FAKULTAS PERTANIAN
PRODI AGRIBISNIS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA
2018
I. PENDAHULUAN
Teh adalah salah tanaman sub tropis yang cukup populer di indonesia. Teh
memiliki banyak varietas sesuai dengan keadaan tempat dalam
pembudidayaannya. Tanaman teh dapat diambil daunnya yang masih muda.
Kemudian diolah dan digunakan untuk bahan minuman yang lezat. Disamping,teh
juga di ekspor dan menghasilkan devisa untuk negara. Kebutuhan akan teh di dalam
dan diluar negeri terus meningkat. Karena itu, diusahakan penanaman teh diperluas
dan diperbaiki. Tanaman teh cocok ditanaman di daerah pegunungan karena
berasak dari sub tropis. Garis besar syarat tumbuh untuk tanaman teh adalah
kecocokan iklim dan tanah.
Tanaman teh umumnya mulai daoat dipetik daunnya secara terus menerus
setelah umur 5 tahun dengan pemiliharaan yang baik tanaman teh dapat memberi
hasil daun teh yang cukup besar selama 40 tahun. Kebun teh perlu memperoleh
pemupukan secara teratur bebas serangan hama penyakit tanaman, memperoleh
pemangkasan secara baik, pemperoleh curah hujan yang cukup.
A. Klasifikasi
Kingdom : Plantae
Divisio : Spermatophyta
Subdivisio : Angiospermae
Class : Dicotyledoneae
Ordo : Guttiferales
Famili : Theaceae
Genus : Camellia
B. Botani
1. Daun
Daun teh tumbuh berselang seling pada cabang atau ranting, tumbuh dari ketiak
daun dibagian bawah tajuk. Bagian tepi daun bergerigi halus. Kultipar assam
umunya mempunyai daun yang berwarna muda, orientasinya horizontal, kultipar
teh cina mempunyai warna daun lebih gelap, lebih kecil dan lebih vertikal. Semua
daun teh glabrous dan mengkilap, mereka mengandung sel sel batu yang keras.
Dalam budidaya teh, pertumbuhan daun paling dipentingkan karena hasil yang
dipetik adalah daunya. Kultipar teh assam tradisional yang daunya besar besar dan
orientasinya horizontal mempunyai produksi rendah karena penetrasi cahaya dalam
tajuk sangat rendah, hasil tidak dapat ditingkatkan dengan dosis pupuk nitrogen
yang sangat tinggi. Selanjutnya daun horizontal lebih terbuka terhadap cahaya
matahari dan akan cepat menjadi panas, sehingga kultipar teh assma tradisional
memerlukan naungan untuk mendapatkan pertumbuhan yang optimum.
Kultipar teh yang daunya lebih kecil, posisi daun tegak memungkinkan
penetrasi cahaya lebih baik, produksi daun lebih banyak, dan respon pupuk
nitrogen sangat tinggi. Hasil teh kering 100kg/ha pertahun telah dianggap baik
untuk teh assam yang dinaungi. Daun teh dibentuk secara berkala yang tidak terlalu
tergantung pada perubahan iklim, meskipun jumlah daun yang dihasilkan dalam
setiap kali musim daun sangat dipengaruhi oleh curah hujan dan suhu, serta unsur
hara.
Daun teh mengalami dua fase pertumbuhan, yaitu fase aktif dan inaktif. Fase
aktif merupakan fase pertumbuhan secara normal atau dikenal dengan fase peko,
sedangkan fase inaktif merupakan fase istirahat dari pertumbuhan tunas, fase ini
disebut stadia burung dan kuncupnya disebut kuncup burung.
2. Bunga
Bunga teh adalah termasuk bunga tunggal yang keluar dari ketiak daun pada
cabang cabang dan ujung batang. Biasanya dari sebuah ketiak daun hanya keluar
satu bunga, akan tetapi kadang kadang dua atau lebih. Bunga teh mempunyai
kelopak yang terdiri dari lima sampai enam helai yang berwarna putih dan berbau
harum. Benang sarinya banyak sekali, kadang kadang lebih dari 100 batang dalam
sekuntung bunga (Adisewojo,1982).
Pohon teh mempunyai akar yang panjang, dengan akar cabang yang sedikit
dan kebanyakan tidak panjang. Namun jika akar tunggangnya terputus atau
terpotong, seperti sesaat bibit dipindahkan ke kebun dari persemaian maka
beberapa akar cabang akan tumbuh kebawah yang seolah olah pengganti akar
tunggang. Dengan demikian tanaman teh tetap berdiri tegak dan kuat (Adisewojo,
1982).
III. PENUTUP
a. Kesimpulan
Tanaman teh salah satu komoditi yang banyak ditanam di indonesia
yang memiliki beberapa bagian yang terpenting atau biasa disebut dengan
botani. Botani tanaman teh yaitu akar, batang, daun, bunga, buah dan biji.
Selain itu syarat tumbuh tanaman teh adalah iklim, tanah, dan elevasi.
DAFTAR PUSTAKA