Anda di halaman 1dari 23

PROPOSAL KEGIATAN MAGANG PROFESI

DI PT PERKEBUNAN NUSANTARA VIII KEBUN MALABAR

BANDUNG JAWA BARAT

“Manajemen Pengolahan Teh Putih”

Disusun oleh :

Nanda Dwi Maulidiawati

20160220057

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

2019
i
DAFTAR ISI

HALAMAN PENGESAHAN ..................................... Error! Bookmark not defined.


DAFTAR ISI ................................................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................. 1
A. Latar Belakang ................................................................................................... 1
B. Tujuan ................................................................................................................ 4
BAB II PROFIL LOKASI MAGANG ......................................................................... 5
A. Sejarah Perusahaan............................................................................................. 5
B. Visi Misi ............................................................................................................. 6
C. Lokasi ................................................................................................................. 7
D. Struktur Organisasi (SDM) ................................................................................ 8
E. Ruang Lingkup Bisnis/Usaha ........................................................................... 10
F. Assset ............................................................................................................... 12
BAB III RENCANA KEGIATAN MAGANG........................................................... 14
A. Waktu dan Tempat Magang ............................................................................. 14
B. Metode Pengumpulan Data .............................................................................. 14
C. Macam Kegiatan .............................................................................................. 15
D. Rencana dan Jadwal Kegiatan .......................................................................... 18
DAFTAR PUSATAKA .............................................................................................. 19

ii
BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Perkembangan dunia kerja yang semakin komplek disertai dengan era
globalisasi menjadikan persaingan semakin ketat dalam segala sektor. Hal ini
menjadikan tuntutan yang tidak dapat dielakkan lagi, untuk menghadapi
perkembangan ini kreatif dan mandiri harus ditumbuhkan.

Mengingat Indonesia adalah negara agraris maka sektor pertanian sangat


berperan dalam menunjang perekonomian negara, tidak hanya itu Indonesia juga
merupakan negara yang terletak di daerah garis khatulistiwa hal tersebut
menjadikan Indonesia beriklim tropis yang mempunyai dua musim (musim
penghujan dan musim kemarau). Kondisi demikian menyebabkan banyaknya
wilayah perkebunan di Indonesia, seperti perkebunan teh, kopi, karet, kelapa sawit
dan lain sebagainya.

Perkebunan teh merupakan salah satu aspek dari sektor pertanian yang
menguntungkan di Indonesia. Kebutuhan dunia akan komoditas perkebunan sangat
besar khususnya teh. Teh merupakan minuman penyegar yang disenangi hampir
seluruh penduduk didunia, selain sebagai minuman yang menyegarkan, teh telah
lama diyakini memiliki khasiat bagi kesehatan tubuh (Arifin, 1994).

Produk teh di Indonesia terdiri dari beberapa macam diantaranya yaitu teh
putih, teh hitam, teh hijau, teh olong dan lain sebagainya. Perbedaan macam teh
tersebut disebabkan oleh perbedaan cara pengolahannya, dimana salah satunya
adalah pengolahan teh putih yang tidak mengalami proses oksidasi (fermentasi)
(Balittri, 2012).

Teh putih (White Tea) ini adalah jenis teh yang tidak mengalami proses
fermentasi sama sekali, dimana proses pengeringan dan penguapan dilakukan
dengan angat singkat. Teh putih diambil hanya dari daun teh pilihan yang dipetik
dan dipanen sebelum benar-benar mekar. Teh putih terkenal sebagai dewa-dewinya

1
teh karena diambil dari kuncup daun terbaik dari setiap pohonnya, dan disebut teh
putih karena ketika dipetik kuncup daunnya masih ditutupi oleh rambut putih yang
halus. Daun teh yang dipetik adalah pucuk daun yang muda, kemudian dikeringkan
dengan metode penguapan (steam dried) atau dibiarkan kering oleh udara (air
dried) (Balittri, 2012).

Daun teh putih adalah daun teh yang paling sedikit mengalami pemerosesan
dari semua jenis teh, sedangkan teh jenis yang lain umumnya mengalami empat
sampai lima langkah pemerosesan. Dengan proses yang lebih singkat tersebut,
maka kandungan zat katekin pada teh putih adalah tertinggi, sehingga mempunyai
khasiat yang lebih ampuh dibandingkan the jenis lainnya. Selama ini teh putih
hanya diproduksi oleh perkebunan teh di China dan Taiwan, tetapi saat ini telah
mulai di produksi di Indonesia. Salah satu perkebunan yang memproduksi teh putih
adalah PT Perkebunan Nusantara VIII ( Balittri, 2012).

PT. Perkebunan Nusantara VIII (PTPN VIII Kebun Malabar) adalah salah
satu diantara perkebunan milik Negara yang didirikan berdasarkan Peraturan
Pemerintah No. 13 tahun 1996, seperti yang dinyatakan dalam akta Notaris Harun
Kamil, S.H., No. 41 tanggal 11 Maret 1996 dan telah memperoleh pengesahan dari
Menteri Kehakiman Republik Indonesia melalui Surat Keputusan C2-
8336.HT.01.01.TH.96 tanggal 8 Agustus 1996. Akta pendirian ini selanjutnya
mengalami perubahan sesuai dengan akta Notaris Sri Rahayu Hadi Prasetyo, SH.,
No. 05 tanggal 17 September 2002 dan telah mendapat persetujuan Menteri
Kehakiman dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia melalui Surat Keputusan
No. C-20857 HT.01.04.TH.2002 tanggal 25 Oktober 2002.

Kegiatan usaha perusahaan meliputi pembudidayaan tanaman,


pengolahan/produksi, dan penjualan komoditi perkebunan Teh, Karet, Kelapa
Sawit, Kina, dan Kakao. Pusat kegiatan usaha berada di Kantor Direksi Jl.
Sindangsirna No. 4 Bandung, Jawa Barat dengan kebun/unit usaha yang dikelola
sebanyak 41 kebun yang tersebar di 11 Kabupaten/Kota di Propinsi Jawa Barat
(Bogor, Sukabumi, Cianjur, Kabupaten Bandung Barat, Kota Bandung, Subang,

2
Purwakarta, Garut, Tasikmalaya dan Ciamis) dan 2 Kabupaten di Propinsi Banten
(Lebak dan Pandeglang).

Perkebunan teh PTPN VIII Kebun Malabar terletak di wilayah dengan


ketinggian antara 600 – 2000 meter di atas permukaan laut. Dengan tanah vulkanik
dan iklim tropis, iklim agro di wilayah tersebut cocok untuk menumbuhkan rasa,
warna, dan aroma yang baik, serta rasa teh eksklusif yang diminta oleh pelanggan
di pasar dunia. PTPN VIII Kebun Malabar telah mengekspor teh ke seluruh dunia
dan 10 negara tujuan terbesar kami adalah Malaysia, Belanda, Jepang, Amerika,
Inggris, Polandia, Uni Emirat Arab, Rusia, Jerman, Pakistan, dan lainnya.

PTPN VIII Kebun Malabar memproduksi teh hitam (Ortodoks dan CTC),
teh putih (Silver Needle, White Peony), dan teh hijau (Sencha, Aracha, Konacha,
Bancha). Dimana dalam proses produksi teh tidak lepas dari pengolahan teh
menjadi barang jadi yang siap untuk dipasarkan, untuk itu agar produk yang
dipasarkan memiliki kualitas yang baik dan proses pengolahan teh dapat berjalan
dengan efesien maka perlu dilakukan adanya manajemen pengolahan teh seperti
perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengendalian pada saat proses
pengolahan teh (Navia,2014).

Tujuan akhir dengan dilakukannya manajemen pengolahan teh ini yaitu


diharapkan perusahaan dapat menjalankan proses pengolahan teh dengan perlakuan
yang baik, sehingga mendapatkan hasil pengolahan the yang optimal serta dapat
memperoleh benefit secara maksimal sesuai dengan capaikan yang diinginkan oleh
PTPN VIII Kebun Malabar (Navia, 2014).

Perusahaan ini pun telah menerapkan Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:
2015 dan Sistem Manajemen Keamanan Pangan ISO 22000: 2005. Sertifikat lain
yang telah diperoleh adalah Sertifikat Halal dari Majelis Ulama Indonesia,
Administrasi Makanan & Obat-obatan AS, dan Sistem Pertanian Berkelanjutan
(Rainforest Alliance dan UTZ). Keunggulan tersebut menjadikan PT Perkebunan

3
Nusantara VIII sebagai tempat magang yang sesuai untuk dijadikan pembelajaran
dunia kerja yang sesungguhnya.

Melalui kegiatan magang di PT Perkebunan Nusantara VIII diharapkan


mampu meningkatkan pemahaman mahasiswa mengenai dunia kerja dan melatih
kemampuan softkill, sehingga setelah lepas dari ikatan akademik di perguruan
tinggi yang bersangkutan, mahasiswa bisa memanfaatkan ilmu dan pengalaman
yang telah diperoleh selama masa pendidikan dan masa pelatihan kerja untuk
melanjutkan kiprahnya didunia kerja yang sebenarnya. Sebab untuk dapat terjun
langsung di masyarakat tidak hanya dibutuhkan pendidikan formal yang tinggi
dengan perolehan nilai yang memuaskan, namun diperlukan juga keterampilan
(skill) dan pengalaman pendukung untuk lebih mengenali bidang pekerjaan sesuai
dengan keahlian yang dimiliki.

B. Tujuan
Tujuan dari kegiatan praktik industri yang dilaksanakan di PT.Perkebunan
Nusantara VIII Kebun Malabar Pangalengan Bandung, yaitu :

1. Mengetahui dan memahami secara umum proses pengolahan teh Putih


di PTPN VIII Kebun Malabar Kebun Malabar Pangalengan Bandung.
2. Mengetahui dan memahami manajemen pengolahan teh putih di PTPN
VIII Kebun Malabar Pangalengan Bandung.

4
BAB II PROFIL LOKASI MAGANG

A. Sejarah Perusahaan
Perkebunan Malabar merupakan peninggalan dari masa penjajahan
Hindia Belanda. Perkebunan ini didirikan pada tahun 1896 oleh Karl Adolf Rodolf
Boscha, seorang warga negara Belanda sebagai utusan dari Firma John Peet & Co.
Mereka membuka hutan di daerah Malabar, selanjutnya membangun pembangkit
listrik tenaga air (PLTA) Cilaki A dan B yang berkekuatan 750 KW dan PLTA
Citamaga untuk penerangan perumahan.
KAR Boscha Administratur Perkebunan Malabar yang pertama dari tahun
1896 hingga 1928, setelah beliau wafat kepemimpinan digantikan oleh Ir. RA
Kerkhoven (1928 – 1934) dan kemudian digantikan oleh Ermeling (1934– 1942).
Periode ini dinamakan dengan masa pemerintahan Belanda I, dimana perkebunan
Malabar sepenuhnya berada dalam kekuasaan Belanda.
Ini berarti seluruh hasil bumi dari Perkebunan Malabar pada waktu itu masuk
kedalam kas negara Belanda.
Setelah mengalami kerusakan berat karena kurang pemeliharaan
dari pemerintah Jepang, pada tahun 1948 Belanda kembali menguasai Perkebunan
Malabar dan mulai mengadakan rehabilitasi kebun teh maupun pabrik. Periode ini
dinamakan dengan periode pemerintahan Belanda II, Perkebunan Malabar
dipimpin oleh Van Deer Meer (1945-1948) dan kemudian Brewer (1956-1957).
Kemudian Pemerintah Republik Indonesia mengambil alih Perkebunan Malabar
pada tanggal 27 Desember 1957 dengan nama Perkebunan Negara Unit Jawa Barat
III (PNU Jabar III) berdasar UU No. 86/1958 dan Peraturan Pemerintah (PP)
No.2/1959 tentang pengambil alihan kebun-kebun milik Belanda oleh Pemerintah
Indonesia dan sejak saat itu pimpinan perkebunan dipegang oleh bangsa Indonesia.
Tahun 1964 PNU Jabar III berubah menjadi Perusahaan
Perkebunan Negara Aneka Tanaman (PPN Antan IX), selanjutnya perkebunan ini

5
direorganisasi ke dalam Perusahaan Negara Perkebunan XIII (PNP XIII) tanggal
12 April 1968, berdasarkan PP No. 14/1968.
Pada tanggal 1 Agustus1971 PNP XIII diubah menjadi Perseroan Terbatas
Perkebunan XIII (PTPXIII) melalui PP No.24/1971 dan Akte Notaris GHS
Loemban Tobing No. 68 tanggal 31 Juli 1971. Berdasarkan Peraturan Pemerintah
No. 13 Tahun 1996, Perkebunan Malabar resmi menjadi sebuah perkebunan yang
berada dibawah manajemen PTP Nusantara VIII yang merupakan penggabungan
dari PTP XI, PTP XII dan PTP XIII, sedangkan Perkebunan Malabar berada di
bawah Unit Bisnis Wilayah III. PTPN VIII membawahi 43 kebun, 2 RS dan 1 unit
Usaha Pengepakan Teh. Selain komoditi teh PTPN VIII juga mempunyai komoditi-
komoditi lainnya seperti Karet, Kina, Sawit, Kakao, dan Gutta Percha yang
areal perkebunannya tersebar di seluruh Propinsi Jawa Barat dan sebagian di
Propinsi Banten. Selain itu juga untuk mengembangkan usahanya PTPN VIII
mempunyai beberapa tempat wisata yang mempunyai potensi yang sedang
dikelola secara profesional dalam pengembangan Agro Wisata dan Wisata Ilmiah,
seperti Agro Wisata Gunung Mas, Agro Wisata Malabar, Agro Wisata Walini
(Kebun Rancabali), dan Agro Wisata Sukawana (Kebun Pangheotan).

B. Visi Misi
PTPN VIII memiliki visi dan misi untuk menjalankan perusahaan agar
selalu menjadi perusahaan produksi the yang terbaik di Indonesia. Visi dan Misi
PTPN VII yaitu :

1. Visi

Menjadi perusahaan agribisnis global yang terpercaya, mengutamakan


kepuasan pelanggan dan kepedulian liangkungan dengan berlandaskan kepada
mutu dan produktivitas tinggo, serta didukung oleh Sumber Daya manusia
(SDM) yang professional.

2. Misi

6
Mengelola perusahaan sesuai prinsip Good Corporate Governance (GCG)
untuk menghasilkan produk yang bermutu tinggi dan ramah lingkungan yang
senantiasa berkembang dan lestari sebagai karya sumber daya manusia yang
handal dalam upaya memuaskan pihak-pihak yang berkepentingan.

C. Lokasi
PT Perkebunanan Nusantara VIII Kebun Malabar berlokasi di Desa
Banjarsari, Kecamatan Pangalengan, Kabupaten Bandung, 40378. Pabrik
pengolahan teh putih milik PT Perkebunan Nusantara VIII sendiri berlokasi
didalam lingkungan kebun teh Malabar. Luas area total kebun Malabar yaitu
2.022,11 Ha. Didalamnya termasuk lahan area pabrik, areal kebun teh, tanaman
kekayuan, emplasemen, jalan, hutan, jurang, sungai, serta lahan yang dipakai pihak
ketiga.

Gambar 1 Peta Lokasi PT Perkebunan Nusantara VIII Malabar, Pengalengan,


Bandung
Perkebunan Malabar merupakan salah satu dari 23 perkebunan the yang
berada dibawah manajemen PTPN VIII dengan jarak dari Kota Bandung 53 km.
kebun memiliki topografi berbukit, berada pada ketinggian 1500-1550 meter diatas
permukaan laut. Wilayah kerja perkebunan Malabar terbagi menjadi 4 Afdelling,

7
yaitu : Afdelling Malabar Utara (MU), Afdelling Malabar Selatan (MS), Afdelling
Sukaratu (SKR) dan Afdelling Tanaru (TNR) yang berda di Desa Banjarsari. Setiap
afdelling melakukan pemetikan pucuk teh untuk kemudian diangkut ke pabrik
pengolahan teh Malabar.

Gambar 2 Peta Lokasi Afdelling Perkebunan Teh Malabar

D. Struktur Organisasi (SDM)


Struktur organisasi PT Perkebunan Nusanatara VIII didasarkan pada :

KEPUTUSAN DIREKSI PT PERKEBUNAN NUSANTARA VIII


NOMOR KEP/III.4/882/XI/2018
TANGGAL: 12 NOVEMBER 2018

8
Gambar 3 Struktur Organisasi PT Perkebunan Nusantara VIII

Adapun struktur organisasi PT Perkebunan Nusantara VIII Malabar


dipimpin oleh seorang manajer yang membawahi 5 bidang yang bertanggungjawab
pada fungsi-fungsi tertentu. Struktur organisasi perusahaan dibentuk dengan tujuan
mengalokasikan tenaga kerja perusahaan sesuai dengan kualifikasi dan keahliannya
masing-masing, sehingga tujuan perusahaan dapat tercapai dengan baik. Selain itu,
struktur organisasi dapat mempermudah komukasi dan koordinasi mulai dari
manajer hingga pekerja buruh. Struktur organisasi PT Perkebunan Nusantara VIII
Malabar adalah sebagai berikut :

9
Gambar 4 Struktur Organisasi PT Perkebunan Nusantara VIII Kebun Malabar

Manajer berada pada struktur organisasi tertinggi membawahi 5 asisten


dibidang blending, afdelling, administrasi, teknik dan pengelolaan. Asisten di
bidang masing-masing memiliki bawahan yang bertugas menjalankan fungsingnya
masing-masing sesuai posisi yang ditempatkan. Bidang blending bertugas untuk
memenuhi pesanan kontrak, bidang afdelling bertugas menyediakan bahan baku
puvuk the segar, bidang adminstrasi bertugas menjalankan administrasi seluruh
kegiatan pabrik, bidang teknik bertugas mengurus segala hal yang berhubungan
dengan mesin yang menunjang pabrik, dan bidang pengolahan bertugas mengolah
bahan baku pucuk the hingga menjadi barang jadi.

E. Ruang Lingkup Bisnis/Usaha


1. Bisnis Teh

PT Perkebunan Nusantara VIII merupakan perkebunan teh terbesar dan


terluas di Indonesia. Perkebunan teh kami terletak di wilayah dengan ketinggian
antara 600 – 2000 meter di atas permukaan laut. Dengan tanah vulkanik dan iklim
tropis, iklim agro di wilayah tersebut cocok untuk menumbuhkan rasa, warna, dan
aroma yang baik, serta rasa teh eksklusif yang diminta oleh pelanggan di pasar

10
dunia. PT Perkebunan Nusantara VIII telah mengekspor teh ke seluruh dunia dan
10 negara tujuan terbesar kami adalah Malaysia, Belanda, Jepang, Amerika,
Inggris, Polandia, Uni Emirat Arab, Rusia, Jerman, Pakistan, dan lainnya.

PT Perkebunan Nusantara VIII memproduksi teh hitam (Ortodoks dan


CTC), teh putih (Silver Needle, White Peony), dan teh hijau (Sencha, Aracha,
Konacha, Bancha). Perusahaan ini pun telah menerapkan Sistem Manajemen Mutu
ISO 9001: 2015 dan Sistem Manajemen Keamanan Pangan ISO 22000: 2005.
Sertifikat lain yang telah diperoleh adalah Sertifikat Halal dari Majelis Ulama
Indonesia, Administrasi Makanan & Obat-obatan AS, dan Sistem Pertanian
Berkelanjutan (Rainforest Alliance dan UTZ).

2. Bisnis Karet

Perkebunan Karet di PT Perkebenunan Nusanatara VIII tersebar di wilayah


Jawa Barat dan dekat dengan pesisir pantai pada umumnya. Areal karet yang
dikelola saat ini seluas 19.540,53 Ha dan tersebar di 13 unit kebun, diantaranya
Cibungur, Pasir Badak, Cikaso, Agrabinta, Cikumpay, Jalupang, Wangunreja,
Miramare, Bunisarilendra, Bagjanegara, Batulawang dan Cikupa. Produksi karet
yang dipasarkan dalam negeri adalah 80% sedangkan sisanya sebesar 20% diekspor
ke Asia, Eropa, dan Amerika.

3. Bisnis Perkebunan Sawit

Perkebunan Sawit di PT Perkebunan Nusantara VIII tersebar di dua wilayah


Jawa Barat dan Banten. Areal sawit yang dikelola saat ini seluas 20.153,9 Ha dan
tersebar di 9 unit kebun, diantaranya Kertajaya, Bojong Datar, Cikasungka, Cisalak
Baru, Sukamaju, Gedeh, Tambaksari, Parakan Salak, Panglejar, Cikasungka dan
Kertajaya.Kelapa sawit ini dijual dalam bentuk CPO dan Karnel untuk pasar dalam
negeri.

11
4. Bisnis Kopi

Mulai tahun 2012, PT Perkebunan Nusantara VIII mengembangkan


komoditi kopi dengan areal sebesar 806,9 Ha yang tersebar di 6 kebun diantaranya
Kebun Kertamanah, Purbasari, Rancabali, Dayeuhmanggung dan Gunung Mas.
Varietas yang dibudidayakan oleh PT Perkebunan Nusantara VIII diantaranya
Composite, Abesynia, Lini S, Blue Mountain, Maragogype dll. Adapaun produk
kopi yang dipasarkan meliputi, Hard Skin, Green Bean, Roasted Bead, Ground
Coffee.

5. Bisnis Kayu

Kayu yang dihasilkan berupa kayu Log dan kayu tegakan yang meliputi
berbagai jenis kayu. Dalam waktu dekat akan dilakukan penjualan kayu tegakan
pohon Karet dan Albazia melalui system lelang di kantor Direksi. Kayu yang akan
di jual berada di wilayah kebun Wangunreja, Cikumpay, Jalupang dan Panglejar.

6. Bisnis Kina

Tanaman Kina yang dikelola PT Perkebunan Nusantara VIII adalah seluas


3.004,29 Ha yang tersebar di 13 perkebunan. Kulit kina kering ini diproses menjadi
SQ-7 yaitu garam kina yang mengandung quinine sulphate, quinine bisulphate, dan
kandungan lain. Kini produksinya dilakukan oleh PT. Sinkona Indonesia Lestari
(PT.SIL) sebagai anak perusahaan PT Perkebunan Nusantara VIII. Produk
perusahaan ini diekspor ke benua Eropa, Kanada dan Amerika.

F. Assset
PT Perkebunan Nusantara VIII memiliki asset sebagai berikut :

1. 41 kebun yang tersebar di 11 Kabupaten/Kota di Provinsi Jawa Barat


2. 20 unit pabrik Orthodox dan 6 unit pabrik CTC, semuanya tersebar di 23
perkebunan teh.
3. 2 unit pabrik pengolahan kelapa sawit

12
4. 16 pabrik pengolahan karet dengan 13 pabrik menghasilkan RSS, 1 pabrik
menghasilkan concentrated latex, dan 2 pabrik menghasilkan CR.
5. 2 unit pabrik pengolahan kopi
6. 1 unit rumah sakit yang berkolasi di Subang, Jawa Barat. Rumah sakit ini
memberikan pelayanan kesehatan, tidak hanya bagi karyawan PTPN VIII
tetapi juga bagi masyarakat umum.
7. Agrowisata meliputi Gunung Mas Tea Hills, Malabar Tea Village,
Rancabali Tea Valley, Ciater Tea Mountain, Sukawana, dan Tenjo Resmi
Goest House.

13
BAB III RENCANA KEGIATAN MAGANG

A. Waktu dan Tempat Magang


Kegiatan ini dilaksanakan di PT Perkebunan Nusantara VIII “Kebun
Malabar” yang berlokasi di Desa Banjarsari, Kecamatan Pangalengan, Kabupaten
Bandung, 40378, Jawa Barat dengan waktu pelaksanaan yang dimulai pada bulan
Juli - September 2019.

B. Metode Pengumpulan Data


Pelaksanaan magang ini menggunakan metode :

1. Metode Peran Serta

Metode peran serta adalah kegiatan yang dilakukan dengan melibatkan diri
dalam kegiatan yang dilaksanakan di PT Perkebunan Nusantara VIII Kebun
Malabar tugas dari pimpinan atau asisten seperti halnya karyawan pada umumnya
dibawah pengawasan pimpinan atau asisten, dan bertanggungjawab atas apa yang
dilakukan.

2. Metode Obeservasi dan Wawancara

Observasi dan wawancara dilakukan dengan pengamatan dan pengajuan


pertanyaan langsung kepada pimpinan, karywan atau tenaga kerja di PT
Perkebunanan Nusantara VIII Kebun Malabar untuk mendapatkan data-data
skunder.

3. Metode Studi Pustaka

Metode ini dilakukan dengan berdiskusi dan konsultasi dengan pihak-pihak


yang terkait dengan pengolahan teh putih di PT Perkebunan Nusantara VIII Kebun
Malabar.

14
C. Macam Kegiatan
Kegiatan yang dilakukan mengikuti kegiatan proses pengolahan the yang
dilakukan di PT Perkebuanan Nusantara VIII Kebun Malabar dengan fokus
kegiatan pada komoditas Teh Putih (White Tea). Kegiatan yang akan diikuti
anatara lain :

1. Pengenalan Organisasi dan Manajemen Perusahaan

Pengenalan organisasi dan manajemen perusahaan dilakukan untuk


mendapatkan informasi yang berkaitan dengan perusahaan yang terdiri dari struktur
organisasi perusahaan, kepegawaian dan sistem kemitraaan. Struktur organisasi
perusahaan mencakup jumlah tenaga kerja dan jenis tenaga kerja serta fungsi dari
setiap bagian yang ada diperusahaan. Kepegawaian mencakup sistem pengupahan
pegawai serta mengetahui upah yang diberikan PT Perkebunan Nusatara VIII
kepada para pegawai. Sistem kemitraan mencakup kerjasama yang dilakukan oleh
PTPN VIII Kebun Malabar dengan pihak lain.

2. Manajemen Pengolahan Teh Putih (White Tea)


a. Perencanaan Lokasi dan Tata Letak Pabrik

Pemilihan lokasi menentukan keberhasilan dalam sebuah kegaiatan


agroindustry, lokasi yang tepat dan strategis dapat membantu sebuah perusahaan
berkembang dengan baik. Lokasi kebun teh dan pabrik PTPN VIII Kebun Malabar
berada pada tempat yang sama, hal ini dilakukan agar proses produksi daun teh
dapat berjalan dengan baik dan berkelanjutan mengingat permintaan akan produk
teh yang semakin meningkat.

b. Pemilihan Teknologi, Fasilitas Persediaan dan Pemasukan

Perkemabangan teknologi yang digunakan dalam pengolahan dan


operasional pabrik dapat mempengaruhi kualtas dan kuantitas produk yang
dihasilkan. Penggunaan teknologi yang tepat dapat meningkatkan kualitas sebuh
produk dan kuantitas produk yang dihasilkan. Perusahaan PTPN VIII Kebun
Malabar ini malakukan pemilihan teknologi pada teknologi padat modal, yang

15
artinya dalam pengolahan daun teh basah menjadi daun teh kering perusahaan ini
lebih mengandalkan mesin dan teknologi disbanding dengan tenaga manusia.

c. Perencanaan Tenaga Kerja

Sumber daya manusia merupakan salah satu modal utama dalam


menjalankan bisnis suatu perusahaan. Perusahaan dituntut secara professional
mengorganisir sumber daya manusia agar dapat sejalan dengan visi-misi
perusahaan. Perkebunan the membutuhkan tenaga kerja pada kegiatan pengolahan
di pabrik sekitar 250 orang tenaga kerja dalam setiap kali produksi.

d. Perencanaan Bahan Baku dan Pelengkap

Karakteristik teh sebagi bahan baku industry pengolahan sangat ditentukan


oleh mutu dan kuantitas untuk memenuhi kebutuhan industry tersebut. Teh sebagi
bahan baku industry pengolahan, memiliki keterbatasn karena seringkali tidak
dapat memenuhi kontinuitas baik dari segi jumlah maupun mutu teh. Untuk
menjamin kecukupan bahan baku, beberapa industry pengolahan the memiliki
industry terpadu (terintegritas) yaitu mulai dari perkebunan the hingga industry
hilir.

e. Pelaksanaan Kegiatan Pengolahan Teh Putih di Pabrik


 Pemetikan

Proses pemetikan merupakan proses yang sangat penting, karena bahan


baku teh putih yang dipetik harus dilakukan secara hati-hati. Memetik hanya pucuk
dan dua helai daun termuda yang belum terbuka masih diselimuti rambut-rambut
halus berwarna perak. Dipetik ketika pucuk belum terbuka dan dilakukan ketika
matahari belum terbit untuk menjaga kelembaban dari pucuk the yang dipetik. Itu
pun dengan standar yang sangat ketat yang diwariskan secara turum-temurun.

Untuk menghasilkan teh putih berkualitas tinggi maka tidak boleh


memetik pucuk daun yang sudah berwarna ungu, rusak oleh angin atau serangga
dan yang menyentuh tanah. Dan khusus untuk bahan the putih kualitas terbaik

16
biasanya dipetik ketika awal musim semi, waktu pemanenan biasanya hanya 2 hari
sampai 2 minggu.

 Pelayuan Alami (Whitering)

Teh putih dilayukan dengan segera setelah pemetikan. Rahasia proses


pelayuan teh bervariasi dari wilayah satu dengan wilayah lainnya, proses ini
memegang peranan yang penting dalam menentukan kualitas akhir teh putih.
Pucuk daun teh yang telah dipetik dihamparkan secara merata di atas wadah yang
terbuat dari anyaman pohon bambu, kemudian di jemur di tempat yang sinar
mataharinya tidak terlalu panas atau disimpan dalam ruangan yang memiliki
sirulasi udara yang baik. wadah tempat pelayuan tidak boleh disimpan langsung
diatas lantai.

 Pengeringan (draying)

Teh putih dikeringkan dengan bantuan angina dan sinar matahari


pegunungan secara alami, tanpa melaui proses fermentasi maupun penggilingan
sehingga tidak merusak bentuk teh putih yang sebenarnya. Pengeringan pada teh
putih bertujuan untuk menurunkan kadar air dari pucuk hingga 3-4%. Jika cuaca
kurang mendukung untuk proses pengeringan secara alami, maka pengeringan
dapat dilakukan dengan cara menyimpan pucuk teh dalam keranjang yang terbuat
dari kayu dan dipanaskan dengan menggunkan api kecil dengan suhu 30oC selama
kurang lebih 30 menit.

 Sortasi Kering

Teh yang berasal dari pengeringan masih heterogen atau masih


bercampur baur, baik bentuk maupun ukurannya. Selain itu teh masih
mengandung debu, dan kotoran lain yang berpengaruh terhadap mutu teh nantinya.
Untuk itu, dibutuhkan proses penyortiran atau pemisahan yang bertujuan untuk
mendapatkan bentuk dan ukuran teh yang seragam, sehingga cocok untuk
dipasarkan dengan mutu terjamin.

17
 Penyimpanan dan Pengemasan

Penyimpanan dan pengemasan setelah sortasi dilakukan langsung untuk


menjaga aroma teh putih yang harum. Untuk memasarkannya teh putih biasa
dikemas dalam kantung kertas atau kantung plastik dengan ukuran kemasan
bervariasi.

D. Rencana dan Jadwal Kegiatan


Kegiatan magang ini akan dilaksanakan selama 1 bulan yaitu mulai dari
bulan Juli 2019 sampai bulan September 2019 dengan jam kerja efektif dilokasi
magang selama bulan Agustus 2019. Adapun rencana kerja yang akan di ikuti
adalah :

Waktu Pelaksanaan
No Uraian Juli Agustus September
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3
1 Proposal
Pengenalan &
2
Managemen Perusahaan
Manajemen Pengolahan
3
Teh Putih
a. Perencanaan Lokasi
dan Tata Letak Pabrik
b. Pemilihan Teknologi,
Fasilitas Persedian dan
Pemasukan
c. Perencanaan Tenaga
Kerja
d. Perencanaan Bahan
Baku dan Pelengkap
e. Pelaksanaan Kegiatan
Pengolahan di Pabrik
Penyusunan Laporan dan
4
Ujian

18
DAFTAR PUSATAKA

Balittri. 2012. Mengenal 4 Macam Jenih Teh (Online). Diakses 19 Juli 2019.
https://litbang.pertanian.go.id

Arifin, S. (1994). Petunjuk Teknis Pengolahan Teh dan Kina. Bandung:


PusatPenelitian Teh dan Kina.

Fatur. 2013. Pengolahan Teh Putih (Online), Diakses 20 Juli 2019.


https://www.academia.edu

Rohdiana. 2015. Proses, Karakteristik & Komponen Fungsional Teh. Jurnal


Foodreview Indonesia Vol. X No.8 Agustus 2015.

Navia. 2014. Manajemen Hulu Hilir Tanaman Teh (Online), Diakses 21 Juli 2019.
https://www.academia.edu.

https://www.ptpn8.co.id/

19
20

Anda mungkin juga menyukai