Anda di halaman 1dari 6

Dokumen Referensi

ASOSIASI REIKI SELURUH INDONESIA (ARSI)


"BIOENERGI UNTUK AWAM"
Edisi ke 2

STATUS DOKUMEN: DOKUMEN RESMI

KATA PENGANTAR

Sejak awal pendiriannya, ARSI telah mengartikan kata "Reiki" sebagai "Universal Life Force", akan tetapi
dalam perjalanannya, karena Reiki berasal dari bahasa Jepang, yang nota bene bersifat asing bagi
mayoritas masyarakat di Indonesia, pengertian tentang arti kata "Reiki" mengalami banyak penyempitan
dan kesalah-tafsiran, sehingga membuat ARSI serta berbagai lembaga yang mengembangkan Reiki
terkena dampak dari stigma buruk terhadap kata "Reiki" dan mengalami stagnasi, bahkan kemunduran.
Salah tafsir yang terjadi antara lain bahwa Reiki adalah "energi illahi" yang mampu mengatasi masalah
apapun "selama Tuhan mengizinkan"; Reiki adalah ilmu yang memanfaatkan jin; Reiki adalah teknik yang
diajarkan oleh Mikao Usui (benar, namun ini adalah penyempitan pengertian yang menghilangkan arti dari
kata itu sendiri). Masalah ini menjadi sedemikian berat dan berlarut-larut, sampai-sampai di sebagian
wilayah Indonesia, muncul himbauan dari pemuka-pemuka agama setempat agar umat mereka tidak
belajar "Reiki", yang dicurigai mengandung berbagai unsur negatif.

Untuk mengatasi masalah ini, di tahun 2013, Bidang Penelitian dan Pengembangan Keilmuan ARSI
(LitBang) mengusulkan untuk menggunakan istilah yang merupakan terjemahan dari kata "Life Force" /
"Ki", yang sudah menjadi kata serapan dalam bahasa Indonesia, yakni "Bioenergi". Pergantian istilah ini
pada awalnya mendapat tentangan keras dari beberapa pihak, namun mayoritas anggota ARSI pada saat
itu menyetujui dan mendukung pergantian istilah tersebut. Setelah berjalan lebih dari setahun, terbukti
bahwa istilah Bioenergi lebih akrab bagi masyarakat Indonesia pada umumnya, dan reaksi awal ketika
seseorang mendengar istilah tersebut hampir selalu positif, walau sebenarnya belum paham apa yang
dimaksud.

Dengan materi "Bioenergi Untuk Awam" edisi ke 1, ARSI telah berhasil melakukan sosialisasi tahap awal
tentang istilah Bioenergi dan pengertiannya, akan tetapi dari masukan-masukan yang diterima selama ini ,
diketahui bahwa sebagian dari kata-kata yang digunakan masih agak sulit dimengerti, serta penjelasan
yang diberikan belum cukup mendetil, sehingga LitBang memutuskan untuk membuat Edisi ke 2, dan kali
ini dalam proses penyusunannya menampung masukan-masukan dari semua stakeholder, terutama
masalah kesederhanaan bahasa dan kelengkapan isi.

Dalam Edisi ke 2 ini, juga disosialisasikan pergantian istilah "Praktisi" menjadi "Profesional", ini
dikarenakan istilah "Praktisi" mengandung pengertian "siapa saja yang menggunakan", sedangkan ARSI
jelas adalah asosiasi profesi, dan dengan sendirinya yang butuh menjadi anggota ARSI adalah orang-
orang yang sudah atau ingin berprofesi di bidang Bioenergi, dengan kata lain "Profesional di bidang
Bioenergi"; diharapkan pergantian istilah ini akan mendorong kemajuan profesionalisme ARSI dan
berbagai lembaga yang bergerak di bidang Bioenergi

Jakarta, Januari 2016

Ketua Bidang Penelitian dan Pengembangan Keilmuan ARSI


Irwan Effendi

DAFTAR ISI
I . TENTANG BIOENERGI
II . STRUKTUR BIOENERGI MANUSIA
III . JALUR-JALUR BIOENERGI DI TUBUH MANUSIA
IV . TRANSFER BIOENERGI
V . CARA KERJA BIOENERGI YANG DITERIMA TUBUH
VII. PENUTUP

TENTANG BIOENERGI

"BIO" artinya kehidupan.


Dalam lingkup dokumen ini, kehidupan secara sederhana didefinisikan sebagai "segala sesuatu yang
memiliki aktifitas sendiri, didalam dirinya sendiri". Jadi setiap sel tubuh yang masih aktif dianggap sebagai
suatu bentuk kehidupan, dan bumi juga dianggap sebagai suatu bentuk kehidupan, walau tidak
dikategorikan sebagai "makhluk hidup"

Makhluk hidup
Dalam lingkup dokumen ini, yang dianggap sebagai makhluk hidup adalah hewan dan tumbuhan;
manusia termasuk dalam kategori hewan, tepatnya hewan bertulang belakang.

BIOENERGI didefinisikan sebagai "energi yang dihasilkan atau digunakan secara langsung oleh makhluk
hidup".

Energi itu sendiri adalah suatu daya yang pada umumnya tidak kasat mata, dan hanya dapat terdeteksi
oleh perangkat yang sesuai; dalam hal ini Bioenergi sampai pada saat dokumen ini dibuat, hanya dapat
terdeteksi oleh tubuh makhluk hidup.

Sejauh ini telah diketahui bahwa Bioenergi pada hewan bertulang belakang sangat berbeda dengan
Bioenergi pada hewan yang tidak bertulang belakang, dan lebih mirip dengan Bioenergi tumbuhan berakar
tunggang. Demikian juga Bioenergi pada hewan yang tidak bertulang belakang lebih mirip dengan
Bioenergi tumbuhan berakar serabut. Sebagai akibatnya, Bioenergi yang ada pada diri manusia cukup
efektif bila digunakan terhadap hewan bertulang belakang seperti unggas, ikan, reptil dan lainnya, akan
tetapi tidak efektif bila digunakan terhadap hewan yang tidak bertulang belakang seperti serangga.

Agar tidak terlalu melebar, maka dokumen ini untuk selanjutnya hanya membahas tentang Bioenergi
sebagaimana terdapat pada manusia.

STRUKTUR BIOENERGI MANUSIA

Setiap aktifitas di dalam tubuh manusia membutuhkan energi, dan ini sudah berawal dari saat pertama
sekali proses pembentukan tubuh manusia, yakni saat bersatunya sel telur dengan sperma. Bioenergi
yang ada pada saat itu disebut sebagai Bioenergi Sistem Reproduksi dan digunakan dalam proses
pembelahan, pembentukan dan penghancuran sel-sel tubuh. Pusat produksi dan kendali Bioeneri Sistem
Reproduksi berada pada satu sel yang berfungsi sebagai sel induk dan penyimpan informasi genetik yang
lengkap. Sel ini dikenal dengan nama "Kundalini". Sebagai Bioenergi yang paling awal dimiliki oleh
manusia, kapasitas dan kekuatan Bioenergi Sistem Reproduksi mempengaruhi semua jenis Bioenergi
yang lain.
Setelah berkembang selama sekitar 3 minggu, jantung sudah mulai terbentuk dan mulai memompa darah.
Darah yang dipompa kemudian bertugas membawa nutrisi untuk membangun sel-sel baru, serta
mengangkut sel-sel yang rusak untuk didaur ulang. Aktifitas ini membutuhkan jenis Bioenergi yang
berbeda; Bioenergi ini disebut Bioenergi Sistem Peredaran Darah dan dihasilkan serta dikendalikan oleh
jantung.
Di sekitar minggu ke 7, kelenjar-kelenjar mulai berproduksi dan menghasilkan berbagai cairan termasuk
berbagai jenis hormon. Hormon-hormon ini kemudian merangsang terjadinya berbagai hal, dan ini
menggunakan Bioenergi sistem kelenjar, yang diproduksi dan dikendalikan oleh berbagai kelenjar hormon
Pada minggu ke 12 atau ke 13, janin mulai memiliki kesadaran dan otak serta jaringan syaraf mulai aktif
(di sebagian kebudayaan, dikatakan bahwa pada masa itu "roh" baru memasuki tubuh bayi). Proses ini
menghasilkan Bioenergi Sistem Pengendalian Mental dan Bioenergi Sistem Syaraf. Bioenergi Sistem
Pengendalian Mental diproduksi dan dikendalikan oleh daerah pusat otak yang dikenal dengan nama
"Cerebral Cortex", sedangkan Bioenergi Sistem Syaraf diproduksi dan dikendalikan oleh otak belakang
serta sumsum tulang belakang.
Memasuki minggu ke 16, janin akan mulai menggerakkan otot; aktifitas ini membutuhkan Bioenergi
Sistem Pencernaan, yang walau saat itu janin belum mencerna makanan sendiri, namun sistem tersebut
sudah mulai aktif.
Akhirnya pada minggu ke 24, paru-paru mulai berfungsi, dan walau masih sepenuhnya terisi cairan, paru-
paru sudah siap untuk memproduksi Bioenergi Sistem Pernafasan yang selanjutnya dibutuhkan untuk
menyerap oksigen dan melepaskan karbon dioksida. Bioenergi Sistem Pernafasan adalah Bioenergi jenis
terakhir yang diproduksi oleh tubuh, artinya pada usia janin 24 minggu, tubuhnya telah mampu
memproduksi semua jenis bioenergi yang dibutuhkan; itulah sebabnya bayi yang lahir prematur pada usia
kehamilan 24 minggu masih memiliki kesempatan untuk hidup.

Dengan demikian, ada 7 jenis Bioenergi yang diketahui diproduksi dan digunakan oleh manusia, yakni:

- Bioenergi Sistem Reproduksi,.


- Bioenergi Sistem Peredaran Darah.
- Bioenergi Sistem Kelenjar
- Bioenergi Sistem Pengendalian Mental
- Bioenergi Sistem Syaraf
- Bioenergi Sistem Pencernaan
- Bioenergi Sistem Pernafasan

JALUR-JALUR BIOENERGI DI TUBUH MANUSIA

Dengan adanya 7 jenis Bioenergi di tubuh manusia, yang masing-masingnya berfungsi di lokasi yang
tersebar di dalam tubuh, maka secara alami masing-masing jenis Bioenergi memiliki jalur-jalurnya sendiri.
Jalur yang terbentuk oleh Bioenergi itu sendiri dikenal dengan nama "Nadi" sedangkan jalur yang biasa
dilalui oleh Bioenergi di tubuh fisik dikenal dengan nama "Meridian"; jika dianalogikan dengan listrik, maka
arus listrik adalah Nadi bagi listrik sedangkan kabel-kabel adalah Meridian bagi listrik; walaupun
normalnya arus listrik merambat didalam kabel listrik, ada kalanya arus tersebut menyambar keluar dari
kabel listrik; demikian juga Bioenergi, walau normalnya Nadi berada di Meridian, ada kalanya Nadi berada
diluar Meridian.
Daerah tubuh yang memiliki Meridian terbanyak adalah di sepanjang jalur tulang belakang, maka dengan
sendirinya Nadi terbanyak juga berada disana. Kumpulan dari beberapa Nadi ini membentang mulai dari
tulang ekor dan mengikuti alur tulang belakang, seterusnya melalui otak sampai menembus beberapa cm
diatas kepala; kumpulan Nadi ini diklasifikasikan atas 3 kelompok, yakni bagian yang bersifat sejuk dan
dikenal dengan nama "Ida", bagian yang bersifat panas dan dikenal dengan nama "Pinggala", serta
bagian yang bersifat netral dan berada diantara keduanya, yang dikenal dengan nama "Sushumna".
Nadi-nadi yang ada, secara alami akan saling bersimpangan satu sama lainnya karena arah siklus
peredaran yang harus dilalui; ketika 2 Nadi atau lebih membentuk persimpangan, maka untuk memastikan
bahwa tidak ada Nadi yang terlibat yang terhenti untuk waktu lama, Nadi-nadi tersebut akan membentuk
"bundaran / pusaran" yang dikenal dengan nama "Cakra". Tingkat keaktifan (ukuran) Cakra dianggap
penting bagi manusia karena pada umumnya semakin rendah kecepatan aliran Bioenergi yang melalui
Cakra tersebut maka ukuran Cakra tersebu akan mengecil, dengan kata lain kecilnya Cakra merupakan
indikator berkurangnya pasokan Bioenergi ke bagian tubuh tertentu . Akan tetapi, Cakra bukanlah sesuatu
yang mutlak harus ada, karena bisa saja Nadi-nadi bergeser lokasinya sehingga menghasilkan kondisi
seperti "Underpass" dan "Flyover"; hanya saja, dalam kondisi rata-rata, untuk manusia yang kapasitas
Bioenerginya rata-rata, Nadi-nadinya yang bersimpangan akan otomatis membentuk Cakra, sehingga
dianggap penting untuk mengetahui lokasi dari Cakra-cakra yang terbentuk oleh Nadi-nadi utama.

Cakra Dasar
Lokasinya adalah disekitar pertemuan antara tulang ekor dengan tulang punggung. Cakra ini merupakan
indikator tingkat kepuasan seseorang terhadap terpenuhnya kebutuhan hidupnya yang paling mendasar,
yakni makanan dan istirahat.

Cakra Seks
Lokasinya adalah disekitar prostat bagi pria dan diantara kedua indung telur bagi wanita. Cakra ini
merupakan indikator tingkat kepuasan seseorang terhadap terpenuhnya kebutuhan sekundernya seperti
hiburan, pakaian dan sejenisnya

Cakra Solar Plexus


Lokasinya di daerah antara lambung dan liver. Cakra ini merupakan indikator tingkat kepuasan seseorang
terhadap keberhasilannya menempatkan dirinya pada posisi yang diinginkan dalam kehidupan, dengan
kata lain "apakah egonya terpuaskan"

Cakra Jantung
Lokasinya di daerah korona jantung. Cakra ini merupakan indikator kemampuan seseorang untuk
berempati pada lingkungannya.

Cakra Tenggorokan
Lokasinya di sekitar pangkal tulang leher. Cakra ini merupakan indikator dari kemampuan seseorang
untuk mengekspresikan dirinya sendiri melalui kata-kata dan bahasa tubuh

Cakra Ajna
Lokasinya berada di sekitar optical chiasm, yakni pertemuan antara syaraf mata kiri dan syaraf mata
kanan, di dalam otak. Cakra ini merupakan indikator tingkat kreatifitas seseorang.

Cakra Mahkota
Satu-satunya Cakra yang lokasi normalnya tidak berada di dalam tubuh, Cakra ini terletak di daerah
sekitar 12 cm diatas ubun-ubun. Cakra ini merupakan indikator atas kemampuan seseorang untuk berpikir
secara terbuka.

TRANSFER BIOENERGI ANTAR MANUSIA

Dalam ilmu fisika, semua jenis energi dikategorikan sebagai gelombang, dengan demikian semua jenis
Bioenergi juga adalah gelombang. Gelombang berpindah dari satu lokasi ke lokasi lain dengan 2 metoda,
yakni dengan merambat, atau dengan mempengaruhi kondisi disekitarnya. Contoh gelombang yang
berpindah dengan cara merambat adalah gelombang cahaya dan gelombang panas; sedangkan contoh
gelombang yang berpindah dengan cara mempengaruhi kondisi disekitarnya adalah gelombang gravitasi.
Berdasarkan cara perpindahan ini, maka hanya Bioenergi Sistem Peredaran Darah yang berpindah
dengan cara mempengaruhi kondisi disekitarnya; keenam jenis Bioenergi lainnya semuanya berpindah
dengan cara merambat.
Untuk jenis Bioenergi yang berpindah dengan cara merambat, proses transfer Bioenergi antar manusia
berawal dari peningkatan produksi Bioenergi tersebut di tubuh Donor, lalu Bioenergi tersebut dirambatkan
melalui jalur-jalurnya, kemudian keluar dari tubuh Donor. Tergantung dari jarak antara Donor dan Resipien,
Bioenergi yang keluar dari tubuh Donor bisa saja harus merambat melalui berbagai objek sebelum
mencapai tubuh Resipien; ini artinya jarak jangkauan gelombang Bioenergi sangat tergantung dari
kekuatan dan frekeuensinya. Berdasarkan jarak jangkauannya, Bioenergi Sistem Pencernaam, Pernafas
dan Kelenjar memiliki jarak jangkauan pendek, yakni maksimal sejauh beberapa ratus meter dan tidak
boleh ada objek penghalang; sedangkan Bioenergi Sistem Reproduksi, Pengendalian Mental dan Syaraf
memiliki jarak jangkauan panjang dan mampu melalui objek-objek penghalang.
Untuk Bioenergi Sistem Peredaran Darah, karena berpindahnya dengan cara mempengaruhi kondisi
disekitarnya, maka kurang tepat bila dikatakan memiliki jarak jangkauan; ini karena Donor harus
"mengenal" Resipien untuk dapat mempengaruhi sel-sel di tubuh pasien, kalau tidak berhasil
mempengaruhi maka Bioenergi jenis ini tidak bisa berpindah.
Selanjutnya setelah memasuki tubuh resipien, sel-sel di tubuh resipien akan memutuskan apakah
menerima atau menolak Bioenergi yang masuk tersebut. Bila tubuh pasien menolak, maka Bioenergi yang
ditolak akan didorong kembali keluar, dan ini akan menghasilkan penumpukan Bioenergi disekitar jalur
masuk Bioenergi tersebut; jika transfer terus menerus terjadi dan minimal sebagian dari Bioenergi yang
masuk ditolak, maka lama kelamaan akan terjadi penyebaran penumpukan Bioenergi, yang akan
menghasilkan rasa seakan-akan ada sesuatu yang menekan, atau perasaan gerah yang mengakibatkan
keluarnya keringat. Bila Bioenergi yang masuk diterima oleh sel-sel tubuh
Resipien, maka akan menghasilkan rasa seakan-akan ada sesuatu yang mengalir, atau perasaan hangat
yang nyaman, yang tidak mengakibatkan keluarnya keringat. Akan tetapi pada umumnya, dalam transfer
Bioenergi dari Donor ke Resipien, yang terjadi adalah sebagian diterima dan sebagian ditolak, karena
daya tampung sel-sel tubuh setiap orang terhadap Bioenergi berbeda-beda.
Khusus untuk Bioenergi Sistem Peredaran Darah, karena cara transfernya yang unik, Bioenergi yang tidak
diterima artinya tidak masuk sedangkan yang masuk artinya sudah diterima.

CARA KERJA BIOENERGI YANG DITERIMA TUBUH

Bioenergi yang diterima bisa bersifat netral atau bsa mengandung instruksi-instruksi tertentu, sama halnya
dengan pengiriman data antar komputer, dimana data yang diterima bisa berupa data biasa yang bersifat
netral, atau bisa berupa instruksi yang ditujukan kepada komputer penerima.
Bila Bioenergi yang diterima oleh Resipien mengandung instruksi-instruksi yang sesuai dengan sistem
tubuh dan kebutuhannya, maka sel-sel dan sistem tubuh Resipien akan mulai merespon dan
melaksanakan instruksi tersebut; contohnya bila Resipien sudah lelah bekerja, lalu menerima Bioenergi
Sistem Syaraf yang pada umumnya mengandung instruksi untuk tidur, maka tubuh Resipien akan mulai
merasa hangat dan nyaman, serta matanya mulai mengantuk.
Sebaliknya, bila Bioenergi yang diterima oleh Resipien mengandung instruksi-instruksi yang tidak sesuai
dengan sistem tubuh dan kebutuhannya, maka sel sel dan sistem tubuh Resipien akan berusaha
mengabaikan instruksi yang diterima; akan tetapi bila Bioenergi terus menerus masuk, pada akhirnya
akan membuat sel serta sistem tubuh Resipien mengalami stress, dan stress yang berkepanjangan akan
mengakibatkan kegagalan fungsi, Apabila kondisi seperti ini timbul akibat kelalaian dari seorang Donor
yang bertujuan melakukan terapi terhadap Resipien, maka kejadian ini dikategorikan sebagai
"Malpraktek", sedangkan apabila kondisi ini tiimbul akibat kesengajaan dari seorang Donor yang bertujuan
menyakiti Resipien, maka kejadian ini dikategorikan sebagai "Penyerangan" atau yang lazim dikenal
dengan istilah "Santet"
PENUTUP

Isi dokumen ini dibuat berdasarkan pengetahuan yang dimiliki pada saat dokumen ini dibuat, dengan
demikian tida tertutup kemungkinan adanya kesalahan pada informasi yang diberikan dalam dokumen ini.
Apabila anda mengetahui adanya kesalahan informasi dan dapat memberikan bukti-bukti pendukung
tentang informasi yang benar, silahkan menghubungi bidang LitBang ARSI lewat Facebook Group ARSI
atau lewat email ke litbang@arsi.web.id
Apabila anda tertarik untuk mempelajari lebih jauh tentang Bioenergi setelah membaca dokumen ini, anda
dipersilahkan untuk menghubungi pelatih yang domisilinya terdekat dengan anda.

Anda mungkin juga menyukai