis adalah teknik pemisahan molekul
bermuatan berdasarkan perbedaan tingkat migrasinya dalam
sebuah medan listrik.
Medan listrik dialirkan pada suatu medium yang
mengandung sampel yang akan dipisahkan. Teknik ini dapat
digunakan dengan memanfaatkan muatan listrik yang ada pada
DNA yang bermuatan negatif. Jika molekul yang bermuatan
negatif dilewatkan melalui suatu medium, kemudian dialiri arus
listrik dari kutub negatif ke kutub positif, maka DNA tersebut
akan bergerak ke kutub positif. Pembacaan data elektroforesis
dilakukan dengan penyinaran sinar ultraviolet. Perendaman gel
agarose yang berisi DNA hasil elektroforesis dalam ethidium
bromide memungkinkan dapat terbacanya seberapa jauh
pergerakan DNA selama elektroforesis sehingga dapat diketahui
ukuran DNA hasil PCR tersebut.
Tujuan:
1. Mahasiswa mampu memahami dan melakukan amplifikasi
DNA menggunakan teknik PCR
2. Mahasiswa mampu memahami dan melakukan
teknik elektroforesis
Bahan:
1. PCR Mix
2. DNA Template
3. Primer
4. Kertas Parafilm
Alat:
1. Mikropipet (0.2-2)µl/10µl
2. Eppendorf kecil 1
3. Sarung Tangan
33
4. Alat PCR
Cara Kerja:
1. Buatlah Reaksi PCR yang terdiri atas:
- DNA template 2 µL
- PCR Mix 22 µL
- Primer 2 µL
- Distilled water ---
Volume total 25 µL
2. Masukkan tiap komponen satu persatu ke dalam tabung
ependorf kecil, untuk mencampurkan ketuk-ketuk dengan
jari
3. Masukkan Eppendorf PCR dalam mesin Thermocycler (Alat
PCR), dan set program PCR nya sebagai berikut:
Lid : 104°C
Pre Denaturasi : 94°C 5’
Denaturasi : 94°C 30”
Annealing : 35°C 1’ 9X CYCLES
Extension : 72°C 2’
Final : 72°C 5’
Post : 4°C
4. Setelah selesai, ambil eppendorf dan simpan di refrigerator
(4°C)
34
ACARA III
ELEKTROFORESIS
Bahan:
1. Agarose 1-1,5 g +100ml TAE 1X
2. Hasil amplifikasi DNA dari PCR
3. Ethydium Bromida
2. Larutan TAE 1X
3. Larutan TAE 0.5X
4. Es Batu
5. Kertas Parafilm
Alat:
1. Elektroforesis
2. UV Transiluminator
3. Timbangan Analitik
4. Erlenmeyer
5. Mangkuk timbang
6. Spatula
7. Microwave oven
8. Gelas ukur
9. Sarung tangan karet
10. Sarung tangan kain (Cempal)
11. Mikropipet + tips 0.2µl-2µl dan 10µl
12. Tempat pembuangan bahan berbahaya/jirigen
13. Tempat bahan + es batu
14. Spatula /sodet
35
Cara Kerja:
1. Larutkan Agarose 0.5g dalam 500 mL TAE 1X dan
dipanaskan hingga mendidih lalu tuang dalam wadah
elektroforesis dan pasang sisir dengan lubang sumur 17 buah.
(dicetak menjadi 2 wadah,1 besar 1 kecil).
2. Campurkan DNA sampel dan loading dye di atas kertas
parafilm:
Komponen Sampel
Loading dye 2µl
DNA Template 8µl
Volume total 10µl
Tiap komponen di teteskan di kertas parafilm kemudian
dicampur
3. Setelah campuran menjadi homogen, pipet semuanya dengan
mikropipet dan masukkan dalam sumuran yang ada di gel
agarose yang sudah dibuat sebelumnya.
4. Setelah tiap kelompok memasukkan dalam sumuran masing-
masing, gel agarose lalu diletakkan dalam alat elektroforesis
yang telah diisi larutan TAE 0,5 X.
5. Atur alat elektroforesis pada posisi 100 volt, kemudian tekan
tombol “on” dan jalankan selama kurang lebih 25 menit. Arus
akan mengalir dari kutub negatif ke kutub positif dan DNA
akan bergerak menuju kutub positif.
6. Setelah selesai, rendam gel agarose dalam 100ml Aquades dan
10 µl Ethidium Bromida selama 5-10 menit. Cuci dengan
Aquades steril dan amati diatas UV Transiluminator. Hasilnya
difoto untuk membuat laporan.
36
PUSTAKA
Rao and Subba, 1994. Soil Microbiology, McGraw- Hill. New York.
37
Wididana, G. N., 1995. Penerapan Teknologi Effective Microorganisms
4 (EM4) dalam Bidang Pertanian di Indonesia. Makalah
disampaikan pada Seminar Nasional IV Himagro. Universitas
Padjajaran, Bandung. P: 1- 6.
38