DESA SONOKIDUL
KECAMATAN KUNDURAN
Tindakan nyata yang bisa kami lakukan untuk saat ini adalah berupaya untuk
mempelajari dan mempraktekkan berbagai inovasi baru terkait dengan pertanian organic.
Beberapa diantaranya adalah praktek pembuatan Pupuk Organik Cair Plus (POC Plus), Pestisida
Alami serta Bakteri Fotosintesis dengan memanfaatkan bahan bahan yang ada disekitar kita.
Kami berharap produk yang kami hasilkan dari praktek ini akan membawa manfaat untuk
kami khususnya dan petani pada umumnya. Ketika melihat fenomena kelangkaan ketersediaan
pupuk kimia khususnya pupuk yang bersubsidi disaat puncak pemakaian, besar harapan kami
produk hasil praktek kami ini bias menjadi salah satu solusi atas permasalahan yang muncul.
Kenapa petani yang dicari pupuk kimia yang bersubsidi? Karena harganya yang murah
dibandingkan dengan pupuk kimia non subsidi. Harga pupuk kimia yang mahal, jelas akan
memperbesar biaya produksi yang harus dikeluarkan.
Dengan mempraktekkan membuat pestisida nabati, kami juga punya harapan besar agar
petani tidak tergantung dengan pestisida kimia. Sehingga biaya produksi dalam budidaya
tanaman khususnya padi dapat diminimalisir. Selain itu juga akan dihasilkan padi atau beras
organic yang lebih menyehatkan bagi manusia serta harga yang relative lebih mahal.
Selain Pupuk Organik Cair Plus (POC Plus) dan Pestisida Nabati, kami juga telah
mempraktekkan pembuatan Bakteri Fotosintesis dari bahan bahan telur keong, penyedap rasa
serta saori saos tiram. Bakteri fotosintesis ini mempunya manfaat yang besar bagi tanaman.
Diantaranya dapat membantu menstimulasi kekebalan tanaman dengan baik, membuat kulit
batang kuat serta lebih tahan terhadap serangan hama maupun penyakit. Bila digunakan secara
teratur dan terus menerus bisa mengurangi penggunaan pupuk kimia hingga 50% sehingga bisa
menurunkan biaya produksi.
Oleh karena itu perlu adanya peran aktif dari para penyuluh pertanian swadaya khususnya
sebagai corong dalam mensosialisasikan inovasi inovasi baru kepada petani di wilayah binaanya.
Akhirnya kami berharap produk yang kami hasilkan bisa meningkatkan kesejahteraan petani
karena biaya pruduksi atau biaya usaha tani dapat ditekan dengan hasil yang juga lebih baik.
B. DATA DIRI PENYULUH PERTANIAN SWADAYA (PPS)
1. NAMA : GUSWANTO
2. TTL : BLORA, 28 AGUSTUS 1986
3. NAMA ISTRI : PARMINING
4. ANAK : 1. NICO BAGUS ARDIAN
5. AGAMA : ISLAM
6. ALAMAT : RT 03 RW 06 DESA SONOKIDUL KECAMATAN
KUNDURAN KABUPATEN BLORA
7. PENDIDIKAN : SLTP
8. PEKERJAAN : PETANI
C. POTENSI WILAYAH KERJA
Wilayah Kerja Penyuluhan Pertanian Swadaya desa Sonokidul (Guswanto) terdiri dari 2
( dua ) kelompok tani yaitu, kelompok tani Rawa Hijau I dan kelompok tani Rawa Hijau
II desa Sonokidul.
b. Luas Lahan
Luas lahan wilayah kerja Penyuluhan Pertanian Swadaya desa Sonokidul (Guswanto)
adalah 126,64 Ha terdiri dari sawah dan tegal. Dengan pola tanam padi – padi – palawija
(jagung/kacang hijau).
c. Provitas
Provitas untuk tanaman padi di desa sonokidul khususnya dukuh temas ( lahan sawah )
anggota poktan Rawa Hijau I dan Rawa Hijau II adalah 6,5 ton . Sedangkan untuk
provitas jagung adalah 6,6 ton, serta untuk provitas kacang hijau adalah 1,2 ton.
D. TEKNOLOGI YANG DIKEMBANGKAN
mempraktekkan inovasi baru tersebut serta jiwa kepemimpinan yang dimiliki maka oleh warga
masyarakat dukuh temas desa Sonokidul sepakat menjadikannya sebagai ketua Kelompok Tani
Rawa Hijau I.
Berawal dengan adanya fenomena kelangkaan pupuk bersubsidi ketika musim tanam tiba,
penggunaan pupuk kimia dalam budidaya tanaman di lahan pertaniannya, baik sawah maupun
tegal. Akhirnya muncul keinginannya untuk mencoba dan mempraktekkan Teknologi baru
dengan membuat \:
Unsur Nitrogen: daun meh, daun lamtoro, urine kelinci, daun kelor, azolla
Cara pembuatan :
Air kelapa, air cucian beras, EM4, Tricoderma, Tetes tebu dicampur jadi satu di
dalam ember. Lalu aduk, diamkan kurang lebih 10 menit untuk membangunkan
bakteri.
Giling halus semua bahan. Kemudian campur semua yang telah dihaluskan ke
dalam ember yang berisi campuran air kelapa, EM4, Tricoderma dan Tetes tebu
Untuk membuang gas didalam jerigen, sebaiknya tutup botol dilubangi, dipasang
selang. Lalu ujung selang dimasukkan ke dalam botol yang terisi air untuk
hari sekali.
b. Pestisida Nabati
Air bersih
Cara Pembuatannya :
Kemudian semua bahan dijadikan sat uke dalam wadah berukuran 10 liter, lalu
Dari pupuk organik cair Plus (POC Plus), pestisida nabati dan bakteri fotosintesis yang
dibuat tersebut, awalnya sebagai uji coba diaplikasikan pada tanaman padi di lahan sawahnya
sendiri sebagai demplot. Alhamdulillah, dengan penggunaan Pupuk Organik Cair (POC),
Pestisida Nabati serta Bakteri Fotosintesis ini pada tanaman padi, dapat mengurangi biaya
produksi. Penggunaan pupuk kimia dapat berkurang hingga 50%, sudah tidak menggunakan
pestisida kimia sama sekali dalam budidaya tanaman padi. Selain itu, pertumbuhan tanaman
maupun produksinya tidak kalah dengan produksi pada lahan yang budidayanya sesuai kebiasaan
Keberhasilannya pada lahan demplot ini, membuat petani (anggota poktan Rawa Hijau I dan
Rawa Hijau II) penasaran dan tertarik untuk ikut membuat dan sekaligus mempaktekkan pada
lahan sawahnya. Sehingga diharapkan dapat merubah Perilaku, Sikap dan Ketrampilan (PSK)
petani anggota poktan Rawa Hijau I dan Rawa Hijau II pada khususnya dan petani desa
Demikian sekelumit tentang profil dari Penyuluh Pertanian Swadaya (PPS) desa Sonokidul,