@metodehayati
SPESIFIKASI JAGUNG :
pH :
o Umum : 5,5 - 7,5
o Optimum : 6,8
Suhu :
o Siang : 23°C - 30°C
o Malam : 15°C - 18°C
o Optimum : 24°C - 28°C
Sinar : NOR- NOR NOR+
Kelembaban : NOR
Curah hujan : ideal sekitar 85 – 200 mm/bulan dan harus merata. Pada fase pembungaan dan pengisian biji perlu
mendapatkan cukup air. Sebaiknya ditanam awal musim hujan atau menjelang musim kemarau. Membutuhkan
sinar matahari, tanaman yang ternaungi, pertumbuhunnya akan terhambat dan memberikan hasil biji yang tidak
optimal.
Kemiringan tanah kurang dari 8%. Daerah dengan tingkat kemiringan lebih dari 8%, sebaiknya dilakukan
pembentukan teras dahulu.
Ketinggian optimum : 50 – 600 mdpl dan 1.000 – 1.800 mdpl
BT1 4 LITER
Petroganik 500kg
Dolomit 300kg
Pupuk Dasar Hayati 8 paket (Info lengkap cek materi Pupuk Dasar Hayati)
METODE HAYATI 2018
o 32 sak (50kg) kotoran Hewan (Kohe)
Untuk lahan normal dianjurkan 24 sak kambing : 8 sak ayam (3 : 1)
Untuk lahan pasir / musim kemarau dianjurkan 24 sak sapi : 8 sak ayam (3 : 1)
o 16 sak (50kg) media organik, pilihannya :
Hijauan (mengandung unsur Nitrogen lebih tinggi, baik untuk memacu pertumbuhan vegetatif),
contoh bahan seperti kipahit (rekomendasi), wedusan, jerami, tebon jagung (dalam keadaan
segar / bukan kering)
Coklatan (mengandung unsur Kalium lebih tinggi, baik untuk meningkatkan hasil panen saat
pertumbuhan generatif), contoh bahan seperti serbuk kayu, limbah kulit kopi, cocopiet
Tidak dianjurkan menggunakan abu / bahan bekas bakaran
Dianjurkan menggunakan bahan segar dan sehat
o 8 debog pisang segar dan sehat ukuran @2 meter
o 4 sak akar PGPR, pilihannya :
Akar Kacang Tanah dan family Fabaceae lainnya : rata-rata di akar kacang / polong ada simbiosis
dari bakteri Ryzobium dengan bintil – bintil akar kacang yang berfungsi untuk meningkatkan
kelarutan Nitrogen dalam tanah.
Akar Bambu, akar Rumput Gajah, akar Jagung, akar Padi (Family Poaceae) : rata-rata akar ini
banyak mengandung bakteri PF (Pseudomonas Flouren), dimana bakteri ini bisa meningkatkan
kelarutan phoshate (P) dalam tanah dan bisa bersimbiosis dengan jamur Mikoriza yang bisa
meningkatkan dan penyerapan unsur mikro tanah yaitu Mg, Cu, Mn, Fe dll.
Semua akar rumput liar seperti putri malu, rumpun teki, dll (campuran beberapa klasifikasi
family) : rata-rata akar ini memiliki bakteri lengkap, seperti Rhizobium, Bacillus sp (pelarut
phosphate & kalium, ZPT, dan penekan patogen), Pseudomonas putida (penekan fungi patogen),
Actinomycetes (penghasil antibiotik)
Tanah disekitaran akar jangan dibersihkan karna mengandung banyak PGPR
BT2 5 liter
BT3 2 liter
Urea 240kg
SP46 230kg
Kcl Canada 300kg
TEXAPON STPP
ASAM AMINO
1. Rebus keong hingga masak
2. Setelah masak dinginkan dan tiriskan
3. Sambil menunggu keong dingin, parut / haluskan nanas / pepayanya
4. Tumbuk keong beserta cangkangnya hingga hancur
5. Aduk rata nanas / pepaya dan keong yang sudah ditumbuk
6. Siapkan wadah dan selang kemudian aturlah seperti pada gambar dibawah
7. Masukkan semua bahan dalam wadah tutup rapat (fermentasi anaerob) selama minimal 40 – 50 hari
8. Setelah masa fermentasi berlalu, aduk kemudian saring agar cairan asam amino yang sudah jadi terpisah dengan
ampas/sisa cangkang
9. Setiap 15 – 20 hari sekali dalam wadah akan menghasilkan 500 ml – 1.200 ml asam amino murni per 100 kg keong
mas. Kondisi akan terus begitu hingga bahan keong mas hancur semua dengan syarat wadah tetap dalam kondisi
fermentasi tertutup (anaerob)
PEMBUATAN PGPR
Pembuatan PGPR (cek gambar disamping) :
o Siapkan akar sumber PGPR (bisa satu macam atau kombinasi),
kemudian potong kecil-kecil dengan ukuran 1 cm. Tanah diakar
jangan dibersihkan, krna mengandung banyak PGPR.
o Masukkan akar PGPR ke dalam ember bersih berisi air sumur
secukupnya. Disarankan memakai air sumur karena air sumur
relatif tidak mengandung kaporit maupun cemaran bahan
kimia.
o Aduk pelan-pelan selama 10 menit, dengan maksud agar
bakteri yang berada di sekitar perakaran maupun di dalam
Pembuatan PGPR
perakaran dapat tercampur pada air.
o Diamkan selama 3 hari. Adanya aktivitas bakteri nampak berupa gelembung udara yang menempel pada
dinding ember.
Larutan campuran ini dapat disebut sebagai biang / starter PGPR.
Pembuatan PGPR bonggol pisang teknisnya pun sama, hanya saja hasil akhirnya sekitar 100 liter air PGPR.
PUPUK DASAR
1. Untuk pembuatan pupuk dasar, campurkan semua bahan jadi satu yaitu : 32 sak kohe, 16 sak hijauan, 8 debog
pisang, 500 kg petroganik, 300 kg dolomit dan biang PGPR.
2. Pada proses ini dibutuhkan 4 botol BT1 (totalnya 3,45 liter karna 550 ml dipakai bahan organik).
3. Bahan pupuk dasar sebaiknya dihaluskan / dicacah terlebih dahulu, lalu ditumpuk secara beraturan. Selanjutnya
tiap ketebalan tertentu (25 – 30 cm) disemprot BT1 lalu tumpuk bahan lagi, begitu seterusnya kemudian ditutup.
4. Lalu bahan diberi air hingga mencapai kandungan sekitar 30 – 40%. Kandungan air yang ingin diuji dengan
menggenggam bahan, ditandai dengan tidak menetesnya air bila bahan digenggam. Bila bahan kekurangan air,
maka pengomposan akan berjalan lebih lama.
5. Setelah pencampuran selesai, tutup bahan dengan terpal / mulsa bekas, lalu biarkan minimal 30 hari.
6. Proses produksi pupuk dasar hayati tidak memerlukan tempat khusus, akan tetapi untuk menghasilkan kompos
yang bermutu sebaiknya dasar bangunan diberi alas dengan semen atau diberi ubin, tetapi bukanlah hal yang
mutlak, yang utama tidak tergenang air. Bila pengomposan dilakukan diatas tanah, sebaiknya diberi alas, misalnya
plastik, karung bekas, terpal, atau dedaunan.
PENGOLAHAN LAHAN
1. Pada lahan sistem bedengan, setelah bedengan selesai dibuat selanjutnya Pupuk Dasar Hayati disebar secara
merata di atas bedengan dan dicangkul merata sedalam ± 15 cm.
2. Setelah itu lahan di semprot dengan PGPR 500 ml + 20 liter = 1.250 m2
3. Semprot PGPR pada sore hari.
4. Biarkan satu malam, setelah itu lahan siap ditanam.
5. Fungsi dari metode ini adalah agar lahan bebas penyakit tular tanah dan layu tanaman, menstabilkan hama parasit
akar dan hama tanah lainnya, menstabilkan benih rumput gulma dan meningkatkan jumlah PGPR alami dalam
tanah.
Benih disini menggunakan benih yang telah ditentukan oleh pihak Metode Hayati Indonesia.
Dengan jarak tanam 80 x 20 artinya terdapat 76.923 populasi per hektar. Jika perbandingan jantan : betina adalah
6 : 1, maka :
o Populasi jantan : 12.823 pohon
o Populasi betina : 64.100 pohon
Jika 1 kg benih ± 4.000 bibit, maka kebutuhan benih :
o Jantan ± 3,2 kg + 15 % sulam = 3,6 kg
o Betina ± 16 kg + 15 % sulam = 18,4 kg
Sebelum benih ditanam, siapkan BT2 600 ml + + 10 liter PGRP + 30 liter aquadest.
Rendam benih selama 2 jam sebelum ditanam.
Larutan tersebut selanjutnya dapat digunakan selama 4 jam atau 5 – 6 kali perendaman benih.
Air BT2 + PGPR sisa rendaman benih jangan dibuang, selanjutnya dipakai semprot saat tanam benih di lahan.
Untuk kelebihan benih dilanjutkan perlakuan persemaian sebagai persiapan bibit sulaman hingga maksimal usia
7 hst.
TEKNIK PENANAMAN
1. WAKTU DAN CARA TANAM : Mei-Juni-Juli (musim hujan selesai hingga memasuki kemarau) sangat baik sekali
untuk pemilihan menanam jagung karena potensi hasil panen paling optimum.
2. LUBANG TANAM DAN CARA TANAM : Lubang tanam ditugal dengan kedalaman 3 – 5 cm.
3. LAHAN TANPA OLAH TANAH (TOT) :
a. Lubang tanam ditugal dengan kedalaman 3 – 5 cm
b. Sebar benih lalu tutup dengan Pupuk Dasar Hayati sekitar 30 gr per lubang tanam.
c. Terakhir semprot dengan PGPR dosis 500 ml + sisa air BT2 & PGPR + 20 liter air = 1.250 m2.
d. Sisa air BT2 & PGPR dibagi rata luasan lahan yang ada.
Aplikasi PGPR total sebanyak 5 kali, yaitu pada usia : 0, 11, 33, 62, dan 80 hst
o Semprot PGPR secara merata pada pangkal batang.
o Waktu semprot dianjurkan pada sore hari.
o Dosis penyemprotan :
Usia 0 hst : 250 ml per 20 liter air per luas 1.250 m2.
Usia 11 hst : 1.500 ml per 20 liter air per luas 1.250 m2.
Usia 33 hst : 3.000 ml per 20 liter air per luas 1.250 m2.
Usia 62 hst : 3.000 ml per 20 liter air per luas 1.250 m2.