KELOMPOK:
NAMA KELOMPOK: YOHANA MEISY INA DAMANIK (D1A017007)
TEGUH RAHAYU (D1A017029)
RADA RADONA (D1A017059)
HANA IMANUEL (D1A017051)
SAKINA (RRD1A016040)
BIMA ZIDANE ROZIWAN (RRD1A016005)
Penyebaran Perkebunan Kelapa Sawit
Kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq) adalah tanaman yang berasal dari hutan tropis di Afrika Barat. Pada
awalnya,produksi utama kelapa sawit adalah inti sawit. Kelapa sawit masuk ke Indonesia pada tahun 1884, empat
benih kelapa sawit dua dari Bourbon dan dua dari Amsterdam di tanam dan tumbuh baik di Kebun Raya Bogor.
Pada 1858, 146 benih dari Kebun Raya Bogor didistribusikan ke Jawa, Sumatera, Kalimantan, Sulawesi,Maluku,
dan Nusa Tenggara. Pada 1875 percobaan perkembangan telah didirikan di Deli pada tahun 1878 di Bogor. Pada
1911 perkebunan pertama didirikan di Pulau Raja (Asahan) dan Sungai Liput (Aceh). Pada awal pengembangan,
kelapa sawit yang di tanam adalah jenis Dura yang induknya berasal dari Bogor dan di kembangkan di daerah Deli
sehingga dengan namaDeliDura. Sejak tahun 1920-an diintroduksikan plasma nutfah dari jenis tenera, pisifera dan
juga oleifera serta Dumpy yaitu mutan dari Deli Dura
Infographic Style
1. Latar Belakang
Pertanaman tanaman kelapa sawit di Indonesia tengah Berdasarkan data serangan OPT yang diperoleh dari
menghadapi ancaman penyakit yang mematikan. Direktorat Jenderal Perkebunan serangan penyakit busuk
Penyakit tersebut dinamakan Busuk Pangkal Batang pangkal batang terjadi di Sumatera Utara, 2.691 ha, Bengkulu
(BPB) yang disebabkan oleh jamur Ganoderma 678 ha, dan Aceh 135 ha. Diduga serangan penyakit BPB ini
boninense (Semangun, 1988). Penyakit Ganoderma sudah banyak terjadi di luar ke tiga provinsi ini namun belum
boninense pertama kali diidentifikasi oleh Karsten pada dilaporkan. Penyakit Ganoderma boninense adalah jamur
tahun 1818 dengan G. lucidum sebagai satu-satunya patogenik tular tanah (soil borne) yang banyak ditemukan di
spesies. Setelah Ka r s t en, Ganode rma boninense hutan-hutan primer dan menyerang berbagai jenis tanaman
dideskripsikan oleh Patouillard, Boudier,dan Fisher, hutan. Jamur ini dapat bertahan didalam tanah dalam jangka
Boudier danMurril. Penyakit busuk pangkal batang pada waktu yang lama. Kejadian penyakit meningkat sejalan dengan
perkebunan kelapa sawit khususnya di wilayah Sumatera generasi kebun kelapa sawit.
Utara sudah berada pada kondisi mengkhawatirkan.
Penyakit Busuk Pangkal Batang
Divisi :Eumycophyta
Klas : Basidiomycetes
Ordo : Polypolaceace
Genus :Ganoderma
Pada umumnya family polypolaceae memiliki tubuh buah berbentuk seperti kipas dan keras. Tubuh buah jamur ini dapat berumur
sampai
beberapa tahun. Tubuh buah Ganoderma boninense dapat di temukan di bagian pangkal kelapa sawit, merupakan jamur tular tanah (Susanto
dan Prasetyo, 2008). Kawasan Asia bagian timur termasuk Indonesia, busuk pangkal batang (basal stem rot) adalah penyakit yang terpenting
dalam perkebunan kelapa sawit dewasa ini. Penyakit ini semakin lama semakin meningkat. Pertama karena adanya usaha besar-besaran
untukmemper luas kebun kelapa sawit Indonesia. Kelapa sawit yang di tanam setelah replanting akan mendapat serangan yang lebih berat dari
busuk pangkal batang. Kalau dulu dianggap sebagai penyakit kebun tua, sekarang penyakit ini terdapat juga di kebun yang masih muda.
Gejala Penyakit Busuk Pada Pangkal Batang
Penyakit busuk pangkal batang dapat di ketahui dari tajuk pohon. Pohon yang sakit mempunyai janur (daun yang belum
membuka, spear leaves) lebih banyak dari pada biasa. Daun berwarna hijau pucat, daun-daun tua layu, patah pada pelepahnya,
dan menggantung disekitar batang. Meskipun mudah dilihat, namun sebenarnya gejala tersebut bukan gejala yang khas dari
penyakit busuk pangkal batang, karena gejala seperti ini dapat juga di sebabkan oleh gangguan lain menyebabkan
terhambatnya pengangkutan air dan hara tanaman ke tajuk.
Gejala yang khas, sebelum terbentuknya tubuh buah jamur, adalah adanya pembusukan pada pangkal batang. Penyakit
menyebabkan busuk kering pada jaringan dalam. Pada penampangnya bagian batang yang terserah ini berwarna coklat muda
dengan dengan jalur-jalur tidak teratur yang berwarna lebih gelap. Jalur-jalur gelap ini yang di sebut zonazona reaksi, Reaksi
adalah tempat tertimbunannya blendok (gom, gum). Di tepi daerah yang terinfeksi terdapat zona yang berbau seperti minyak
sawit yang mengalami fermentasi ini ternyata adalah akibat dari mekanisme perlawanan tanaman.
Faktor-Faktor Busuk Pangkal Batang
Faktor kesuburan
Tanah yang miskin unsur hara akan menyebabkan tanaman menurun daya tahannya terhadap infeksi patogen. Tanaman yang lemah
akan mudah terinfeksi patogen. Lemahnya tanaman ini dapat disebabkan karena kurangnya hara bagi tanaman. Pemberian unsur Cu
dan Ca dapat mengurangi kejadian penyakit di pembibitan kelapa sawit (Nursabrina et al. 2012). Peningkatan mekanisme ketahanan
tanaman kelapa sawit ini melalui proses pembentukan lignin yang meningkat sehingga mampu mengurangi degradasi lignin oleh
patogen (Paterson et al. 2009), dengan demikian penggunaan enzim penghambat seharusnya juga dapat mencegah degradasi lignin
tanaman (Paterson et al. 2008).
Cara ini efektif pada tanaman tua hingga 2-4 tahun sebelum di remajakan, dimaksudkan untuk memperpanjang umur ekonomis
tanaman yang terserang Ganoderma boninense.
Penaburan Trichoderma spp terhadap tanaman yang terserang, keliling mengikuti piringan. Pangkal batang tanaman yang terserang
dengan gejala awal dibumbun dengan tanah setinggi 70-100 cm dengan radius 100 cm ( keliling mengikuti piringan pokok )
secara merata baik di daerah pantai maupun daerah penyakit berupa tubuh buah Ganoderma yang
pedalaman. Kondisi penyakit busuk pangkal batang yang muncul pada pangkal batang. Kejadian
disebabkan oleh Ganoderma saat ini berbeda dengan penyakit busuk pangkal batang pertama kali
kondisi beberapa dekade yang lalu atau pada awal muncul pada bulan ke-3, yaitu perlakuan B
pengusahaan perkebunan kelapa sawit. Perubahan terjadi dan D, berturut-turut sebesar 5% dan 15%.
pada aspek kejadian penyakit dan distribusi, gejala dan Pada bulan ke-6, kejadian penyakit tertinggi
patogenisitas, dan epidemi penyakit. Secara umum, pada tanah bertekstur pasir (D dan E), yaitu
penyakit menjadi lebih berat dan laju infeksinya semakin
sebesar 55% dan 50% (Gambar 2). Kejadian
cepat. Distribusi penyakit ini sudah menyebar di seluruh
penyakit pada tanah lempung (A) baru
Indonesia, meskipun dengan kejadian penyakit yang
muncul pada bulan ke-6 setelah diamati
bervariasi. Tidak hanya di tanah mineral, perkembangan
dengan pembongkaran gejala nekrotik akar.
penyakit busuk pangkal batang juga cepat di tanah gambut.
BENTUK (GENODERMA
BONINENSE )
Name Here
Programmer
Thank you
Insert your subtitle here