NIM : D.131.18.0016
Kelas : FTP Sore
Makul : Seminar
1. Jurnal 1 :
a) Judul : Meningkatkan Kualitas dan Preferensi Konsumen Telur Itik
Dengan Cara Menurunkan Level Bau Amis Telur Yang Diperkaya
Antioksidan Daun Jintan (Plectranthus amboinicus L SPRENG).
b) Parameter yang diuji : Uji Organoleptik (Rasa, aroma, warna).
2. Jurnal 2 :
a) Judul : Pengaruh Penambahan Beberapa Jenis Asam Terhadap Proses
Pengolahan Telur Asin Untuk Menghilangkan Bau.
b) Parameter yang diuji : Uji Organoleptik (Rasa, aroma, warna).
3. Jurnal 3 :
a) Judul : Pengaruh Penggunaan Jahe Merah Pada Pembuatan Telur Asin
Cara Basah Terhadap Kualitas Organoleptik Telur Asin Samak.
b) Parameter yang diuji : Uji Organoleptik (Rasa, aroma, warna).
Zunaeni
ABSTRAK
a) Latar Belakang
Telur merupakan salah satu sumber protein hewani yang memiliki rasa
lezat dan bergizi tinggi. Telur terdiri dari protein 13%, lemak 12%, vitamin
dan mineral (besi, fosfor, kalsium, dan vitamin B kompleks). Kandungan gizi
tertinggi telur terdapat pada bagian kuningnya yaitu asam amino esensial
berupa fosfoprotein yang dibutuhkan tubuh manusia untuk partumbuhan.
Kelemahan telur yaitu memiliki sifat mudah rusak, baik kerusakan alami
maupun kerusakan akibat serangan mikroba melalui pori-pori telur. Oleh
karena itu, usaha pengawetan sangat penting untuk mempertahankan kualitas
telur, salah satunya yaitu dengan cara pengasinan.
Telur asin merupakan salah satu cara untuk mengawetkan telur. Telur
yang biasa diasinkan adalah telur itik karena memiliki pori-pori yang besar
dan bau amis yang tajam. Cangkang telur itik berwarna biru muda, sehingga
telur itik sangat lazim diasinkan karena penetrasi garam ke dalam telur pada
telur itik lebih mudah (Octarisa, 2013). Dengan pengasinan, telur itik
memiliki masa simpan telur lebih lama. Semakin lama waktu pengasinan akan
semakin tahan lama masa simpan telur. Selain itu, pengolahan telur itik
menjadi telur asin, juga dapat meningkatkan kandungan kalsium telur itik.
Sebagaimana menurut Anonim (2008). Kandungan kalsium telur itik akan
meningkat 2,5 kali setelah proses pengasinan dan dapat juga meningkatkan
daya tahan simpan yang lebih lama.
Komponen utama dalam pembuatan telur asin selain telur itik adalah
garam. Garam adalah seasoning dan pengawet yang komposisinya terdiri atas
natrium klorida yaitu 40% natrium dan 60% klorida (Prihantoro, 2003).
Garam berfungsi sebagai pencipta rasa asin sekaligus sebagai bahan pengawet
karena garam mampu menyerap air dari dalam telur. Garam akan masuk
kedalam telur melalui pori-pori kulit telur menuju ke putih telur, lalu ke
kuning telur. Garam akan menarik air yang dikandung telur. Garam juga
terdapat ion chlor yang berperan sebagai penghambat pertumbuhan bakteri
dalam telur, sehingga menyebabkan telur menjadi awet karena bakteri yang
terkandung dalam telur mati (Ristato Setyo, 2013). Mekanisme garam NaCl
sebagai pengawet dimulai dengan terurainya NaCl menjadi ion natrium (Na+ )
dan ion chlor (Cl-). Ion chlor inilah yang berfungsi sebagai pengawet dengan
kemampuannya menghambat pertumbuhan mikroba (Vaozi, 2012).
c) Tujuan Penelitian
b) Cara Kerja
Telur itik yang dipilih adalah telur dalam kondisi utuh (tidak retak),
kemudian dibersihkan dari sisa kotoran yang menempel. Setelah bersih, telur
dikeringkan dan letakkan di ember. Adonan dibuat dengan cara
mencampurkan 2 kg abu gosok, air dan 500 g garam hingga seperti pasta,
kemudian adonan tersebut dipisahkan menjadi 3 bagian perlakuan. Pada
perlakuan 1 tidak diberi media asam, perlakuan 2 diberi air lemon, dan
perlakuan 3 diberi air belimbing wuluh sesuai dengan takaran masing-masing,
kemudian diaduk sampai menjadi adonan. Telur-telur yang sudah dibersihkan,
masing- masing dibungkus/dibalut dengan adonan secara merata diseluruh
permukaannya, hingga tertutup sempurna. Telur kemudian disimpan dalam
baskom yang bersih selama 14 -20 hari. Setelah pemeraman selesai, adonan
pembungkus dibuka dan telur asin dibersihkan dengan air sampai adonan
pasta pengasinan telur itik hilang kemudian direbus sampai matang.
c) Rancangan Penelitian
Penelitian ini menggunakan pola Rancangan Acak Lengkap (RAL)
dengan tiga (3) perlakuan dan dua (2) kali penguulangan yang berkaitan
dengan pemberian beberapa jenis asam terhadap pengolahan telur asin.
d) Analisa Data
Data yang dianalisis adalah data kualitatif. Data kualitatif meliputi
data hasil uji organoleptik dengan menggunakan 20 orang panelis tak terlatih..
Parameter yang diujikan meliputi bau/aroma, rasa, tekstur, warna kuning telur
dan putih telur. Kriteria bau/aroma telur asin adalah amis dan tidak amis,
kriteria rasa telur asin adalah asin dan tidak asin, kriteria warna kuning telur
adalah kuning, orange, kuning kehitaman. Kriteria warna putih telur adalah
putih, putih kebiruan, putih kekuningan, putih kecoklatan dan putih
kehitaman.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Suprapti ML. 2002. Pengawetan Telur. Yogyakarta: Kanisius. Vaozi, Syifa. 2012.
Telur Asin. Semarang