Anda di halaman 1dari 13

CARA MEMBUAT BOKASI

Bokasi merupakan singkatan dari Bahan Organik Kaya


Nutrisi. Tanaman organik tidak dapat dilepaskan dari
pupuk organik, pupuk organik bisa diperoleh melalui
pembuatan kompos/bokasi. Bokasi juga bermacammacam dilihat dari bahan dasarnya seperti bokasi jerami,
bokasi kotoran ternak dan masih banyak lagi tergantung
bahan apa yang kita gunakan untuk bahan dasarnya.
Cara pembuatan bokasi sudah banyak dipraktekkan oleh
para petani. Namun, apakan bokasi yang mereka buat
sudah terbebas dari hama, gulma dan fungi? Karena pada
dasarnya hama, gulma dan fungi itu berasal dari bokasi
yang dibuat karena belum menjalani tahap dengan benar
sehingga masih ada benih hama gulma dan fungi yang
terbawa lewat bahan yang kita gunakan seperti kotoran
hewan. Dengan terbawanya hama gulma dan fungi maka
tanaman akan sangat terganggu baik pertumbuhan
maupun perawatannya, hasilnya pun tidak seperti yang
diharapkan.
Selanjutnya, akan dibahas cara membuat bokashi dari
kotoran ternak dengan pola HCS, tapi kotoran ternak
yang terbagus adalah kotoran ternak yang diberi pakan
fermentasi organik walaupun kotoran ternak apa saja bisa
dibuat bokashi namun harus melalui tahap khusus agar
benih hama, gulma dan fungi bisa di minimalisir. Baiklah
langsung kita mulai saja caranya.

Peralatan yang dipersiapkan :


Sekop
Ember
Drum/Gentong plastic
Perpal
Prayer
Bahan-bahan untuk membuat Bokasi :
N
o

Bahan-Bahan

1 Kotoran ternak
2 Abu sekam(sudah
dibakar)
3 Bekatul (dedak)
4 Kaptan (dolomite)
5 Gula pasir
6 PHEFOC
7 SOT

Takaran
200 kg
37.5 kg
12.5 kg
12.5 kg
kg
1 botol
1 botol

Ada 2 tahap dalam membuat Bokasi Dengan bahan


dasar kototan ternak :

Tahap pertama adalah membersihkan kotoran dari


bibit hama, gulma dan fungi caranya:
Larutkan 1 botol Phefoc dan 3 sdm gula pasir
kedalam 5 lt air
Gelar perpal untuk tempat kororan ternak yang
hendak disemprot
Semprotkan larutan PHEFOC secara merata dengan
membuat lapisan sedikit demi sedikit
Bila perlu tambahkan air dan diaduk sampai
kandungan air 30% (cirinya: air tidak
menetes/setangah basah dan bila dikepal susah
pecah)
Masukan kedalam drum dan ditutup rapat untuk
proses fermentasi tahap 1 selama 1 hari(24 jam)
Dinginkan untuk proses tahap ke 2
Tahap kedua adalah proses pembuatan pupuk
Bokashi caranya :
1. Larutkan 1 botol SOT dan 200gr gula pasir ke dalam
5 lt air
2. Gelar perpal untuk mencampurkan semua bahan
3. ampurkan kotoran ternak, abu sekam, bekatul,
dolomite secara merata

4. Semprotkan larutan SOT secara merata dengan


membuat lapisan sedikit demi sedikit
5. Bila perlu tambahkan air dan diaduk sampai
kandungan air 30% (cirinya: air tidak
menetes/setangah basah dan bila dikepal susah
pecah)
6. Masukan kedalam drum dan ditutup rapat untuk
proses fermentasi tahap 2 selama 3 hari(72 jam)
7. Suhu akan mengalami kenaikan sampai 50C itu
tandanya fermentasi berhasil dilakukan
8. Dinginkan dan bokashi siap digunakan sebagai pupuk
organik.
Catatan :
1. Bila tidak ada molase, berbagai macam gula
dapat digunakan sebagai gantinya seperti gula
aren, gula kelapa, jus buah, maupun sisa
pembuangan alkohol.
2. Sebaiknya atur suhu jangan sampai terlalu
panas supaya tidak terjadi proses pembusukan
yang mengakibatkan bokashi menjadi rusak.
Selesai sudah pembahasan tentang pembuatan bokashi
dengan bahan dasar kotoran ternak tanpa hama, gulma
dan fungi penggangu, bokashi akan lebih sempurna jika
mengunakan kotoran ternak yang diberi pakan
fermentasi SOC karena dapat mempercepet proses
fermentasi (3 hari) dibanding kotoran ternak biasa bisa
memakan waktu 4 hari/lebih. Apalagi difermentasi
melalui 2 tahap yaitu fermentasi PHEFOC dan SOT

Bokashi lebih sempurna, PHEFOC sendiri memiliki


keunggulan dalam membasmi hama, gulma dan fungisida
dan SOT sendiri memiliki keunggulan sebagai pupuk
organik yang mengandung 52 mikroba laktogen (dengan
sistem mikroba matrix) yang berfungsi sebagai
penyubur dan penyehat tanah.
JAHE MERAH

Tanam Jahe pola HCS


- Tajalamge (Tanam Jahe dalam Gedek)
- Tajalamsa (Tanam Jahe dalam Sak)
- Tajalamko (Tanam Jahe dalam Batako)
Cara tersebut tentu saja menggunakan top-up. Selain sistem
tersebut, para mitra HCS dapat menggunakan kreativitasnya
masing, yang penting bagaimana lingkungan sekitar tidak ada
yang nganggur. Bahkan banyak mitra HCS yang menggunakan
media polybag yang diletakkan di kanan kiri, depan dan belakang
rumah.

CARA TANAM JAHE (JAHE MERAH, EMPRIT, GAJAH) POLA


HCS
Persiapan :
Media tanam berupa sak bekas bungkus pupuk, pakan
ternak, polybag, dll Tanah yang bagus dan subur
Pupuk organik bokashi pola HCS, bisa bikin sendiri atau beli
di mitra HCS yang memproduksi
Microba Cultur pola HCS (bikin sendiri atau beli di mitra HCS
lain. Cara pembuatan ada di pelatihan HCS)
Pestisida Cultur pola HCS (cara pembuatan diberikan dalam
pelatihan. Atau, bisa beli dari mitra atau Stokist HCS)
Dolomit/gamping yang sudah mati (beli di toko pertanian
atau toko bangunan)
Sekam padi yang sudah dibakar, diambil abunya (hubungi
para produsen batu bata)
SOT (Suplemen Organik Cair). Mitra HCS pasti punya sebab
ini produk wajib he he he.
PHEFOC (Pestisida Herbisida Fungisida Organik Cair). Ini
juga produk PT HCS, Mitra HCS pasti punya.
Pembibitan :
Sebelum menanam jahe di sak, lakukan dulu pembibitan. Bibit
jahe gampang didapat, banyak mitra HCS yang menjual bibit jahe
merah, jahe emprit, atau jahe gajah.

1. Siapkan bibit jahe yang bagus, calon tunas utuh


2. Celup dalam larutan PHEFOC + air + gula, dan langsung
tiriskan hingga benar-benar kering
3. Rendam dalam larutan SOT + air + gula + microba kultur
selama 3 jam
4. Taruh di plastik atau sak dengan ditaburi abu sekam agar
awet basah
5. Lakukan penyemprotan tiap hari (selama seminggu) dengan
SOT + mikroba kultur pada pagi dan sore hari agar tetap
basah.
6. Persiapkan media polybag kecil, atau gelas bekas air
mineral, isi dengan bokashi + tanah dengan perbandingan
1:4
7. Setelah seminggu, akan ada tunas yang muncul. Lakukan
pemotongan dengan tangan kosong (tanpa pisau) pada
tunas yang tumbuh dengan menyertakan sekitar 1 cm badan
jahe.
8. Tunas beserta potongan jahe ditanam di polybag atau gelas
air mineral yang sudah dilubangi di bagian bawahnya (awas
jangan sampai terbalik, posisi tunas ada di atas)
9. Setelah umur 2-4 minggu, jahe polybag tadi siap dipindah ke
media yang lebih besar, yakni sak.
Persiapan Tanam Jahe Pola HCS
Dalam masa menunggu 2-4 minggu (masa pembibitan), pada
saat itu perlu disiapkan pupuk bokashi. Cara membuatnya klik
Cara Membuat Bokasi. Setelah pupuk bokashi siap pakai,
lakukan pencampuran bokashi dengan tanah, dengan

perbandingan 1 : 3 ( misal, 1 kwintal bokasi dicampur 3 kwintal


tanah).
1. Isi sak dengan tanah yang sudah dicampur bokashi setinggi
20 cm
2. Sisa kelebihan sak bagian atas dilipat ke bawah, dan posisi
sak dibariskan berjajar sepanjang lahan yang dimiliki.
3. Jarak ke samping 1 meter untuk memudahkan perawatan
dan sirkulasi udara
4. Tanam jahe yang sudah tumbuh 5 10 cm tadi ke dalam sak
5. Tiap media (sak/polybag) diisi 4 bibit
6. Ketika tanaman jahe sudah tumbuh subur, lanjutkan dengan
perawatan.
Cara Pemupukan Tanaman Jahe Pola HCS
1. Pupuk dasar sudah diberikan berupa bokashi
2. Pupuk lanjutan dilakukan dengan dikocor/disemprot
SOT+Microba Cultur / Phefoc+Pestisida Cultur
3. Dimulai di hari ke-5 setelah tanam
o Bulan ke-1, kocor tiap 5 hari sekali (SOT+MC SOT+MC
Phefoc+PC)
o Bulan ke-2, kocor/semprot tiap 7 hari sekali (aplikasi sama)
o Bulan ke-3, kocor/semprot tiap 10 hari sekali (aplikasi sama)
o Bulan ke-4, kocor/semprot tiap 15 hari sekali (aplikasi sama)
o Bulan ke-5, kocor/semprot tiap 1 bulan sekali (aplikasi sama)
hingga panen.

Analisis Usaha Jahe


Modal :
Bibit Jahe 40 rimpang x Rp. 1.000
Polibag/Karung 40 x Rp. 1.500
Pupuk SOT dan PHEFOC
TOTAL

= Rp. 40.000
= Rp. 60.000
= Rp. 70.000
Rp. 170.00

Pemasukan :
Tanam jahe media polibag/karung denga pola HCS dapat
menghasilkan 10-20 kg/karung. disini diambil contoh hasil
terendah, misalkan 1 polibag menghasilkan 5 kg jahe dan harga
jual Rp. 15.000 per kg.
40 karung x 5 kg
200 kg x Rp. 15.000

= 200 kg
= Rp. 3.000.000

Panen dilakukan pada bulan ke 8. Bayangkan jika para mitra


menerapkan penanaman jahe setiap bulan. maka pada bulan ke
9 para mitra akan gajian tiap bulan.
Demikian cara tanam jahe pola HCS. Lebih detail secara teknis,
silakan bermitra dengan HCS. Demikian pula untuk pembuatan
Microba Cultur dan Pestisida Cultur bisa diikuti dalam pelatihan
oleh Tim HCS.

FERMENTASI PAKAN

Secara sederhana fermentasi pakan


adalah proses amoniasi, atau dalam bahasa sehari-harinya sering disebut dengan peragian
atau pemeraman. Fermentasi ini biasa dilakukan untuk pakan ternak ruminansia (sapi,
kerbau, kambing). Tujuan utama adalah untuk memaksimumkan pengawetan kandungan
nutrisi yang terdapat pada hijauan atau bahan pakan ternak lainnya, agar bisa disimpan dalam
kurun waktu yang lama, untuk kemudian diberikan sebagai pakan bagi ternak. Sehingga dapat
mengatasi kesulitan dalam mendapatkan pakan hijauan pada musim kemarau.
Manfaat pakan ternak yang difermentasi :

Pakan dapat disimpan sesuai kebutuhan.

Meningkatkan nafsu makan sehingga mempercepat pertumbuhan ternak.

Daging hewan terutama kambing rendah kolestrol dan tidak prengus.

Kotoran hewan tidak menimbulkan bau/amoniak.

Kotoran/limbah hewan lebih berkualitas untuk dimanfaatkan menjadi pupuk.

CARA MEMBUAT FERMENTASI PAKAN KAMBING


Membuat pakan fermentasi pakan kapasitas 100 kg :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

jerami kering/basah 80 kg (di cacah)


ampas tahu 15 kg
katul 5 kg
Garam beryodium kg
Siapkan SOC 5 tutup botol
Larutan gula pasir liter atau Mulase/tetes tebu
(SOC + air + larutan gula pasir dilarutkan jadi satu, biarkan 15 menit)

Selama menunggu 15 menit kita melakukan:


1. Siapkan gelaran (terpal) untuk ukuran disesuaikan menurut kebutuhan.
2. Siapkan jerami (Susunlah di atas geleren setebal 20 cm disesuaikan
ukuran gelaran.)
3. Taburkan katul disusul ampas tahu di atas tumpukan jerami tadi sedikit
demi sedikit (tipis-tipis) hingga rata.
4. Taburkan garam beryodium di atas bahan secara merata
5. Siramkan larutan SOC di atas bahan sedikit demi sedikit hingga rata
6. Aduk/campur bahan hingga rata sampai benar-benar tercampur
7. Tutup rapat di dalam drum plastik atau dengan terpal selama 1-3 jam
(jika bahan basah) atau 24 jam (jika bahan kering).
Ciri-ciri fermentasi jadi :

Ada peningkatan suhu

Ada perubahan warna

Jadi lapuk/empuk

Cara memberikan pakan


o Kalau akan memberikan pakan kepada ternak, maka jerami yang sudah di

fermentasi tadi, harus diangin-anginkan dulu sebelum diberikan.


o Selama tidak kena matahari secara langsung atau tidak kena hujan sesara langsung,

maka pakan ternak hasil fermentasi SOC tersebut mampu bertahan selama
bertahun-tahun.
Catatan:
1. Jenis jerami yang bukan kering (basah/segar) bisa terdapat pada
gedebog, kolbis/kol dll. Fermentasi untuk jerami serat-serat basah
butuh waktu 1-3 jam saja. Prosesnya sama dengan perlakuan jerami
kering.
2. Apabila kita menggunakan jerami/rumput yang basah, bisa 1 jam saja.
3. Setelah proses fermentasi, terpal yang digunakan untuk membungkus
tadi harus dibuka untuk menghindari prose pembusukan/alkoholisasi.
Merubah ternak makan rumput ke jerami
Sekian lama terbiasa makan rumput sekarang harus diubah makan jerami, caranya:
1.

Kambing dimandikan.

2.

Kambing kita cukur bulu-bulunya, lalu dimandikan hingga bersih.

3.

Ambil 8 lembar daun kluwih lalu di bakar kemudian masukan ke dalam


air 10 liter, lalu saring menjadi 1 gelas air kluwih, kemudian minumkan.

4. Sisa air rebusan daun kluwih,gosok-gosokan ke kambing


5. Setelah bersih masukan kambing ke dalam kandang yang telah kita
buat tadi, dan tunggu selama 3 jam untuk beradaptasi dengan
suasana baru dan jangan diberi makan dulu
6. Ambil 2-3 cc SOC untuk diminumkan pada kambing, jika pada sapi
takaran SOC 1 tutup botol.

Teknik atau cara memberikan minum pada kambing

Untuk kambing pada rahangnya kita pegang sehingga mulut kambing terbuka, lalu
contrang kan dari samping lalu tarik/geser ke tengah, sehingga pas terletak di atas
lidah kambing segera tuang cairan SOC tadi
Catatan:
1. Cara tersebut di atas untuk menghindari kambing tersedak (keselek)
sehingga gagal nafas/tidak bisa nafas yang mengakibatkan kembing
mati.
2. Biarkan dan tunggu 1-2 jam setelah dikasi minum cairan SOC, baru
diberi makan fermentasi yang telah kita buat tadi.

Kambing tidak mau makan fermentasi


Ada kalanya setelah melakukan urut-urutan di atas kambing masih tidak mau
makan,
Kemungkinan beberapa hal terjadi :
1. Kambing kita stress
2. Bau pakan apek dan tidak segar.
3. Harus dipancing dulu dengan katul.
4. Diberi suntikan antibiotik dan di tubuh yang berbeda diberi suntikan
vitamin B kompleks/ anti stress.
5. Untuk peranakan karbohidrat yang baik adalah ampas tahu

Anda mungkin juga menyukai