2. Penghasil Antibiotik.
Streptomyces venezuelae.
-Yoghurt→dariLactobacillursbulgaricus
Hidup bebas :
Tanah-tanah yang lama diberi pupuk superfosfat (TSP/SP 36) umumnya kandungan P-nya cukup
tinggi (jenuh). Namun, hara P ini sedikit/tidak tersedia bagi tanaman, karena terikat pada mineral
liat tanah yang sukar larut. Di sinilah peranan mikroba pelarut P. Mikroba ini akan melepaskan
ikatan P dari mineral liat tanah dan menyediakannya bagi tanaman. Mikroba yang
berkemampuan tinggi melarutkan P, umumnya juga berkemampuan tinggi dalam melarutkan K.
Mikroba tersebut adalah Aspergillus sp, Penicillium sp, Zerowilia lipolitika, Pseudomonas
sp,Bacillus polymixa, Bacillus megaterium,Glomus sp , Gigaspora sp.
Mikroba telah dimanfaatkan untuk mengendalikan hama dan penyakit tanaman. Aplikasi
mikroba untuk biokontrol hama dan penyakit tanaman meliputi mikroba liar yang telah diseleksi
maupun mikroba yang telah mengalami rekayasa genetika. Contoh mikroba yang telah banyak
dimanfaatkan untuk biokontrol adalah Beauveria bassiana untuk mengendalikan serangga,
Metarhizium anisopliae untuk mengendalikan hama boktor tebu ( Dorysthenes sp) dan boktor
sengon ( Xyxtrocera festiva ), Trichoderma harzianum untuk mengendalikan penyakit tular tanah
( Gonoderma sp, Jamur Akar Putih, dan Phytopthora sp), dan Bacilus triangularis untuk
menghasilkan racun Bt yang dapat membunuh hama tanaman.
Peranan Mikroba Dalam Bidang Pertanian
Dalam hal penyediaan dan penyerapan unsur hara bagi tanaman (biofertilizer), aktivitas mikroba
diperlukan untuk menjaga ketersediaan tiga unsur hara yang penting bagi tanaman antara lain,
Nitrogen (N), fosfat (P), dan kalim (K). Kurang lebih 74% kandungan udara adalah N. Namun, N
udara tersebut harus ditambat oleh mikroba dan diubah bentuknya terlebih dahulu agar bisa
langsung dimanfaatkan oleh tanaman. Mikroba penambat N ada yang hidup bebas dan ada pula
yang bersimbiosis. Mikroba penambat N simbiotik antara lain : Rhizobium sp yang hidup di
dalam bintil akar tanaman kacang-kacangan ( Leguminose ). Mikroba penambat N non-simbiotik
misalnya: Azospirillum sp dan Azotobacter sp. Mikroba penambat N simbiotik hanya bisa
digunakan untuk tanaman leguminose saja, sedangkan mikroba penambat N non-simbiotik dapat
digunakan untuk semua jenis tanaman.
Mikroba tanah lain yang berperan dalam penyediaan unsur hara adalah mkroba pelarut unsur
fosfat (P) dan kalium (K). Kandungan P yang cukup tinggi (jenuh) pada tanah pertanian kita,
sedikit sekali yang dapat digunakan oleh tanaman karena terikat pada mineral liat tanah. Di
sinilah peran mikroba pelarut P yang melepaskan ikatan P dari mineral liat dan menyediakannya
bagi tanaman. Banyak sekali mikroba yang mampu melarutkan P, antara lain: Aspergillus sp,
Penicillium sp, Pseudomonas sp dan Bacillus megatherium. Mikroba yang berkemampuan tinggi
melarutkan P, umumnya juga berkemampuan tinggi dalam melarutkan K.
Mikroba sebagai agen biokontrol. Mikroba yang dapat mengendalikan hama tanaman antara lain:
Bacillus thurigiensis (BT), Bauveria bassiana , Paecilomyces fumosoroseus, dan Metharizium
anisopliae . Mikroba ini mampu menyerang dan membunuh berbagai serangga hama. Mikroba
yang dapat mengendalikan penyakit tanaman misalnya: Trichoderma sp yang mampu
mengendalikan penyakit tanaman yang disebabkan oleh Gonoderma sp, JAP (jamur akar putih),
dan Phytoptora sp. Beberapa biokontrol yang tersedia di pasaran antara lain: Greemi-G, Bio-
Meteor, NirAma, Marfu-P dan Hamago.
Sumber : zam87.wordpress.com
Gambar 2. Bakteri yang unggul dalam melarutkan fosfat
Bakteriologi Pertanian
Beberapa bakteri yang menyebabkan penyakit pada tanaman antara lain adalah
Xanthomonas citri penyebab penyakit batang jeruk, agrobakterium tumefaciens penyebab
penyakit batang kopi dan erwina trachephila penyebab busuk daun labu.
Sumber : apsnet.org
Mikologi Pertanian
Banyak jamur yang menghambat pertumbuhan dan produksi suatu tanaman, diantaranya
dalah fusarium yang sering menimbulkan penyakit pada tomat, ubi kentang, padi, buah pisang
dan tebu puccina graminis (jamur api ) yang menyebabkan poenyakit pada tebu dan jagung,
Ustilago scitaminae (jamur karat) yang dapat menyebabkan penyakit pada tanaman tingkat
tinggi.
Sumber : grdc.com..edu
Sumber : apsnet.org
Virologi Pertanian
Banyak tanaman budaya yang tidak dapat tumbuh dan berproduksi dengan baik akibat serangan
virus. Berikut ini adalah virus penyebab penyakit pada tanaman budidaya. Virus mozoik
(Tobacco Mozaic Virus) yang menyebabkan penyakit pada daun tanaman tenbakau dan virus
tungro yang menyerang tanman padi.
Jamur Phytophthora infestans termasuk salah satu jamur yang dapat merusak lingkungan
terutama pada areal perkebunan kentang dan tomat karena merupakan penyebab penyakit busuk
daun kentang atau tomat. Bila busuk daun menjarah areal kentang, sangat fatal akibatnya.
Kerugian 30-40% jelas akan diderita petani. Apalagi jika terlambat mengendalikannya, praktis
tanaman akan hancur
Penyakit ini mempunyai makna sejarah yang penting di Eropa, karena pada periode 1830-1845
telah menimbulkan kerusakan pada pertanaman kentang di Eropa dan Amerika. Kerusakan yang
ditimbulkan penyakit tersebut telah menimbulkan kelaparan besar di Irlandia yang
mengakibatkan ratusan ribu penduduk meninggal. Peristiwa ini dikenal dalam sejarah sebagai
The Great Famine (Romero dan Erwin; Semangun, dalam Purwanti, 1989). Sejak saat itu,
penyakit ini telah menjadi kendala utama produksi kedua komoditas pertanian tersebut di dunia,
terutama di daerah yang beriklim sejuk dan lembab (Mehrotra, dalam Purwanti, 1980). Pada
kentang, patogen hawar daun mula-mula dideskripsi di Perancis pada tahun 1845 oleh Montagne
dan pada tomat oleh Payen tahun 1847. Pada tahun 1876, setelah melakukan penelitian selama
bertahun-tahun, Anton de Bary mengukuhkan nama patogen P. infestans (Mont.) de Bary (Sherf
dan Macnab, dalam Purwanti, 1986) sebagai penyebab penyakit hawar daun pada kentang.
Penyakit hawar daun sangat merusak dan sulit dikendalikan, karena P. infestans merupakan
jamur patogen yang memiliki patogenisitas beragam (Purwanti, 2002).
Gelaja awalnya tampak berupa bercak-bercak hijau kelabu pada permukaan bawah daun,
kemudian berubah menjadi coklat tua. Semula serangannya hanya terjadi pada daun-daun bawah,
lambat laun merambat ke atas dan menjarah daun-daun yang lebih muda. Bila serangan
menghebat, daun yang kering akan mengeriting dan mengerut, tetapi bila keadaan udara tetap
basah maka daun akan membusuk dan sering mengeluarkan bau yang tidak enak. Bila udara
panas dan kelembaban tinggi perkembangan penyakit sangat cepat. Seluruh daun akan
menghitam, layu dan menjalar ke seluruh batang. Dalam keadaan lembab, pada sisi bagian
bawah daun akan kelihatan cendawan kelabu, yang terdiri dari conidiophores dengan konidianya.
Akibatnya akan semakin parah, jaringan daun akan segera membusuk dan tanaman mati.
Gejala ini cepat sekali menjalar ke seluruh areal kentang dan membinasakan tanaman, terlebih
lagi bila musim hujan tiba. Percikan air akan mengantar spora cendawan ganas ini kemana-mana.
Keganasan cendawan ini ternyata tidak hanya menimpa daun, umbi pun dimangsanya pula. Kulit
umbi yang terserang melekuk dan agak berair. Bila umbi dibelah, daging umbi berwarna cokelat
dan busuk praktis umbi tidak bisa dijual
Pada Buah
• Bercak yang berwarna hijau kelabu kebasah-basahan meluas menjadi bercak yang bentuk dan
besarnya tidak tertentu.
• ¬Pada buah tomat hijau bercak berwarna coklat tua, agak keras dan berkerut.
• ¬Brecak mempunyai batas yang cukup tegas, dan batas ini tetap berwarna hijau pada waktu
bagian buah yang tidak sakit matang ke warna yang biasa.
• Dalam pengangkutan, penyakit dapat menyebabkan busuk lunak dan berair, yang mungkin
disebabkan oleh jasad sekunder (Rumahlewang, 2008).
Pengendalian penyakit dapat dilakukan dengan melaksanakan beberapa usaha secara terpadu,
antara lain :
• Tidak menanam tanaman di bekas lahan yang ditanami tanaman sejenis (contoh: kentang,
tomat, terung).
Menjaga kebersihan lahan, sisa-sisa tanaman yang sakit harus segera dimusnahkan ( dibakar )
agar daur hidup jamur dapat diputuskan.