Puji syukur ke hadirat Allah SWT, berkat rahmat dan karunia-Nya, sehingga laporan ini
dapat diselesaikan. Laporan ini dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah umum Ekonomi
Teknik. Kami berharap laporan ini dapat bermanfaat dan menambah wawasan bagi kita semua.
Terima kasih kami ucapkan kepada dosen dan teman mahasiswa yang secara langsung
maupun tidak langsung memberikan motivasi membantu dalam pengembangan laporan ini.
Kami menyadari bahwa laporan ini masih perlu ditingkatkan lagi mutunya. Oleh karena itu kritik
dan saran dari berbagai pihak yang membangun sangat diharapkan.
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Limbah pertanian merupakan sisa-sisa hasil pertanian yang berasal dari tumbuhan dan
hewan ternak misalnya sisa dari pemanenan hasil tanaman pangan, perkebunan, hortikultura,
sampah rumah tangga, kotoran hewan ternak dan sebagainya. Pemanfaatan limbah pertanian
sangat perlu kita lakukan agar tidak terjadi pencemaran lingkungan selain itu dapat dijadikan
masukan/tambahan bagi petani ataupun masyarakat yang memanfaatkan limbah tersebut.
Masyarakat telah menyadari bahwa menggunakan bahan-bahan kimia non alami seperti
pupuk dan pestisida sintetik serta hormon tumbuhan dalam memproduksi hasil pertanian ternyata
menimbulkan efek terhadap kesehatan manusia dan lingkungan.
Selama ini para petani telah banyak memanfaatkan bahan organik sebagai pupuk di lahan
pertanian, karena bahan tersebut merupakan bahan yang cepat melapuk. Salah satu contoh bahan
organik yang digunakan antara lain kotoran hewan (sapi, kambing, ayam, dll) dan limbah
pertanian. Dengan munculnya berbagai pupuk alternatif dan untuk menunjang pembangunan
pertanian yang ramah lingkungan, maka dengan ini digalakan pemanfaatan limbah pertanian
sebagai bahan pembuatan pupuk organik, bahkan beberapa petani/swasta telah mencanangkan
adanya pertanian organik. Pada saat ini banyak dijumpai berbagai merk dagang pupuk organik
yang dijual dipasaran. Pupuk organik dapat berupa pupuk kandang, kompos dan campuran
keduanya.
Untuk meningkatkan dan menjaga kestabilan produksi pertanian, khususnya tanaman
pangan, sangat perlu diterapkan teknologi yang murah dan mudah bagi petani. Teknologi
tersebut dituntut ramah lingkungan dan dapat memanfaatkan seluruh potensi sumberdaya alam
yang ada dilingkungan pertanian, sehingga tidak memutus rantai system pertanian. Penggunaan
pupuk bokashi EM merupakan salah satu alternatif yang dapat diterapkan pada pertanian saat ini.
Mahalnya pupuk kimia dan langkanya kompos di pasaran membuat banyak praktisi
tanaman berpaling pada Pupuk Bokashi. Permintaan pasar pun mengalami peningkatan.
Walaupun memang sebelum mengenal Pupuk Bokashi mereka menggunakan kompos atau pupuk
kimia untuk memberikan nutrisi pada tanamannya.
Bokashi adalah pupuk kompos yang dihasilkan dari proses fermentasi atau peragian
bahan organik dengan teknologi EM4 (Effektive Microorganisms 4). Selain itu bokashi juga
terbukti meningkatkan kesuburan serta produktifitas tanaman meski efek ini baru dapat dirasakan
setelah bertahun-tahun penggunaan. Hal tersebut sangat wajar karena pupuk alami semacam
bokashi biasanya memang mengandung unsur hara dalam dosis kecil, namun lengkap unsur
makro dan mikronya. Belum diketahui dengan jelas mengapa petani di Indonesia enggan
menggunakan bokashi. Padahal bila mau, bahan baku bokashi tersedia melimpah dan bahkan
seringkali dianggap sebagai limbah sehingga kerap dihargai sangat murah.
1.2 Tujuan
1. Untuk mengetahui bahan apa saja yang dapat digunakan dalam pembuatan pupuk bokashi.
2. Untuk mengetahui proses pembuatan pupuk bokashi.
3. Untuk mengetahui faktor apa saja yang mempengaruhi keberhasilan pembuatan pupuk bokashi
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.2 Manfaat
a. Untuk meningkatkan pertumbuhan dan hasil tanaman
b. Kandungan hara dalam pupuk bokashi lebih tinggi dibandingkan dengan pupuk
kompos.
c. Periode tumbuh pada tanaman lebih cepat.
d. Peningkatan aktivitas mikroorganisme yang menguntungkan seperti mycorhiza,
rhizobium, bakteria pelarut fosfat dll.
e. Menghambat pertumbuhan hama dan penyakit yang merugikan tanaman.
f. Bila bokashi dimasukan ke dalam tanah, bahan organiknya dapat digunakan sebagai
substrat oleh mikroorganisme, efektif untuk berkembang biak dalam tanah, sekaligus
sebagai tambahan persediaan unsur hara bagi tanaman.
Manfaat EM-4 :
a. Memperbaiki sifat fisika, kimia dan biologi tanah.
b. Meningkatkan ketersediaan unsur hara, serta menekan aktivitas hama dan
mikroorganisme pathogen.
c. Meningkatkan dan menjaga kestabilan produksi tanaman.
d. Mempercepat proses fermentasi pada pembuatan bokashi.
2.3 Cara Membuat Bokashi
Bokashi pupuk kandang (untuk 1 ton)
Bahan :
a. Pupuk kandang (kotoran hewan ternak: sapi, kambing, kerbau dll)
b. Sekam/katul (dedak padi kasar) 50 kg
c. EM-4 1 liter
d. Kapur pertanian 1 sak/50 kg
e. Tetes tebu atau larutan gula merah (gula jawa), 1 kg/1 liter air
f. Pasir kayu (gerajen) secukupnya
g. Dolomit
h. Jika ditambahkan Mol 0,5 liter akan lebih bagus
i. Dapat pula ditanbahkan Febrio Powder 1 kg untuk menambah kualitas
j. Air secukupnya.
Alat-alat :
a. Bak besar/ember
b. Cangkul
c. Sekop
d. Gayung
e. Terpal atau karung goni
f. Gembor sebagai alat untuk penyiraman
g. Ayak besar atau mesin penghancur (crusher)
Sebelum proses pembuatan, bahan baku yang berupa pupuk kandang perlu dikering-
anginkan terlebih dahulu.
Tahapan pembuatan :
1. Pupuk kandang (yang telah dikering-anginkan) dicangkul, diratakan ditanah kira-kira
setinggi 30cm.
2. Pasir kayu (gerajen), kapur dan sekam ditaburkan di atas tumpukan tanah (pupuk) tadi
sedikit demi sedikit hingga merata.
3. Siapkan bak besar untuk mencampur 1 botol EM-4 dan tetes tebu dan ditambah air
secukupnya, campurkan dan aduk hingga rata.
4. Larutan dari pencampuran EM-4 dll tadi diletakan ke dalam gembor, agar proses
penyiraman lebih merata.
5. Siramkan larutan dari campuran EM-4 dll tadi, lakukan hingga kandungan air di adonan
mencapai 30 - 40%. Tandanya, bila campuran dikepal, air tidak keluar dan bila kepalan
dibuka, adonan tidak buyar. Setelah proses pencampuran, cangkul hingga merata.
6. Pinggirkan sedikit yang sudah jadi, lalu buat lagi menurut kebutuhan. Setelah semuanya
selesai tutup dengan terpal atau lainnya.
Proses fermentasi membutuhkan air, udara dan panas. Proses fermentasi ini
normal terjadi dalam jangka waktu 14-21 hari. Agar suhu adonan tidak terlalu panas
akibat fermantasi yang terjadi adonan dibuka dan diaduk 5 jam sekali setiap hari untuk
mengetahui suhunya, sehingga suhu dapat dipertahankan pada kisaran 45-50oC. Apabila
kurang panas disemprot dengan air yang dicampur tetes gula dan EM-4. Begitu pula
seterusnya, sehingga bahan bokashi tidak berbau kotoran dan jika dipegang tidak panas
lagi.
Proses penutupan bisa dilakukan dengan terpal atau lainnya, asalkan jangan
dengan plastik karena dapat mengakibatkan air tidak bisa menguap, menjadi bau lalu
panas, dan jika plastik tersebut panas dikarenakan terjadinya proses fermentasi, pada
pupuk tersebut akan terjadi pengembunan, dan jika embunnya tidak bisa hilang maka
pupuk tersebut akan berair dan menjadi busuk, jika terjadi pembusukan pada pupuk maka
pembuatan berarti gagal.
Ciri-ciri apabila sudah menjadi pupuk adalah hangat dan hitam. Struktur tanah nya
seperti jeli, dikarekan adanya campuran gerajen dan sekam.
Setelah jadi, bokashi diayak atau diselep (dihancurkan) dengan keadaan harus
kering. Agar lebih cepat, pengahancuran bokashi dapat dilakukan dengan mesin
penghancur (Crusher).
Bokashi jerami
Bahan :
a. Jerami/rumput : 200 kg (dipotong-potong + 10 cm)
b. Dedak/katul : 10 kg
c. Sekam padi : 100 kg
d. Gula pasir : 10 sendok makan
e. EM-4 : 200 ml
f. Air : 20 ltr
Alat-alat :
Alat-alat pembuatan sama dengan yang di atas
Tahapan pembuatan :
Cara pembuatan sama dengan yang di atas
Formula B
Bahan :
1. Formula A : 10 kg
2. Dedak :5 kg
3. Konsentrat : 2 kg
4. Jagung : 2 kg
Alat-alat :
1. Ember/bak
2. Pengaduk
Tahapan pembuatan :
Semua bahan dicampur jadi satu dan langsung dapat digunakan sebagai pakan ternak.
Cara penggunaan :
Untuk ayam petelur dapat diberikan setelah ayam berumur 3 bulan, dan hanya diberikan
sebagai pakan tambahan.
Catatan : setiap bagian berdasarkan volume (ember/kaleng).