Anda di halaman 1dari 12

PROFIL PENYULUH PERTANIAN SWADAYA

DESA SONOKIDUL
KECAMATAN KUNDURAN

BALAI PENYULUHAN PERTANIAN


KECAMATAN KUNDURAN
TAHUN 2021
A. PENDAHULUAN

Dengan dicanangkannya program pemerintah “GO ORGANIK” menuntut kita selaku


Penyuluh Pertanian khususnya Penyuluh Pertanian Swadaya untuk berupaya membuat terobosan
terobosan baru demi mensukseskan program tersebut.

Tindakan nyata yang bisa kami lakukan untuk saat ini adalah berupaya untuk
mempelajari dan mempraktekkan berbagai inovasi baru terkait dengan pertanian organic.
Beberapa diantaranya adalah praktek pembuatan Pupuk Organik Cair Plus (POC Plus), Pestisida
Alami serta Bakteri Fotosintesis dengan memanfaatkan bahan bahan yang ada disekitar kita.

Kami berharap produk yang kami hasilkan dari praktek ini akan membawa manfaat untuk
kami khususnya dan petani pada umumnya. Ketika melihat fenomena kelangkaan ketersediaan
pupuk kimia khususnya pupuk yang bersubsidi disaat puncak pemakaian, besar harapan kami
produk hasil praktek kami ini bias menjadi salah satu solusi atas permasalahan yang muncul.
Kenapa petani yang dicari pupuk kimia yang bersubsidi? Karena harganya yang murah
dibandingkan dengan pupuk kimia non subsidi. Harga pupuk kimia yang mahal, jelas akan
memperbesar biaya produksi yang harus dikeluarkan.

Dengan mempraktekkan membuat pestisida nabati, kami juga punya harapan besar agar
petani tidak tergantung dengan pestisida kimia. Sehingga biaya produksi dalam budidaya
tanaman khususnya padi dapat diminimalisir. Selain itu juga akan dihasilkan padi atau beras
organic yang lebih menyehatkan bagi manusia serta harga yang relative lebih mahal.

Selain Pupuk Organik Cair Plus (POC Plus) dan Pestisida Nabati, kami juga telah
mempraktekkan pembuatan Bakteri Fotosintesis dari bahan bahan telur keong, penyedap rasa
serta saori saos tiram. Bakteri fotosintesis ini mempunya manfaat yang besar bagi tanaman.
Diantaranya dapat membantu menstimulasi kekebalan tanaman dengan baik, membuat kulit
batang kuat serta lebih tahan terhadap serangan hama maupun penyakit. Bila digunakan secara
teratur dan terus menerus bisa mengurangi penggunaan pupuk kimia hingga 50% sehingga bisa
menurunkan biaya produksi.

Oleh karena itu perlu adanya peran aktif dari para penyuluh pertanian swadaya khususnya
sebagai corong dalam mensosialisasikan inovasi inovasi baru kepada petani di wilayah binaanya.
Akhirnya kami berharap produk yang kami hasilkan bisa meningkatkan kesejahteraan petani
karena biaya pruduksi atau biaya usaha tani dapat ditekan dengan hasil yang juga lebih baik.
B. DATA DIRI PENYULUH PERTANIAN SWADAYA (PPS)

1. NAMA : GUSWANTO
2. TTL : BLORA, 28 AGUSTUS 1986
3. NAMA ISTRI : PARMINING
4. ANAK : 1. NICO BAGUS ARDIAN
5. AGAMA : ISLAM
6. ALAMAT : RT 03 RW 06 DESA SONOKIDUL KECAMATAN
KUNDURAN KABUPATEN BLORA
7. PENDIDIKAN : SLTP
8. PEKERJAAN : PETANI
C. POTENSI WILAYAH KERJA

a. Data Kelompok Tani

Wilayah Kerja Penyuluhan Pertanian Swadaya desa Sonokidul (Guswanto) terdiri dari 2

( dua ) kelompok tani yaitu, kelompok tani Rawa Hijau I dan kelompok tani Rawa Hijau

II desa Sonokidul.

b. Luas Lahan

Luas lahan wilayah kerja Penyuluhan Pertanian Swadaya desa Sonokidul (Guswanto)

adalah 126,64 Ha terdiri dari sawah dan tegal. Dengan pola tanam padi – padi – palawija

(jagung/kacang hijau).

c. Provitas

Provitas untuk tanaman padi di desa sonokidul khususnya dukuh temas ( lahan sawah )

anggota poktan Rawa Hijau I dan Rawa Hijau II adalah 6,5 ton . Sedangkan untuk

provitas jagung adalah 6,6 ton, serta untuk provitas kacang hijau adalah 1,2 ton.
D. TEKNOLOGI YANG DIKEMBANGKAN

Besarnya keinginan untuk mencoba sesuatu yang baru, keberhasilannya dalam

mempraktekkan inovasi baru tersebut serta jiwa kepemimpinan yang dimiliki maka oleh warga

masyarakat dukuh temas desa Sonokidul sepakat menjadikannya sebagai ketua Kelompok Tani

Rawa Hijau I.

Berawal dengan adanya fenomena kelangkaan pupuk bersubsidi ketika musim tanam tiba,

muncul pemikiran bagaimana caranya untuk mengurangi ketergantungan petani terhadap

penggunaan pupuk kimia dalam budidaya tanaman di lahan pertaniannya, baik sawah maupun

tegal. Akhirnya muncul keinginannya untuk mencoba dan mempraktekkan Teknologi baru

dengan membuat \:

a. Pupuk Organik Cair Plus (POC Plus)

Bahan yang diperlukan :

 Unsur Nitrogen: daun meh, daun lamtoro, urine kelinci, daun kelor, azolla

 Unsur Phospor : bonggol pisang, rebung bamboo

 Unsur Kalium : Kulit pisang

 Unsur Kalsium : Telor Keong

 ZPT: Air kelapa, kecambah, tomat busuk, rebung, bonggol pisang

 Untuk vitamin bakterinya : daun lidah buaya

 Untuk daya tahan terhadap penyakit : Empon empon-----jahe, kunyit, kencur

 EM4, Tricoderma dan tetes tebu

Cara pembuatan :

 Air kelapa, air cucian beras, EM4, Tricoderma, Tetes tebu dicampur jadi satu di

dalam ember. Lalu aduk, diamkan kurang lebih 10 menit untuk membangunkan

bakteri.

 Giling halus semua bahan. Kemudian campur semua yang telah dihaluskan ke

dalam ember yang berisi campuran air kelapa, EM4, Tricoderma dan Tetes tebu

yang telah didiamkan selama 10 menit.


 Semua bahan yang telah tercampur dimasukkan ke dalam jerigen ukuran 20 liter.

Lalu ditutup rapat selama 2 sampai 3 minggu.

 Untuk membuang gas didalam jerigen, sebaiknya tutup botol dilubangi, dipasang

selang. Lalu ujung selang dimasukkan ke dalam botol yang terisi air untuk

mencegah ledakan pada jerigen.

 Aplikasi 2 gelas mineral per tangka dengan interval penyemprotan 7 sampai 14

hari sekali.

b. Pestisida Nabati

Bahan yang diperlukan :

 Tembakau (1/2 kg)

 Daun Brotowali (1/2 kg)

 Daun Sirsat (1/2 kg)

 Daun Talas (1/2 kg)

 Daun Pepaya (1/2 kg)

 Sereh (1/4 kg)

 Daun Jarak (1/2 kg)

 Bawang Putih (1/4 kg)

 Air bersih

Cara Pembuatannya :

 Semua bahan dihaluskan kecuali tembakau

 Tembakau direbus dengan air 3 liter kemudian didinginkan.

 Kemudian semua bahan dijadikan sat uke dalam wadah berukuran 10 liter, lalu

tambahkan air sampai penuh.

 Minimal perlu waktu 2 hari, ramuan ini siap diaplikasikan.

 Dosis yang digunakan 2 gelas per tangka.


E. TARGET YANG INGIN DICAPAI

Dari pupuk organik cair Plus (POC Plus), pestisida nabati dan bakteri fotosintesis yang

dibuat tersebut, awalnya sebagai uji coba diaplikasikan pada tanaman padi di lahan sawahnya

sendiri sebagai demplot. Alhamdulillah, dengan penggunaan Pupuk Organik Cair (POC),

Pestisida Nabati serta Bakteri Fotosintesis ini pada tanaman padi, dapat mengurangi biaya

produksi. Penggunaan pupuk kimia dapat berkurang hingga 50%, sudah tidak menggunakan

pestisida kimia sama sekali dalam budidaya tanaman padi. Selain itu, pertumbuhan tanaman

maupun produksinya tidak kalah dengan produksi pada lahan yang budidayanya sesuai kebiasaan

petani yang total menggunakan pupuk kimia maupaun pestisida kimia.

Keberhasilannya pada lahan demplot ini, membuat petani (anggota poktan Rawa Hijau I dan

Rawa Hijau II) penasaran dan tertarik untuk ikut membuat dan sekaligus mempaktekkan pada

lahan sawahnya. Sehingga diharapkan dapat merubah Perilaku, Sikap dan Ketrampilan (PSK)

petani anggota poktan Rawa Hijau I dan Rawa Hijau II pada khususnya dan petani desa

Sonokidul pada umumnya. Dari sejumlah anggota poktan

Demikian sekelumit tentang profil dari Penyuluh Pertanian Swadaya (PPS) desa Sonokidul,

Guswanto. Mudah – mudahan bisa menjadikan contoh dan keteladanan dilingkungannya.


FOTO KEGIATAN

Bahan Membuat Pupuk Organik Cair Plus (POC Plus)


SEKIAN & TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai