Anda di halaman 1dari 16

BAB I

PENDAHULUAN
 

1.1  Latar Belakang
Makalah ini saya buat untuk memenuhi tugas softskill , pengetahuan tentang
dampak perindustrian sebuah pabrik roti terhadap lingkungan sekitar. Dimana
sekarang ini sebenarnya sudah lumayan banyak perindustrian roti rumahan ataupun
pabrik. Tentu dengan adanya usaha tersebut dapat mengurangi jumlah pengangguran
di Lingkungan sekitar pabrik tersebut.

Dalam tugas pembuatan makalah ini, kami memilih dampak Pabrik roti
terhadap lingkungan sekitar karena dalam pandangan kami, sebuah pabrik roti selain
menghasilkan dampak positif terhadap lingkungan, pasti mempunyai dampak
negatifnya pula untuk masyarakat. Dimana sebuah perindustrian pasti akan
menghasilkan limbah ataupun polusi baik suara ataupun udara.

1.2.  Tujuan Penulisan
Sebagai pengetahuan macam-macam dampak positif ataupun positif dari
sebuah Perindustrian.

1.3.  Ruang Lingkup
Ruang lingkup dari penulisan makalah ini adalah mencakup aspek dampak
negatif dan positif suatu perindustrian.
BAB II
LANDASAN TEORI
 

2.1. Dampak Positif Industri Terhadap Lingkungan 


Pembangunan dan perkembangan industri mengakibatkan terjadi perubahan-
perubahan di berbagai aspek sosial ekonomi masyarakat, perubahan tersebut meliputi
perubahan mata pencaharian, perubahan jumlah kesempatan, perubahan tingkat
pendapatan, dan perubahan jumlah sarana dan prasarana. Perubahan-perubahan
tersebut kemudian menimbulkan dampak positif maupun negative. Dampak positif
pembangunan industri merupakan kondisi perubahan dalam masyarakat akibat
adanya pembangunan industri yang memberikan keuntungan meningkat baik
langsung maupun tidak langsung dari kondisi sebelumnya.

1. Penciptaan Peluang Usaha dan Pekerjaan


Kehadiran industri membawa pengaruh terhadap mata pencaharian penduduk,
dimana sebelum adanya industri sebagian besar masyarakat bermata pencaharian
sebagai petani dan sebagian lagi terbagi dalam beberapa mata pencaharian tertentu
saja seperti buruh industri batu bara dan sebagainya. Dengan dibangun dan
berkembangnya industri masyarakat mempunyai peluang usaha yang lebih luas.

Sektor pekerjaan lain yang banyak dimanfaatkan oleh masyarakat adalah


usaha berdagang, misalnya masyarakat asli desa membangun warung-warung kecil di
rumah yang menyediakan kebutuhan sehari-hari, selain lebih ekonomis juga mudah
untuk di jangkau1.
2. Ketersediaan Sarana dan Prasarana
Bertambahnya jumlah sarana dan prasarana setelah berkembangnya industri
telah memberikan kemudahan-kemudahan kepada masyarakat dalam melakukan
aktivitas sehari-hari. Aktivitas masyarakat sebelum berkembang industri lebih banyak
dilakukan untuk pergi ke sawah, atau ke pasar untuk membeli kebutuhan sehari-hari
atau menjual hasil pertaniannya, namun saat ini masyarakat dapat dengan mudah
melakukan berbagai kegiatan dengan adanya sarana dan prasarana yang memadai
baik yang disediakan oleh perusahaan maupun pemerintah daerah.

Walaupun ketersediaan sarana dan prasarana tersebut belum semua dapat


dimanfaatkan oleh seluruh masyarakat khususnya yang memerlukan pengeluaran
biaya besar seperti pemasangan telepon, tetapi setidaknya sarana dan prasarana yang
tersedia lebih mudah dijangkau dan biaya yang relatif ekonomis, misalnya sekolah-
sekolah dasar, pusat pelayanan kesehatan seperti posyandu, tempat ibadah, dan sarana
olahraga. Sementara untuk sarana jalan umum tidak hanya dapat dimanfaatkan
langsun oleh pihak perusahaan, dan masyarakat lapisan menengah keatas yang
memiliki kenderaan, tetapi juga masyarakat lapisan menengah kebawah juga dapat
memanfaatkannya dengan tersedianya angkutan umum yang masuk dalam wilayah
desa, sehingga masyarakat desa tidak perlu lagikeluar wilayah dengan berjalan kaki
atau menggunakan kenderaan yang tidak memadai untuk menujukota kecamatan atau
kota kabupaten.

2.2 Dampak Negatif Industri Terhadap Lingkungan


Pembangunan industri di satu sisi memberikan perubahan yang berdampak
positif namun di sisi lain juga membawa perubahan yang berdampak negatif, dampak
negatif tersebut antara lain terjadinya pencemaran terhadap lingkungan sekitar
industri seperti polusi air bersih, polusi kebisingan suara, dan polusi udara. Selain
pencemaran lingkungan dampak negatif yang terjadi antara lain adanya potensi
konflik akibat adanya kecemburuan sosial antara masyarakat asli desa dengan
masyarakat pendatang dalam hal kemudahan mengakses pekerjaan khususnya di
sektor industri.

1. Pencemaran Lingkungan
Dampak negatif terhadap pencemaran lingkungan seperti polusi air, polusi
udara, polusi tanah, dan lain-lain yang membahayakan kelangsungan hidup semua
makhluk. Berbagai upaya telah dilakukan baik oleh pihak perusahaan sendiri maupun
Pemerintah Daerah untuk memperkecil resiko pencemaran lingkungan yang
diakibatkan oleh aktifitas industri.

2. Pencemaran Air Bersih


Upaya yang telah dilakukan dalam mengurangi atau memperkecil terjadinya
resiko pencemaran linkungan memang tidak sepenuhnya menjamin untuk tidak
adanya masalah pencemaran lingkungan. Pencemaran lingkungan terjadi mengenai
air sumur penduduk yang terkontaminasi dengan limbah yang berasal dari
perusahaan. Kapasitas limbah yang cukup banyak sementara kualitas dan kapasitas
penampung limbah kurang memadai akibatnya limbahmenyerap dalam tanah sampai
ke air sumur masyarakat.

3. Polusi Kebisingan Suara


Selain pencemaran terhadap air sumur penduduk, pencemaran juga terjadi
akibat kebisingan suara yang dihasilkan oleh aktifitas produksi yang melebihi batas.
Salah satu cara menguranginya adalah dengan melakukan perbaikan kualitas
bangunan agar dapat menurunkan intensitas bising dan menambah pepohonan di
sekitar pabrik.

4. Polusi Udara
Pencemaran lingkungan yang juga terjadi adalah polusi udara, dimanapolusi
tersebut berasal dari kegiatan mesin-mesin produksi pabrik yang pembuangan limbah
asapnya melalui cerobong perusahaan, terutama perusahaan yang dalam produksi
lebih banyak melakukan kgiatan pembakaran. Selainpolusi udara dihasilkan dari
kegiatan industri, polusi udara juga terjadi akibat banyaknya truk-truk perusahaan
yang berkapasitas besar keluar masuk pabrik untuk mengangkut hasil produksi
perusahaan, hal ini yang kemudian jalan mudah rusak dan menimbulkan debu-debu
tebal di jalan.

Selain itu , Limbah industri nya juga masih mempunyai nilai ekonomis yaitu :

1. Limbah produksi seperti sisa cake dan tart dapat di olah kembali menjadi
adonan pralin kemudian di cetak dan didinginkan di dalam pendingin sudah menjadi
tart dengan variasi baru.
2. Limbah putih telur, dapat digunakan untuk membuat beraneka macam
brownis dan cake oleh warga sekitar dan bisa di jual kembali.
3. Limbah roti di jual pada warga sekitar untuk digunakan sebagai pakan ternak.
Karena sejatinya Limbah padat industri bakery (roti) merupakan salah satu bahan
pakan yang banyak mengandungkarbohidrat. Pembuatan pakan ternak tidak hanya
berasal dari limbah roti, akan tetapi diperlukan bahan-bahan yang lain dalam bentuk
formulasi. Dalam memformulasikan penyusunan ransum atau pakan, perlu
menggunakan tabel patokan kebutuhan nutrisi.
4. Limbah Kacang-kacangan, serealia, biji-bijian dan lain lain bisa di jadika
sebagai olahan pakan penguat atau konsentrat yang terbentuk sebagai tepung. Pakan
yg mudah di cerna karena pakan penguat atau konsentrat terbuat dari berbagai bahan
pakan sumber energi (Karbohidrat).
5. Limbah industri bakery selanjutnya yang masih memiliki nilai ekonomis
adalah cangkang telur. Cangkang telur di kumpulkan dan di jual ke warga sekitar atau
pengepul untuk di jadikan salah satu bahan kerajinan tangan seperti lukisan dengan
kanvas atau lukisan pada botol kaca yang bisa di jual kembali dengan harga jual yang
lebih tinggi.

 
Dan adapun Cara Pengolahan Limbah Roti Sebagai Berikut : 

2.3. Proses Pengelolaan Limbah Industri Roti

Limbah industry bakery harus dikelola dengan baik agar tidak menimbulkan kerugian
terhadap lingkungan sekitar. Tidak adanya pengelolaan terhadap limbah dapat
menimbulkan dampak, diantaranya adalah

(1) pencemaran saluran air oleh limbah cair

(2) penyumbatan drainase jalan

(3) dapat menimbulkan bau busuk

(4) dapat tergenang jika terjadi banjir

Limbah industry bakery dapat berupa limbah cair maupun limbah padat. Proses
pengelolaan limbah cair dan limbah padat pada industry bakery adalah sebagai
berikut:

1. Pengelolaan Limbah Cair


Pengelolaan limbah cair bertujuan untuk menghilangkan sebagian besar
padatan tersuspensi dan bahan terlarut, serta penyisihan unsure hara berupa nitrogen
dan fosfor. Secara umum pengolahan limbah cair dibedakan menjadi tiga, yaitu :
pengolahan primer, pengolahan sekunder dan pengolahan tersier. Pengolahan primer
merupakan pengolahan secara fisik untuk meyisihkan benda-benda terapung atau
padatan tersuspensi terendapkan. Pengolahan primer berupa penyaringan kasar, dan
memisahkan bahan inert seperti butiran pasir atau tanah. Pengolahan sekunder
merupakan proses biologis.

Pengolahan secara biologis pada prinsipnya adalah pemanfaatan aktivitas


mikroorganisme seperti bakteri dan protozoa. Mikroba tersebut mengkonsumsi
polutan biodegradable dan mengkonversi polutan menjadi karbondioksida, air dan
energi untuk pertumbuhannya. Kondisi lingkungan pada pengolahan sekunder harus
diatur guna mengoptimalkan pertumbuhan mikroba. Sistem pengolahan limbah cair
secara aerobik dapat menggunakan sistem lumpur aktif (activated sludge), Rotating
Biological Contractor (RBC) dan kolam oksidasi. Pengolahan sekunder dapat
menurunkan kandungan BOD dan TSS pada limbah cair, akan tetapi efluen masih
mengandung ammonium dan fosfor dalam bentuk terlarut. Ammonium atau ammonia
merupakan nutrisi bagi biota air, sehingga jika limbah cair mengandung ammonia,
maka akan terjadi pertumbuhan biota air yang berlebihan sehingga menimbulkan
pendangkalan badan air. Hal demikian harus dikendalikan dengan pengolahan tersier
pada limbar cair. Sistem yang dapat digunakan dalam pengolahn tersier adalah filtrasi
pasir, eliminasi nitrogen (nitrifkasi dan denitrifikasi) dan eliminasi fosfor. Setelah
melakukan pengolahan Sekunder, selanjutnya dilanjut ke pengolahan tersier yaitu
limbah cair dialirkan ke IPAL (Instalasi Pengelolaan Air Limbah).

1. Pengelolaan Limbah Padat


Salah satu perusahaan bakery di Indonesia yaitu PT Mirota Indah Indonesia
menghasilkan limbah padat yang cukup besar. Limbah produksi seperti sisa cake dan
tart di olah kembali menjadi adonan pralin kemudian di cetak dan didinginkan
menjadi tart dengan variasi baru ; limbah putih telur digunakan untuk membuat
beraneka macam brownis dan cake ; limbah roti di jual pada konsumen untuk
digunakan sebagai pakan ternak.

Limbah padat industri bakery (roti) pada umunya digunakan sebagai pakan
ternak. Limbah industri roti, merupakan salah satu bahan pakan yang banyak
mengandung karbohidrat. Pembuatan pakan ternak tidak hanya berasal dari limbah
roti, akan tetapi diperlukan bahan-bahan yang lain dalam bentuk formulasi. Dalam
memformulasikan penyusunan ransum atau pakan, perlu menggunakan tabel patokan
kebutuhan nutrisi.

Teknologi pakan ternak ruminansia meliputi kegiatan pengolahan bahan


pakan yang bertujuan meningkatkan kualitas nutrisi, meningkatkan daya cerna dan
memperpanjang masa simpan. Teknik pengolahan pakan dari limbah industri bakery
dapat dilakukan dengan cara pembuatan pakan penguat. Pakan penguat atau
keonsentrat yang terbentuk seperti tepung. Pakan penguat bersifat mudah dicerna
karena terbuat dari berbagai bahan pakan sumber energi (karbohidrat) seperti serealia,
biji-bijian, bungkil, kacang-kacangan, dan lain-lain.

2.4. Perubahan Sosial Ekonomi

1. Mata Pencaharian

Memasuki tahun 90-an sampai sekarang jumlah industri terus berkembang


dengan pesat baik skala usaha besar maupun sedang/menengah. Hal ini
mengakibatkan terjadinya perubahan penggunaan lahan yakni dari lahan pertanian
menjadi industri dan pemukiman penduduk.

Perubahan penggunaan lahan secara langsung juga ikut berpengaruh terhadap


perubahan mata pencaharian penduduk. Berkurangnya lahan pertanian dan
pembebasan tanah penduduk oleh industri mengakibatkan terjadinya pergeseran jenis
pekerjaan.
2. Kesempatan Kerja

Berkembangnya industri di pedesaan memberikan berbagai alternative


peluang pekerjaan yang lebih luas, dimana sebelum berkembangnya industri peluang
kerja sangat terbatas baik jenis pekerjaan maupun kesempatan kerjanya, tetapai
setelah berkembangnya industri peluang untuk memperoleh pekerjaan lebih tersedia
baik pekerjaan pada bidang industri maupun usaha berdagang atau jasa.

3. Tingkat Pendapatan

Dampak pembangunan pada aspek sosial ekonomi yang lain adalah ekonomi
rumah tangga yang salah satunya meliputi tingkat pendapatan. Setelah
berkembangnya industri tingkat pendapatan meningkat.

4. Jumlah Sarana dan Prasarana

Perubahan sarana dan prasarana berkembang industri terlihat dengan


bertambahnya fasilitas seperti jalan, angkutan umum, sekolah, dan lain-lain. Sarana
dan prasarana tersebut merupakan fasilitas umum yang dapat dirasakan oleh semua
penduduk desa.

Sebelum industri berkembang, sarana dan prasarana belum banyak tersedia


salah satunya adalah sarana transportasi, penduduk yang melakukan aktivitas di luar
desa jadi terhambat, setelah industri berkembang sarana dan prasarana seperti
transportasi lebih memadai.

2.5. Hubungan dari beberapa dampak sektor industri

1. Peningkatan Pendapatan dengan Penyerapan Tenaga Kerja

Industri pengolahan merupakan salah satu sektor yang telah


memberikan kontribusi signifikan terhadap perekonomian nasional khususnya
dalam penyerapan tenaga kerja, mengurangi angka kemiskinan, serta
penyerapan semangat kewirausahaan dan kemandirian, pembentukan Produk
Domestik Bruto (PDB) Nasional, nilai ekspor nasional, serta investasi
nasional. Semakin besar tenaga kerja yang dibutuhkan makan akan semakin
besar pendapatan yang akan dihasilkan.

2. Perluasan Lapangan Kerja dengan Peningkatan Pendapatan

Ketersediaan lapangan kerja banyak, maka pengangguran berkurang,


angkatan kerja bertambah, artinya orang yg bekerja memiliki penghasilan
berpengaruh kepada pendapatan.

3. Peningkatan Pendapatan dengan Peningkatan Pendidikan

Pendidikan dapat membentuk sumber daya manusia yang berkualitas


sehingga manusia mampu melakukan pembangunan negara melalui keilmuan
yang dimilikinya. Oleh karena itu, Pendidikan merupakan salah satu sarana
yang dominan dala pembangunan Sumber Daya Manusia, Sehingga dapat
menambah pendapatan yang dimiliki.

4. Penyerapan Tenaga Kerja dengan Perluasan Lapangan kerja

Lapangan kerja dapat berupa pekerjaan pemerintah atau swasta.


Tenaga kerja juga dapat membuat lapangan kerja sendiri dan menjadi
wirausahawan. Jumlah lapangan kerja yang dibutuhkan untuk memenuhi
kebutuhan kerja berbanding lurus dengan junlah tenaga kerja. Sehingga pada
negara dengan populasi besar seperti Indonesia, lapangan kerja yang harus
disediakan juga besar. Bila lapangan kerja tidak cukup akan terjadi
pengangguran dalam jumlah besar, misalnya terjadi di pedesaan dimana
lapangan kerja selain pertanian sedikit.

5. Peningkatan Pendidikan dengan Penyerapan Tenaga kerja

Sistem pendidikan memiliki arti penting dalam menjawab tuntutan


lapangan kerja yang membutuhkan tenaga kerja terampil dalam berbagai jenis
pekerjaan. Penyediaan tenaga kerja terdidik tidak hanya harus memenuhi
kebutuhan akan suatu jumlah yang dibutuhkan. Akan tetapi, yang lebih
penting ialah jenis-jenis keahlian dan keterampilan yang sesuai dengan
kebutuhan dunia industri. Teori Human Capital percaya bahwa pendidikan
memiliki anggapan lapangan kerja yang membutuhkan kecakapan dan
keterampilan tersebut juga sudah tersedia.

6. Perluasan Lapangan Kerja dengan Peningkatan Pendidikan

Pendidikan harus dapat menghasilkan tenaga yang mampu


mengembangkan potensi masyarakat dalam menghasilkan barang dan jasa
termasuk cara-cara memasarkannya.Kemampuan ini amat penting dalam
rangka memperluas lapangan kerja dan lapangan usaha. Dengan demikian,
lulusan sistem pendidikan tidak bergantung hanya kepada lapangan kerja yang
telah ada yang pada dasarnya sangat terbatas, akan tetapi mengembangkan
kesempatan kerja yang masih potensial.

7. Peningkatan Pendapatan dengan Perubahan Pola Pikir Masyarakat

Jika suatu perusahaan mendapatkan pendapatan yang meningkat


otomatis perusahaan membutuhkan karyawan lebih untuk memproduksi agar
hasil produksinya lebih banyak, maka orang dalam perusahaan mengubah
pola piker masyarakat perdesaan sekitar yang tadinya bekerja sebagai petani
atau petani kopi, bisa berfikir bekerja menjadi karyawan atau dapat mengolah
kopi menjadi minuman. Maka antara perusahaan dan karyawan tersebut saling
menguntungkan.

8. Penyerapan Tenaga Kerja dengan Perubahan Pola Pikir Masyarakat

Bagi ibu-ibu rumah tangga yang tidak bekerja, dengan adanya


perusahaan tersebut dapat mengubah pola pikirnya agar mau bekerja dengan
perusahaan tersebut sehingga perusahaan melakukan penyerapan tenaga kerja
bagi ibu-ibu rumah tangga agar lebih produktif.

9. Perluasan Lapangan Pekerjaan dengan Perubahan Pola Pikir Masyarakat

Perusahaan dapat membuka perluasaan lapangan kerja sehingga


masyarakat berpikir praktis dan efisien untuk ikut bekerja di perusahaan
tersebut.

10. Perubahaan Pola piker Masyarakat dengan Peningkatan Pendidikan

Perubahan pola pikir masyarakat yang lebih baik dapat mengubah tingkat
pendidikan suatu masyarakat yang lebih baik.

 
BAB III PENUTUP
 

3.1       Kesimpulan
Dalam kurun waktu beberapa tahun ini masyarakat yang tinngal di daerah
sekitar industri roti banyak memberikan respon terhadap aktivitas produksi roti
tersebut, baik respon positif maupun respon negatif

3.2       Saran
            Sebagian besar industri roti membuang  limbahnya ke perairan macam
polutan yang  di hasilkan mungkin berupa polutan organic (berbau busuk), polutan
anorganik (berbau dan berwarna). Pemerintah menetapkan  tata aturan untuk
mengendalikan pencemaran air untuk limbah industri, karena limbah dari industri
tahu mengandung polutan organik dan  anorganik, maka air limbah tersebut tidak bisa
langsung di buang ke sungai, tetapi harus diolah terlebih dahulu sebelum di buang ke
sungai agar tidak terjadi pencemaran.
Untuk mengatasi pencemaran air dapat dilakukan usaha preventif, misalnya
dengan tidak membuang limbah industri ke sungai. Kebiasaan membuang limbah ke
sungai dan disembarang tempat hendaknya diberantas dengan memberlakukan
peraturan – peraturan yang diterapkan di lingkungan masing – masing secara
konsekuen. Limbah industri hendaknya dibuang pada wadah yang telah di sediakan.
Masyarakat di sekitar sungai perlu memperhatikan kebersihan lingkungan dan perlu
memahami mengenai pemanfaatan sungai, agar sungai tidak lagi dipergunakan
sebagai tempat pembuangan limbah. Peraturan pembuangan limbah industri
hendaknya dipantau pelaksanaannya dan pelanggarnya dijatuhi hukuman.

Limbah Industri hendaknya diproses dahulu dengan teknik pengolahan


limbah, dan setelah memenuhi syarat baku mutu air buangan baru bisa di alirkan ke
sungai. Dengan demikian akan tercipta sungai yang bersih dan memiliki fungsi
ekologis.
DAFTAR PUSTAKA

Sulastri, “Adaptasi Terhadap Pekerjaan; Studi Tentang Perubahan Sosial Ekonomi


Pada Penduduk di Kawasan Industri”, Skripsi pada Universitas Indonesia,
Depok, 1992, ringkasan, tidak dipublikasikan

Teguh, Muhammad, Ekonomi Industri, Jakarta: PT Rajagrafindo Persada, 2010

https://galihrema.wordpress.com/2018/01/06/dampak-industri-pabrik-roti-terhadap-

lingkungan/

https://ernisusiyawati.wordpress.com/tag/hubungan-ekonomi-dan-pendidikan/

https://aleharahap.wordpress.com/2009/05/29/dampak-industri-terhadap-masyarakat-

pedesaan/

Anda mungkin juga menyukai