PENDAHULUAN
Tanaman Bawang merah (Allium ascalonicum) merupakan tanaman salah satu tanaman hortikultura yang banyak
dibutuhkan umat manusia dalam kehidupan sehari-hari. Kebutuhan bawang merah semakin meningkat sejalan dengan
meningkatkan penduduk dunia, karena hampir semua masakan membutuhkan komoditas ini . Pada periode tahun 1986-
1990, Indonesia merupakan salah satu negara pengekspor bawang merah, tetapi kini negara kita menjadi pengimpor
komoditas ini, terutama dari Cina, akibatnya harga meningkat tajam.
Hal ini disebabkan lahan-lahan di sentra-sentra produksi bawang merah, seperti Brebes, Tegal, dan Cirebon
mengalami degradasi hara dan kesehatan tanah. Akibatnya muncul berbagai macam serangan hama penyakit, biaya
pemupukan meningkat, kwalitas menurun karena banyak menggunakan pestisida secara kurang bijaksana.
METODE HAYATI merupakan paket teknologi dan cara tanam yang dirancang khusus untuk memperbaiki kondisi lahan
yang kurang subur, jenuh dan sudah jenuh, terinfeksi oleh berbagai patogen ganas seperi Fusarium, Pesudomnas,
Rhizoctonia dll. Formula pada produk METODE HAYATI (paket Bio~FOB) mengandung beberapa mikroba yang potensial
dapat bekerja secara sinergi memperbaiki tingkat kesuburan tanah dan meningkatkan kesehatan tanaman bawang merah.
Indonesia adalah negara yang kaya dengan tanah yang subur. Dan di tanah Indonesia tumbuh bermacam-macam
tanaman yang dapat kita ambil manfaatnya. Teknis metode Hayati disini yaitu (salah satunya) memanfaatkan bahan nabati
yang ada di lingkungan sekitar, contohnya sebagai pestisida nabati. Adapun fungsi dan kelebihan pestisida nabati adalah
sebagai berikut :
METODE HAYATI 2017, FB : @metodehayati, HP / WA : 085 258 215 169, pin : 52a52994 Page 1 of 14
4. Penghambat perkembangan
5. Menurunkan keperidian
6. Pengaruh langsung sebagai racun
7. Dan mencegah peletakkan telur
Sedangkan Bio-TRIBA, sejak tahun 2004 teknologi ini mulai diluncurkan dan dikembangkan secara luas pada
tanaman vanili di Indonesia pada beberapa propinsi melalui sistem waralaba dengan melibatkan swasta lokal. Sampai saat
ini teknologi Bio-TRIBA sudah menggunakan 7 jenis mikroorganisme yaitu Fusarium oxysporum non patogenik,
Azotobacter, Rhizobium, Pseudomonas, Bacillus pantotkenticus, Bacillus firmus dan Trichodema lactae. Bahan baku yang
digunakan adalah ramah lingkugan, sehingga dasar pengembangannya berorentasi pada budidaya tanaman yang ramah
lingkungan.
SYARAT TUMBUH
METODE HAYATI 2017, FB : @metodehayati, HP / WA : 085 258 215 169, pin : 52a52994 Page 2 of 14
TOTAL KEBUTUHAN PUPUK UTAMA
BT2 4 LITER
BT3 2 LITER
Urea 100kg
ZA 350kg
SP36 250kg
Kcl Canada 200kg
PRODUK KAMI
METODE HAYATI 2017, FB : @metodehayati, HP / WA : 085 258 215 169, pin : 52a52994 Page 3 of 14
PEMBUATAN BAHAN ORGANIK DAN PUPUK DASAR
BAHAN ORGANIK
1. Pada tahap awal, kita membuat Semua bahan organik terlebih dahulu. Bahan padat dihaluskan terlebih dahulu (di
selep / ditumbuk) lalu campurkan dengan bahan cair, simpan ditempat tertutup.
2. Agar fermentasi sempurna, usahakan tiap wadah ditutup dan dibuatkan seal seperti gambar disamping. Biarkan
selama minimal 20 hari.
METODE HAYATI 2017, FB : @metodehayati, HP / WA : 085 258 215 169, pin : 52a52994 Page 4 of 14
PEMBUATAN PGPR
Pembuatan PGPR (cek gambar disamping) :
o Siapkan akar sumber PGPR (bisa satu macam atau kombinasi),
kemudian potong kecil-kecil dengan ukuran 1 cm. Tanah diakar
jangan dibersihkan, krna mengandung banyak PGPR.
o Masukkan akar PGPR ke dalam ember bersih berisi air sumur
secukupnya. Disarankan memakai air sumur karena air sumur
relatif tidak mengandung kaporit maupun cemaran bahan
kimia.
o Aduk pelan-pelan selama 10 menit, dengan maksud agar
bakteri yang berada di sekitar perakaran maupun di dalam
perakaran dapat tercampur pada air. Pembuatan PGPR
o Diamkan selama 3 hari. Adanya aktivitas bakteri nampak
berupa gelembung udara yang menempel pada dinding ember.
o Larutan campuran ini dapat disebut sebagai biang / starter PGPR.
PUPUK DASAR
1. Untuk pembuatan pupuk dasar, campurkan semua bahan jadi satu yaitu : 48 sak kohe, 24 sak hijauan,12 debog
pisang, biang dari 6 sak akar PGPR, 500kg dolomit, 500 kg petroganik.
2. Pada proses ini dibutuhkan 4 botol BT1 dulu.
3. Bahan pupuk dasar sebaiknya dihaluskan / dicacah terlebih dahulu, lalu ditumpuk secara beraturan. Selanjutnya
tiap ketebalan tertentu (25 – 30 cm) disemprot BT1 lalu tumpuk bahan lagi, begitu seterusnya kemudian ditutup.
4. Lalu bahan diberi air hingga mencapai kandungan sekitar 30 – 40%. Kandungan air yang ingin diuji dengan
menggenggam bahan, ditandai dengan tidak menetesnya air bila bahan digenggam. Bila bahan kekurangan air,
maka pengomposan akan berjalan lebih lama.
5. Setelah pencampuran selesai, tutup bahan dengan terpal / mulsa bekas, lalu biarkan minimal 20 hari.
6. Proses produksi pupuk dasar hayati tidak memerlukan tempat khusus, akan tetapi untuk menghasilkan kompos
yang bermutu sebaiknya dasar bangunan diberi alas dengan semen atau diberi ubin, tetapi bukanlah hal yang
mutlak, yang utama tidak tergenang air. Bila pengomposan dilakukan diatas tanah, sebaiknya diberi alas, misalnya
plastik, karung bekas, terpal, atau dedaunan.
@metodehayati
PENGOLAHAN TANAH
1. Penyiapan lahan bertujuan untuk memperbaiki drainase dan aerasi tanah, meratakan permukaan tanah dan
menghilangkan gulma. Pengolahan tanah berupa pembajakan/pencangkulan, pembersihan gulma, perataan
permukaan tanah, dan pembuatan bedengan, guludan, garitan, lubang tanam.
2. Lahan dibuat bedengan dengan lebar 120 – 180 cm. Antara bedengan dibuat parit sedalam 50 cm dan lebar 50
cm. Tanah di atas bedengan diolah sampai gembur.
3. Selanjutnya sebar pupuk dasar hayati yang telah difermentasi selama 20 hari ke seluruh bedengan secara merata.
4. Siram bedengan dengan air hingga cukup basah secara merata
5. Setelah disiram air, encerkan sisa 1,65 liter BT1 dengan dosis 5 ml / liter, lalu semprot bedengan dengan BT1
secara merata, lalu biarkan selama minimal 10 hari.
6. Jarak tanam pada musim kemarau 15 cm x 15 cm, sedangkan pada musim hujan 20 x 15 cm.
METODE HAYATI 2017, FB : @metodehayati, HP / WA : 085 258 215 169, pin : 52a52994 Page 5 of 14
.
PEMILIHAN BIBIT
Ukuran umbi bibit yang optimal adalah 3 – 4 gram /umbi.
Umbi bibit yang baik yang telah disimpan 2 – 3 bulan dan umbi masih dalam ikatan (umbi masih ada daunnya)
Umbi bibit harus sehat, ditandai dengan bentuk umbi yang kompak (tidak keropos), kulit umbi tidak terluka (tidak
terkelupas atau berkilau).
PENANAMAN
1. Jarak Tanam
Pada Musim Kemaraw, 15 x 15 cm, varietas Ilocos, Tadayung atau Bangkok atau varitas unggul lokal yang
telah di rekomendasikan oleh Pemerintah.
Pada musim hujan 20 x 15 cm varietas Tiron atau unggul lokal yang biasa digunakan petani.
2. Cara Tanam
Umbi bibit direndam dulu dengan menggunakan larutan Insektisida + fungisida Nabati (yang kita buat
sebelumnnya) dengan dosis 25 ml/liter air. Simpan selama 2 hari sebelum ditanam.
Jika Insektisida + Fungisida Nabati belum matang (ciri matang sudah tidak berbau pesing / menyengat),
maka bisa diganti dengan pemberian BT2 dosis 10 ml/liter air.
Pada saat tanam, seluruh bagian umbi bibit yang telah siap tanam dibenamkan ke dalam permukaan
tanah. Untuk tiap lubang ditanam satu buah umbi bibit.
METODE HAYATI 2017, FB : @metodehayati, HP / WA : 085 258 215 169, pin : 52a52994 Page 6 of 14
2. INTRUKSI PEMBERIAN BIOTRIBA
o Aplikasi BT2 total sebanyak 4 kali, yaitu pada usia : 10 hst, 20 hst, 25 hst, dan 30 hst.
Semprot BT2 hanya pada pangkal batang saja
Waktu penyemprotan adalah sore hari diatas pukul 15.00 wib
Dosis BT2 125ml per 20 liter air per luas 1/8ha
o Aplikasi BT3 total sebanyak 2 kali, yaitu pada usia : 1 hst dan 35 hst.
Semprot BT3 hanya pada pangkal batang saja
Waktu penyemprotan adalah sore hari diatas pukul 15.00 wib
Dosis BT3 125ml per 20 liter air per luas 1/8ha
PEMELIHARAAN
1. Penyiangan dan Pembumbunan
Penyiangan pertama dilakukan pada umur 7-10 HST dan dilakukan secara mekanik untuk membuang
gulma atau tumbuhan liar yang kemukinan dijadikan inang hama ulat bawang. Pada saat penyiangan
dilakukan pengambilan telur ulat bawang.
Dilakukan pendagiran, yaitu tanah di sekitar tanaman didangir adan dibumbun agar perakaran bawang
merah selalu tertutup tanah. Selain itu bedengan yang rusak atau longsor perlu dirapikan kembali dengan
cara memperkuat tepi-tepi selokan dengan lumpur dari dasar saluran.
2. Pasca Panen
Penjemuran dengan alas anyaman bambu. Penjemuran pertama selama 5 – 7 hari dengan bagian daun
menghadapa ke atas, tujuannya mengeringkan daun. Penjemuran kedua selama 2 – 3 hari dengan umbi
menghadapa keatas, tujuannya untuk mengeringkan bagian umbi dan sekaligus dilakukan pembersihan
umbi dari sisa kotoran atau kulit terkelupas dan tanah yang terbawa dari lapangan. Kada air 89 – 85% baru
disimpan di gudang.
Penyimpanan, ikat bawang merah digantungkan pada rak-rak bambu. Aerasi diatur dengan baik, suhu
gudang 26 - 29°C , kelembaban 70 – 80%, sanitasi gudang.
METODE HAYATI 2017, FB : @metodehayati, HP / WA : 085 258 215 169, pin : 52a52994 Page 7 of 14
PEMBERIAN BAHAN NABATI SETELAH TANAM
Pemberian bahan nabati / organik disini berfungsi sebagai sumber tambahan unsur mikro pada tanaman dan juga
pencegahan terhadap hama penyakit. Disini kita memberikan pupuk organik cair yang telah kita buat sebelumnya, yaitu
Fungisida + ZPT Nabati dan Insektisida Nabati.
Penyemprotan bahan nabati secara rutin dapat mencegah dan mengendalikan hama penyakit pada bawang merah,
sehingga pertumbuhan tanaman tetap optimal dan panen pun profit.
Kedoya (Dysoxylum
gaudichaudianum)
Kelor (Moringa oleifera)
Umbi Gadung
METODE HAYATI 2017, FB : @metodehayati, HP / WA : 085 258 215 169, pin : 52a52994 Page 9 of 14
Daun Pepaya Pohon Mindi
Buah Mimba
Daun Mimba
Adapun yang harus Anda ingat, pemberian bahan aktif tersebut tidak boleh langsung dosis normal, apalagi dosis
besar. Berikan dari dosis terkecil dahulu (dosis 50% dari dosis anjuran tiap produk). Pemberian langsung dosis
besar selain boros biaya, akan menyebabkan ketidakseimbangan ekosistem yang dimana kedepannya akan
berdampak buruk pada kestabilan panen Anda. Amati, evaluasi dan diskusikan perkembangan hama penyakit agar
panen Anda stabil, biaya lebih hemat dan bijak kepada ekositem.
Adapun waktu pemberian adalah selisih sehari dengan pemberian Bio Triba (BT 2) dan Pupuk Nabati.
I. HAMA
1. Ulat tanah dengan nama latin Agrotis Ipsilon, biasa menyerang
tanaman bawang merah pada bagian bawah tanaman seperti akar
dan umbi bawah. Serangan hama ini terjadi mulai matahari
tenggelam. Bila siang hari hama ini sembunyi didalam tanah untuk
menghindari terik matahari. Bawang merah yang terserang hama
ulat tanah akan tampak layu dan akhirnya mati.
Apabila setelah mengaplikasikan olah tanah sesuai SOP Metode Ulat tanah
Hayati masih ditemukan hama ini dengan jumlah cukup banyak,
tindakan pengendalian dapat dilakukan penyemprotan Insektisida dengan bahan aktif Bacillus Thuringiensis
bergantian dengan insektisida bahan aktif Deltametrin atau Insektisida bahan aktif Beta Siflutrin.
METODE HAYATI 2017, FB : @metodehayati, HP / WA : 085 258 215 169, pin : 52a52994 Page 10 of 14
Deltametrin
o Insektisida racun kontak dan racun lambung berbentuk pekatan berwarna kuning kecoklatan yang
dapat diemulsikan.
o Untuk mengendalikan ulat grayak Spodoptera sp. pada tanaman cabai merah, ulat api Theosea
asigna pada tanaman kelapa sawit dan wereng coklat Nilaparvata lugens serta walang sangit
Leptocorisa oratorius pada tanaman padi.
o Nama merk : Decis 25 EC, Brocel-D 28 EC, Marcis 25 EC, Naichi 25 EC, Biocis 25 EC, Oscar 25 EC,
Amicis 25 EC, BM Delta 28 EC
Beta Siflutrin
o Insektisida racun kontak maupun racun lambung yang cepat mematikan serangga hama dengan
merusak sistem syaraf dan mempunyai efek residu yang lama.
o Efektif terhadap berbagai jenis ulat, kutu, lalat, belalang dan serangga hama lainnya dari ordo
Lepidoptera, Coleoptera, Homoptera dan Hemiptera serta belalang hijau dan belalang kembara
pada berbagai jenis tanaman pangan, palawija, sayuran, buah-buahan, tanaman hias dan
perkebunan.
o Nama merk : Buldok 25 EC, Napir Plus 150 EC, Prado 25 EC, Raydock 28 EC, Liebas 50 EC, Lotsa 50
EC, Sildok 50 EC, Sumo 50 EC
2. Ulat grayak pada tanaman bawang merah biasa menyerang daun dan tanaman yang masih kecil. Untuk tindakan
pengendalian dianjurkan menyemprotkan pada sore atau malam hari dengan insektisida biologi berbahan aktif
Bacillus Thuringiensis bergantian dengan insektisida berbahan aktif Deltametrin atau Beta Siflutrin.
3. Lalat daun (Liriomyza Chinensis) hama ini menyerang bawang merah dengan cara menusukkan telurnya ke daun
tanaman, ditandai dengan bintik-bintik kecil lurus seperti ujung jarum. Selang 2 hari, bintik – bintik membentuk
garis lurus seperti berwarna putih dan lama kelamaan daunnya mulai mengering. Selanjutnya untuk serangan
yang hebat, kerusakan hingga sampai ke akar tanaman dan menyebabkan busuk dan mengeluarkan belatung.
Kerugian dari serangan hama ini bisa mencapai 100% atau gagal panen.
Untuk pencegahan dan pengendalian dapat dilakukan dengan membuat perangkap dengan sexferomon atau
dengan penyemprotan insektisida berbahan aktif Imidakloprid bergantian dengan insektisida berbahan aktif
Abamectin atau dengan Insektisida berbahan aktif Siromazin.
Ulat Grayak
METODE HAYATI 2017, FB : @metodehayati, HP / WA : 085 258 215 169, pin : 52a52994 Page 11 of 14
Abamectin
o Abamektin merupakan pestisida racun kontak dan perut serta bekerja sebagai racun syaraf yang
menstimulasi gama amino asam butirat (GABA). Abamektin memiliki sifat sistemik, tetapi juga
memiliki sifat translaminar yang kuat. Pestisida ini cukup ramah terhadap lingkungan karena cepat
terdegradasi secara fotokimia di lingkungan, juga abamektif terikat kuat di dalam tanah.
o Abamektin selain efektif terhadap hama wereng pada tanaman padi, juga mampu untuk
mengendalikan thrips pada cabai, ulat, kubis, pengorok daun pada kentang, kacang panjang, dan
daun jeruk.
o Nama merk : Agrimex 18EC, Alfamex 18EC, Amcomec 18EC, Amect 18EC, Asmec 18EC, Aspire
18EC, Bamex 18EC, Besgrimex 36EC, Calebtin 18EC, Catez 18EC, Demolish 18EC, Devamec 18EC,
Dimec 18EC, Habamec 18EC, Indomectin 20EC, Isigo 18EC, Kiliri 18EC, Lider 18EC, Mectimax 18EC,
Mexdone 36EC, Matros 18EC, Numectin 20 EC, Okrite 20EC, Phoscormite 18EC, Promectin 18EC,
Quimex 36EC, Rutin 18EC, Schumec 18EC, Sidamec 20EC, Stadium 18EC, Starmek 18EC, Supemec
18EC, Taldin 33EC, Tridamex 36EC, Trimmer 18EC, Vapcomic 18EC, Wito4EC
Siromazin
o Insektisida berbentuk tepung yang dapat disuspensikan dan berwarna putih. Bekerja sebagai
Insect Growth Regulation ( IGR ) yang mengganggu proses ganti kulit hama sasaran. Dapat
membentuk suspensi dalam air.
o Untuk mengendalikan hama ulat grayak ( Spodoptera Exigua ) pada tanaman bawang merah,
hama pengorok daun ( Lyriomiza Huidobrensis ) dan kutu daun ( Myzus Persicae ) pada tanman
kentang.
o Nama merk : Cyrrotex 75 SP, Trigard 75 WP, Guntur 75 WP
4. Hama Tungau atau mite menyerang tanaman bawang merah dengan menghisap cairan pada daun sehingga dau
menjadi kering dan akhirnya mati. Untuk pengendalaian dan pencegahan semprot dengan akarisida Samite 135EC
(bahan aktif Piridaben) dengan kosentrasi 0,1 – 0,25 cc / liter air bergantian dengan insektisida berbahan aktif
abamectin.
II. PENYAKIT
1. Bercak ungu / trotol / bercak alternaria pori. Pada
umumnya serangan ini ditandai dengan adanya
noda putih atau kekuningan pada daun,
kemudian melebar dan menyebabkan daun
menjadi kering terutama yang paling mencolok
pucuk daun atasnya. Selanjutnya menjalar dalam
waktu 5-6 hari tanaman bawang merah akan
mati. Penyakit ini menyerang saat udara lembab
terutama pada musim hujan.
METODE HAYATI 2017, FB : @metodehayati, HP / WA : 085 258 215 169, pin : 52a52994 Page 12 of 14
2. Antranoksa disebabkan patogen (cendawan Colletotrichum). Serangan terhadap daun bawang merah ditandai
dengan bercak putih / lubang pada daun dan agak berlendir / basah dan berbau. Selang 1 hari daun akan mati dan
gugur. Penyakit ini termasuk yang paling ganas, karena dalam tempo 3 hari daun bawang merah akan hancur.
Biasnaya penyakit ini menyrang pada saat pucak musim hujan.
Cara pengendaliannya adalah dengan menyemprotkan fungisida berbahan aktif Oksitetrasiklin dan Kasugamisin
Hidroklorida.
Perlu diingat bila setelah hujan daun bawang mengeluarkan bau yang tajam, itu berarti daun bawang sudah
terkena penyakit ini. Segera lakukan penyemprotan saat itu juga agar tidak menular ke tanaman yang lain.
3. Penyakit layu fusarium dan layu bakteri pada tanaman bawang merah biasanya mulai menyerang tanaman saat
fase generatif. Untuk mencegahnya dianjurkan penyemprotan fungisida Kocide 77 WP (bahan aktif Tembaga
Hidroksida) mulai saat tanaman usia 15 hst dengan interval 10 sampai 14 hari.
4. Penyakit embun bulu menyerang daun bawang merah pada saat udara lembab, curah hujan tinggi, dan berkabut.
Penyakit ini menempel pada daun bwang merah membentuk spora dan nampak seperti embun yang menutupi
daun, lalu lama kelamaan menginfeksi daun dan masuk ke batang / umbi dan menyebabkan busuk.
Pencegahannya dapat dilakukan dengan menyemprot fungisida Kocide 54 WDG (bahan aktif Tembaga
Hidroksida) kosentrasi 1 – 2 gr / liter air bergantian dengan fungisida Victory 80 WP (bahan aktif Mankozeb
kosentrasi 1 – 2 gr / liter dengan interval 7 hari.
METODE HAYATI 2017, FB : @metodehayati, HP / WA : 085 258 215 169, pin : 52a52994 Page 13 of 14
5. Penyakit Mozaik Virus ini gejalanya ditandai dengan pangkal daun berwarna putih agak melengkung dan
bergeleombang, selanjutnya rebah berantakan. Biasanya penyakit ini menyerang saat musim hujan dan bisa
merusak 100& tanaman bawang merah dalam waktu 2 minggu.
Pengendaliannya adalah dengan menyemprotkan fungisida berbahan aktif Difenokonazol dan Azoksistrobin.
METODE HAYATI 2017, FB : @metodehayati, HP / WA : 085 258 215 169, pin : 52a52994 Page 14 of 14