Anda di halaman 1dari 15

SOP BAWANG MERAH METODE HAYATI PER HEKTAR

Zaka Bagus 085 258 215 169


Pendiri & Pembina
SOP BAWANG MERAH METODE HAYATI PER HEKTAR

PENDAHULUAN
Tanaman Bawang merah (Allium ascalonicum) merupakan tanaman salah satu tanaman hortikultura yang banyak
dibutuhkan umat manusia dalam kehidupan sehari-hari. Kebutuhan bawang merah semakin meningkat sejalan dengan
meningkatkan penduduk dunia, karena hampir semua masakan membutuhkan komoditas ini . Pada periode tahun 1986-
1990, Indonesia merupakan salah satu negara pengekspor bawang merah, tetapi kini negara kita menjadi pengimpor
komoditas ini, terutama dari Cina, akibatnya harga meningkat tajam.

Hal ini disebabkan lahan-lahan di sentra-sentra produksi bawang merah, seperti Brebes, Tegal, dan Cirebon
mengalami degradasi hara dan kesehatan tanah. Akibatnya muncul berbagai macam serangan hama penyakit, biaya
pemupukan meningkat, kwalitas menurun karena banyak menggunakan pestisida secara kurang bijaksana.
METODE HAYATI merupakan paket teknologi dan cara tanam yang dirancang khusus untuk memperbaiki kondisi lahan
yang kurang subur, jenuh dan sudah jenuh, terinfeksi oleh berbagai patogen ganas seperi Fusarium, Pesudomnas,
Rhizoctonia dll. Formula pada produk METODE HAYATI (paket Bio~FOB) mengandung beberapa mikroba yang potensial
dapat bekerja secara sinergi memperbaiki tingkat kesuburan tanah dan meningkatkan kesehatan tanaman bawang merah.

METODE HAYATI DAN TEKNOLOGI BIO-TRIBA


Metode Hayati dan Teknologi Bio-TRIBA adalah inovasi baru, yang memperkenalkan peranan mikroogranisme dan
ekstra tanaman (metabolik sekunder) dalam budidaya tanaman yang berorientasi pertanian ramah lingkungan, organik
(organic farming), penekanan penggunaan unsur tepat guna dan keseimbangan alam. Mikroorganisme yang digunakan
dapat berperan meningkatkan kesuburan tanah, menyediakan nutrisi bagi tanaman, mengelola lingkung tumbuh yang
lebih sesuai bagi tanaman, mengelola OPT dan meningkatkan ketahanan tanaman terhadap penyakit.

Indonesia adalah negara yang kaya dengan tanah yang subur. Dan di tanah Indonesia tumbuh bermacam-macam
tanaman yang dapat kita ambil manfaatnya. Teknis metode Hayati disini yaitu (salah satunya) memanfaatkan bahan nabati
yang ada di lingkungan sekitar, contohnya sebagai pestisida nabati. Adapun fungsi dan kelebihan pestisida nabati adalah
sebagai berikut :

Pestisida Nabati berfungsi sebagai :


1. Penghambat nafsu makan (antifeedant)
2. Penolak (repellent)
3. Penarik (atractant)

METODE HAYATI 2017, FB : @metodehayati, HP / WA : 085 258 215 169, pin : 52a52994 Page 1 of 14
4. Penghambat perkembangan
5. Menurunkan keperidian
6. Pengaruh langsung sebagai racun
7. Dan mencegah peletakkan telur

Kelebihan Pestisida Nabati :


1. Mengalami degradasi/penguraian yang cepat oleh sinar matahari
2. Memiliki efek /pengaruh yang cepat, yaitu menghentikan nafsu makan serangga walaupun jarang menyebabkan
kematian langsung (selanjutnya akan dibersihkan oleh predator alami)
3. Toksitasnya umumnya rendah terhadap hewan dan relatif lebih aman pada manusia (lethal dosage (LD) >50 Oral)
4. Memliki sprektum pengendalian yang luas (racun lambung dan syaraf) dan bersifat selektif
5. Dapat diandalkan untuk mengatasi OPT yang dikenal kebal pada pestisida sintetis
6. Fitotoksitas rendah, yaitu tidak meracuni dan merusak tanaman
7. Murah dan mudah dibuat oleh petani

Sedangkan Bio-TRIBA, sejak tahun 2004 teknologi ini mulai diluncurkan dan dikembangkan secara luas pada
tanaman vanili di Indonesia pada beberapa propinsi melalui sistem waralaba dengan melibatkan swasta lokal. Sampai saat
ini teknologi Bio-TRIBA sudah menggunakan 7 jenis mikroorganisme yaitu Fusarium oxysporum non patogenik,
Azotobacter, Rhizobium, Pseudomonas, Bacillus pantotkenticus, Bacillus firmus dan Trichodema lactae. Bahan baku yang
digunakan adalah ramah lingkugan, sehingga dasar pengembangannya berorentasi pada budidaya tanaman yang ramah
lingkungan.

SYARAT TUMBUH

 Bawang merah dapat tumbuh pada tanah sawah atau tegalan


 Tekstur sedang sampai liat, jenis tanah Alluvial, Gile Hunus atau Latosol
 pH 5.6 – 6.5
 ketinggian 0 – 400 mdpl
 kelembaban 50 – 70%
 suhu 25 – 32°C

TOTAL KEBUTUHAN BAHAN PUPUK DASAR HAYATI


 BT1 6 LITER
 Dolomit 500kg
 Petroganik 500kg
 Pupuk Dasar Hayati 12 paket (Info lengkap cek materi Pupuk Dasar Hayati)
o 48 sak (50kg) kotoran Hewan (Kohe)
 Untuk lahan normal dianjurkan 36 sak kambing : 12 sak ayam (3 : 1)
 Untuk lahan pasir / musim kemarau dianjurkan 36 sak sapi : 12 sak ayam (3 : 1)
o 24 sak (50kg) media organik, pilihannya :
 Hijauan (mengandung unsur Nitrogen lebih tinggi, baik untuk memacu pertumbuhan vegetatif),
contoh bahan seperti kipahit (rekomendasi), wedusan, jerami, tebon jagung (dalam keadaan
segar / bukan kering)
 Coklatan (mengandung unsur Kalium lebih tinggi, baik untuk meningkatkan hasil panen saat
pertumbuhan generatif), contoh bahan seperti serbuk kayu, limbah kulit kopi, cocopiet
 Tidak dianjurkan menggunakan abu / bahan bekas bakaran
 Dianjurkan menggunakan bahan segar dan sehat
o 12 debog pisang segar dan sehat ukuran @2 meter
o 6 sak akar PGPR, pilihannya :
 Akar Kacang Tanah dan family Fabaceae lainnya : rata-rata di akar kacang / polong ada simbiosis
dari bakteri Ryzobium dengan bintil – bintil akar kacang yang berfungsi untuk meningkatkan
kelarutan Nitrogen dalam tanah.
 Akar Bambu, akar Rumput Gajah, akar Jagung, akar Padi (Family Poaceae) : rata-rata akar ini
banyak mengandung bakteri PF (Pseudomonas Flouren), dimana bakteri ini bisa meningkatkan
kelarutan phoshate (P) dalam tanah dan bisa bersimbiosis dengan jamur Mikoriza yang bisa
meningkatkan dan penyerapan unsur mikro tanah yaitu Mg, Cu, Mn, Fe dll.
 Semua akar rumput liar seperti putri malu, rumpun teki, dll (campuran beberapa klasifikasi
family) : rata-rata akar ini memiliki bakteri lengkap, seperti Rhizobium, Bacillus sp (pelarut
phosphate & kalium, ZPT, dan penekan patogen), Pseudomonas putida (penekan fungi patogen),
Actinomycetes (penghasil antibiotik)
 Tanah disekitaran akar jangan dibersihkan karna mengandung banyak PGPR

METODE HAYATI 2017, FB : @metodehayati, HP / WA : 085 258 215 169, pin : 52a52994 Page 2 of 14
TOTAL KEBUTUHAN PUPUK UTAMA

 BT2 4 LITER
 BT3 2 LITER
 Urea 100kg
 ZA 350kg
 SP36 250kg
 Kcl Canada 200kg

TOTAL KEBUTUHAN BAHAN ORGANIK

 Pupuk Daun + Mikro Organisme Lokal (MOL) + ZPT


o Urin : 15 liter
o Air kelapa : 5 liter
o Gula pasir : 10 sdm
o Bahan hijauan, dianjurkan :
 Daun kelor (Moringa oleifera) : 6kg
 Daun kedoya (Dysoxylum gaudichaudianum) : 4kg
 Kipahit (Tithonia diversifolia) : 6kg
 Bawang Merah : 500gr
o BT1 : 100 ml

 Insektisida + Fungisida Nabati


o Urin : 20 liter
o Air kelapa : 10 liter
o Gula pasir : 30 sdm
o Bahan bumbu :
 Kencur : 500 gr
 Lengkuas : 2 kg
 Umbi Gadung : 2 kg
 Daun Sirih : 1 kg
 Daun dan Biji Mimba : 2 kg
 Daun dan Biji Mindi : 2 kg
 Daun pepaya : 2 kg
o BT1 : 250 ml

PRODUK KAMI

METODE HAYATI 2017, FB : @metodehayati, HP / WA : 085 258 215 169, pin : 52a52994 Page 3 of 14
PEMBUATAN BAHAN ORGANIK DAN PUPUK DASAR

BAHAN ORGANIK
1. Pada tahap awal, kita membuat Semua bahan organik terlebih dahulu. Bahan padat dihaluskan terlebih dahulu (di
selep / ditumbuk) lalu campurkan dengan bahan cair, simpan ditempat tertutup.
2. Agar fermentasi sempurna, usahakan tiap wadah ditutup dan dibuatkan seal seperti gambar disamping. Biarkan
selama minimal 20 hari.

Contoh wadah fermentasi Cara kerja seal pada botol kecil

METODE HAYATI 2017, FB : @metodehayati, HP / WA : 085 258 215 169, pin : 52a52994 Page 4 of 14
PEMBUATAN PGPR
 Pembuatan PGPR (cek gambar disamping) :
o Siapkan akar sumber PGPR (bisa satu macam atau kombinasi),
kemudian potong kecil-kecil dengan ukuran 1 cm. Tanah diakar
jangan dibersihkan, krna mengandung banyak PGPR.
o Masukkan akar PGPR ke dalam ember bersih berisi air sumur
secukupnya. Disarankan memakai air sumur karena air sumur
relatif tidak mengandung kaporit maupun cemaran bahan
kimia.
o Aduk pelan-pelan selama 10 menit, dengan maksud agar
bakteri yang berada di sekitar perakaran maupun di dalam
perakaran dapat tercampur pada air. Pembuatan PGPR
o Diamkan selama 3 hari. Adanya aktivitas bakteri nampak
berupa gelembung udara yang menempel pada dinding ember.
o Larutan campuran ini dapat disebut sebagai biang / starter PGPR.

PUPUK DASAR
1. Untuk pembuatan pupuk dasar, campurkan semua bahan jadi satu yaitu : 48 sak kohe, 24 sak hijauan,12 debog
pisang, biang dari 6 sak akar PGPR, 500kg dolomit, 500 kg petroganik.
2. Pada proses ini dibutuhkan 4 botol BT1 dulu.
3. Bahan pupuk dasar sebaiknya dihaluskan / dicacah terlebih dahulu, lalu ditumpuk secara beraturan. Selanjutnya
tiap ketebalan tertentu (25 – 30 cm) disemprot BT1 lalu tumpuk bahan lagi, begitu seterusnya kemudian ditutup.
4. Lalu bahan diberi air hingga mencapai kandungan sekitar 30 – 40%. Kandungan air yang ingin diuji dengan
menggenggam bahan, ditandai dengan tidak menetesnya air bila bahan digenggam. Bila bahan kekurangan air,
maka pengomposan akan berjalan lebih lama.
5. Setelah pencampuran selesai, tutup bahan dengan terpal / mulsa bekas, lalu biarkan minimal 20 hari.
6. Proses produksi pupuk dasar hayati tidak memerlukan tempat khusus, akan tetapi untuk menghasilkan kompos
yang bermutu sebaiknya dasar bangunan diberi alas dengan semen atau diberi ubin, tetapi bukanlah hal yang
mutlak, yang utama tidak tergenang air. Bila pengomposan dilakukan diatas tanah, sebaiknya diberi alas, misalnya
plastik, karung bekas, terpal, atau dedaunan.

@metodehayati

PENGOLAHAN TANAH
1. Penyiapan lahan bertujuan untuk memperbaiki drainase dan aerasi tanah, meratakan permukaan tanah dan
menghilangkan gulma. Pengolahan tanah berupa pembajakan/pencangkulan, pembersihan gulma, perataan
permukaan tanah, dan pembuatan bedengan, guludan, garitan, lubang tanam.
2. Lahan dibuat bedengan dengan lebar 120 – 180 cm. Antara bedengan dibuat parit sedalam 50 cm dan lebar 50
cm. Tanah di atas bedengan diolah sampai gembur.
3. Selanjutnya sebar pupuk dasar hayati yang telah difermentasi selama 20 hari ke seluruh bedengan secara merata.
4. Siram bedengan dengan air hingga cukup basah secara merata
5. Setelah disiram air, encerkan sisa 1,65 liter BT1 dengan dosis 5 ml / liter, lalu semprot bedengan dengan BT1
secara merata, lalu biarkan selama minimal 10 hari.
6. Jarak tanam pada musim kemarau 15 cm x 15 cm, sedangkan pada musim hujan 20 x 15 cm.
METODE HAYATI 2017, FB : @metodehayati, HP / WA : 085 258 215 169, pin : 52a52994 Page 5 of 14
.

PEMILIHAN BIBIT
 Ukuran umbi bibit yang optimal adalah 3 – 4 gram /umbi.
 Umbi bibit yang baik yang telah disimpan 2 – 3 bulan dan umbi masih dalam ikatan (umbi masih ada daunnya)
 Umbi bibit harus sehat, ditandai dengan bentuk umbi yang kompak (tidak keropos), kulit umbi tidak terluka (tidak
terkelupas atau berkilau).

PENANAMAN
1. Jarak Tanam
 Pada Musim Kemaraw, 15 x 15 cm, varietas Ilocos, Tadayung atau Bangkok atau varitas unggul lokal yang
telah di rekomendasikan oleh Pemerintah.
 Pada musim hujan 20 x 15 cm varietas Tiron atau unggul lokal yang biasa digunakan petani.

2. Cara Tanam
 Umbi bibit direndam dulu dengan menggunakan larutan Insektisida + fungisida Nabati (yang kita buat
sebelumnnya) dengan dosis 25 ml/liter air. Simpan selama 2 hari sebelum ditanam.
 Jika Insektisida + Fungisida Nabati belum matang (ciri matang sudah tidak berbau pesing / menyengat),
maka bisa diganti dengan pemberian BT2 dosis 10 ml/liter air.
 Pada saat tanam, seluruh bagian umbi bibit yang telah siap tanam dibenamkan ke dalam permukaan
tanah. Untuk tiap lubang ditanam satu buah umbi bibit.

JADWAL TOTAL APLIKASI


1. APLIKASI PUPUK KIMIA SEBANYAK 3 KALI, YAITU :
o Pupuk pertama usia – 3 hs :
 SP36 250kg
o Pupuk kedua usia 5 hst :
 UREA 50 kg
 ZA 175 kg
 KCL Canada 100 Kg
o Pupuk ketiga usia 15 hst :
 Urea 50 kg
 ZA 175 kg
 KCL 100 kg
o Sebelum disebar, semua pupuk di oplos terlebih dahulu.
o Pemberian pupuk disarankan pagi hari setelah subuh dan selesai 2 jam setelah matahari terbit.
o Aplikasi pupuk dilakukan dengan mengalurkan ditepi tanaman kemudian ditutup dengan tanah.

METODE HAYATI 2017, FB : @metodehayati, HP / WA : 085 258 215 169, pin : 52a52994 Page 6 of 14
2. INTRUKSI PEMBERIAN BIOTRIBA
o Aplikasi BT2 total sebanyak 4 kali, yaitu pada usia : 10 hst, 20 hst, 25 hst, dan 30 hst.
 Semprot BT2 hanya pada pangkal batang saja
 Waktu penyemprotan adalah sore hari diatas pukul 15.00 wib
 Dosis BT2 125ml per 20 liter air per luas 1/8ha

o Aplikasi BT3 total sebanyak 2 kali, yaitu pada usia : 1 hst dan 35 hst.
 Semprot BT3 hanya pada pangkal batang saja
 Waktu penyemprotan adalah sore hari diatas pukul 15.00 wib
 Dosis BT3 125ml per 20 liter air per luas 1/8ha

 Aplikasi Pupuk Daun + MOL + ZPT dan Insektisida + Fungisida Nabati


o Semprot secara rutin masing-masing seminggu sekali dengan selisih aplikasi sekitar 3 – 4 hari.
o Dosis Pupuk Daun + MOL + ZPT adalah 200 ml + 20 liter per luas 1/8 ha semprot pagi hari
o Dosis Insektisida + Fungisida Nabati adalah 300 ml + 20 liter air per luas 1/8 ha semprot sore hari
o Semprot bahan nabati secara merata dari pangkal batang hingga ujung daun
o Waktu semprot Pupuk Daun + MOL + ZPT dianjurkan mulai setelah subuh dan selesai 2 jam setelah
matahari terbit. Disini Pupuk Daun + MOL mengandung banyak sekali unsur mikro yang dimana kita
mengejar inframerah pada pagi hari yang membantu mempercepat penyerapan nutrisi dari akar ke daun.
o Jika penyemprotan ingin lebih merata, bisa menggunakan dosis dobel per luas 1/8 ha.

PEMELIHARAAN
1. Penyiangan dan Pembumbunan
 Penyiangan pertama dilakukan pada umur 7-10 HST dan dilakukan secara mekanik untuk membuang
gulma atau tumbuhan liar yang kemukinan dijadikan inang hama ulat bawang. Pada saat penyiangan
dilakukan pengambilan telur ulat bawang.
 Dilakukan pendagiran, yaitu tanah di sekitar tanaman didangir adan dibumbun agar perakaran bawang
merah selalu tertutup tanah. Selain itu bedengan yang rusak atau longsor perlu dirapikan kembali dengan
cara memperkuat tepi-tepi selokan dengan lumpur dari dasar saluran.

2. Penyiraman dan Penyiangan.


 Bawang merah merupakan tanaman yang memerlukan banyak air tetapi tidak tahan genangan/kondisi
becek. Penyiraman sebaiknya dilakukan menggunakan gembor. Untuk tanaman berumur 0 -10 hari,
penyiraman dilakukan 2 (dua) kali yakni pagi dan sore hari, sedangkan sesudah umur tersebut penyiraman
cukup dilakukan sekali sehari (sebaiknya dilakukan pada pagi hari. Cara penyiraman lainnya yakni cara
”leb” (memasukkan air ke bedengan hingga merata). Apabila digunakan cara ini (”leb”), sebaiknya
dilakukan setelah tanaman berumur lebih dari 10 hari. Pengairan secara ”leb” dapat dilakukan setiap 3 -
4 hari sekali. Penyiangan pada budidaya bawang merah sebaiknya dilakukan 2 kali yakni pada saat
tanaman berumur 10 -15 hari dan 28 – 35 hari (sebelum pemupukan susulan). Penyiangan dilakukan
dengan mencabut gulma di sekitar tanaman.

PANEN DAN PASCA PANEN


1. Panen
 60 – 90% daun telah rebah, dataran rendah pemanenan pada umur 55 – 70 hari, dataran tinggi umur 70
– 90 hari.
 Panen dilakukan pada pagi hari yang cerah dan tanah tidak becek.
 Pemanenan dengan pencabutan batang dan daun-daunnya. Selanjutnya 5 – 10 rumpun diikat menjadi
satu ikatan.

2. Pasca Panen
 Penjemuran dengan alas anyaman bambu. Penjemuran pertama selama 5 – 7 hari dengan bagian daun
menghadapa ke atas, tujuannya mengeringkan daun. Penjemuran kedua selama 2 – 3 hari dengan umbi
menghadapa keatas, tujuannya untuk mengeringkan bagian umbi dan sekaligus dilakukan pembersihan
umbi dari sisa kotoran atau kulit terkelupas dan tanah yang terbawa dari lapangan. Kada air 89 – 85% baru
disimpan di gudang.
 Penyimpanan, ikat bawang merah digantungkan pada rak-rak bambu. Aerasi diatur dengan baik, suhu
gudang 26 - 29°C , kelembaban 70 – 80%, sanitasi gudang.

METODE HAYATI 2017, FB : @metodehayati, HP / WA : 085 258 215 169, pin : 52a52994 Page 7 of 14
PEMBERIAN BAHAN NABATI SETELAH TANAM
Pemberian bahan nabati / organik disini berfungsi sebagai sumber tambahan unsur mikro pada tanaman dan juga
pencegahan terhadap hama penyakit. Disini kita memberikan pupuk organik cair yang telah kita buat sebelumnya, yaitu
Fungisida + ZPT Nabati dan Insektisida Nabati.

Penyemprotan bahan nabati secara rutin dapat mencegah dan mengendalikan hama penyakit pada bawang merah,
sehingga pertumbuhan tanaman tetap optimal dan panen pun profit.

SPESIFIKASI PUPUK DAUN + MOL + ZPT METODE HAYATI


MANFAAT PER ITEM :
 Urin : Sebagai sumber pupuk makro dan mikro lengkap kadar rendah dan siap serap.
 Air kelapa : Sebagai sumber mineral, vitamin dan hormon. Berfungsi sebagai perangsang akar, bunga dan daun.
 Gula : Sumber karbohidrat tambahan sebagai makanan mikroorganisme untuk mempercepat dekomposisi
(penguraian).
 Kelor (Moringa oleifera) : Akar, daun dan kulit batang mengandung saponin dan polifenol, sedangkan kulit
batangnya mengandung alkaloida dan daunnya mengandung minyak atisiri. Semua kandungan ini memiliki fungsi
sebagai pupuk daun, insektisida dan nematisida nabati.
 Kedoya (Dysoxylum gaudichaudianum) : Sumber bakteri positif seperti pengikat nitrogen, pengurasi phosphate,
bakteri Hemiselulolitik, microba Selulolitik, microba Amilolitik, dan microba Ureolitik. Semua kandungan tersebut
menjadikan pupuk daun ini menjadi pupuk hayati (pupuk hidup).
 Kipahit (Tithonia diversifolia) : Daun, kulit batang dan akar mengandung saponin, polifenol dan flavonoida. Semua
kandungan ini memiliki fungsi sebagai pupuk daun, insektisida dan nematisida nabati.
 Bawang Merah : Umbi bawang merah mengandung minyak atsiri, sikloalilin, metilalilin, dihidroalililn,
flavonglikosida, saponin, peptida, fitohormon, kuersetin. Semua kandungan ini memiliki fungsi sebagai penolak
hama (repellent), insektisida, zpt alami, dan antibiotik bagi tanaman.
 BT1 : Sumber bacteri bacillus dan trichoderma sebagai sumber BioDekomposer utama dan menjadikan bahan
terekstrasi sempurna. Dan juga menjadikan pupuk daun ini menjadi pupuk daun hayati (pupuk daun hidup).

Kipahit (Tithonia diversifolia)

Kedoya (Dysoxylum
gaudichaudianum)
Kelor (Moringa oleifera)

PENGENDALIAN HAMA DAN PENYAKIT TANAMAN


Selain tindakan pemeliharaan seperti yang diuraikan diatas, tindakan pengendalian terhadap hama dan penyakit menjadi
hal yang sangat penting untuk dilakukan. Untuk mencegah agar tanaman bebas dari serangan hama dan penyakit maka
perlu diketahui jenis hama dan penyakit yang sering ditemukan menyerang tanaman. Dengan mengetahuinya, petani akan
mudah untuk melakukan pengendalian termasuk pencegahannya.

A. PERLAKUAN NABATI (PREVENTIF)


Pada penghendalian hama dan penyakit Metode Hayati, utamanya disini kita memakai produk nabati yang dimana
bahan, cara pembuatan, dan aturan pakainya sudah kita jelaskan diatas. Pada bab ini kami akan menjelaskan
manfaat dari setiap item bahan yang digunakan pada setiap olahan tersebut.
METODE HAYATI 2017, FB : @metodehayati, HP / WA : 085 258 215 169, pin : 52a52994 Page 8 of 14
SPESIFIKASI INSEKTISIDA + FUNGISIDA NABATI METODE HAYATI, MANFAAT PER ITEM :
 Urin : Sebagai sumber pupuk makro dan mikro lengkap kadar rendah dan siap serap.
 Air kelapa : Sebagai sumber mineral, vitamin dan hormon. Berfungsi sebagai perangsang akar, bunga dan
daun.
 Gula : Sumber karbohidrat tambahan sebagai makanan mikroorganisme untuk mempercepat
dekomposisi (penguraian).
 Kencur : Rimpang kencur mengandung saponin, flavoinoida, polifenol, dan minyak atsiri. Semua
kandungan ini memiliki fungsi sebagai insektisida, fungisida dan antibiotik bagi tanaman.
 Lengkuas : Rimpang lengkuas mengandung sekitar 1% minyak essensial yang terdiri atas metil-sinamat
48%, sineol 20-30%, euganol, kamfer 1%, seskuiterpen, alpha-pinene, galangin, galanganol, dan beberapa
senyawa flavonoid. Semua kandungan ini memiliki fungsi sebagai antijamur. OPT sasaran ektrasi lengkuas
ini dapat menghambat pertumbuhan F. Oxysporum, R. Solanacearum, E. Coli, Neurospora, Candida
Albicans. Sebagai insektisida nabati memiliki fungsi untuk mengendalikan belalang, kutu daun, dan trips.
Ektrasi lengkuas sangat efektif untuk mengendalikan hama lalat buah dan penyakit antranokse pada cabai.
 Umbi Gadung : Gadung mengandung senyawa alkaloida dioscorin yang merupakan senyawa racun dan
terkandung cukup tinggi pada umbinya. Kandungan ini memiliki fungsi sebagai penghambat aktifitas
makan (antifeedant) dan menghambat pembentukan telur.
 Bawang Putih : Umbi bawang putih mengandung tanin, minyak atsiri, dialilsulfida, alilin, alisin, enzim
alilinase. Semua kandungan ini memiliki fungsi sebagai penolak hama (repellent), insektisida, nematisida,
fungisida dan antibiotik bagi tanaman.
 Daun Sirih : Daun sirih mengandung minyak atsiri (eugenol, methyil eugenol, karvakrol, kavikol, alil
katekol, kavibetol, sineol, estragol), karoten, tiamin, riboflavin, asam nikotinat, vitamin C, tanin, gula, pati,
dan asam amino. Semua kandungan ini memiliki fungsi sebagai insektisida dan antibiotik bagi tanaman.
 Mimba : Mimba mengandung azadirachtin, meliantriol, salannin, dan nimbin, dimana kandungan bahan
aktif tertinggi terdapat pada bagian biji. Semua kandungan ini memiliki fungsi sebagai pestisida yang dapat
mempengaruhi reproduksi dan perilaku, dapat berperan sebagai penolak, penarik, antifeedant, dan
menghambat perkembangan serangga, baik sebagai racun perut maupun racun kontak. Selain itu mimba
efektif untuk mengendalikan penyakit antranokse pada cabai krna mengandung antibiotik bagi tanaman.
 Daun Mindi : Daun, buah dan biji mengandung saponin, flavoinoida. Selain itu daun dan buahnya
mengandung alkaloida. Semua kandungan ini memiliki fungsi sebagai pupuk daun sekaligus pengusir dan
pembunuh hama umum (terutama jenis ulat api (Setothosea Asigna)
 Daun Pepaya : Pepaya mengandung enzim papain, alkaloid karpaina, psudo karpaina, glikosid, karposid,
saponin, beta karotene, pectin, d-galaktosa, i-arabinosa, papayotimin papain, vitokinose, glucoside
cacirin, karpain, kemokapain, lisosim, lipase, glutamin, dan siklotransferase. Semua kandungan ini
memiliki fungsi sebagai insektisida, fungisida, rodentisida dan penolak (repellent)
 BT1 : Sumber bacteri bacillus dan trichoderma sebagai sumber BioDekomposer utama dan menjadikan
bahan terekstrasi sempurna. Dan juga menjadikan fungisida + zpt ini menjadi fungisida hayati (fungisida
hidup).

Kencur Daun Sirih


Lengkuas

Bawang Putih Bawang Merah

Umbi Gadung

METODE HAYATI 2017, FB : @metodehayati, HP / WA : 085 258 215 169, pin : 52a52994 Page 9 of 14
Daun Pepaya Pohon Mindi

Buah Mimba

Daun Mimba

B. PERLAKUAN KIMIA (KURATIF)


Disini kami paparkan pencegahan dan pengendalian hama penyakit memakai bahan aktif yang tersedia dipasaran
sebagai solusi tambahan apabila setelah melakukan SOP Metode Hayati tetapi hama dan penyakit belum juga
stabil.

Adapun yang harus Anda ingat, pemberian bahan aktif tersebut tidak boleh langsung dosis normal, apalagi dosis
besar. Berikan dari dosis terkecil dahulu (dosis 50% dari dosis anjuran tiap produk). Pemberian langsung dosis
besar selain boros biaya, akan menyebabkan ketidakseimbangan ekosistem yang dimana kedepannya akan
berdampak buruk pada kestabilan panen Anda. Amati, evaluasi dan diskusikan perkembangan hama penyakit agar
panen Anda stabil, biaya lebih hemat dan bijak kepada ekositem.

Adapun waktu pemberian adalah selisih sehari dengan pemberian Bio Triba (BT 2) dan Pupuk Nabati.

I. HAMA
1. Ulat tanah dengan nama latin Agrotis Ipsilon, biasa menyerang
tanaman bawang merah pada bagian bawah tanaman seperti akar
dan umbi bawah. Serangan hama ini terjadi mulai matahari
tenggelam. Bila siang hari hama ini sembunyi didalam tanah untuk
menghindari terik matahari. Bawang merah yang terserang hama
ulat tanah akan tampak layu dan akhirnya mati.

Apabila setelah mengaplikasikan olah tanah sesuai SOP Metode Ulat tanah
Hayati masih ditemukan hama ini dengan jumlah cukup banyak,
tindakan pengendalian dapat dilakukan penyemprotan Insektisida dengan bahan aktif Bacillus Thuringiensis
bergantian dengan insektisida bahan aktif Deltametrin atau Insektisida bahan aktif Beta Siflutrin.

Adapun cara kerja insektisida berikut sesuai bahan aktifnya :


 Bacillus Thuringiensis :
o insektisida biologi yang bekerja sebagai racun perut, berbentuk tepung berwarna coklat muda
yang dapat disuspensikan.
o Digunakan untuk mengendalikan ulat grayak Spodoptera litura pada tanaman kedelai, perusak
daun Plutella xylostella, Crocidolomia pavonana pada tanaman kubis, penggerek pucuk
Helicoverpa armigera pada tanaman tembakau dan hama penggerek buah Heliothis armigera
pada tanaman cabe, tomat, dan terong.
o Nama merk : Agrisal WP, Bactospeine WP, Dipel WP, Florbac FC, Thuricide HP, Turex WP

METODE HAYATI 2017, FB : @metodehayati, HP / WA : 085 258 215 169, pin : 52a52994 Page 10 of 14
 Deltametrin
o Insektisida racun kontak dan racun lambung berbentuk pekatan berwarna kuning kecoklatan yang
dapat diemulsikan.
o Untuk mengendalikan ulat grayak Spodoptera sp. pada tanaman cabai merah, ulat api Theosea
asigna pada tanaman kelapa sawit dan wereng coklat Nilaparvata lugens serta walang sangit
Leptocorisa oratorius pada tanaman padi.
o Nama merk : Decis 25 EC, Brocel-D 28 EC, Marcis 25 EC, Naichi 25 EC, Biocis 25 EC, Oscar 25 EC,
Amicis 25 EC, BM Delta 28 EC
 Beta Siflutrin
o Insektisida racun kontak maupun racun lambung yang cepat mematikan serangga hama dengan
merusak sistem syaraf dan mempunyai efek residu yang lama.
o Efektif terhadap berbagai jenis ulat, kutu, lalat, belalang dan serangga hama lainnya dari ordo
Lepidoptera, Coleoptera, Homoptera dan Hemiptera serta belalang hijau dan belalang kembara
pada berbagai jenis tanaman pangan, palawija, sayuran, buah-buahan, tanaman hias dan
perkebunan.
o Nama merk : Buldok 25 EC, Napir Plus 150 EC, Prado 25 EC, Raydock 28 EC, Liebas 50 EC, Lotsa 50
EC, Sildok 50 EC, Sumo 50 EC

2. Ulat grayak pada tanaman bawang merah biasa menyerang daun dan tanaman yang masih kecil. Untuk tindakan
pengendalian dianjurkan menyemprotkan pada sore atau malam hari dengan insektisida biologi berbahan aktif
Bacillus Thuringiensis bergantian dengan insektisida berbahan aktif Deltametrin atau Beta Siflutrin.

3. Lalat daun (Liriomyza Chinensis) hama ini menyerang bawang merah dengan cara menusukkan telurnya ke daun
tanaman, ditandai dengan bintik-bintik kecil lurus seperti ujung jarum. Selang 2 hari, bintik – bintik membentuk
garis lurus seperti berwarna putih dan lama kelamaan daunnya mulai mengering. Selanjutnya untuk serangan
yang hebat, kerusakan hingga sampai ke akar tanaman dan menyebabkan busuk dan mengeluarkan belatung.
Kerugian dari serangan hama ini bisa mencapai 100% atau gagal panen.

Untuk pencegahan dan pengendalian dapat dilakukan dengan membuat perangkap dengan sexferomon atau
dengan penyemprotan insektisida berbahan aktif Imidakloprid bergantian dengan insektisida berbahan aktif
Abamectin atau dengan Insektisida berbahan aktif Siromazin.

Ulat Grayak

Adapun cara kerja insektisida berikut sesuai bahan aktifnya :


 Imidakloprid
o Insektisida ini bekerja secara sistemik dan memiliki efek translaminar (memiliki kemampuan
menembus jaringan daun) dan bekerja sebagai racun kontak dan lambung. Ketika disemprotkan
ketanaman, cairan insektisida akan segera diabsorpsi (diserap) oleh daun dan akan tanaman dan
ditransportasikan secara akropetal (tersebar keseluruh tubuh tanaman).
o Imidakloprid efektif untuk mengendalikan hama yang merusak tanaman dengan cara menghisap
dan menusuk, termasuk hama jenis kutu-kutuan seperti kutu kebul, aphids dan thrips, termasuk
hama wereng dan lalat buah. Bahan aktif imidakloprid bersifat non-teratogenik dan non-
mutagenik.
o Nama merk : Avidor 25 WP, Abuki 50 SL, Amirid 200 SL, Besvidor 200 SL, Besvidor 25 WP, Bima 10
WP, Imidagold 200 SL, Imidasal 200 SL, Counter 50/1,8 SP, Caleb tsan 28 EC, Confidor 5 WP,
Confidor 200 SL, Delouse 200 SL, Imidasal 10 WP, Imidor 50 SL, Klopindo, Neptune 25 WP, Rudor
200 SL, Winder 100 EC, Wingan 0,5 G

METODE HAYATI 2017, FB : @metodehayati, HP / WA : 085 258 215 169, pin : 52a52994 Page 11 of 14
 Abamectin
o Abamektin merupakan pestisida racun kontak dan perut serta bekerja sebagai racun syaraf yang
menstimulasi gama amino asam butirat (GABA). Abamektin memiliki sifat sistemik, tetapi juga
memiliki sifat translaminar yang kuat. Pestisida ini cukup ramah terhadap lingkungan karena cepat
terdegradasi secara fotokimia di lingkungan, juga abamektif terikat kuat di dalam tanah.
o Abamektin selain efektif terhadap hama wereng pada tanaman padi, juga mampu untuk
mengendalikan thrips pada cabai, ulat, kubis, pengorok daun pada kentang, kacang panjang, dan
daun jeruk.
o Nama merk : Agrimex 18EC, Alfamex 18EC, Amcomec 18EC, Amect 18EC, Asmec 18EC, Aspire
18EC, Bamex 18EC, Besgrimex 36EC, Calebtin 18EC, Catez 18EC, Demolish 18EC, Devamec 18EC,
Dimec 18EC, Habamec 18EC, Indomectin 20EC, Isigo 18EC, Kiliri 18EC, Lider 18EC, Mectimax 18EC,
Mexdone 36EC, Matros 18EC, Numectin 20 EC, Okrite 20EC, Phoscormite 18EC, Promectin 18EC,
Quimex 36EC, Rutin 18EC, Schumec 18EC, Sidamec 20EC, Stadium 18EC, Starmek 18EC, Supemec
18EC, Taldin 33EC, Tridamex 36EC, Trimmer 18EC, Vapcomic 18EC, Wito4EC
 Siromazin
o Insektisida berbentuk tepung yang dapat disuspensikan dan berwarna putih. Bekerja sebagai
Insect Growth Regulation ( IGR ) yang mengganggu proses ganti kulit hama sasaran. Dapat
membentuk suspensi dalam air.
o Untuk mengendalikan hama ulat grayak ( Spodoptera Exigua ) pada tanaman bawang merah,
hama pengorok daun ( Lyriomiza Huidobrensis ) dan kutu daun ( Myzus Persicae ) pada tanman
kentang.
o Nama merk : Cyrrotex 75 SP, Trigard 75 WP, Guntur 75 WP

4. Hama Tungau atau mite menyerang tanaman bawang merah dengan menghisap cairan pada daun sehingga dau
menjadi kering dan akhirnya mati. Untuk pengendalaian dan pencegahan semprot dengan akarisida Samite 135EC
(bahan aktif Piridaben) dengan kosentrasi 0,1 – 0,25 cc / liter air bergantian dengan insektisida berbahan aktif
abamectin.

II. PENYAKIT
1. Bercak ungu / trotol / bercak alternaria pori. Pada
umumnya serangan ini ditandai dengan adanya
noda putih atau kekuningan pada daun,
kemudian melebar dan menyebabkan daun
menjadi kering terutama yang paling mencolok
pucuk daun atasnya. Selanjutnya menjalar dalam
waktu 5-6 hari tanaman bawang merah akan
mati. Penyakit ini menyerang saat udara lembab
terutama pada musim hujan.

Cara penanggulangannya semprot dengan


fungisida berbahan aktif Mankozeb bergantian
dengan bahan aktif Iprodion atau metalaksill. Bercak Ungu

METODE HAYATI 2017, FB : @metodehayati, HP / WA : 085 258 215 169, pin : 52a52994 Page 12 of 14
2. Antranoksa disebabkan patogen (cendawan Colletotrichum). Serangan terhadap daun bawang merah ditandai
dengan bercak putih / lubang pada daun dan agak berlendir / basah dan berbau. Selang 1 hari daun akan mati dan
gugur. Penyakit ini termasuk yang paling ganas, karena dalam tempo 3 hari daun bawang merah akan hancur.
Biasnaya penyakit ini menyrang pada saat pucak musim hujan.

Cara pengendaliannya adalah dengan menyemprotkan fungisida berbahan aktif Oksitetrasiklin dan Kasugamisin
Hidroklorida.

Perlu diingat bila setelah hujan daun bawang mengeluarkan bau yang tajam, itu berarti daun bawang sudah
terkena penyakit ini. Segera lakukan penyemprotan saat itu juga agar tidak menular ke tanaman yang lain.

Antranoksa pada bawang merah

3. Penyakit layu fusarium dan layu bakteri pada tanaman bawang merah biasanya mulai menyerang tanaman saat
fase generatif. Untuk mencegahnya dianjurkan penyemprotan fungisida Kocide 77 WP (bahan aktif Tembaga
Hidroksida) mulai saat tanaman usia 15 hst dengan interval 10 sampai 14 hari.

4. Penyakit embun bulu menyerang daun bawang merah pada saat udara lembab, curah hujan tinggi, dan berkabut.
Penyakit ini menempel pada daun bwang merah membentuk spora dan nampak seperti embun yang menutupi
daun, lalu lama kelamaan menginfeksi daun dan masuk ke batang / umbi dan menyebabkan busuk.

Pencegahannya dapat dilakukan dengan menyemprot fungisida Kocide 54 WDG (bahan aktif Tembaga
Hidroksida) kosentrasi 1 – 2 gr / liter air bergantian dengan fungisida Victory 80 WP (bahan aktif Mankozeb
kosentrasi 1 – 2 gr / liter dengan interval 7 hari.

Embun bulu pada bawang merah

METODE HAYATI 2017, FB : @metodehayati, HP / WA : 085 258 215 169, pin : 52a52994 Page 13 of 14
5. Penyakit Mozaik Virus ini gejalanya ditandai dengan pangkal daun berwarna putih agak melengkung dan
bergeleombang, selanjutnya rebah berantakan. Biasanya penyakit ini menyerang saat musim hujan dan bisa
merusak 100& tanaman bawang merah dalam waktu 2 minggu.

Pengendaliannya adalah dengan menyemprotkan fungisida berbahan aktif Difenokonazol dan Azoksistrobin.

Mozaik pada bawang merah

Adapun cara kerja fungisida berikut sesuai bahan aktifnya :


 Metalaksill
o Bekerja dengan cara menghambat salah satu proses metabolisme cendawan (Sistemik)
o Mengendalikan penyakit bercak ungu, busuk daun, antranoksa, busuk batang, cacar daun, busuk
akar, bercak kering
o Nama Merk : Pyramid 72 WP, Besromyl 35 WP, Ramprat 25 WP, Saromyl 35 SD, Unilax 72 WP,
Starmyl 25 WP
 Tembaga Hidroksida (Cu(OH)2)
o Fungisida protektan yang bersifat racun kontak berbentuk tepung berwarna biru muda yang
dapat disuspensikan.
o Untuk mengendalikan penyakit busuk daun pada tanaman kentang, penyakit cacar pada daun teh,
penyakit karat daun pada tanaman kopi dan penyakit busuk buah pada tanaman kakao.
o Nama merk : Cobox, Kocide 77, Funguran 80 WP
 Mankozeb
o Fungisida bisdithiocarbamate etilen tidak beracun yang banyak diaplikasikan dengan cara kerja
kontak & sistemik dengan aksi protektif & kuratif
o Mancozep efektif terhadap penyakit tanaman yang disebabkan Phytophthora, Anthracnose,
Botrytis, Fusarium, Pythium, Alternaria, Early and Late Blight, Powdery and Downy Mildew,
Bacterial Spot, Verticillium, Angular Leaf Spot, Trichoderma, dan lain-lain.
o Nama merk : Actozeb 80 WP, Amcozeb 80 WP, Antila 80 WP, BM Zebco 80 WP, Bazoka 80 WP,
Cadilac 80 WP, Detazeb 80 WP, Dithane M-45 80 WP, Gita 80 WP, Indothane 80 WP, Kaisaro 80
P, Kencozeb 80 WP, Macoban 80 WP, Manzate 200, Manzate 82 WP, Manteb 80 WP, Metazeb 80
WP, Nitan 80 WP, Polaram 80 WP, Raksasa 80 WP, Sidazeb 80 WP, Tanzeb 80 WP, Victory 80 WP,
Spring 80 WP, Victory Mix 8/64 WP, Vondazeb 80 WP, Damazeb 80 WP, Unizeb 80 WP, Saaf 75
WP, Unilax 72 WP, Delsene MX 80 WP, Mandazim 80 WP, Cozene 80 WP

METODE HAYATI 2017, FB : @metodehayati, HP / WA : 085 258 215 169, pin : 52a52994 Page 14 of 14

Anda mungkin juga menyukai