Anda di halaman 1dari 3

koleksi inti plasma nutfah padi dengan sifat agronomis, morfologis, komponen hasil terutama mutu

gabah, kadar amilosa, dan ketahanan terhadap hama dan penyakit akan mempermudah
pemanfaatannya dalam perakitan varietas unggul padi umur genjah, produksi tinggi, dengan mutu beras
dan rasa nasi yang enak. Penelitian ini bertujuan untuk membentuk koleksi inti dengan cara menyeleksi
dan mengelompokkan sumber daya genetik padi pada berbagai sifat penting seperti umur genjah,
tanaman pendek, hasil tinggi, toleran terhadap cekaman biotik dan abiotik, bentuk beras, dan kadar
amilosa. Tersedianya beragam varietas dalam koleksi inti dengan berbagai sifat yang diinginkan akan
mempermudah akses dan pemanfaatan oleh para pengguna, terutama pemulia, dalam perakitan
varietas baik padi sawah, padi gogo, dan padi lahan rawa pasang surut. Hampir seluruh plasma nutfah
padi telah dikarakterisasi dan diseleksi terhadap sifat agronomis dan hasil di KP Sukamandi. Seleksi
terhadap hama wereng coklat dan penyakit hawar daun bakteri dilakukan di Sukamandi dan Cianjur, dan
pengujian toleransi kekeringan di KP Jakenan, Jawa Tengah.

Koleksi inti plasma nutfah padi telah terbentuk, 55 aksesi memiliki malai panjang >30 cm, 25 aksesi
dengan umur genjah <115 hari, 32 aksesi tanaman pendek <115 cm, dan 25 aksesi dengan potensi hasil
4,7-5,9 t/ha dengan umur genjah sampai sedang (<130 hari). Sebanyak 20 varietas, lima spesies padi liar
tahan terhadap hama wereng coklat dan virus kerdil rumput, 27 varietas tahan terhadap penyakit hawar
daun bakteri, 20 varietas dan tiga spesies padi liar tahan terhadap penyakit blas, dan 24 varietas toleran
terhadap kekeringan dengan skor 1-3. Seluruh varietas terpilih merupakan koleksi inti yang dapat
digunakan sebagai sumber gen dalam perakitan varietas unggul padi dengan potensi hasil tinggi, umur
genjah, mutu beras baik, dan sifat penting lainnya.

Pemanfaatan sayuran indigenous Indonesia pada umumnya dilakukan oleh masyarakat suatu daerah
saja dalam jumlah kecil dan tidak berkelanjutan. Oleh karena itu diperlukan solusi untuk mengatasi
pemanfaatan sayuran indigenous yang belum optimum ini, salah satunya melalui kegiatan eksplorasi
dan koleksi. Pemanfaatan sayuran indigenous dilakukan melalui kegiatan eksplorasi dan koleksi.
Menurut Altoveros and Engle (1999), pengkoleksian plasma nutfah sayuran didasarkan pada dua tujuan,
yaitu untuk konservasi dan untuk pemanfaatan plasma nutfah tersebut. Sementara itu penentuan
spesies yang akan dikoleksi didasarkan pada beberapa alasan, diantaranya spesies mengalami ancaman
erosi genetik, memiliki potensi ekonomi tinggi, statusnya langka karena populasinya sedikit,
penyebarannya luas dan dibutuhkan untuk tujuan penelitian. Somantri et al. (2005) menambahkan
pengkoleksian sayuran sebaiknya dilakukan di luar habitat aslinya (ex-situ), karena koleksi sayuran
indigenous secara ex-situ merupakan cara pelestarian yang aman dan efisien. Sayuran yang

koleksi plasma njutfah dikarakterisasi untuk mengetahui sifat-sifat dan karakter morfologi dari setiap
jenis tanaman yang ingin dikoleksi.

Beberapa sayuran indigenous yang potensial untuk dikembangkan, dikoleksi dan dikarakterisasi antara
lain adalah : 1) Beluntas (Pluchea indica (L.) Less), tanaman ini berpotensi sebagai tanaman herbal yang
memiliki fungsi sebagai antioksidan. Secara tradisional daun beluntas dikonsumsi sebagai lalapan yang
berkhasiat menghilangkan bau badan dan sebagai obat penurun panas
Keberadaan koleksi buah - buahan dan koleksi lainnya belum dimanfaatkan secara optimal, padahal
potensi untuk dapat dikembangkan sebagai sumber daya genetik untuk penelitian dan pemuliaan
tanaman sangat memungkinkan. Mengingat keanekaragaman koleksi yang dimiliki, dengan adanya
program pengembangan ini dengan dukungan dana yang cukup, potensi yang ada dapat ditingkatkan.
Diharapkan kebun plasma nutfah dapat menjadi salah satu pusat pengembangan tanaman buah -
buahan unggul lokal dan jenis lainnya. Disamping penambahan koleksi kultivar buah-buahan unggul
baru dan tanaman lainnya juga perlu dilakukan agar dapat menambah jumlah kultivar maupun
spesimennya.

Latar belakang

Plasma nutfah merupakan koleksi sumber daya genetic yang berupa keanekaragaman tumbuhan,
hewan atau jasad renik untuk tujuan yang luas. Sastrapraja (1992) menyatakan bahwa plasma nutfah
adalah substansi yang terdapat pada suatu kelompok makhluk hidup yang merupakan sumber sifat
keturunan yang dapat dirakit untuk menciptakan jenis unggul atau kultivar yang baru. Plasma nutfah
merupakan salah satu sumber daya alam yang sangat penting karena tanpa plasma nutfah kita tidak
dapat memuliakan tanaman, membentuk kultivar atau ras baru karena itu plasma nutfah harus dikelola
secara tepat sehingga dari plasma tersebut dilakukan pemulian agar dapat mengembangkan kultivar-
kultivar unggul, selain itu koleksi plasma nutfah juga mempunyai tujuan lain misalnya untuk pertukaran
dengan Negara-negara lain.

Keberadaan koleksi buah - buahan dan koleksi lainnya belum dimanfaatkan secara optimal, padahal
potensi untuk dapat dikembangkan sebagai sumber daya genetik untuk penelitian dan pemuliaan
tanaman sangat memungkinkan. Mengingat keanekaragaman koleksi yang dimiliki, dengan adanya
program pengembangan ini dengan dukungan dana yang cukup, potensi yang ada dapat ditingkatkan.
Diharapkan kebun plasma nutfah dapat menjadi salah satu pusat pengembangan tanaman buah -
buahan unggul lokal dan jenis lainnya. Disamping penambahan koleksi kultivar buah-buahan unggul
baru dan tanaman lainnya juga perlu dilakukan agar dapat menambah jumlah kultivar maupun
spesimennya.

Keberadaan koleksi buah - buahan dan koleksi lainnya belum dimanfaatkan secara optimal, padahal
potensi untuk dapat dikembangkan sebagai sumber daya genetik untuk penelitian dan pemuliaan
tanaman sangat memungkinkan. Mengingat keanekaragaman koleksi yang dimiliki, dengan adanya
program pengembangan ini dengan dukungan dana yang cukup, potensi yang ada dapat ditingkatkan.
Diharapkan kebun plasma nutfah dapat menjadi salah satu pusat pengembangan tanaman buah -
buahan unggul lokal dan jenis lainnya. Disamping penambahan koleksi kultivar buah-buahan unggul
baru dan tanaman lainnya juga perlu dilakukan agar dapat menambah jumlah kultivar maupun
spesimennya.

Keberadaan koleksi buah - buahan dan koleksi lainnya belum dimanfaatkan secara optimal, padahal
potensi untuk dapat dikembangkan sebagai sumber daya genetik untuk penelitian dan pemuliaan
tanaman sangat memungkinkan. Mengingat keanekaragaman koleksi yang dimiliki, dengan adanya
program pengembangan ini dengan dukungan dana yang cukup, potensi yang ada dapat ditingkatkan.
Diharapkan kebun plasma nutfah dapat menjadi salah satu pusat pengembangan tanaman buah -
buahan unggul lokal dan jenis lainnya. Disamping penambahan koleksi kultivar buah-buahan unggul
baru dan tanaman lainnya juga perlu dilakukan agar dapat menambah jumlah kultivar maupun
spesimennya.]

Keberadaan koleksi buah - buahan dan koleksi lainnya belum dimanfaatkan secara optimal, padahal
potensi untuk dapat dikembangkan sebagai sumber daya genetik untuk penelitian dan pemuliaan
tanaman sangat memungkinkan. Mengingat keanekaragaman koleksi yang dimiliki, dengan adanya
program pengembangan ini dengan dukungan dana yang cukup, potensi yang ada dapat ditingkatkan.
Diharapkan kebun plasma nutfah dapat menjadi salah satu pusat pengembangan tanaman buah -
buahan unggul lokal dan jenis lainnya. Disamping penambahan koleksi kultivar buah-buahan unggul
baru dan tanaman lainnya juga perlu dilakukan agar dapat menambah jumlah kultivar maupun
spesimennya.

Koleksi plasma nutfah kacang tanah ditunjukkan umur genjah (85 hari) , tahan penyakit layu,karat,
toleran terhadap kekeringan, dan kemasaman lahan, serta lemak, dan asam lemak, aksesi yang diuji
men unjukkan keberagaman terhadap umur panen,

Anda mungkin juga menyukai