Disusun oleh :
20160220057
FAKULTAS PERTANIAN
2019
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perkembangan dunia kerja yang semakin komplek disertai dengan era
globalisasi menjadikan persaingan semakin ketat dalam segala sektor. Hal ini
menjadikan tuntutan yang tidak dapat dielakkan lagi, untuk menghadapi
perkembangan ini kreatif dan mandiri harus ditumbuhkan.
Perkebunan teh merupakan salah satu aspek dari sektor pertanian yang
menguntungkan di Indonesia. Kebutuhan dunia akan komoditas perkebunan sangat
besar khususnya teh. Teh merupakan minuman penyegar yang disenangi hampir
seluruh penduduk didunia, selain sebagai minuman yang menyegarkan, teh telah
lama diyakini memiliki khasiat bagi kesehatan tubuh (Arifin, 1994).
Produk teh di Indonesia terdiri dari beberapa macam diantaranya yaitu teh
putih, teh hitam, teh hijau, teh olong dan lain sebagainya. Perbedaan macam teh
tersebut disebabkan oleh perbedaan cara pengolahannya, dimana salah satunya
adalah pengolahan teh putih yang tidak mengalami proses oksidasi (fermentasi)
(Balittri, 2012).
Teh putih (White Tea) ini adalah jenis teh yang tidak mengalami proses
fermentasi sama sekali, dimana proses pengeringan dan penguapan dilakukan
dengan angat singkat. Teh putih diambil hanya dari daun teh pilihan yang dipetik
dan dipanen sebelum benar-benar mekar. Teh putih terkenal sebagai dewa-dewinya
1
teh karena diambil dari kuncup daun terbaik dari setiap pohonnya, dan disebut teh
putih karena ketika dipetik kuncup daunnya masih ditutupi oleh rambut putih yang
halus. Daun teh yang dipetik adalah pucuk daun yang muda, kemudian dikeringkan
dengan metode penguapan (steam dried) atau dibiarkan kering oleh udara (air
dried) (Balittri, 2012).
Daun teh putih adalah daun teh yang paling sedikit mengalami pemerosesan
dari semua jenis teh, sedangkan teh jenis yang lain umumnya mengalami empat
sampai lima langkah pemerosesan. Dengan proses yang lebih singkat tersebut,
maka kandungan zat katekin pada teh putih adalah tertinggi, sehingga mempunyai
khasiat yang lebih ampuh dibandingkan the jenis lainnya. Selama ini teh putih
hanya diproduksi oleh perkebunan teh di China dan Taiwan, tetapi saat ini telah
mulai di produksi di Indonesia. Salah satu perkebunan yang memproduksi teh putih
adalah PT Perkebunan Nusantara VIII ( Balittri, 2012).
PT. Perkebunan Nusantara VIII (PTPN VIII Kebun Malabar) adalah salah
satu diantara perkebunan milik Negara yang didirikan berdasarkan Peraturan
Pemerintah No. 13 tahun 1996, seperti yang dinyatakan dalam akta Notaris Harun
Kamil, S.H., No. 41 tanggal 11 Maret 1996 dan telah memperoleh pengesahan dari
Menteri Kehakiman Republik Indonesia melalui Surat Keputusan C2-
8336.HT.01.01.TH.96 tanggal 8 Agustus 1996. Akta pendirian ini selanjutnya
mengalami perubahan sesuai dengan akta Notaris Sri Rahayu Hadi Prasetyo, SH.,
No. 05 tanggal 17 September 2002 dan telah mendapat persetujuan Menteri
Kehakiman dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia melalui Surat Keputusan
No. C-20857 HT.01.04.TH.2002 tanggal 25 Oktober 2002.
2
Purwakarta, Garut, Tasikmalaya dan Ciamis) dan 2 Kabupaten di Propinsi Banten
(Lebak dan Pandeglang).
PTPN VIII Kebun Malabar memproduksi teh hitam (Ortodoks dan CTC),
teh putih (Silver Needle, White Peony), dan teh hijau (Sencha, Aracha, Konacha,
Bancha). Dimana dalam proses produksi teh tidak lepas dari pengolahan teh
menjadi barang jadi yang siap untuk dipasarkan, untuk itu agar produk yang
dipasarkan memiliki kualitas yang baik dan proses pengolahan teh dapat berjalan
dengan efesien maka perlu dilakukan adanya manajemen pengolahan teh seperti
perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengendalian pada saat proses
pengolahan teh (Navia,2014).
Perusahaan ini pun telah menerapkan Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:
2015 dan Sistem Manajemen Keamanan Pangan ISO 22000: 2005. Sertifikat lain
yang telah diperoleh adalah Sertifikat Halal dari Majelis Ulama Indonesia,
Administrasi Makanan & Obat-obatan AS, dan Sistem Pertanian Berkelanjutan
(Rainforest Alliance dan UTZ). Keunggulan tersebut menjadikan PT Perkebunan
3
Nusantara VIII sebagai tempat magang yang sesuai untuk dijadikan pembelajaran
dunia kerja yang sesungguhnya.
B. Tujuan
Tujuan dari kegiatan praktik industri yang dilaksanakan di PT.Perkebunan
Nusantara VIII Kebun Malabar Pangalengan Bandung, yaitu :
4
BAB II PROFIL LOKASI MAGANG
A. Sejarah Perusahaan
Perkebunan Malabar merupakan peninggalan dari masa penjajahan
Hindia Belanda. Perkebunan ini didirikan pada tahun 1896 oleh Karl Adolf Rodolf
Boscha, seorang warga negara Belanda sebagai utusan dari Firma John Peet & Co.
Mereka membuka hutan di daerah Malabar, selanjutnya membangun pembangkit
listrik tenaga air (PLTA) Cilaki A dan B yang berkekuatan 750 KW dan PLTA
Citamaga untuk penerangan perumahan.
KAR Boscha Administratur Perkebunan Malabar yang pertama dari tahun
1896 hingga 1928, setelah beliau wafat kepemimpinan digantikan oleh Ir. RA
Kerkhoven (1928 – 1934) dan kemudian digantikan oleh Ermeling (1934– 1942).
Periode ini dinamakan dengan masa pemerintahan Belanda I, dimana perkebunan
Malabar sepenuhnya berada dalam kekuasaan Belanda.
Ini berarti seluruh hasil bumi dari Perkebunan Malabar pada waktu itu masuk
kedalam kas negara Belanda.
Setelah mengalami kerusakan berat karena kurang pemeliharaan
dari pemerintah Jepang, pada tahun 1948 Belanda kembali menguasai Perkebunan
Malabar dan mulai mengadakan rehabilitasi kebun teh maupun pabrik. Periode ini
dinamakan dengan periode pemerintahan Belanda II, Perkebunan Malabar
dipimpin oleh Van Deer Meer (1945-1948) dan kemudian Brewer (1956-1957).
Kemudian Pemerintah Republik Indonesia mengambil alih Perkebunan Malabar
pada tanggal 27 Desember 1957 dengan nama Perkebunan Negara Unit Jawa Barat
III (PNU Jabar III) berdasar UU No. 86/1958 dan Peraturan Pemerintah (PP)
No.2/1959 tentang pengambil alihan kebun-kebun milik Belanda oleh Pemerintah
Indonesia dan sejak saat itu pimpinan perkebunan dipegang oleh bangsa Indonesia.
Tahun 1964 PNU Jabar III berubah menjadi Perusahaan
Perkebunan Negara Aneka Tanaman (PPN Antan IX), selanjutnya perkebunan ini
5
direorganisasi ke dalam Perusahaan Negara Perkebunan XIII (PNP XIII) tanggal
12 April 1968, berdasarkan PP No. 14/1968.
Pada tanggal 1 Agustus1971 PNP XIII diubah menjadi Perseroan Terbatas
Perkebunan XIII (PTPXIII) melalui PP No.24/1971 dan Akte Notaris GHS
Loemban Tobing No. 68 tanggal 31 Juli 1971. Berdasarkan Peraturan Pemerintah
No. 13 Tahun 1996, Perkebunan Malabar resmi menjadi sebuah perkebunan yang
berada dibawah manajemen PTP Nusantara VIII yang merupakan penggabungan
dari PTP XI, PTP XII dan PTP XIII, sedangkan Perkebunan Malabar berada di
bawah Unit Bisnis Wilayah III. PTPN VIII membawahi 43 kebun, 2 RS dan 1 unit
Usaha Pengepakan Teh. Selain komoditi teh PTPN VIII juga mempunyai komoditi-
komoditi lainnya seperti Karet, Kina, Sawit, Kakao, dan Gutta Percha yang
areal perkebunannya tersebar di seluruh Propinsi Jawa Barat dan sebagian di
Propinsi Banten. Selain itu juga untuk mengembangkan usahanya PTPN VIII
mempunyai beberapa tempat wisata yang mempunyai potensi yang sedang
dikelola secara profesional dalam pengembangan Agro Wisata dan Wisata Ilmiah,
seperti Agro Wisata Gunung Mas, Agro Wisata Malabar, Agro Wisata Walini
(Kebun Rancabali), dan Agro Wisata Sukawana (Kebun Pangheotan).
B. Visi Misi
PTPN VIII memiliki visi dan misi untuk menjalankan perusahaan agar
selalu menjadi perusahaan produksi the yang terbaik di Indonesia. Visi dan Misi
PTPN VII yaitu :
1. Visi
2. Misi
6
Mengelola perusahaan sesuai prinsip Good Corporate Governance (GCG)
untuk menghasilkan produk yang bermutu tinggi dan ramah lingkungan yang
senantiasa berkembang dan lestari sebagai karya sumber daya manusia yang
handal dalam upaya memuaskan pihak-pihak yang berkepentingan.
C. Lokasi
PT Perkebunanan Nusantara VIII Kebun Malabar berlokasi di Desa
Banjarsari, Kecamatan Pangalengan, Kabupaten Bandung, 40378. Pabrik
pengolahan teh putih milik PT Perkebunan Nusantara VIII sendiri berlokasi
didalam lingkungan kebun teh Malabar. Luas area total kebun Malabar yaitu
2.022,11 Ha. Didalamnya termasuk lahan area pabrik, areal kebun teh, tanaman
kekayuan, emplasemen, jalan, hutan, jurang, sungai, serta lahan yang dipakai pihak
ketiga.
7
yaitu : Afdelling Malabar Utara (MU), Afdelling Malabar Selatan (MS), Afdelling
Sukaratu (SKR) dan Afdelling Tanaru (TNR) yang berda di Desa Banjarsari. Setiap
afdelling melakukan pemetikan pucuk teh untuk kemudian diangkut ke pabrik
pengolahan teh Malabar.
8
Gambar 3 Struktur Organisasi PT Perkebunan Nusantara VIII
9
Gambar 4 Struktur Organisasi PT Perkebunan Nusantara VIII Kebun Malabar
10
dunia. PT Perkebunan Nusantara VIII telah mengekspor teh ke seluruh dunia dan
10 negara tujuan terbesar kami adalah Malaysia, Belanda, Jepang, Amerika,
Inggris, Polandia, Uni Emirat Arab, Rusia, Jerman, Pakistan, dan lainnya.
2. Bisnis Karet
11
4. Bisnis Kopi
5. Bisnis Kayu
Kayu yang dihasilkan berupa kayu Log dan kayu tegakan yang meliputi
berbagai jenis kayu. Dalam waktu dekat akan dilakukan penjualan kayu tegakan
pohon Karet dan Albazia melalui system lelang di kantor Direksi. Kayu yang akan
di jual berada di wilayah kebun Wangunreja, Cikumpay, Jalupang dan Panglejar.
6. Bisnis Kina
F. Assset
PT Perkebunan Nusantara VIII memiliki asset sebagai berikut :
12
4. 16 pabrik pengolahan karet dengan 13 pabrik menghasilkan RSS, 1 pabrik
menghasilkan concentrated latex, dan 2 pabrik menghasilkan CR.
5. 2 unit pabrik pengolahan kopi
6. 1 unit rumah sakit yang berkolasi di Subang, Jawa Barat. Rumah sakit ini
memberikan pelayanan kesehatan, tidak hanya bagi karyawan PTPN VIII
tetapi juga bagi masyarakat umum.
7. Agrowisata meliputi Gunung Mas Tea Hills, Malabar Tea Village,
Rancabali Tea Valley, Ciater Tea Mountain, Sukawana, dan Tenjo Resmi
Goest House.
13
BAB III RENCANA KEGIATAN MAGANG
Metode peran serta adalah kegiatan yang dilakukan dengan melibatkan diri
dalam kegiatan yang dilaksanakan di PT Perkebunan Nusantara VIII Kebun
Malabar tugas dari pimpinan atau asisten seperti halnya karyawan pada umumnya
dibawah pengawasan pimpinan atau asisten, dan bertanggungjawab atas apa yang
dilakukan.
14
C. Macam Kegiatan
Kegiatan yang dilakukan mengikuti kegiatan proses pengolahan the yang
dilakukan di PT Perkebuanan Nusantara VIII Kebun Malabar dengan fokus
kegiatan pada komoditas Teh Putih (White Tea). Kegiatan yang akan diikuti
anatara lain :
15
artinya dalam pengolahan daun teh basah menjadi daun teh kering perusahaan ini
lebih mengandalkan mesin dan teknologi disbanding dengan tenaga manusia.
16
biasanya dipetik ketika awal musim semi, waktu pemanenan biasanya hanya 2 hari
sampai 2 minggu.
Pengeringan (draying)
Sortasi Kering
17
Penyimpanan dan Pengemasan
Waktu Pelaksanaan
No Uraian Juli Agustus September
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3
1 Proposal
Pengenalan &
2
Managemen Perusahaan
Manajemen Pengolahan
3
Teh Putih
a. Perencanaan Lokasi
dan Tata Letak Pabrik
b. Pemilihan Teknologi,
Fasilitas Persedian dan
Pemasukan
c. Perencanaan Tenaga
Kerja
d. Perencanaan Bahan
Baku dan Pelengkap
e. Pelaksanaan Kegiatan
Pengolahan di Pabrik
Penyusunan Laporan dan
4
Ujian
18
DAFTAR PUSATAKA
Balittri. 2012. Mengenal 4 Macam Jenih Teh (Online). Diakses 19 Juli 2019.
https://litbang.pertanian.go.id
Navia. 2014. Manajemen Hulu Hilir Tanaman Teh (Online), Diakses 21 Juli 2019.
https://www.academia.edu.
https://www.ptpn8.co.id/
19
20